Professional Documents
Culture Documents
Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata ‘tawakala’ yang memiliki arti; menyerahkan,
mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal adalah
seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada
Allah SWT.
Tawakal merupakan aktivias hati, artinya tawakal itu merupakan perbuatan yang dilakukan oleh
hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota
tubuh. Dan tawakal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan. (Al-Jauzi/
Tahdzib Madarijis Salikin, tt : 337)
Derajat Tawakal
Tawakal merupakan gabungan berbagai unsur yang menjadi satu, dimana tawakal tidak dapat
terealisasikan tanpa adanya unsur-unsur tersebut. Unsur-unsur ini juga merupakan derajat dari
tawakal itu sendiri:
1. Ma’rifat kepada Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya minimal meliputi tentang
kekuasaan-Nya keagungan-Nya, keluasan ilmu-Nya, keluasan kekayaan-Nya, bahwa segala
urusan akan kembali pada-Nya, dan segala sesuatu terjadi karena kehendak-Nya, dsb.
2. Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha. Karena siapa yang menafikan
keharusan adanya usaha, maka tawakalnya tidak benar sama sekali. Seperti seseorang yang ingin
pergi haji, kemudian dia hanya duduk di rumahnya, maka sampai kapanpun ia tidak akan pernah
sampai ke Mekah. Namun hendaknya ia memulai dengan menabung, kemudian pergi kesana
denan kendaraan yang dapat menyampaikannya ke tujuannya tersebut.
3. Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali, yaitu Allah
SWT. Karena tawakal memang harus disertai dengan keyakinan akan ketauhidan Allah. Jika hati
memiliki ikatan kesyirikan-kesyirikan dengan sesuatu selain Allah, maka batallah
ketawakalannya.
4. Menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, dan menjadikan situasi bahwa hati
yang tenang hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya. Hal ini seperti kondisi seorang bayi,
yang hanya bisa tenang dan tentram bila berada di susuan ibunya. Demikian juga seorang hamba
yang bertawakal, dia hanya akan bisa tenang dan tentram jika berada di ‘susuan’ Allah SWT.
5. Derajat tawakal yang kelimana adalah : Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah
SWT. Karena tidak mungkin seseorang bertawakal terhadap sesuatu yang dia bersu’udzan
kepadanya. Tawakal hanya dapat dilakukan terhadap sesuatu yang dihusndzani dan yang
diharapkannya.
6. Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT. Karena orang yang bertawakal harus
sepenuh hatinya menyerahkan segala sesuatu terhadap yang ditawakali. Tawakal tidak akan
mungkin terjadi, jika tidak dengan sepenuh hati memasrahkan hatinya kepada Allah.
7. Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada
Allah SWT. Dan hal inilah yang merupakan hakekat dari tawakal. Allah SWT berfirman: (QS.
40 : 44)
Taubat
Asal makna taubat adalah kembali dari kesalahan dan dosa kepada keta'atan.
Orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari perbuatan maksiat menuju
perbuatan ta'at. Seseorang dikatakan bertaubat jika ia mengakui dosa - dosanya, menyesal,
berhenti dan berusaha tidak mengulangi perbuatannya.
Taubat merupakan fardbu 'ain yang harus dilakukan setiap muslim dan muslimah.
Perintah taubat merupakan perintah wajib yang harus segera dilaksanakan sebelum ajal tiba.
Allah berfirman (artinya): "8ertaubatlah Kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung. "(An Nur: 31)
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang benar
(Ikhlas). "(AtTahrim: 8)
Syarat-syarat Taubat.
Para ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang diterima Allah, sbb:
1. Orang yang berbuat dosa itu harus berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat yang selama ini ia
lakukan.
2. Dia harus menyesali perbuatan tersebut.
3. Dia harus berazam (mempunyai tekad bulat) tidak mengulangi perbuatan itu. Jika perbuatan
dosa itu ada hubungannya dengan orang lain maka di samping tiga syarat terdahulu, ada satu
syarat lagi yaitu:
4. Harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan. Jika yang dirugikan itu hartanya
maka harta itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat maka dia harus minta maaf.
Demikian seterusnya. Di samping syarat-syarat tersebut diatas, orang yang bertaubat dianjurkan
melakukan shalat dua raka'at. Shalat ini dikenal dengan nama shalat taubat.
Dalilnya, lihat hadits hasan riwayat At Tirmidzi, no. 404, Ahmad 1:10, Abu Daud dan Ibnu
Majah )
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen
sebagai berikut:
terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
adanya nodul satelit pada kulit payudara;
kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
terdapat model parasternal;
terdapat nodul supraklavikula;
adanya edema lengan;
adanya metastase jauh;
serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit
terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan
kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.