You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Telah kita ketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah,
dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan
pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya.Untuk dapat menyediakan
dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, banyak yang harus diperhatikan. Yang paling
penting adalah pelayanan masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Namun sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua pihak, namun
dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang dimaksud.

Epidemiologi merupakan ilmu yang di kenal dari zaman dahulu dan berkembang bersamaan
dengan perrkembangan ilmu kedokteran. Seperti mengenai faal kedokteran, biokimia, patologi dan lain-
lain. Ilmu epidemiologi lebih menekankan pada kelompok individu, karena pentingnya soal penyakit ini,
maka perlulah dipahami dengan sebaik-baiknya hal-hal yang berkaitan dengan penyakit tersebut.
Kepentingan dalam epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di
masyarakat sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau
tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian epidemiologi
2. Dasar-dasar epidemiologi
3. Masalah-masalah yang terkait dengan epidemiologi
4. Ruang lingkup epidemiologi
5. Epidemiologi dalam ilmu keperawatan

C. TUJUAN
Melalui makalah ini mahasiswa dapat mengerti dan memahami epidemiologi secara umum
Baik penertian, dasar-dasar epidemiologi, masalah-masalah yang terkait dengan epidemiologi, ruanng
lingkup dan epidemiologi dalam ilmu keperawatan. sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai epidemiologi khususnya dalam ilmu
keperawatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
1) Pengertian epidemiologi menurut para ahli
 Menurut Robert H. Fletcher ( 1991 )

Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan
penyakit dalam populasi.
 Hirsch ( 1883 )

Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit
pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan
kondisi eksternal.
 Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )

Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi


manusia.
2) Penertian epidemiologi berdasarkan ilmu pengetahuan (akademik)
 Epidemiologi secara akademik di defenisikan sebagai, analisa data kesehatan, sosial-
ekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi
perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum
atau kelompok penduduk tertentu.
3) Pengertian epidemiologi berdasarkan asal usul kata
Epi : pada atau tentang, demos : rakyat/ penduduk/ individu, logos : ilmu.
Jadi epidemiologi aadalah ilmu yang memppelajari tentang individu.

B. DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI

Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :

1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi prevalensi atau


survei.
2. Epidemiologi analitik terdiri dari :

2
i. Non eksperimental :

 Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort  diartikan sebagai


sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).
 Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebab
penyakit.
 Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan secara
empiris fakto resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat.
Misalnya, polusi  udara akibat sisa  pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar.

ii. Eksperimental
 Dimana penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang paling baik untuk menentukan
cause and effect relationship serta tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap
penyakit maupun untuk menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi eksperimen dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu :

a) Clinical Trial. Contoh :

 Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegah terjadinya
stroke.
 Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus Neonatorum.

b) Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum.

BATASAN EPIDEMIOLOGI

Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok menusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari batasan
yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat
pokok yakni:

a)      Frekuensi masalah kesehatan

Frekuensi masalah kesehatan dini dimaksudkan untuk menunjuk kepada besarnya masalah kesehatan
yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan
dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang
dimaksud untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang
ditemukan tersebut.

b)      Penyebaran masalah kesehatan

Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunujuk kepada pengelompokkan
masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan banyak

3
macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri manusia (man),
menurut tempat (place), dan menurut waktu (time)

c)      Faktor-faktor yang memepengaruhi

Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunujuk kepada faktor
penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan ataupun
yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk itu ada tiga langkah
pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab yang dimaksud, melakukan
pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan setelah itu menarik kesimpulan
terhadapnya. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-
langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.

C. RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI

a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi

Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja,


tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat.
Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan
tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek
dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia

Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data


dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah
penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui
penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.

c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan
penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.

Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab
dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan
yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan

4
 PERANAN EPIDEMIOLOGI

Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah
kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan
mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan dalam masyarakat.
b. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil keputusan.
c. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah
dilakukan.
d. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk
mengatasi atau menanggulanginya.
e. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu
dipecahkan.

