Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
berupa benefit atau paket (compensated) jika terjadi kerugian tertentu (specified loss)
akibat suatu resiko seperti kecelakaan (termasuk resiko sakit) (Thabrany, 1999).
dilakukan pengelolaan dana yang berasal dari iuran teratur peserta untuk membiayai
masyarakat yang biayanya dipikul bersama oleh masyarakat melalui sistem kontribusi
datang.
kesejahteraan
10
Universitas Sumatera Utara
11
Asuransi Kesehatan
Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) yang telah dikenal berusaha diterapkan sesuai
yang harus dilayani baik sakit/tidak sakit. Dalam sistem kapitasi, pembayaran
Tarif paket adalah suatu bentuk imbalan jasa pada PPK yang diberikan
diterapkannya tarif paket, maka juga terbuka upaya efisiensi melalui insentif
Universitas Sumatera Utara
12
bermakna.
tarif paket untuk Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), Rawat Jalan Tingkat
Lanjutan (RJTL) serta tarif paket Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL),.
secara riil diperlukan atau berdasar jumlah peserta (kapitasi). Askes telah
menerapkan sisitem ini di Medan pada dua rumah sakit swasta. Ternyata
penyelenggaraan administrasi.
Adalah suatu sistem pemberian imbalan jasa pelayanan pada PPK yang
Konsep DRG’S ini juga telah dilaksanakan untuk pelayanan kesehatan pasien
dilaksanakan pada 15 Rumah Sakit Pilot Project dan mulai Januari 2009
Universitas Sumatera Utara
13
Konsep iur biaya adalah suatu konsep pemberian imbalan jasa pada PPK,
pelayanan kesehatan (user fee). Konsep iur biaya dapat berupa deductible yaitu
tertentu atau co payment, apabila pasien membayar sebagian pada setiap jasa
berbagai pertimbangan, baik jenis pelayanan, aspek sosial serta (bahkan) politis
Bentuk klasik Asuransi Kesehatan terdiri dari tiga pihak (third party) yang
a. Peserta (client)
Yang dimaksud dengan peserta adalah mereka yang terdaftar sebagai anggota,
dibutuhkan peserta.
Universitas Sumatera Utara
14
Menurut Sutopo (2009) yang mengutip pendapat Azwar, Azrul (1996) hubungan
Peserta
Premi Pelayanan
Imbalan Jasa
calon PNS, pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan PNS, pensiunan PNS di
Universitas Sumatera Utara
15
Anggota Keluarga adalah isteri atau suami dan anak yang sah dan atau anak
angkat dari peserta yang dapat tunjangan keluarga sebagaimana diatur dalam
tahun, belum menikah, belum berpenghasilan dan masih menjadi tanggungan peserta
atau sampai usia 25 tahun bagi yang masih mengikuti pendidikan formal. Jumlah
anak yang ditanggung adalah 2 (dua) anak (Keppres No. 16 Tahun 1994).
(Persero) antara lain : 1) Fasilitas Pelayanan kesehatan Dasar yaitu Puskesmas dan
Jiwa, Kusta dll), c) Rumah Sakit milik TNI/POLRI, d) Rumah sakit Swasta, e) Unit
Khusus (BP paru, BP mata dll), i) Laboratorium Kesehatan (PT Askes (Persero),
2008).
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik salah satu satu sarana kesehatan
pelayanan kesehatan (PPK), dalam pelaksanaannya membuat satu kerja sama yang
Universitas Sumatera Utara
16
Medan dengan Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik tentang pelayanan
kesehatan bagi peserta askes wajib. Kesepakatan tersebut menyangkut antara lain
defenisi dan pengertian, maksud dan tujuan, ruang lingkup pelayanan, hak dan
kewajiban, tarif pelayanan kesehatan, tata cara pengajuan tagihan dan pembayaran,
jangka waktu perjanjian (Perjanjian kerja sama RS dengan PT. Askes, 2008).
Pelayanan yang diberikan RSUP H. Adam Malik berupa pelayanan rawat jalan
pelayanan transfusi darah, pelayanan obat, pelayanan alat kesehatan, pelayanan cuci
darah.
