Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam praktikum kerja lapangan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam bahan alam ( tanaman yang
berkhasiat obat )
2. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai manfaat bahan alam ( tanaman yang
berkhasiat obat )
3. Mahasiswa mengetahui teori serta cara membuat simplisia dan herbarium
II.1 Simplisia
a. Pengertian
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami proses pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan (FI III : XXX).
b. Penggolongan
Materia Medika Indonesia halaman XXX, menjelaskan bahwa simplisia
terbagi atas tiga yaitu :
1. Simplisia nabati
Simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya,
atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
2. Simplisia hewani
Simplisa yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
3. Simplisia pelican (mineral)
Simplisia yang berupa bahan pelican (mineral) yang belum diolah dengan
cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
c. Tahap-Tahap Pembuatan Simplisia
1. Pengambilan Sampel
Ketentuan saat pemanenan atau pengambilan tumbuhan atau bagian
tumbuhan adalah sebagai berikut :
b. Buah
Pengambilan buah tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan
aktifnya. Panen buah bisa dilakukan saat menjelang masak, setelah
benar-benar masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat
perubahan warna/bentuk dari buah yang bersangkutan (misalnya,
jeruk, asam, dan pepaya).
c. Bunga
Panen dapat dilakukan saat menjelang penyerbukan,saat bunga masih
kuncup(seperti pada Jasminum sambac,melati), atau saat bunga sudah
mulai mekar (misalnya Rosa sinensis,mawar)
d. Daun
Panen daun dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung
maksimal, yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga
atau buah mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun, dianjurkan
dipungut pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun tua.
e. Kulit batang
Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah
cukup umur. Saat panen yang paling baik adalah awal musim kemarau
sehingga kulit kayu mudah dikelupas.
f. Umbi lapis
Panen umbi dilakukan pada waktu umbi mencapai besar optimum,
yaitu pada waktu bagian atas tanaman sudah mulai mengering.
h. Akar
Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau
tanaman sudah cukup umur (Ilmu Obat Alam : 25).
3. Pencucian
Pencucian bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan mengurangi
mikroba-mikroba yang melekaa pada bahan. Pencucian harus segera
dilakukan setelah pengambilan sampel karena dapat mempengaruhi mutu
bahan. Pencucian harus dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin untuk
menghindari larut dan terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan.
Pencucian sebaiknya jangan menggunakan air sungai, karena cemarannya
berat. Sebaiknya digunakan air dari mata air, sumur, atau air ledeng
(PAM). Pencucian bahan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain :
a. Perendaman bertingkat
Perendaman biasanya dilakukan pada bahan yang tidak banyak
mengandung kotoran seperti daun, bunga dan buah. Proses
perendaman dilakukan beberapa kali pada wadah dan air yang
berbeda. Metode ini akan menghemat penggunaan air, namun sangat
mudah melarutkan zat-zat yang terkandung dalam bahan.
b. Penyemprotan
4. Penirisan
Setelah pencucian bahan langsung ditiriskan untuk menghilangkan
kadar air yang ada selama proses pencucian berlangsung.
5. Perajangan
Perajangan pada bahan dilakukan untuk mempermudah proses
selanjutnya seperti pengeringan, pengemasan, penyulingan minyak atsiri
dan penyimpanan. Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan yang
ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar, rimpang, batang buah
dan lain-lain. Perajangan teralu tipis dapat mengurangi zat aktif yang
terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan
kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam
penjemuran dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi jamur.
Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk
memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka
6. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada
bahan dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan
dapat terhambat. Pengeringan akan menghindari terurainya kandungan
kimia karena pengaruh enzim. Pengeringan yang cukup akan mencegah
pertumbuhan mikroorganisme dan kapang (jamur). Menurut persyaratan
obat tradisional, pengeringan dilakukan sampai kadar air tidak lebih dari
10%. Pengeringan sebaiknya jangan dibawah sinar matahari langsung,
melainkan dengan almari pengering yang dilengkapi dengan kipas
penyedot udara sehingga terjadi sirkulasi yang baik. Bila terpaksa
dilakukan pengeringan di bawah sinar matahari maka perlu ditutup
dengan kain hitam untuk menghindari terurainya kandungan kimia dan
debu. Agar proses pengeringan berlangsung lebih singkat bahan harus
dibuat rata dan tidak bertumpuk. Waktu pengeringan bergantung pada
jenis bahan yang dikeringkan seperti rimpang, daun kayu, ataupun bunga.
7. Penyortiran (kering)
8. Pengemasan
Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah
dikeringkan. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu
produk yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan.
Dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak
bereaksi dengan isi dan kalau boleh mempunyai bentuk dan rupa yang
menarik.