D. EPIDEMIOLOGI DALAM ILMU KEPERAWATAN

Dalam ilmu keperawatan dikenal istilah community health nursing (CHN) atau keperawatan
kesehatan masyarakat, dimana ilmu pengetahuan epidemiologi digunakan CHN sebagai alat meneliti
dan mengobservasi pada pekerjaan dan sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur riset
epidemiologi. Metode epidemiologi sebagai standard kesehatan, disajikan sebagai alat untuk
memperkirakan kebutuhan masyarakat. Monitoring perubahan status kesehatan masyarakat dan
evaluasi pengaruh program pencegahan penyakit, dan peningkatan kesehatan. Riset/studi epidemiologi
memunculkan badan pengetahuan (body of knowledge) termasuk riwayat asal penyakit, pola terjadinya
penyakit, dan faktor-faktor resiko tinggi terjadinya penyakit, sebagai informasi awal untuk CHN.
Pengetahuan ini memberi kerangka acuan untuk perencanaan dan evaluasi program intervensi
masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan penyakit, serta meminimalkan kecacatan. Program
utama pencegahan difokuskan pada menjaga jarak perantara penyakit dari host/tuan rumah yang
rentan, pengurangan kelangsungan hidup agent, penambahan resistensi host dan mengubah kejadian
hubungan host, agent, dan lingkungan. Kedua, program mengurangi resiko dan screening, ketiga :
strategi mencegah pada pribadi perawat dengan body of knowlwdge yang berasal dari riset
epidemiologi, sebagai dasar untuk pengkajian individu dan kebutuhan kesehatan keluarga dan intervensi
perencanaan perawatan.

1. Konsep Dasar Terjadinya Penyakit

5
Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari agen, induk semang atau
lingkungan. Bentuk ini tergambar didalam istilah yang dikenal luas dewasa ini. Yaitu penyebab majemuk
(multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation).

Didalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai timbulnya penyakit, mereka
telah membuat model-model timbulnya penyakit dan atas dasar model-model tersebut dilakukan
eksperimen terkendali untuk menguji sampai dimana kebenaran dari model-model tersebut.

Tiga model yang dikenal dewasa ini ialah 1) segitiga epidemiologi (the epidemiologic triangle) 2) jaring-
jaring sebab akibat (the web of causation) dan 3) roda (the wheel).

1.1 Segitiga Epidemiologi (lihat gambar)

1.2 Jaring-Jaring Sebab Akibat

Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka, yang
berakibat bertamba atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. (lihat gambar)

Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan
sebagai akibat dari serangkaian proses sebab dan akibat. Dengan demikian maka timbulnya penyakit
dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong mata rantai pada berbagai titik.

1.3 Roda

Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan identifikasi dari
berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya
agen. Disini dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan
dari masing-masing lingkungan bergantung pada penyakit yang bersangkutan.

Sebagai contoh peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya pada stress mental,
peranan lingkungan fisik lebih besar dari lainnya pada sunburn, peranan lingkungan biologis lebih besar
dari lainnya pada penyakit yang penularannya melalui vektor (vektor borne disease) dan peranan inti
genetik lebih besar dari lainnya pada penyakit keturunan.

Dengan model-model tersebut diatas hendaknya ditunjukkan bahwa pengetahuan yang lengkap
mengenai mekanisme-mekanisme terjadinya penyakit tidaklah diperuntukkan bagi usaha-usaha
pemberantasan yang efektif.

Oleh karena banyaknya interaksi-interaksi ekologis maka seringkali kita dapat mengubah penyebaran
penyakit dengan mengubah aspek-aspek tertentu dari interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya
tanpa intervensi langsung pada penyebab penyakit.

2. Penyakit Menular

Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang satu
ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai
dengan adanya (hadirnya) agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.

6
Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan oleh 3 faktor tersebut
diatas, yakni :

a. Agen (penyebab penyakit)

b. Host (induk semang)

c. Route of transmission (jalannya penularan)

Apabila diumpamakan berkembangnya suatu tanaman, dapat diumpamakan sebagai biji (agen), tanah
(host) dan iklim (route of transmission).

2.1 Agen-Agen Infeksi (Penyebab Infeksi)

Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang merupakan penyebab
penyakit dapat dikelompokkan menjadi :

a. Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.

b. Golongan riketsia, misalnya typhus.

c. Golongan bakteri, misalnya disentri.

d. Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, schistosoma dan sebagainya.

e. Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap dan sebagainya.

f. Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing

gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dan sebagainya.

Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive) maka perlu persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :

a. Berkembang biak

b. Bergerak atau berpindah dari induk semang

c. Mencapai induk semang baru

d. Menginfeksi induk semang baru tersebut.

Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia adalah suatu faktor penting
didalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-
sendiri sehingga ia dapat tetap hidup.

7
Dari sini timbul istilah reservoar yang diartikan sebagai berikut 1) habitat dimana bibit penyakit tersebut
hidup dan berkembang 2) survival dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat
sehingga ia dapat tetap hidup. Reservoar tersebut dapat berupa manusia, binatang atau benda-benda
mati.

 Reservoar didalam Manusia

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia antara lain campak (measles),
cacar air (small pox), typhus (typhoid), miningitis, gonoirhoea dan syphilis. Manusia sebagai reservoar
dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier.

 Carrier

Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam tubuhnya tanpa menunjukkan adanya
gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Convalescant
carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.

Carriers adalah sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit polio, typhoid, meningococal
meningitis dan amoebiasis. Hal ini disebabkan karena :

a. Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya

sendiri).

b. Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka

menderita / kena penyakit.

c. Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan

pekerjaan sehari-hari.

d. Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif lama.

 Reservoar pada Binatang

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang pada umumnya adalah penyakit zoonosis.
Zoonosis adalah penyakit pada binatang vertebrata yang dapat menular pada manusia. Penularan
penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni :

a. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing pita.

b. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal tikus,

malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.

c. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies.

8
 Benda-Benda Mati sebagai Reservoar

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit
hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok
untuknya. Oleh karena itu bila terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari kondisi dimana ia
dapat hidup maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh clostridium tetani penyebab tetanus, C.
botulinum penyebab keracunan makanan dan sebagainya.

2.2 Sumber Infeksi dan Penyebaran Penyakit

Yang dimaksud sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau binatang yang dapat
melewatkan / menyebabkan penyakit pada orang. Sumber penyakit ini mencakup juga reservoar seperti
telah dijelaskan sebelumnya.

o Macam-Macam Penularan (Mode of Transmission)

Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen / penyebab penyakit tersebut ditularkan dari
orang ke orang lain atau dari reservoar kepada induk semang baru. Penularan ini melalui berbagai cara
antara lain :

2.2.1 Kontak (Contact)

Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang
terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi
pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa
yang penduduknya masih jarang.

2.2.2 Inhalasi (Inhalation)

Yaitu penularan melalui udara / pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan
(over crowding) dan tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting didalam epidemiologi
penyakit ini. Penyakit yang ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang
ditularkan melalui udara).

2.2.3 Infeksi

Penularan melalui tangan, makanan dan minuman.

2.2.4 Penetrasi pada Kulit

Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui
gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.

2.2.5 Infeksi Melalui Plasenta

Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung,
misalnya syphilis dan toxoplasmosis.

9
2.3 Faktor Induk Semang (Host)

Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh faktor-faktor yang ada pada
induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang
tergantung / ditentukan oleh kekebalan / resistensi orang yang bersangkutan.

2.4 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara yang dapat dilakukan :

2.4.1 Eliminasi Reservoir (Sumber Penyakit)

Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan :

a. Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang

khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.

b. Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya

bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain

untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita

kusta.

2.4.2 Memutus Mata Rantai Penularan

Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk
memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.

2.4.3 Melindungi Orang-Orang (Kelompok) yang Rentan

Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular.
Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baik
imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria,
meningitis dan disentri baksilus.

Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab
itu, meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :

1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi prevalensi atau


survei.
2. Epidemiologi analitik terdiri dari :

 Non eksperimental
 Eksperimental.

Peranan Epidemiologi

a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah


kesehatan dalam masyarakat.
b. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil keputusan.
c. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah
dilakukan.
d. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk
mengatasi atau menanggulanginya.
e. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu
dipecahkan.

B. SARAN
Penulis menyadadri bahwa ada banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC


2. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
3. Sumber : Pengantar Keperawatan Komunitas , Oleh Wahit Iqbal Mubarak,SKM, penerbit
Sagung Seto
4. Chandra, Budiman. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta ; EGC, 1996.
5. Azwar, asrul.dr.m.ph.1988. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Binarupa Aksara
6. http://dauzzsimololkumpulanmakalahfkm.blogspot.com/2010/01/makalah-konsep-dasar-
epidemiologi.htmlra

12
13

You might also like