menurut Kotler (2002), tarif atau price adalah harga dalam nilai uang yang harus
dibayar oleh konsumen untuk memperoleh atau mengkomsumsi suatu komoditi, yaitu
Universitas Sumatera Utara
17
komsumsi yang lain dan bahkan melampaui angka-angka inflasi. Rumah sakit juga
rumah sakit yang wajar dan syukur dapat murah. Sumber biaya rumah sakit berasal
dari pemerintah semakin berkurang, sebagian besar pendapatan rumah sakit bukan
berasal dari pemerintah tetapi dari pasien yang dilayani. Biaya kesehatan di Indonesia
30 % berasal dari pemerintah melalui APBN, dan APBD, 70 % berasal dari swasta
dan biaya yang berasal dari swasta ini dapat berasal dari pengeluaran langsung dari
saku masyarakat (direct payment out of pocket) pada waktu mereka jatuh sakit
Tarif rumah sakit adalah harga komponen atau kegiatan yang dibebankan
kepada masyarakat sebagai imbalan atas pelayanan yang diterima dari rumah sakit
(Djojodibroto, 1997). Tarif pada rumah sakit pemerintah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan atas usulan rumah sakit untuk rumah sakit vertikal, sedang untuk rumah
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Besarnya tarif yang ditetapkan pada sebuah
rumah sakit untuk pelayanan berpijak pada berbagai faktor, dimana untuk organisasi
non profit biasanya tarifnya lebih rendah dari organisasi profit. Kebijaksanaan
Universitas Sumatera Utara
18
3. Tarif Rumah Sakit tidak dimaksudkan untuk mencari laba dan ditetapkan
4. Tarif Rumah Sakit untuk golongan masyarakat yang pembayarannya dijamin oleh
pihak penjamin, ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu ikatan
perjanjian tertulis.
5. Tarif Rumah Sakit diperhitungkan atas dasar unit cost dengan memperhatikan
6. Tarif pelayanan bagi orang asing dan tarif general check up ditetapkan oleh
7. Besaran tarif untuk pelayanan rawat jalan dan rawat inap kelas III A dan Kelas III
Universitas Sumatera Utara
19
8. Besaran tarif untuk rawat inap kelas II, I dan Utama, ditetapkan oleh Direktur
1. Biaya Satuan
diperoleh informasi biaya satuan rumah sakit. Informasi biaya satuan juga dapat
dimanfaatkan untuk menilai skala ekonomis produk yang dihasilkan. Suatu proses
dimiliki hanya bila tidak lagi dimungkinkan untuk menurunkan biaya satuan
tersebut. Secara teoritis semakin besar output semakin rendah biaya satuan,
sampai batas tertentu karena bila tingkat pelayanan terus ditingkatkan, maka
Analisis penetapan tarif yang berdasarkan atas biaya satuan aktual mungkin
implikasinya adalah tarif yang terlalu tinggi. Atau sebaliknya, rumah sakit
sarana prasarana tambahan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu pula dihitung
Universitas Sumatera Utara
20
Meskipun pada suatu rumah sakit bersifat non profit, tarif yang ditetapkan
tidak harus sama besar dengan biaya satuan karena bagaimanapun juga rumah
sakit tersebut harus tetap survive disamping kebutuhan untuk pengembangan serta
penggantian peralatan dan fasilitas, adanya peningkatan biaya akibat inflasi dan
penting yang perlu diperhatikan dalam penyesuaian tarif, dimana rumah sakit
yang terdiri dari berbagai unit produksi memiliki potensi yang berbeda dengan
rumah sakit lain (misalnya dalam hal produk unggulannya atau revenue center
nya) atau memiliki kombinasi faktor produksi yang berbeda dengan rumah sakit
lain (dalam hal tenaga, fasilitas, kapasitas produksi dan lain-lain) yang akan
konsumen.
Dalam satu rumah sakit akan terdapat berbagai unit yang tingkat pelayanan
rendah, jumlah output layanan rendah dan lain-lain) relatif sulit untuk
analisis kebijakan penentuan tarif suatu rumah sakit, perlu pula dipertimbangkan
Universitas Sumatera Utara
21
dengan merelokasi jumlah tempat tidur dari kelas tertentu yang kurang diminati
dengan tujuan fungsi sosial melayani kelompok masyarakat yang tidak mampu
merupakan unit-unit yang perlu disubsidi. Unit lain yang potensial (revenue
melalui penetapan tarif sehingga dapat menutupi subsidi kelas III (subsidi silang)
berapa persen biaya investasi, biaya operasional, dan lain-lain. Atas dasar ini
Kesehatan. 1999)
melihat ATP (Ability To Pay) serta WTP (Willingness To Pay) masyarakat. Bila
selama ini rendah, maka sulit bagi rumah sakit untuk meningkatkan tarifnya.
