You are on page 1of 13

MAN 14 JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

MADRASAH ALIYAH NEGERI 14


JL. MADRASAH, PEKAYON, PASAR REBO
JAKARTA TIMUR
I.1. Pendahuluan

Peraturan akademik MAN 14 Jakarta merupakan prosedur operasional standar


pelaksanaan pembelajaran MAN 14 Jakarta disusun untuk dapat digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan di MAN 14 Jakarta. Standar operasional ini disusun berdasarkan
visi dan misi madrasah, sehingga visi dan madrasah mewujud dalam pelaksananaan
pendidikan MAN 14 Jakarta.

I.2. Sistem Pembelajaran


Sistem pembelajaran dalam rangka pengembangan kurikulum untuk tahun pelajaran
2009/2010 diarahkan pada pengelolaan waktu pembelajaran, pengembangan metode
pembelajaran serta pengembangan mata pelajaran serumpun sehingga memiliki kesamaan
orientasi. Pengelolaan waktu pembelajaran dimaksudkan untuk optimalisasi waktu belajar di
ruang kelas, pengelolaan jam pengayaan, jam matrikulasi dan jam remedial. Sedangkan
pengembangan metode pembelajaran dan pengembangan untuk kesamaan orientasi mata
pelajaran serumpun dimaksudkan untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan metode pembelajaran di kelas. Dalam hal ini, madrasah akan
mengembangkan kegiatan lesson study, workshop, pengaktifan KKG dan pelatihan-pelatihan
untuk mendukung pengembangan metode pembelajaran.
A. Pengelolaan Program Pembelajaran
Pengelolaan program pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan alur sistematika
materi. Jika memungkinkan setiap mata pelajaran melakukan rekonstrukis ulang alur
materi kurikulum.
B. Program matrikulasi
Program matrikulasi adalah matrikulasi agama Islam khususnya kemampuan baca tulis
Qur’an dan kemampuan dasar agama Islam yang diperuntukkan untuk siswa klas X.
Program matrikulasi ini bertujuan untuk menyamakan kompetensi siswa madrasah di
bidang baca tulis Qur’aan. Program matrikulasi ini dipilih karena selain dari MTs dan
pesantren cukup banyak siswa MAN 14 yang berasal dari SMP.
C. Program remedial
Program remedial dilakukan pada siswa yang belum mencapai standar ketuntasan
minimal. Guru dapat melakukan beberapa cara untuk melaksanakan kegiatan remedial,
yaitu:
 Pemberian tugas
 Pembelajaran ulang
 Pemberian bimbingan belajar khusus
 Pembelajaran tutor sebaya (dengan teman), instrumen pembelajaran dari guru.
Semua kegiatan remedial tersebut harus diakhiri dengan ujian (tes remedial).
D. Program Pengayaan
Program pengayaan merupakan bentuk kegiatan pembelajaran untuk member penguatan
pada kompetensi bidang studi tertentu. Program ini diberikan kepada siswa yang telah
memenuhi kompetensi minimal.

I.2. Ketentuan Kehadiran Peserta Didik Mengikuti Pelajaran dan Tugas Guru

a. Ketentuan Kehadiran Peserta Didik Mengikuti Pelajaran


Mengikuti kegiatan tatap muka pembelajaran di kelas merupakan hak setiap peserta didik
MAN 14 Jakarta. Setiap peserta didik harus mengikuti ketentuan minimal kehadiran di kelas
sebagai berikut:
a. Tidak hadir tanpa keterangan (alpha) : maksimal 7/5 TM dalam satu semester
b. Tidak hadir karena keperluan (ijin) : maksimal 7/5 TM dalam satu semester
c. Tidak hadir karena sakit : maksimal 7/10 TM dalam satu smester
Jumlah ketidak hadiran karna sakit dapat mencapai 20 hari dengan syarat peserta
didik yang bersangkutan tidak pernah izin dan alfa.
Dalam satu tahun : 42 hari (21% jumlah TM) (40 minggu x
5 hari = 200 hari).
Dengan demikian setiap peserta didik harus mengikuti jam tatap muka pembelajaran di kelas
minimal 80% dari total jam tatap muka pembelajaran. (Catatan: rata-rata SMA mensyaratkan
kehadiran 90%)

b. Ketentuan Pemberian Tugas


Setiap guru mata pelajaran harus dapat memberikan penugasan berupa Tugas terstruktur
dan tugas mandiri tidak terstruktur. Setiap siswa wajib memenuhi 80% tugas yang
diberikan guru mata pelajaran.

