Professional Documents
Culture Documents
1
Lih. Christine Dobbin, Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy: Central Sumatra, 1784-
1847. London & Malmo: Curzon Press, 1983, hlm. 61-63
2
Ibid., halaman 63 - 64
5
5
Lih. Kamardi Rais Dt. P. Simulie dalam Kamardi Rais Dt. P. Simulie dkk, op.cit., hlm. xvi.
7
6
Dobbin, op.cit., hlm. 68.
8
9
Lih. Abd Rohim Ghazali dan Saleh Partaonan Daulay (ed.), Cermin Untuk Semua: Refleksi 70 Tahun
Ahmad Syafii Maarif. Jakarta: Maarif Institute, 2005, hlm. 369
15
12
Tentang penciptaan Adam, reaksi malaikat dan iblis, serta sikap Tuhan kepada reaksi mereka itu, lih.
al-Qur’an s. Thaha: 115-124; s. al-A’raf: 11-25; al-Baqarah: 30-39
28
13
Dobbin, op.cit., hlm. 136-137
32
14
lih. misalnya surat Ali ‘Imran: 190-191
37
B. Lombok-Sumpurkudus-Surakarta
Sebelum pulang kampung, aku telah berembuk
dengan pengurus Muhammadiyah Cabang Pohgading
tentang siapa penggantiku sekiranya aku tidak lagi terus
mengajar di sana. Di kampung aku punya seorang
114
A. Mulai Dijodohkan
Sikitar tahun 1963 pada saat usiaku 28 tahun, terjadi
perkembangan baru dalam hidupku, seperti telah
kusinggung di depan. St. Ismael Rusyid (wafat 6
September 2005 di Payakumbuh, dikebumikan di
Sumpur Kudus 7 Sept.) , teman sekelasku di S.R.
Sumpur Kudus dan sepupu jauhku, suami Rahma, anak
Sarialam-Halifah, secara diam-diam telah menghubungi
etekku Bainah. Teman ini, seorang menteri kesehatan di
Simalanggang, Payakumbuh, memang sangat dekat
dengan keluarga etekku. Mereka tampaknya telah
merundingkan suatu masalah yang kemudian ternyata
telah menentukan pula perjalanan hidupku. Lifuarda
(namanya sewaktu di S.M.P. Tanjung Ampalu, kemudian
kembali menggunakan nama aslinya Nurkhalifah), adik
kandung Rahma, dikenalkan kepadaku melalui surat.
Tidak hanya dikenalkan, tetapi mau dijodohkan, jika aku
dan yang bersangkutan bersedia. Bagiku, ini merupakan
hiburan yang membanggakan. Mengapa tidak? Seorang
bujang lapuak diincar oleh keluarga kaya yang aku kenal,
tetapi terasa sebagai sesuatu yang hampir mustahil.
Sebagai seorang yang belum punya pilihan untuk
teman hidup, aku sempat termenung. Apakah mungkin
seorang gadis belasan tahun dari keluarga berada bisa
diajak membicarakan masalah rumah tangga dengan
seorang yang tak punya pencarian tetap, sudah tua lagi
jika dibandingkan dengan umurnya? Berkecamuk juga
126
15
(Lih. al-Qur’an s. al-Furqan: 30).
214
Aceh,
dari sisi sejarah,
engkau adalah bumi pahlawan,
laki-laki dan perempuan.
Mereka telah menyerahkan segala yang terbaik
untuk membela kehormatan dan martabat manusia,
sebagai wujud dari harga diri
untuk melawan si kafe dan kezaliman.
Aceh,
juga dari sisi sejarah,
engkau adalah wilayah
yang tersingkat dijajah Belanda.
Perang Aceh berakhir pada 1912.
Sejak itulah engkau resmi dijajah,
tapi hanya 30 tahun.
256
Aceh,
di masa revolusi kemerdekaan,
engkau kembali menunjukkan keperkasaanmu,
karena engkau pantang dijajah,
Belanda sangat takut kepadamu.
Engkau bela republik dengan darah,
engkau sumbang Indonesia dengan harta
untuk beli pesawat, demi kemerdekaan
yang telah engkau perjuangkan
dalam rentang waktu berbilang musim.
Aceh,
pada tahun 1950-an,
engkau berontak
karena merasakan dilecehkan Jakarta.
