Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN 5
disusun oleh :
Ardhea Fredyantara G1F008073
Irmawati G1F008074
Wulan PujiRahayu G1F008075
Silmy maulida G1F008076
I. TUJUAN
Mempersiapkan kolom,memisahkan dan mengidentifikasi senyawa kimia
dengan kromatografi kolom.
• Bahan :
a. Alkohol 96 %
b. etil asetat
c. hekxana
d. pewarna merah
e. pewarna kuning
f. alumina
g. pasir
h. Kapas penyumbat
III. DATA PENGAMATAN
IV. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu melakukan pemisahan zat warna kimia dengan
menggunakan kromatografi kolom.adapun bahan-bahan yang digunakn dalam
praktium ini yaitu :
a. Etil asetat
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3.
Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud
cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc,
dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi
dalam skala besar sebagai pelarut.
Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap), tidak
beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen
yang lemah, dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton
yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif seperti
flor, oksigen, dan nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut
dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada
suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang
mengandung basa atau asam.
b. Heksana
Heksana (C 6 H 14) - alkana dengan enam atom karbon dalam molekul .
isomer dari heksana sangat reaktif dan sering digunakan sebagai pelarut dalam
reaksi organik karena mereka sangat non-polar.Sesuai untuk digunakan dalam
spektrofotometri UV biasanya merupakan campuran dari isomer hexana.
heksana memiliki lima isomer :
* n-heksan (heksan) n-heksana (heksana)
* izoheksan ( 2-metylopentan ) izoheksan ( 2-methylpentane )
* 3-metylopentan 3-methylpentane
* neoheksan 2,2-dimetylobutan neoheksan 2,2-dimetylobutan
c. Alumina
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen,
dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah alumina, dan dalam bidang
pertambangan, keramik dan teknik material senyawa ini lebih banyak disebut
dengan nama alumina.
Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik yang baik.
Umumnya Al2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut corundum atau α-
aluminum oksida. Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen
dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya.
d. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran
antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida,
tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur.
e. Alkohol 96 %
Alkohol larut dalam air, tidak berwarna, C2H5OH; d.r. 0,61 (0oC); titik lebur (-
169oC); titik didih (-102oC). Senyawa ini menjadi minuman yang meracuni, dibuat
melalui fermentasi gula dengan bantuan khamir
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Etanol yang dihasilkan membunuh khamir dan fermentasi saja tidak dapat
menghasilkan larutan etanol dengan kadar lebih dari 15 % (berdasar volume).
Penyulingan dapat menghasilkan campuran didih-tetap yang mengandung 95,6 %
etanol dan 4,4 % air. Etanol murni dibuat dengan menyingkirkan air tersebut
menggunakan bahan pengering (Daintith, 2005).
Langkah pertama dalam praktikum kali ini adalah dengan menimbang bahan
bahan yang akan digunakan yaiatu pewarna merah sebanyak 0,5 gr,pewarna
kuning sebanyak 0,5 gr, alumina sebanyak 20 gr, kemudian mengambil bahan –
bahan yang lain seperti alakohol 15 ml, hexana 30 ml,etil asetat 15 ml.Sebelum
digunakan kolom kromatografi harus dicuci dulu dengan air,selain itu untuk
mengoptimalkan pencucian maka dibilas dengan alkohol.Setelah siap
diguunakan,maka fase diam kromatografi yaitu alumina segera dilarutakan kedalam
hexana sebanyak 30 ml.Pelarutan alumina menggunakan n-hexana adalah untuk
mejenuhkan alumina tersebut.Setelah itu kolom disumbat dengan kapas secukupnya
tujuannya adalah untuk menahan alumina sehingga yang akan keluar dari kolom
hanyal cairan atau larutan yang berisi zat warna yang akan diidentifikasi yaitu zat
warna merah dan kuning.