1.3. Ketentuan Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran

a. Kriteria ketuntasan minimal tiap mata pelajaran ditentukan oleh masing-masing guru
mata pelajaran dengan melakukan analisis indikator aspek intake, kompleksitas dan daya
dukung tiap indikator. Daftar KKM tiap bidang studi dapat dilihat di KTSP dokumen 1.
b. Nilai suatu mata pelajaran telah mencapai ketuntasan jika nilai kompetensi mata
pelajaran tersebut telah mencapat KKM, dan nilai sikap atau afektif   minimal   cukup 
(C),    khusus untuk mata pelajaran agama atau  akhlak mulia dan budi pekerti nilai sikap
minimal baik (B)
Keterangan:
Nilai Kompetensi = rata-rata nilai Standar Kompetensi (SK)
Nilai SK  =  rata- rata nilai Kompetensi Dasar (KD)
Nilai KD = rata-rata nilai Indikator            

1.4. Ketentuan Penilaian


1.4.1. Pelaksanaan penilaian
Penilaian pendidikan adalah proses`pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik Pelaksanaan penilaian di MAN 14
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
a.      Sahih (valid), berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur;
b.      Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
c.      Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak
membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan
jender;
d.     Terpadu, berarti penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran;
e.     Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 
f.     Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik;
g.     Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah yang baku;  
h.      Menggunakan acuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan;
i.      Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
Dengan demikian penilaian dilakukan terhadap semua kompetensi dasar meliputi penilaian
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Serta, hasil penilaian dianalisis dan ditindaklanjuti dengan
program remedial/pengayaan.
Berikut ini aspek-aspek penilaian dalam setiap mata pelajaran.
Aspek Penilaian
Mata Pelajaran
Kognitif Psikomotorik Afektif
1. Pendidikan Agama Islam  - 
a. Al-Qur'an-Hadis  - 
b. Akidah-Akhlak  - 
c. Fikih  - 
d. Sejarah Kebudayaan Islam  - 
e. Bahasa Arab  - 
2. Pendidikan Kewarganegaraan  - 
3. Bahasa Indonesia  - 
4. Bahasa Inggris  - 
5. Matematika   
6. Fisika   
7. Kimia   
8. Biologi   
9. Geografi  - 
10. Sosiologi  - 
11. Ekonomi  - 
12. Sejarah  - 
13. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan   
14. Keterampilan/TIK   
15. Pendidikan Seni   
16. Muatan local/ekonomi syariah  - 

1.4.2.   LINGKUP PENILAIAN


a.    Penilaian yang dilakukan adalah penilaian berbasis kelas.
b.    Lingkup   penilaian    meliputi    3  (tiga)   ranah  atau    aspek yaitu ;  Pemahaman 
dan  Penerapan   Konsep  (PPK/aspek kognitif),  praktik  (aspek psikomotorik),
dan  minat/ sikap (aspek afektif)
c.    Aspek PPK (kognitif)   berkaitan   dengan   pengetahuan dan kemampuan  
intelektual.  Nilai mata  pelajaran dari aspek ini dinyatakan dengan bilangan 0 –
100.
d.   Aspek   praktik (psikomotorik)  berkaitan   dengan     kesanggupan  untuk 
melakukan   berbagai aktivitas. Kemampuan pada aspek ini antara lain meniru,
mengatur, melakukan dengan  bimbingan,  melakukan  dengan  baik, melakukan  
dengan   sangat  baik, menemukan, menganalisis dan menyimpulkan. Nilai   mata 
pelajaran  dari  aspek ini  dinyatakan  dengan  bilangan     0 – 100.
e.    Aspek minat  atau  sikap  berkaitan  dengan perkembangan minat, sikap,  motivasi
dan nilai-nilai, serta perkembangan  apresiasi dan pengambilan  keputusan sesuai
dengan   tuntutan     Kurikulum.  Nilai mata   pelajaran dari  aspek   ini  dinyatakan
dengan  huruf,  A (Amat Baik),  B (Baik), C  (Cukup)  dan  D (Kurang).

1.4.3. PELAKSANAAN PENILAIAN PADA ASPEK PPK


a.    Penilaian    pada   aspek   PPK   dilakukan   melalui ulangan dan Ujian akhir.
b.    Dalam satu semester dilakukan 4 (empat) kali ulangan yaitu Ulangan Awal
Semester (uji blok I), Ulangan Tengah Semester, Uji Blok II dan Ulangan Akhir
Semester
c.    Pada  akhir   program   pendidikan dilaksanakan Ujian Akhir.  Materi   ujian
akhir adalah   Materi   yang   diajarkan    di kelas  X,    XI  dan  XII,    atau      
sesuai dengan   Standar   Kelulusan   (SKL).
d.     Ulangan Awal Semester  (Uji Blok I) adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 4 – 5
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
e.      Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
f. Ulangan (uji) Blok II adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapain
kompetensi setelah melaksanakan 4-5 KD pasca ulangan tengah semester.
g.      Ulangan Akhir Semester adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester
tersebut.
h.     Ujian akhir adalah suatu kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta
didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas
prestasi belajar

1.4.4. Pedoman dan Bentuk Instrumen Penilaian


A. Pilihan Ganda
Bentuk tes ini dapat dilakukan pada semua mata pelajaran, dan pensekorannya obyektif.
Pedoman utama dalam membuat soal pilihan ganda adalah:
1. Pokok soal yang dipertanyakan harus jelas
2. Pilihan jawaban homogen
3. Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama
4. Tidak ada petunjuk ke arah jawaban yang benar
5. Hindari menggunakan pilihan jawaban semua benar atau semua salah, kecuali.
6. Pilihan jawaban angka diurutkan
7. Semua pilihan jawaban logis
8. Tidak menggunakan negative ganda
9. Kalimat yang digunakan sesuai dengan perkembangan siswa
10. Menggunakan bahasa Indonesia baku
11. Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.

B. Uraian obyektif
Bentuk tes uraian obyektif cenderung lebih bisa mengukur kemampuan siswa secara
menyelururh. Bentuk tes ini cocok untuk menguji kompetensi yang membutuhkan
kejelasan pemahaman dalam batas yang dapat diukur (misal, bidang studi Matematika,
kimia, fisika, biologi)
Pedoman umum dalam membuat soal uraian obyektif:
1. Pokok soal yang ditanyakan harus jelas
2. Penskoran dilakukan secara berjenjang, yaitu setiap tahap/langkah jawaban mendapat
skor
3. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
4. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