Perang saudara berlangsung
selama beberapa tahun,
dengan meninggalkan korban dan dendam,
untuk kemudian berdamai.
Tapi tidak bertahan lama,
engkau kembali melawan,
dengan sisa-sisa kekuatanmu yang terpecah dan
terbelah.
Sebagian besar rakyatmu
ingin tetap bersama Indonesia,
karena engkau turut mendirikannya,
sekalipun telah dianiaya.
Aceh,
perang saudara belum usai,
luka-luka tubuhmu
masih memancarkan darah segar.
Tanpa dinyana, tanpa ada tanda-tanda,
257
16
Lih. Abd. Rohim Ghazali dan Saleh Partaonan Daulay, op.cit., hlm. 555.
316
D. Komunitas Nogotirto-Trianggo
Ini adalah bagian akhir sebelum penutup dari
otobiografi ini. Aku harus menyertakan komunitas ini
karena aku sekeluarga telah tinggal di Nogotirto sejak
Nopember 1985, lebih 20 tahun yang lalu. Sebenarnya
nama Nogotirto ini telah kusebut juga pada bagian lain,
tetapi belum mendapatkan porsi khusus. Selama rentang
waktu 20 tahun usia tuaku telah “dibelanjakan” di sana,
mungkin sebagai terminal terakhir dari hidupku.
Nogotirto terdiri dari dua kata: nogo (naga) dan tirta
(air), artinya banyak air. Kawasan ini sebelumnya adalah
daerah pesawahan, kemudian oleh lurah (kepala desa)
dijual kepada P.T. Nitibuana untuk dijadikan perumahan
penduduk, sementara pihak kelurahan mendapatkan
tanah di tempat lain sebagai gantinya.
Kami mengangsur perumahan K.P.R. (Kredit
Prumahan Rakyat) kepada B.T.N. (Bank Tabungan
Negara) untuk jangka waktu 15 tahun. Sebagaimana
sudah kusebutkan bahwa untuk pembayaran uang muka,
340
E. Syukuran Listrik
Sudah dijelaskan bahwa peresmian pemakaian
listrik untuk beberapa nagari di kecamatan Sumpur
Kudus berlangsung pada tanggal 29 Januari 2005. Atas
gagasan Prof. Novirman yang aku dukung sepenuhnya
pada tanggal 29 Januari 2006 diadakan syukuran setahun
listrik masuk desa bertempat di masjid Silantai, seperti
telah kusinggung sedikit terdahulu. Peristiwa ini bagi
orang kampungku sangat penting dan menggembirakan
untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah bahwa
pada akhirnya listrik yang sudah lama dirindukan
kedatangannya menjadi kenyataan.
Untuk mengenang suasana syukuran istimewa itu,
di bawah ini kuturunkan kembali apa yang kutulis dalam
“Resonansi” yang muncul dalam Republika 7 Pebruari
2006, halaman 12 dengan judul “Syukuran Listrik di
Silantai”:
Kabarnya konon sepanjang sejarah perlistrikan
di Indonesia peristiwa semacam ini adalah yang
pertama kali terjadi. Di bawah kordinasi M. Deddy
Julianto, yang saya sebut sebagai “Panglima Jawa”,
dan panitia lokal di bawah pengawasan Prof. Dr.