9. Penyimpanan
Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar)
ataupun di ruang ber AC. Ruang tempat pemnyimpanan harus bersih,
udaranya cukup kering dan berventilasi.
II.2 Herbarium
a. Pengertian
Herbarium adalah spesimen yang digunakan untuk studi taksonomi,
berupa tumbuhan segar yang masih hidup tapi biasanya berupa bahan
tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan dengan metode tertentu
(Taksonomi Umum ; 152-153).
b. Penggolongan
Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan atas :
1. Herbarium basah
Yang dimaksud dengan herbarium basah adalah spesimen tumbuhan
yang telah diawetkan dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari
berbagai macam zat dengan komposisi yang berbeda. Disamping itu dapat
2. Herbarium kering
Yaitu herbarium yang cara pengawetannya dengan cara dikeringkan.
Sebagian besar specimen herbarium yang disimpan sebagai awetan dalam
herbarium-herbarium di dunia ini diproses melalui pengeringan.
Pengeringan biasanya dilakukan dengan sinar matahari, kecuali bila ada
pertimbangan-pertimbangan lain misalnya keadaan cuaca. Pada musim
penghujan, pengeringan tidak dapat berlangsung cepat sehingga bahan
yang dikeringkan kadang-kadang terganggu oleh jamur (Bahan Ajar
Farmakognosi : 10 ).
c. Pembuatan
Herbarium dapat dibuat dengan tahap-tahap berikut :
1. Pembuatan herbarium kering
Mengambil salah satu tanaman atau bagian tanaman. Syarat-syarat
dalam pengambilan tanaman yaitu, tanaman harus lengkap.
Mencuci tanaman dengan menggunakan air yang mengalir,lalu
diangin-anginkan.
Sterilisasi tanaman yaitu dengan mengoleskan alkohol 70% pada
seluruh bagian tanaman.
Cara 1: memasukkan tanaman pada sasak bambu yang telah dibuat.
Diatur sedemikian rupa pada lembaran kertas yang dapat menghisap
air seperti kertas koran, yang berukuran kira-kira 28 ½ x 41 cm (11 ½
x 16 ½ inci). Bahan-bahan tadi dipress diantara lapisan-lapisan
tersebut dan mengeringkannya dengan penjemuran.
a. Klasifikasi ilmiah
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Magnoliopsida (Tumbuhan berkeping dua)
Ordo : Brassicales (Tumbuhan berbunga)
Famili : Caricaceae (Suku pepaya-pepayaan)
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
b. Deskripsi
Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari
Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini
menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil
buahnya. Carica papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica.
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh
hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral
pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang
c. Kegunaan
Beberapa kegunaan dari pepaya adalah sebagai berikut :
1. Daging buah dapat dijadikan sebagai sayuran
2. Bunga pepaya dapat diurap menjadi sayuran
3. Getah pepaya (dapat ditemukan di batang,daun dan buah) mengandung
enzim papain yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi
protein lainnya.
4. Daun pepaya dapat berkhasiat obat dan perasannya digunakan untuk
menambah nafsu makan.
a. Klasifikasi Ilmiah
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Magnoliopsida (Berkeping dua)
Ordo : Sapindales (Tumbuhan berbunga)
Family : Anacardiaceae (Suku mangga-manggaan)
Genus : Anacardium
Spesis : Anacardium occidentale
b. Deskripsi
Syarat tumbuh
Jambu mede memerlukan suhu tinggi. Faktor yang lebih penting adalah
distribusi curah hujan, sedangkan jumlahnya kurang penting. Jambu mede
akan berbuah dengan baik jika tidak terlalu banyak hujan pada saat
pembungaan, dan jika buah menjadi dewasa pada musim kering; musim
kering itulah yang menjamin kualitas buah secara baik. Pohon jambu mede
akar dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang kering sekali
selama sistem perakarannya yang luas itu dapat mencapai air tanah. Di
5. Biji
Bijinya berbentuk ginjal, berkulit biji berwarna coklat kemerah-
merahan. Inti bijinya, yang tertinggal setelah kulit biji dikupas, itulah
yang disebut biji jambu mede dalam perdagangan.
c. Kandungan Kimia
Jambu monyet (Anacardium occidentale) antara lain mengandung
senyawa kimia seperti tanin, anacardic acid dan cardol, yang bermanfaat
sebagai antibakteri dan antiseptik. Selain itu daun jambu monyet yang masih
muda juga mempunyai komposisi kandungan kimia seperti vitamin A sebesar
2689 SI per 100 gram, vitamin C sebesar 65 gram per 100 gram, kalori 73
gram per 100 gram, protein 4,6 gram per 100 gram, lemak 0,5 gram per 100
gram, hidrat arang 16,3 gram per 100 gram, kalsium 33 miligram per 100
gram, fosfor 64 miligram per 100 gram, besi 8,9 miligram dan air 78 gram per
100 gram.
d. Manfaat Tanaman
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak
manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji
mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete
semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete,
anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu mete.
Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Apabila
terkena udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat
digunakan untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu,
JAMBU BIJI
(Psidium guajava L. )
a. Klasifikasi
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Myrtales (Berbunga)
Famili : Myrtaceae (Suku jambu-jambuan)
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
c. Kandungan Kimia
Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang
pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga
mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin.
Kandungan buah jambu biji (100 gr) – Kalori 49 kal – Vitamin A 25 SI –
Vitamin B1 0,02 mg – Vitamin C 87 mg – Kalsium 14 mg – Hidrat Arang
12,2 gram – Fosfor 28 mg – Besi 1,1 mg – Protein 0,9 mg – Lemak 0,3 gram
– Air 86 gram.
d. Khasiat
Antiinflamasi; hemostatik; astringen
a. Klasifikasi
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Monocotyledonae (Berkeping satu)
Ordo : Liliaceae (Berbunga)
Famili : Amaryllliaceae (Bunga-bungaan)
Marga : Crinum
Spesies : Crinum asiaicum L.
b. Deskripsi
Crinum asiaicum L. merupakan herba tahunan yang memiliki tinggi
1,3 m. Tanaman ini memiliki batang semu dengan diameter 10 cm. Berbatang
tegak (erectus), lunak (herbaceus), dan berwarna putih kehijauan.
c. Kandungan Kimia
Akar dan daun bakung mengandung alkaloida, saponin, flavonoida
dan polifenol, sedangkan bunganya mengandung saponin, flavonoida dan
tanin.
a. Klasifikasi
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Dicotyledonae (Berkeping dua)
Ordo : Ranunculales (Berbunga)
Familia : Menispermaceae (Berbunga)
Genus : Tinospora
Spesies : Tinospora tuberculata L.
b. Deskripsi
Tanaman Brotowali / Batrawali ini tumbuh subur dan liar dihutan dan
diladang, namun kebanyakan sekarang sengaja ditanam orang sebagai bahan
tanaman obat. Brotowali termasuk pada tanaman perdu yang menyukai
c. Kandungan Kimia
Antara lain mengandung Alkaloid, Damar lunak, pati, glikosida
pikroretosid, pikroretin, harsa, berberin, dan palmatin, akar mengandung
alkaloid berberin dan kolumbin.
d. Kegunaan
Brotowali berguna sebagai penghilang rasa sakit, menurunkan panas dan
melancarkan meridian.
a. Klasifikasi
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Liliopsida (Berkeping satu/monokotil)
Ordo : Zingiberales (Rimpang)
Famili : Musaceae (Suku pisang-pisangan)
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L.
b. Deskripsi
1. Bentuk buah melengkung dengan ujung meruncing.
2. Kulit buah tebal berwarna kuning berbintik coklat.
3. Cara pembentukan buah yaitu partenokarpi.
4. Kulit batang agak licin.
5. Termasuk tumbuhan berkeping satu.
6. Sistem perakaran memiliki akar serabut.
7. Daun berwarna hijau.
8. Memiliki jantung berwana merah tua.
9. merupakan tanaman yang tidak memiliki batang sejati.
10. Batang terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah-pelepah
yang mengelilingi poros yang lunak dan panjang.
c. Kandungan Kimia
Mengandung lemak, vitamin (A, B1, C), mineral, kalium, klor, natrium,
magnesium, air, sukrosa dan karbohidrat.
d. Khasiat
1. Buah pisang rasanya manis, sifatnya dingin, astrigen. Sebagai pelumas
usus, penawar racun, penurun panas (Antipiretik), anti radang, peluruh
kencing (diuretik), laksatif ringan.
2. Akar berkhasiat sebagai penawar racun, peredam panas, mendinginkan
darah, anti radang dan peluruh kencing.
3. Hati batang pisang berkhasiat penurun panas dan untuk perawatan
rambut. Cairan bonggol mengatasi infeksi saluran kencing, menghentikan
pendarahan (hemostatik), penurun panas, serta penghitam dan mencegah
rambut rontok.