C. Bentuk Uraian Bebas//non obyektif


Bentuk tes ini cocok untuk mengukur kemampuan menyeluruh pada bidang pelajaran
social. Meskipun hasil penilaian bisa subyektif, adanya pedoman penskoran yang jelas
dapat mengurangi subyektifitas penilaian.
Pedoman umum penyusunan soal uraian bebas:
1. Menggunakan kata Tanya: mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan,
hitunglah, buktikan.
2. Tidak menggunakan kata Tanya: apa, siapa, kapan.
3. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku
4. Hindarkan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda.
5. Dibuatkan petunjuk pengerjaan soal.
6. Dibuatkan kunci jawaban (untuk guru yang mengoreksi)
7. Dibuatkan pedoman penskoran (untuk guru yang mengoreksi)
Pensekoran bentuk soal ini dapat dilakukan secara analitis maupun global. Secara analitis
maksudnya pensekoran dilakukan secara bertahap menurut kunci jawaban. Pensekoran
secara global maksudnya jawaban dibaca secara menyeluruh untuk menangkap ide pokok
jawaban siswa.
D. Bentuk jawaban singkat
Bentuk ts jawaban singkat ditandai dengan adanya tempat kosong (ditandai dengan
titik-titik), yang digunakan peserta tes untuk mengisi jawaban. Bentuk tes dapat berupa
pertanyaan, melengkapi, isian, dan jenis identifikasi atau asosiasi.
Pedoman umum penyusunan bentuk tes isian:
1. Soal sesuai dengan indikator
2. Hanya ada satu jawaban benar
3. Rumusan kalimat soal komunikatif
4. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku
E. Menjodohkan
Bentuk tes ini cocok untukmengetahui pemahaman tentang fakta dan konsep. Bentuk
tes ini dapat mencakup materi yang banyak namun cenderung mengukur kemampuan
kognitif yang rendah.
Panduan umum penyusunan bentuk tes ini adalah:
1. Soal sesuai dengan indikator
2. Jumlah alternative jawaban lebih banyak dari pernyataan
3. Alternatif jawaban berhubungan secara logis dengan pernyataan.
4. Rumusan kalimat komunikatif
5. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku
F. Performance/unjuk kerja
Bentuk tes ini cocok untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas
tertentu seperti praktikum.
G. Portofolio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perkembangan unjuk kerja siswa dengan
menilai kumpulan karya-karya atau tugas-tugas siswa pada kompetensi yang sama.
Penilaian dapat optimal pada jumlah siswa sedikit.

1.4.6. Pengolahan dan Pelaporan Hasil Ujian

A. Pengolahan Hasil Belajar


Pengolahan hasil belajar siswa disesuaikan dengan jenis tagihan yang telah
dilaksanakan siswa pada tiap-tiap mata pelajaran. Format hasil belajar ini digunakan
untuk menentukan nilai akhir (NA) sebagai nilai kumulatif yang diperoleh dari nilai
ulangan blok dan jenis-jenis tagihan lain yang diberikan guru kepada siswa.

B. Pelaporan Hasil Belajar


Pelaporan hasil belajar siswa terdiri laporan hasil belajar tengah semester, laporan
hasil belajar semester, dan laporan kenaikan kelas/kelulusan. Laporan hasil belajar
tengah semester merupakan nilai akhir dari hasil belajar setengah semester yang
diperoleh dari hasil ulangan blok dan tahihan lainnya. Laporan hasil belajar semester
merupakan kumulatif hasil belajar siswa dalam satu semester. Laporan kenaikan kelas
meliputi kumulatif hasil belajar selama satu tahun pelajaran dan penentuan kenaikan
kelas. Laporan kelulusan diberikan kepada siswa kelas XII yang telah memenuhi
standar kompetensi lulusan.
I.5. Ketentuan Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan

A. Remedial
1. Peserta didik yang dalam ulangan (Ulangan Blok I, Ulangan Tengah Semester,
Ulangan Blok II maupun Ulangan Akhir Semester) masih ada indikator yang
nilainya belum mencapai KKM wajib mengikuti remedial baik proses maupun tes.
2.      Peserta didik yang nilainya belum mencapai KKM diberi kesempatan mengikuti
remedial  maksimal 2 (dua) kali, dengan nilai yang diperoleh maksimal sama
dengan KKM.
3.      Setiap peserta didik wajib menandatangani daftar hadir remedial setiap melaksanakan
remedial.
4.      Setiap peserta didik berhak menerima pengembalian hasil ulangan setelah diperiksa
dan diberi komentar oleh pendidik.

B. Pengayaan
Peserta didik yang telah mencapai kompetensi diijinkan mengikuti program
pengayaan. Program pengayaan ditentukan oleh guru mata pelajaran baik jenis, bentuk
maupun waktu pelaksanaan.

