Professional Documents
Culture Documents
PENGANTAR
Ham merupakan wacana (discourse) atau topik pembicaraan utama pada saat ini, di
samping masalah lingkungan hidup dan demokrasi. HAM dewasa ini tidak saja
merupakan isu nasional tetapi juga telah menjadi isu internasional/global. Antara
lain, ditandai dengan adanya kenyataan bahwa saat ini pelanggaran HAM yang
terjadi di suatu negara tidak lagi hanya menjadi masalah nasional/domestik negara
yang bersangkutan, tetapi juga merupakan menjadi masalah internasional.
Hal tersebut disebabkan karena HAM sebagai hak hukum (legal right) yang
substansinya bersifat universal di samping telah diatur didalam instrumen hukum
nasional (seperti di dalam berbagai konstitusi negara), dewasa ini juga telah diatur
dalam berbagai instrumen hukum internasional, antara lain seperti:
Suatu negara yang melakukan pelanggaran HAM tidak dapat lagi berlindung di balik
kedaulatan (sovereignty). Hal tersebut oleh Hector Gros Espielli dinyatakan sebagai
berikut:
“The human right issue has thus created to be a matter reserved exclusively to the
internal jurisdiction of states and has come, as currently recognized, to be a matter
which is governed both by internal law and by international law and in respect of
which the exception of internal or reserved jurisdiction cannot be invoked.”
“Isu hak asasi manusia dengan demikian telah diciptakan untuk menjadi suatu
permasalah yang diatur secara khusus di dalam hukum nasional suatu negara dan
yang akan datang, sampai saat ini diakui, menjadi hal yang diatur baik oleh hukum
nasional dan oleh hukum internasional dan berkenaan dengan pengecualian hukum
nasional atau dilindungi oleh undang-undang tidak dapat dimohonkan.”
Hingga saat ini belum ada definisi yang bersifat baku dan mengikat. Beberapa
definisi yang dikenal, antara lain:
“Human rights could be generally defined as those right which are inherent in our
nature and without which we cannot live as a human beings”.
“Hak asasi manusia dapat diartikan secara umum dimana hak yang melekat dengan
sendirinya dalam diri kita dan tanpa hak tersebut tidak dapat hidup sebagai
manusia”.
“Human rights are internasionally agreed values, standards of rules regulating the
conduct of states towerds their own citizens and towerd non-citizens”.
“Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara
kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak
untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak
kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan dan hak kesejahteraan yang oleh
karena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun”.
Pasal 1 angka 1 UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM dan Pasal 1 angka 1 UU
No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
“HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Hukum HAM internasional mengatur hubungan antara penguasa dengan pihak yang
dikuasainya, yaitu negara dengan individu. Dengan demikian relasi yang diatur yaitu,
negara memiliki posisi sebagai pihak yang berkewajiban untuk melindungi hak asasi
setiap individu adalah pihak yang harus dilindungi hak asasinya. Dengan demikian
relasi yang terbentuk bersifat vertikal, yaitu antara negara dengan individu.
PENGERTIAN DAN DEFINISI HUKUM HAM INTERNASIONAL
“Sebuah kegagalan negara atau pihak lain yang secara hukum diwajibkan untuk
memenuhi suatu norma hak asasi manusia internasional. Kegagalan untuk
memenuhi tanggung jawab. Perlindungan domestik atau internasional diberikan
terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh suatu negara”.
Pelanggaran HAM pada dasarnya dapat terjadi dengan dua cara, yaitu: