Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Franky (XC-19)
Kevin ( XC-20)
Patrick (XC-30)
Raditya (XC-33)
SMA KANISIUS
JAKARTA
2008
HALAMAN PENGESAHAN
N. Widi Wahyono
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan
fakta pada karya tulis ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua
hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki
keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga
kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami
akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya
dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet
pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi
muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang
sebagai bahan baku makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas
serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan,
sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.
Penulis
HALAMAN MOTTO
Motto yang kami pegang dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :
“ORA ET LABORA”
HALAMAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan………………………………………………………… 1
Kata Pengantar………………………………………………………………… 2
Halaman Motto…………………………………………………………………. 3
Halaman Persembahan………………………………………………………. 4
Daftar Isi………………………………………………………………...………… 5
Abstraksi……………………………………...………………………………….. 6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 7
1.2 Pembatasan Masalah……………………………………….…………….. 7
1.3 Perumusan Masalah………………………………………………….…… 8
1.4 Tujuan Penulisan……………………………………………..……………. 8
1.5 Metode Penelitian………….………………………………………………. 9
1.6 Hipotesa…………………....…………………………………………………. 9
1.7 Manfaat…………....………………………………………………………….. 9
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………… 11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian…………….……………………………………………… 14
3.2 Sumber Data…………………………………………………………… …. 14
3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………… 14
3.4 Teknik Analisis Data…………………………………………………… . 15
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Boraks dan Formalin…………………………………… . 16
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan… 16
4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks 18
4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks
dan formalin di Indonesia………………………………………………… 21
BAB V PENUTUP……………………………………………..…………………. 23
BAB VI DAFTAR PUSTAKA……………………… ………………………… 25
ABSTRAKSI
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan
boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Di mana kedua bahan tersebut
sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus
dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan
bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup
serius dan menjadi suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai
pihak terutama pemerintah.
Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak
memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada
pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin
serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin. Berbagai solusi kami tuliskan
di sini. Tetapi solusi tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat
dan ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak
dapat diselesaikan dengan baik. Karena masalah ini harus kembali lagi kepada
masyarakatnya yang terlibat langsung.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat.
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan
diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan
efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan
kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam
pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu
masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan
hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu,
kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang
seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan
pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai
desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.
Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi
menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu
merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari
penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga
menyebabkan kematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin
dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat
digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan
berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta
bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi
lagi.
1 Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau
formalin pada pangan yang diproduksinya?
2 Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada
proses pembuatannya?
3 Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau
formalin?
4 Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5 Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini
supaya dapat dibasmi secara tuntas?
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di
mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi
pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada
tujuan yang telah ada.
1.6 Hipotesa
1 Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk
industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal
lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses
pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai
gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang
berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat
menyebabkan kanker bahkan kematian.
4 Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan
formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah
kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih
sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan
memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.
1.7 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai
pengawet sehingga dapat menghindarinya.
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk
pangan.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari
penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin
dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data dan teknik analisa data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud dengan
penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai
dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang
satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan
landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi
penelitian yang benar dan tepat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan
boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks
dan formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya.
1. Jawaban A : 45%
2. Jawaban B : 5%
3. Jawaban C :50%
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu
atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.
Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh
kita?
a. Formalin
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika
digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala
diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan
mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :
· Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala,
kanker paru-paru.
· Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
· Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
· Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati,
kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
b. Boraks
Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya
berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
· Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
· Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia
karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat
formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari
makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang
mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam
makanan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti,
tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan
formalin.
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan
boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui
secara pasti.
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi
sasaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun
2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan
formalin.
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan
boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
Ø Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin,
pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
Ø Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti
mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat
undang-undang mengenai boraks dan formalin.
Ø Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila
sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
Ø Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan
penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang
berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin
pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan
formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net