Alumina dimasukkan kedalam kolom perlahan-lahan sampai n-hexana yang
tertinggal didalam kolom kira-kira 1 cm.Ketika memasukkan alumina kedalam
kolom maka dinding kolom sambil diketuk – krtuk agar alumina menjadi kompak
sehingga tidak ada rongga.Setelah proses itu berlangsung maka ditambahkan pasir
kurang lebih 1 cm,hal ini bertujuan untuk menahan zat warna yang akan di
identifikasi agar tidak bercampur dengan fase diam alumina.Kemudian
sampel(campuran zat warna merah dan kuning dan ditambahkan sedikit alumina)
dimasukkan dan diletakkan diatas pasir.Setelah itu di masukkan pasir lagi diatas zat
warna agar ketika eluen dimasukkan zat warna tidak bergerak keatas.Kemudian
setelah itu eluen(campuran alkohol 96 % dan etil asetat 1:1 sebanyak 30 ml)
dimasukkan ke dalam kolom,keran dibuka kemudian ditunggu sampai kedua zat
warna tersebut memisah. Fungsi fase gerak pada kromatografi kolom adalah
mengalirkan analit atau sampel untuk bergerak disepanjang fase diam sampai
akhirnya terelusi.Masing – masing warna ditampung ke dalam beaker glass.
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi,
komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan
fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak
akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada
fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase
gerak akan bergerak lebih cepat.
Kromatrografi kolom menunjukkan adanya prinsip yang sama yang digunakan
dalam kromatografi lapis tipis yang dapat diterapakan pada skala besar untuk
pemisahan campuran. Kromatografi kolom seringkali digunakan untuk pemurnian
seyawa di laboratorium.
Kolom untuk analisis farmasi umumnya digunakan kolom isi dan sebaiknya
hanya isi kolom yang mempengaruhi gerak relative zat terlarut melalui system.
Kolom terbuat dari kaca, kecuali jika dinyatakan lain. Kolom dengan beragam
ukuran dapat digunakan, tetapi umumnya antara 0,6 m hingga 1,8 m serta diameter
dalam 2 mm hingga 4 mm. sebagai fase cair dapat digunakan beraneka ragam
senyawa kimia, seperti poly etilen glikol, ester dan amida berbobot molekul tinggi,
hidro karbon, gom, dan cairan silicon.
Kolom harus dikondisikan dengan jalan mengoperasikan sampai keadaan stabil
pada suhu yang lebih tinggi dari suhu yang digunakan seperti yang tertera pada
masing – masing monografi. Suatu uji yang sesuai terhadap sifat inert penyangga,
yang perlu untuk fase cair dengan polaritas yang rendah, ada kalanya suatu kolom
dapat dikondisikan dengan menyuntikkan ulang senyawa yang dikromatografi.
Prinsip dari kromatografi kolom adalah didasarkan pada afinitas kepolaran
analit dengan fase diam,sedangkan fase gerak selalu memiliki kepolaran yang
berbeda dengan fase diam.Pada sebagian kromatografi kolom menggunakan fase
diam yang bersifat polar dengan fase gerak yang nonpolar.Seperti pada praktikum
kali ini fase gerak yang digunakan adalah nonpolar yaitu n-heksana dan
alkohol.Dengan begitu waktu retensi akan menjadi singkat.Semakin cepat
pergerakan fase gerak aakn meminimalkan waktu yang diperlukan untuk bergerak
di sepanjang kolom.Laju aliran kolom dapat ditingkatkan dengan memperluas
aliran eluen didalam kolom dengan mengisi fase diam pada bagian baweranah atau
dikurangi dengan mengontrol .Seperti pada praktikum kali ini fase diam alumina
diisikan pada bagian bawah.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh,terlihat jelas pada kolom sampel
yang berisi campuran 2 zat warna merah dan kuning terpisah secara jelas.
VI.DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI
Anonim.2008.“ Kromatografi”
.http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/25/kromatografi/ (diakses tanggal 16 juni
2010)
Sastrohamidjojo.2005.Kromatografi.Jogjakarta:Liberty perrs.