4. Buah muda dan akar berkhasiat astrigen. Buah muda berkhasiat anti
diare, dan untuk pengobatan tukak lambung.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung pisang batu yang diberikan
pada tikus dapat mencegah timbulnya tukak lambung (ulcus peptic) jika
tikus tersebut diberikan aspirin. Hal itu bisa terjadi akibat meningkatnya
sekresi lender (mucus) di lambung.
a. Klasifikasi
Regnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Magnoliopsida (Berkeping dua)
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae (Tumbuhan berbunga)
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia milii Ch.Des Moulins
b. Deskripsi
Semak tahunan ini tumbuh tegak, tinggi mencapai 1 m, percabangan
rapat, dan berbunga sepanjang tahun. Batangnya persegi, warna coklat
kelabu, berduru kasar, tajam, rapat dan bergetah. Daun tunggal, bertangkai
pendek, berkumpul di ujung batang, bentuknya bundar telur sungsang, tepi
rata dan warnanya hijau. Bunga majemuk, keluar dari ketiak daun, bentuk
payung, panjang ibu tangkai bunga 5-10 cm, warnanya bermacam-macam,
oranye, kuning, dadu, dan merah. Berbunga sepanjang tahun. Biji bulat, kecil,
dan berwarna coklat.
(Andrographis paniculata)
a. Klasifikasi
Regnum : Plantae (tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class : Magnoliopsida (Berkeping dua)
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata
b. Deskripsi
Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi
sungai, tanah kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh
di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi
50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat
(kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal,
bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal
runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian
c. Kandungan Kimia
Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri
dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid,
14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid.
Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium,
kalsium, natrium), asam kersik, dan damar.
d. Khasiat
Herba ini berkhasiat bakteriostatik, antiinflamasi, antipiretik.
III.1 Alat
III.1.1 Herbarium
1. Alat tulis
2. Cutter
3. Gunting
4. Kapas
5. Kertas koran
6. Kertas label
7. Sasak dari bambu
8. Selotip
9. Tali rafia
III.1.2 Simplisia
1. Alat tulis
2. Ayakan
3. Blender
4. Botol jam
5. Kertas koran
6. Kertas label
7. Pisau
8. Pot plastik
III.2 Bahan
III.2.1 Herbarium
1. Air
2. Alkohol
3. Aquadest
4. Sampel tanaman
Bunga kaktus pakis giwang kering 1 Bunga kaktus pakis giwang kering 2
sambiloto kering
Herbarium bakau
IV.1.2 Simplisia
IV.2 Pembahasan
Herbarium
Herbarium merupakan tanaman yang telah dikeringkan. Herbarium
adalah koleksi tumbuhan atau bagian tumbuhan yang diawetkan, specimen ini
digunakan sebagai bahan rujukan untuk menafsirkan takson tumbuhan. Dalam
ilmu taksonomi tumbuhan istilah herbarium digunakan untuk dua pengertian
yaitu untuk objek study yang berupa bahan tumbuhan yang diawetkan, dan
lembaga atau laboratorium tempat ahli-ahli taksonomi melakukan study
taksonomi tumbuhan yang sekaligus juga merupakan tempat untuk
menyimpan koleksi bahan study yang telah diawetkan dengan cara atau
bentuk manapun. Tujuan dari pembuatan herbarium ini yaitu untuk
mengawetkan tanaman agar nanti jika tanaman itu punah dapat dilihat
morfologi dari tanaman itu.
Cara kerja dari dari herbarium ada 2 cara, yaitu cara basah dan cara
kering. Pada praktikum kerja lapangan farmakognosi ini kami melakukan
pembuatan herbarium dengan cara kering karena alat dan bahan yang
digunakan lebih sedikit serta prosesnya lebih mudah dibandingkan proses
awetan basah. Pertama-tama dilakukan pengambilan sampel berupa tanaman
utuh yang dapat dijadikan tanaman obat contohnya sambiloto. Setelah
Simplisia
Simplisia merupakan tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman
yang berkhasiat sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
kecuali dinyatakan lain berupa bahan alam yang telah dikeringkan. Pada
pembuatan simplisia ini diawali dengan pengambilan sampel yang berfungsi
V.2 Saran
Berdasarkan perkembangan zaman telah banyak obat-obatan sintetik
yang telah beredar di pasaran. Obat-obat sintetik itu dapat menyembuhkan
dengan cepat namun memiliki efek samping yang dapat mempengaruhi tubuh.
Saat ini telah disarankan kepada masyarakat untuk kembali
menggunakan obat tradisional. Walaupun pengobatan tradisional memerlukan
efek terapi yang cukup lama namun efek samping yang ditimbulkan terhadap
tubuh lebih kecil dibandingkan dengan efek samping yang ditimbulkan oleh
obat-obatan sintetik.
Anonim. 1977. ”Materia Medika Indonesia Jilid 1”. Jakarta : Depkes RI, Ditjen POM
Dalimartha, Setiawan dr. 2006. ”Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3”. Jakarta :
Puspa Swara