Universitas Sumatera Utara
22
dari besarnya pengeluaran untuk hal-hal yang non primer seperti rokok, rekreasi
dll.) sementara untuk kesehatan relatif masih rendah, maka dapat diharapkan
4. Elastisitas
dalam nilai “e” (elastisitas). Bila rumah sakit mempunyai pengalaman perubahan
tarif dan mempunyai data pendukung, angka jumlah kunjungan sebelum dan
% perubahan Q (output)
E=
% perubahan P (Tarif)
Elastisitas bermanfaat untuk memprediksi kemungkinan penurunan jumlah output
Untuk pelayanan yang bersifat gawat darurat, seperti misalnya pelayanan sakit
Sifat tersebut sama dengan komoditi kebutuhan pokok seperti kebutuhan akan
masyarakat, rumah sakit perlu juga membandingkan tarif pelayanan pesaing yang
setara, misalnya tarif poliklinik swasta, praktek bidan swasta, tarif dokter praktek,
Universitas Sumatera Utara
23
tarif rawat inap rumah sakit swasta di daerah sekitarnya. Faktor penting untuk
dengan pesaing yang memiliki tarif serupa namun pelayanan berbeda (FKM UI,
1998).
mempengaruhi setiap hubungan seluruh pihak yang terkait yaitu pelaku, pembeli dan
berbagai sistem pelayanan kesehatan, dengan tujuan untuk memperoleh efisiensi dan
mutu pelayanan kesehatan yang baik. PT. Askes (Persero) sebagai badan
merupakan asuransi sosial yang diikuti oleh seluruh pegawai negeri dan pensiunan
pegawai negeri sipil dan anggota veteran. Hubungan pembeli, pelaku dan konsumen
pelayanan diatur oleh pemerintah. Besarnya premi yang harus dibayar oleh peserta
Sistem pembayaran PT. Askes (Persero) kepada Rumah Sakit bagi peserta
wajib diatur oleh pemerintah dengan sistem tarif paket, yang tertuang dalam
tentang Tarif Pelayanan Kesehatan bagi peserta PT. Askes (Persero) dan anggota
Universitas Sumatera Utara
24
besaran maksimum dan tarif yang diberlakukan untuk tiap rumah sakit ditetapkan atas
dasar kesepakatan bersama antara pihak rumah sakit dengan PT. Askes (Persero)
Tarif paket merupakan salah satu bentuk dari tarif kontrak (cost type
contract). Secara teoritis tarif kontrak adalah harga yang disetujui atas suatu produk
atau jasa dimana unsurnya meliputi biaya penuh (full cost) dan laba ditetapkan oleh
produsen. Dengan kata lain, dengan tarif paket antara produsen dengan konsumen
atau pihak-pihak yang mewakilinya. Menurut SK Menkes tersebut biaya rawat inap
ditetapkan berdasarkan tarif paket perawatan perhari rawat dan tarif luar paket.,
meliputi jasa sarana dan jasa pelayanan. Jasa sarana merupakan biaya penggunaan
sarana, fasilitas Rumah Sakit, obat standar, akomodasi, bahan dan alat kesehatan
rehabilitasi medis dan atau pelayanan medis lainnya. Jasa pelayanan meliputi biaya
dan atau pelayanan medis lainnya, serta untuk pelaksanaan administrasi pelayanan..
Besaran tarif paket rawat inap ditetapkan sesuai dengan Kelas Rumah Sakit.
peserta dan atau anggota keluarga, yang dibayarkan kepada fasilias kesehatan yang
bekerjasama dengan PT. Askes (Persero). Besaran iur biaya ditetapkan bersama
antara PT. Askes (Persero) dengan fasilitas kesehatan (PT. Askes (Persero), 2008).
Universitas Sumatera Utara
25
Efisiensi biaya dari sisi demand adalah memberlakukan iur biaya (cost
sharing). Motivasi dibalik penerapan iur biaya adalah asumsi bahwa demand yang
tinggi atas layanan kesehatan merupakan penyebab utama tingginya biaya kesehatan.
Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang meningkat dan akses informasi yang
kemungkinan terjadinya moral hazard, penggunaan jasa yang tidak dibutuhkan dan
Tujuan iur biaya adalah agar masyarakat bertindak rasional dan terhindar dari
moral hazard. Namun, iur biaya yang melampaui batas kemampuan peserta dapat
menjadi paradok dari prinsip asuransi kesehatan yang memproteksi penduduk dari
Chusnun, Suwondo, 2007 menyebutkan bahwa peserta wajib PT. Askes (Persero)
melaporkan hasil studi Rand menunjukkan cost sharing terjadinya penurunan utilisasi
Eropa telah menerapkan besaran iur biaya yang berbeda untuk segmen sosio ekonomi
Universitas Sumatera Utara
26
Iur biaya yang lazim digunakan ada 3 model, yaitu deductible, co-payment dan co-
1) Model Deductible
kemudian selebihnya akan dibayar oleh perusahaan asuransi. Cara ini menggeser
biaya dari pihak penjamin ke pihak tertanggung.. Cara ini juga akan merangsang
rendah. Tujuan penetapan deductible ini untuk menghindari klaim yang kecil-
kecil sehingga biaya administrasi premi bisa lebih rendah dan mencegah
2) Model Co-payment.
