You are on page 1of 2

c    

Korintus, sebuah kota kuno di Yunani, dalam banyak hal merupakan kota
metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya banyak
kota yang makmur pada masa kini, Korintus menjadi kota yang angkuh secara
intelek, kaya secara materi, dan bejat secara moral. Segala macam dosa
merajalela di kota ini yang terkenal karena perbuatan cabul dan hawa nafsu.

Bersama dengan Priskila dan Akwila (1Kor 16:19) dan rombongan rasulinya
sendiri (Kis 18:5), Paulus mendirikan jemaat Korintus itu selama delapan
belas bulan pelayanannya di Korintus pada masa perjalanan misinya yang kedua
(Kis 18:1-17). Jemaat di Korintus terdiri dari beberapa orang Yahudi
tetapi kebanyakan adalah orang bukan Yahudi yang dahulu menyembah berhala.
Setelah Paulus meninggalkan Korintus, berbagai macam masalah timbul dalam
gereja yang masih muda itu, yang memerlukan wewenang dan pengajaran
rasulinya melalui surat-menyurat dan kunjungan pribadi.

Surat 1 Korintus ditulis selama tiga tahun pelayanannya di Efesus


(Kis 20:31) pada waktu perjalanan misinya yang ketiga
(Kis 18:23--21:16). Berita mengenai masalah-masalah jemaat di
Korintus terdengar oleh Paulus di Efesus (1Kor 1:11); setelah itu
utusan dari jemaat Korintus (1Kor 16:17) menyampaikan sepucuk surat
kepada Paulus yang memohon petunjuknya atas berbagai persoalan
(1Kor 7:1; bd. 1Kor 8:1; 1Kor 12:1; 1Kor 16:1 ). Sebagai tanggapan atas
berita dan surat yang diterimanya dari Korintus, Paulus menulis surat ini.


Paulus memiliki dua alasan pokok dalam pikirannya ketika ia menulis surat
ini:

(1) Untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat di Korintus yang
telah diberitahukan kepadanya. Hal-hal ini meliputi pelanggaran yang
dianggap remeh oleh orang Korintus, tetapi dianggap oleh Paulus sebagai
dosa serius.

(2) Untuk memberikan bimbingan dan instruksi atas berbagai pertanyaan yang
telah ditulis oleh orang Korintus. Hal -hal ini meliputi soal doktrin dan
juga perilaku dan kemurnian sebagai perorangan dan sebagai jemaat.

 
Surat kiriman ini menangani macam persoalan yang dialami oleh gereja
yang para anggotanya tetap hidup "duniawi" ( 1Kor 3:1-3) dan tidak
secara tegas memisahkan diri dari masyarakat di sekelilingnya yang
menyembah berhala (2Kor 6:17) - masalah seperti sifat memecah belah
(1Kor 1:10-13; 1Kor 11:17 -22), toleransi terhadap dosa seperti perzinaan
(1Kor 5:1-13), kebejatan seksual pada umumnya (1Kor 6:12-20),
perkara hukum sekular antara orang Kristen (1Kor 6:1-11), pikiran
manusiawi tentang kebenaran rasuli (pasal 15; 1Kor 15:1-58) dan
perselisihan mengenai "kemerdekaan Kristen" (pasal 8, 10; 1Kor 8:1-13;
1Kor 10:1-33*). Paulus juga menasihati orang Korintus tentang perkara
yang berkaitan dengan hal membujang dan perkawinan (pasal 7;
1Kor 7:1-40), ibadah bersama, termasuk Perjamuan Kudus (pasal 11-14;
1Kor 11:1--14:40), dan pengumpulan uang bagi orang -orang kudus di
Yerusalem (1Kor 16:1-4).

Antara berbagai kebenaran yang paling penting dari surat 1 Korintus terdapat
pengajaran Paulus mengenai manifestasi karunia Roh Kudus dalam konteks
ibadah bersama (pasal 12-14; 1Kor 12:1--14:40). Lebih dari lain tempat
dalam PB, pasal-pasal ini memberikan pemahaman terhadap sifat dan
unsur-unsur ibadah dalam gereja mula-mula (bd. 1Kor 14:26-33). Paulus
menunjukkan bahwa maksud Allah bagi gereja meliputi berbagai manifestasi
Roh yang terjadi melalui orang percaya yang setia (1Kor 12:4-10) dan
orang-orang yang dipanggil untuk pelayanan-pelayanan tertentu
(1Kor 12:28-30) -- keanekaragaman dalam kesatuan yang disamakan dengan
banyaknya fungsi dari tubuh manusia ( 1Kor 12:12-27). Ketika memberikan
pedoman bagi fungsi bersama karunia rohani, Paulus membuat suatu
perbedaan yang penting antara hal membangun pribadi dan hal membangun
segenap anggota (1Kor 14:2-6,12,16-19,26), dengan menegaskan bahwa
semua manifestasi dan karunia yang bersifat umum harus mengalir keluar
dari kasih (pasal 13; 1Kor 13:1-13) dan berada demi pembangunan orang
percaya yang sedang berhimpun (1Kor 12:7; 1Kor 14:4 -6,26).

Ö 
Lima ciri utama menandai surat ini:

(1) Surat ini paling berpusat pada persoalan dibandingkan dengan kitab lain
dalam PB. Dalam menangani berbagai masalah dan perkara di Korintus,
Paulus memberikan prinsip rohani yang jelas dan kekal (lih. Garis
Besar), di mana setiap prinsip itu dapat diterapkan secara menyeluruh
dalam seluruh jemaat (mis. 1Kor 1:10; 1Kor 6:17,20; 1Kor 7:7 ;
1Kor 9:24-27; 1Kor 10:31 -32; 1Kor 14:1-10; 1Kor 15:22-23).

(2) Secara menyeluruh ditekankan kesatuan jemaat lokal sebagai tubuh


Kristus, suatu fokus yang ada dalam pembahasan tentang perpecahan,
Perjamuan Kudus, dan karunia-karunia rohani.

(3) Surat ini berisi pengajaran PB yang paling luas mengenai berbagai pokok
penting seperti pembujangan, perkawinan dan nikah ulang (pasal 7;
1Kor 7:1-40); Perjamuan Kudus (1Kor 10:16-21; 1Kor 11:17-34);
berkata-kata dengan bahasa Roh, nubuat, dan karunia rohani dalam
perhimpunan bersama (pasal 12, 14; 1Kor 12:1-31; 1Kor 14:1-40);
kasih agape (pasal 13; 1Kor 13:1-13); dan kebangkitan tubuh
(pasal 15; 1Kor 15:1-58).

(4) Surat ini memberikan hikmat yang tak ternilai untuk pengawasan para
gembala sidang berhubungan dengan disiplin gereja
(pasal 5; 1Kor 5:1-13).

(5) Surat ini menekankan adanya kemungkinan untuk undur dari iman oleh
mereka yang berkanjang dalam perilaku yang tidak benar dan tidak
berpegang kepada Kristus dengan sungguh-sungguh
(1Kor 6:9-10; 1Kor 9:24-27; 1Kor 10:5-12,20-21; 1Kor 15:1-2).

You might also like