1.6. Kriteria Kenaikan Kelas


A. Kriteria Umum
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas
diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait.
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dua semester, mengikuti UH, UTS
dan UAS seluruh mata pelajaran pada kelas tersebut.
2. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian, kelakuan dan kerajinan
pada semester yang diikuti.
3. Prosentase kehadiran minimal 80 % selama satu tahun seperti ketentuan kehadiran.
4. Tidak melakukan pelanggaran berat (memperhitungkan catatan pelanggaran dari
guru BK dan Kesiswaan)
5. Jika terdapat peserta didik yang belum memenuhi kriteria di atas ( poin a s.d. e)
maka naik atau tidaknya akan ditentukan melalui rapat pleno dewan guru.
6. Penjurusan peserta didik kelas X ke kelas XI IPA atau IPS, dilakukan dengan
mempertimbangkan 3 (tiga) aspek atau unsur yaitu nilai akademik, minat, dan
hasil psikotes. Nilai Akademik menjadi prioritas utama
B. Kriteria Kenaikan Kelas X ke kelas XI  IPA
Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XI IPA apabila:
a.    Nilai sikap mata pelajaran agama atau akhlak mulia dan budi pekerti minimal B
(Baik).
b.      Nilai sikap seluruh mata pelajaran kecuali mata pelajaran akhlak mulia dan budi
pekerti minimal C (Cukup).
c.       Nilai mata pelajaran yang belum mencapai ketuntasan paling banyak 3 (tiga) mata
pelajaran. 
d.      Mata   pelajaran   yang   belum   mencapai   ketuntasan,   bukan   pada   mata
pelajaran ; Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.
e.       Rata-rata nilai kompetensi mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi
minimal 70 atau jumlah nilai keempat mata pelajaran tersebut adalah 280.

C. Kriteria Kenaikan Kelas X ke kelas XI  IPS


Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XI IPS apabila:
a.       Nilai sikap mata pelajaran agama atau akhlak mulia dan budi pekerti minimal B
(Baik)
b.      Nilai sikap seluruh mata pelajaran kecuali mata pelajaran akhlak mulia dan budi
pekerti minimal C (Cukup)
c.       Nilai mata pelajaran yang belum mencapai ketuntasan paling banyak 3 (tiga) mata
pelajaran 
d.      Mata   pelajaran   yang   belum   mencapai   ketuntasan,   bukan   pada   mata
pelajaran  Ekonomi, Geografi, Sosiologi  dan Sejarah
e.       Rata-rata nilai kompetensi mata pelajaran Ekonomi, Geografi, Sosiologi  dan
Sejarah minimal 70 atau jumlah nilai keempat mata pelajaran tersebut adalah 280.

D. Kriteria Kenaikan Kelas XI IPA ke kelas XII  IPA


Peserta didik dinyatakan naik ke kelas XII IPA apabila:
a.       Nilai sikap mata pelajaran agama atau akhlak mulia dan budi pekerti minimal B
(Baik)
b.      Nilai nilai sikap seluruh mata pelajaran kecuali mata pelajaran akhlak mulia dan
budi pekerti minimal C (Cukup)
c.       Nilai mata pelajaran yang belum mencapai ketuntasan paling banyak 3 (tiga) mata
pelajaran
d.      Mata   pelajaran   yang   belum   mencapai   ketuntasan,   bukan   pada   mata
pelajaran ; Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi
E. Kriteria Kenaikan Kelas XI IPS ke kelas XII  IPS
Peserta didik  dinyatakan naik ke kelas XII IPS apabila:
a.       Nilai sikap mata pelajaran agama atau akhlak mulia dan budi pekerti minimal B
(Baik)
b.      Nilai sikap seluruh mata pelajaran kecuali mata pelajaran akhlak mulia dan budi
pekerti minimal C (Cukup)
c.       Nilai mata pelajaran yang belum mencapai ketuntasan paling banyak 3 (tiga) mata
pelajaran
d.      Mata   pelajaran   yang   belum   mencapai   ketuntasan,   bukan   pada   mata
pelajaran Ekonomi, Geografi, Sosiologi  dan Sejarah

