You are on page 1of 4

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA

Dalam perkembangannya, psikologi agama tidak hanya mengkaji kehidupan secara


umum tapi juga masalah- masalah khusus. Pembahasan tentang kesadaran beragama
misalnya, dikupas oleh B. Pratt dalam bukunya theReligious Consciousness, sedangkan
Rudolf Otto membahas sembahyang. Perkembangan beragama pun tidak luput dari kajian
para ahli psikologi agama. Piere Binet adalah salah satu tokoh psikologi agama awal yang
membahas tentang perkembangan jiwa keberagamaan. Menurut Binet, agama pada anak-
anak tidak beada dengan agama pada orang dewasa. Pada anak- anak dimana mungkin
dialami oleh orang dewasa, seperti merasa kagum dalam menyaksikan alam ini, adanya
kebaikanyang tak terlihat, kepercayaan akan kesalahan dan sebagian dari pengalaman itu
merupakan fakta- fakta asli yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

Dalam Dunia Timur tidak mau ketinggalan. Abdul Mun’in Abdul Aziz al Malighy
misalnya, juga menulis kajian perkembangan jiwa beragama pada anak- anak dan remaja.
Sementara didaratan anak benua Asia dan India juga terbit buku- bukuyang berkaitan dengan
psikologi agama. Jalaluddin menyebut judul buku berikut pengarangnya antara lain: The
Song of God: Baghavad Gita. Sedang di Indonesia, sekitar tahun 1970-an tulisan tentang
psikologi agama baru muncul. Karya yang patut dikedepankan adalah: Ilmu Jiwa Agama oleh
Prof. Dr. Zakiah Daradjat, Agama dan Kesehatan Jiwa oleh prof. Dr. Aulia (1961), Islam dan
Psikosomatik oleh S.S. Djami’an, Pengalaman dan Motivasi Beragama oleh Nico Syukur
Dister, Al Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa oleh Dadang Hawari dan
sebagainya. Dalam bukuyang disebut terakhir misalnya, meskipun yang menjadi pembahasan
mengenai kedokteran jiwa, akan tetapi membahas pula aspek- aspek agama atau spiritual
dalam kaitannya dengan jiwa seseorang.

Darajat (1973) mengatakan bahwa tokoh yang mula-mula berani mengemukakan hasil
penelitiannya secara ilmiah tentang agama adalah adalah Frazer dan Taylor. Mereka
membentangkan bermacam-macam agama primitif dan menemukan persamaan yang sangat
jelas antara berbagai bentuk ibadah pada agam Kristen dan ibadah-ibadah orang-orang
primitif, seperti pengorbanan karena dosa warisan, hari kebangkitan dan sebagainya. hasil
penelitian ini membangkitkan perhatian para ahli untuk memandang agama sebagai suatu
aspek kehidupan manusia yang dapat diteliti dan dipelajari seperti aspek-aspek lainnya dalam
kehidupan manusia.
Darajat (1993) juga menjelaskan beberapa ahli yang mempunyai peranan penting
dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan ilmu jiwa agama:

1. Edwin Diller Starbuck

Dapat dikatakan bahwa gerakan baru terhadap penelitian ilmiah dalam bidang Ilmu Jiwa
Agama dimulai dengan tegas pada tahun 1899 yaitu dengan keluarnya buku Starbuck
pada tahun 1988 yang berjudul “The psychology of Religion, an Empirical Study of the
Growth of Religious Consciousness” buku yang mengupas pertumbuhan perasaan agama
pada seseorang.

Starbuck merupakan murid dari William James, akan tetapi ilmunya tentang Ilmu Jiwa
Agama melampaui gurunya. Sehingga dapat dikatakan perhatian James timbul dan
berkembang karena hasil karya muridnya.

2. George Albert Coe

Dia menggunakan hypotis dalam usahanya untuk mencari hubungan antara reaksi-reaksi
agamis dengan watak (temperamen). Bukunya terbit pada tahun 1900 dengan judul “The
Spiritual Live”. Dalam bukunya ia menekankan tentang konversi.