persentase dari total biaya pada setiap kejadian sakit/resiko dan perusahaan akan
membayar sisanya. Cara ini dapat mendorong peserta untuk meminimalkan biaya
3) Model co-insurance
Artinya resiko biaya tambahan yang timbul akibat penggunaan pelayanan tidak
agar menjadi resiko kelompok. Model yang terakhir inilah yang menjamin
prinsip-prinsip keadilan.
Universitas Sumatera Utara
27
Dengan adanya peningkatan harga obat, bahan dan alat habis pakai serta
pelayanan kesehatan lainnya yang sangat drastis sebagai akibat depresiasi nilai
rupiah, iur biaya merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Iur biaya
mutu pelayanan, membantu pembiayaan rumah sakit dan memberi kepastian biaya
kepada peserta Askes. Namun sistem ini juga mempunyai kerugian atau segi negatif
Menurut Sutopo (2009) pada dasarnya penerapan kebijakan iur biaya tidak
a. Iur biaya yang ditetapkan harus menimbulkan rasa keadilan bagi peserta asuransi.
Sesungguhnya dengan iur biaya bagi peserta asuransi dapat menumbuhkan rasa
menggunakan haknya. Oleh sebab itu, dari aspek iur biaya merupakan alat yang
b. Iur biaya tidak boleh berakibat menjadi penghalang seorang peserta untuk
oleh pihak penjamin, oleh karena peserta tidak mampu membayar iur biaya.
Besarnya iur biaya harus masih dalam batas-batas kemampuan dan kemauan
Universitas Sumatera Utara
28
c. Iur biaya dalam jumlah tertentu dapat mengurangi sedikit prinsip ketidakpastian
pelayanan kesehatan. Iur biaya yang terlalu kecil justru tidak akan mencapai
tujuan efisiensi. Sementara iur biaya yang tinggi akan menjadi beban bagi peserta
Konsep iur biaya ini juga sudah diterapkan PT. Askes (Persero) dengan
RSUP H. Adam Malik yang dicantumkan dalam perjanjian kerja sama. Iur biaya yang
pelaksanaannya bukan murni selisih tarif tapi 50 % dari selisih tarif yang dibebankan
Peserta Askes yang tidak menggunakan fasilitas pelayanan sesuai dengan kelasnya
maka selisih biaya yang timbul dari pelayanan akan dibebankan ke peserta Askes.
Pada gambar 2.2 terlihat alur pembuatan kesepakatan kerja sama antara
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dengan PT. Askes (Persero).
Universitas Sumatera Utara
29
Tarif
Kesepakatan
kepuasan pelanggan/pasien adalah salah satu hasil yang diinginkan dari perawatan di
Day (dalam Tse dan Wilton, 1988) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah
sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan
Universitas Sumatera Utara
30
emosional pada evaluasi terhadap pengalaman komsumsi suatu produk atau jasa.
atau suatu organisasi, maka hanya merekalah yang dapat menentukan kualitasnya
seperti apa dan hanya mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana
kebutuhan mereka. Hal inilah yang menyebabkan slogan gerakan kualitas yang
populer berbunyi ”kualitas dimulai dari pelanggan”. Setiap orang dalam perusahaan
harus bekerja dengan pelanggan internal dan eksternal untuk menentukan kebutuhan
penyedia jasa pelayanan memiliki suatu sistim manajemen kualitas yang diterapkan
yang meliputi metode untuk mengukur kepuasan pelanggan. (Kuisma M, 2002 dan
Chinglin H, 2004).
kesehatan, maka disepakati yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah
rasa puas pada diri setiap pasien. Sama halnya dengan kebutuhan dan tuntutan, makin
Universitas Sumatera Utara
31
sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan (Azwar,
1996).
Secara luas telah diterima bahwa pengertian mutu berkaitan dengan kepuasan
ini telah diterima secara luas, namun penerapannya dalam pelayanan kesehatan
tidaklah semudah yang diperkirakan. Masalah pokok yang ditemukan ialah karena
kepuasan tersebut ternyata bersifat subjektif. Ini tergantung dari latar belakang yang
dimilikinya, dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang berbeda meskipun sama-sama
memanfaatkan satu macam pelayanan kesehatan yang sama. Di samping, sering pula
namun karena penyelenggaraannya tidak sesuai dengan standar dan atau etika profesi
yang telah disepakati bersama, sulit disebut sebagai palayanan kesehatan yang
bermutu.