1.7. Kriteria Kelulusan


Untuk mencapai standar pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara nasional,
kegiatan pembelajaran di madrasah mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan yang
ditetapkan oleh BSNP, Permenag RI No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 23 Th 2006 tentang SKL untuk satuan
pendidikan sebagai berikut :
 Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
 Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
 Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
 Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan sosial ekonomi
dilingkungan sekitarnya.
 Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis dan kreatif.
 Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik.
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
 menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
 memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan;
 lulus Ujian Nasional; dan
 lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran agama, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan ketentuan tersebut, ketentuan lulusan MAN 14 Jakarta adalah:
a. Nilai kognitif, afektif dan psikomotorik pada semester 1 s/d semester 6 lengkap.
b. Memiliki nilai sikap Baik pada 4 kelompok mata pelajaran (Agama, PKN, Pendidikan
Seni dan Penjaskes)
c. Pada Ujian Nasional dan Ujian sekolah tertulis maupun praktik memenuhi kriteria nilai
kelulusan yang telah ditetapkan raker.
d. Rata-rata nilai afektif pada semester 5 s/d semester 6 minimal B
e. Rata-rata nilai psikomotorik pada semester 5 s/d semester 6 minimal 76
f. Nilai perilaku minimal 80 pada semester 5 s/d semester 6
g. Kehadiran tatap muka semester 5 s/d semester 6 minimal 80%

1.8. Ketentuan Penggunaan Fasilitas Madrasah

a. Fasilitas Perpustakaan
Setiap peserta didik berhak memanfaatkan fasilitas perpustakaan berupa
peminjaman buku-buku baik buku pelajaran, pengayaan, fiksi dan buku/referensi
lain yang tersedia di perpustakaan. Pemanfaatan fasilitas perpustakaan harus
mengikuti tata tertib penminjaman yang berlaku.
b. Fasilitas Laboratorium (IPA, komputer dan Bahasa)
Setiap peserta didik berhak memanfaatkan fasilitas laboratorium yang ada. dalam
rangka mencapai kompetensi dasar sesuai mata pelajaran, yang berupa :
a.       Alat dan Bahan Praktikum untuk mata pelajaran Biologi, Kimia, dan Fisika
b.      Media Pembelajaran di laboratorium.
c.      Alat/ perabot praktik untuk mata pelajaran Kesenian, Penjasorkes dan
Keterampilan
d.      Komputer dan Internet untuk praktek mata pelajaran TIK
e.       Alat praktik (Lab. Bahasa) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris.

1.9. Ketentuan Layanan Konsultasi

a. Konsultasi Guru Mata Pelajaran


Guru mata pelajaran menyediakan waktu untuk layanan konsultasi berkaitan
dengan mata pelajaran yang diampu. Konsultasi dimaksud berkaitan dengan
kesulitan belajar, ketidaktuntasan kriteria minimal dan perilaku siswa pada saat
jam tatap muka. Layanan konsultasi mata pelajaran diberikan kepada setiap siswa
yang membutuhkan di luar jam tatap muka.
b. Konsultasi Wali Kelas
Konsultasi terhadap wali kelas meliputi semua hal yang berkaitan dengan kondisi
kelas seperti: hubungan antar siswa di kelas, hubungan siswa dengan guru mata
pelajaran, pelaksanaan tata tertib siswa dan program-program kelas yang
disepakati masing-masing kelas. Konsultasi kepada wali kelas dapat dilaksanakan
pada setiap hari kerja di luar jam pelajaran.
c. Konsultasi Konselor (Guru Bimbingan Konseling)
Setiap siswa berhak mendapat layanan konsultasi konselor dalam hal ini guru
bimbingan konseling. Konsultasi konselor meliputi:
a. Layayan individu
b. Layanan kelompok
Layanan individu dilaksanakan di ruang BK di luar jam pelajaran. Sedangkan
layanan kelompok dilaksanakan di kelas dalam bentuk program konseling
kelompok. Konseling BK meliputi semua hal yang berkaitan dengan permasalahan
siswa baik masalah akademik, kepribadian maupun non akademik.

Jakarta, Juli 2010


Mengetahui
Kepala MAN 14 Jakarta

Dra. Nurlaelah, M.Pd


NIP 196606081994032001
\

You might also like