3. James H Leuba

Ia termasuk orang yang pertama kali meneliti agama dari segi ilmu jiwa. Ia mempunyai
pandangan objektif, sehingga ia berusaha keras untuk menjauhkan ilmu jiwa agama dari
unsur-unsur kepercayaan. Ia berpendapat bahwa tidak ada gunanya mendefinisikan
agama, karena itu hanya merupakan kepandaian orang bersilat lidah.

Pendapatnya pernah dimuat di dalam The Monist vol. XI Januari 1901 dengan judul
“Introduction to a Psychological Study of Religion”. Kemudian pada tahu 1912
diterbitkannya buku dengan judul “A Psychological Study of Religion”.

4. Stanley Hall

Stanley hall juga menggunakan cara-cara yang sama dengan Leuba dalam menerangkan
fakta-fakta agamis, yaitu dengan tafsiran materaialistis. Dalam penelitiannya terhadap
remaja-remaja pada tahun 1904, ditemukan persesuaian antara pertumbuhan jiwa agama
pada tiap individu, dengan pertumbuhan emosi dan kecenderungan terhadap jenis lain.
Maka umur dimana jiwa mulai terbuka untuk cinta, maka pada umur itu pulalah timbul
perasaan-perasaan agama yang ekstrim. Pendapat-pendapatnya tersebut terdapat dalam
bukunya “Adolescence”, vol II ch. XIV dan “Jesus the Christ”, 1917.

5. William James

Karyanya dalam ilmu jiwa agama adalah “The Varieties of Religion Experience”. Karya
nya tersebut memberikan semangat banyak ahli dalam mengadakan penelitian-penelitian
di bidang ilmu jiwa agama. Pada tahun 1904 mulai terbit majalah “The Journal of
Religious Psychology” dan The American Journal of Religious Psychology and
Education” yang berlangsung sampai tahun 1915.

James berpendapat bahwa seorang ahli jiwa akan dapat meneliti dorongan-dorongan
agama pada seseorang seperti mempelajari dorongan-dorongan jiwa lainnya dalam
konstruksi pribadi orang tersebut. Hanya saja James menghidangkan bahan-bahan ilmiah
yang berharga itu, sekedar bersifat deskriptif saja.

6. George M. Stratton

Pada tahun 1911 terbit buku “Psychology of Religious Life” yang ditulis oleh George M.
Stratton. Pendapat yang dikemukakannya cukup menarik perhatian, dimana ia
berpendapat bahwa sumber agama adalah konflik jiwa dalam diri individu.

7. Fluornoy

Pada tahun 1901 Fluornoy berusaha mengumpulkan semua penelitian psikologis yang
pernah dilakukan terhadap agama, sehingga dapat disimpulkannya cara-cara dan metode
yang harus digunakan dalam meneliti fakta-fakta tersebut. Diantara prinsip-prinsip yang
harus digunakan tersebut adalah:

a.      Menjauhkan penelitian dari Transcendance

b.      Prinsip mempelajari perkembangan

c.       Prinsip perbandingan

d.      Prinsip dinamika


8. James B. Pratt

James B Pratt menerbitkan bukunya “The Religious Consciousness” pada tahun 1920.
Walaupun sebenarnya ia adalah guru besar dalam ilmu filsafat.

9. Rudolf Otto

Di Jerman terbit pula buku “Das Heilige” oleh Rudolf Otto yang kemudian diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris tahun 1923. Yang terpenting dalam buku itu adalah pengalaman-
pengalaman psikologis dari pengertian kesucian, yang diambilnya sebagai pokok dalam
hal ini adalah sembahyang. Buku yang cukup menarik untuk zamannya.

10. Pierre Bovet

Pada tahun 1918 ia adalah mahasiswa di Akademi “J.J Rousseou”, bahwa ia mengadakan
penelitian terhadap dokumen-dokumen yang ada padanya sehingga hasilnya dikumpulkan
dalam suatu buku yang berjudul “Le Sentiment Religieux et la Psychologie de L’Enfart”.

Daftar Pustaka

http://tongkal09.wordpress.com/2010/04/14/sejarah-perkembangan-psikologi-agama/,
diaskses pada hari Senin, 14 februari 2011 Pukul 7:01 PM

Zakiyah Drajat. (1993). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang.

You might also like