Dalam hal ini aspek komunikasi memegang peranan penting karena pelayanan
2. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Sikap ini akan
menyetuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan
pasien (complience).
3. Biaya (cost). Tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral
hazard bagi pasien dan keluarganya. Sikap kurang peduli (ignorance) pasien dan
Universitas Sumatera Utara
32
Akibatnya biaya perawatan menjadi mahal. Informasi terbatas yang dimiliki oleh
pihak pasien dan keluarganya tentang perawatan yang diterima dapat menjadi
sumber keluhan pasien. Sistem Asuransi kesehatan akan dapat mengatasi masalah
biaya kesehatan.
ruangan (tangibility).
Ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter termasuk pada faktor ini.
perawatan.
(responsiveness).
peserta dan atau anggota keluarga, yang dibayarkan kepada fasilias kesehatan yang
bekerjasama dengan PT. Askes (Persero). Besaran iur biaya ditetapkan bersama
antara PT. Askes (Persero) dengan fasilitas kesehatan. (PT. Askes (Persero), 2008).
Konsep iur biaya ini juga sudah diterapkan PT. Askes (Persero) dengan
RSUP H. Adam Malik yang dicantumkan dalam perjanjian kerja sama. Iur biaya yang
Universitas Sumatera Utara
33
bukan murni selisih tarif tapi 50 % dari selisih tarif yang dibebankan ke peserta Askes
dengan harapannya.
Dalam hal ini aspek komunikasi memegang peranan penting karena pelayanan
2. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Sikap ini akan
menyetuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan
pasien (complience).
3. Biaya (cost). Tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber moral
hazard bagi pasien dan keluarganya. Sikap kurang peduli (ignorance) pasien dan
Akibatnya biaya perawatan menjadi mahal. Informasi terbatas yang dimiliki oleh
pihak pasien dan keluarganya tentang perawatan yang diterima dapat menjadi
Universitas Sumatera Utara
34
sumber keluhan pasien. Sistem Asuransi kesehatan akan dapat mengatasi masalah
biaya kesehatan.
ruangan (tangibility).
Ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter termasuk pada faktor ini.
perawatan.
(responsiveness).
Askes rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik belum pernah
selisih tarif rawat nginap purnawirawan menurut tarif askes dan tarif rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
35
Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa selisih tarif perawatan untuk rawat
kurangnya atau hilangnya berkas atau bagian berkas tagihan akan berkurang pula
dipengaruhi oleh pelayanan paket askes atau non paket juga tergantung kelas
kemauan membayar (WTP) iur biaya pelayanan rawat inap peserta Askes wajib di
research dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas: iur biaya pelayanan
akomodasi, iur biaya tindakan pelayanan, iur biaya pelayanan obat dan variable
kepegawaian (p=0,54). Namun ada hubungan yang signifikan antara iur biaya
pelayanan akomodasi (p=0,01), iur biaya tindakan pelayanan (p=0,01), iur biaya
pelayanan obat (p=0,01) terhadap kemauan membayar iur biaya rawat inap.
Untuk persepsi peserta, tidak ada hubungan yang signifikan dengan kemauan
Universitas Sumatera Utara
36
kepuasan peserta PT. Askes terhadap kebijakan iur biaya di pelayanan rawat inap
pengetahuan tentang iur biaya, sikap, kepuasan tentang iur biaya dan variable
terikat: kebijakan iur biaya. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan tentang iur biaya cukup sebanyak 56,5%, sikap tentang iur biaya
cukup sebanyak 65,9% dan kepuasan terhadap kebijakan iur biaya yang puas
sebanyak 64,7%. Hasil uji hubungan umur, jenis kelamin, pendidikan tidak ada
biaya dan sikap tentang iur biaya ada hubungan dengan kepuasan peserta PT.
Askes terhadap kebijakan iur biaya di pelayanan rawat inap RSU Dr. Agoesdjam
Kabupaten Ketapang.
Universitas Sumatera Utara
37
Bertolak dari konsep pemikiran tersebut, maka yang akan diteliti adalah iur
biaya pelayanan kesehatan (iur biaya operasi, iur biaya pelayanan laboratorium, iur
biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan)
sebagai variabel bebas dan Kepuasan Pasien (pemahaman, empati, biaya, tangibility,
Universitas Sumatera Utara