Novirman Djamarun, Kopertis Sumatera Barat,
Jambi, Riau, dibantu oleh Drs. Khairuddin Kanaan
dari Pemda Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, maka
digelarlah upacara syukuran itu pada 29 Januari
2006. Tamu yang hadir tidak tanggung-tanggung:
dari Jakarta, Bandung, Padang, Muaro, Solok,
Sijunjung, Lintau, dan tentu saja dari kecamatan
Sumpur Kudus dengan camatnya. Nagari Silantai
yang terletak sekitar dua km di utara nagari Sumpur
Kudus sebagai lokasi upacara seperti berada dalam
352
IX. AKHIRNYA
DAFTAR ISI
BAB Halaman
I BUMI KELAHIRAN, IBU-BAPAK, dan SAUDARA-SAUDARAKU . . 1
A. Sumpur Kudus, Makkah Darat, dan Perdagangan . . . . . . . . . . . 1
B. Syekh Ibrahim dan Dinamika Sejarah . .. . . . . . . . . . . . . . . 20
C. Kewajiban pada Tanah Kelahiran dan P.D.R.I . . . . . . . . . . . . 34
D. Dinamika Retorika dan Mu’allimin Balai Tangah atau Lintau . . . . 76
II KE YOGYAKARTA dan PERAN SANUSI LATIEF . . . . . . . . . 92
A. M. Sanusi Latief dan Hijrah Menuntut Ilmu . . . . . . . . . . . . . 92
B. Perginya Seorang Ayah dan Nasib Anak-Anaknya . . . . . . . . . . 104
III UJUNG TOMBAK MU’ALLIMIN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 108
A. Bertugas di Lombok Timur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 108
B. Lombok-Sumpurkudus-Surakarta . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 113
IV MENITI BIDUK KEHIDUPAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 125
A. Mulai Dijodohkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 125
B. Kembali ke Jawa dan Pulang untuk Menikah . . . . . . . . . . . . . . 143
C. Belajar Sambil Bekerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 150
V MUSIBAH SILIH BERGANTI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 156
A. Lip ke Padang Bersama Salman (1966-1967) . . . . . . . . . . . . . 156
B. Kembali ke Jogja, Lulus S1, dan Lahirnya Ikhwan . . . . . . . . . . 164
C. Tahun-Tahun Kritis Sampai Iwan Wafat pada 1973 . . . . . . . . 170
VI SECERCAH HARAPAN dan BERAGAM TANTANGAN . . . . . . 175
A. Kelahiran Hafiz dan Keinginan Sekolah Lagi . . . . . . . . . . . 175
B. Periode Athens: Status Quo dalam Pemikiran . . . . . . . . . . . . 181
C. Chicago I: Sebelum Titik Kisar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 188
D. Chicago II: Setelah Titik Kisar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 195
VII BERKIPRAH MENYONGSONG MASA DEPAN . . . . . . . . . . . 214
A. Perkisaran Abad, Harapan, dan Kecemasanku . . . . . . . . . . . . . 214
B. Kegiatanku di Indonesia Pasca Chicago . . . . . . . . . . . . . . . 219
C. Kiprahku dalam Memimpin Muhammadiyah . . . . . . . . . . . . . 235
D. Keruntuhan Rezim, Habibie, Muhammadiyah, dan Aku . . . . . . . 262
E. Sebagai Ketua P.P. Muhammadiyah, 1998-2005 . . . . . . . . . . . 309
365
GLOSSARY
Halaman
1 Makah Darek = Makkah Darat
5 Rajo = Raja
6 Syarak mangato adaik mamakai = Syarak mengata adat memakai
8 inferiority complex = rasa rendah diri
penetration pacifique = masuk atau menembus secara damai
parewa = preman
9 on-going process = proses yang terus berjalan
12 bacakak = berkelahi
13 babat alas = pembukaan sebuah kampong baru
15 dilomeh = diguyur
gerundang = anak katak
tanomeh = sutan emas
16 Muaro Sumpu = Muara Sumpur
20 Koto Ijau = Koto Hijau
21 kundang = bawa
22 jamba = makanan lengkap di atas piring besar atau talam
23 Iniak Tanahbato = Nenek Tanahbato
taratak =
24 jorong =
31 puti = gelar untuk putrid yang merasa sebagai keturunan raja di
Minangkabau seperti halnya gelar rajo atau sutan untuk kaum pria
Tukang kampo = pengolah daun gambir untuk diambil getahnya
36 asai = kutu bubuk
alit = kecil
Anai-anai = rayap
38 lapuak = tua
kaktuo = kakak tertua
kaktuo, kakoncu, onga, udo, inyo, panggilan isteri terhadap suami
42 bermaya (Malaysia) = berhasil
52 rumah “mande” = rumah ibu
55 etek = bibi
61 uwo = ibu dari ibu
gayek = ayah dari ibu
personal achievement = raihan pribadi
berfastabiqul khairat = berlomba untuk kebaikan
62 ande = bibi
onga = panggilan untuk anak kedua baik pria atau wanita
oncu = paman
64 lading = pisau panjang
olang katutuih = elang hantu
67 ngoyo (Jawa) = tidak sabaran
sumpek (Jawa) = tidak segar
68 cigak = kera
71 bagak = berani
bersianyut = berenang dari arah hulu ke hilir
jawi = sapi
367