Asam lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air kegiatan bakteri (Riawan, 1990).
awan, 1990). Oksigen udara dianggap
molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan menyerang ikatan rangkap pada asm lemak untuk melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung membentuk ikatan peroksida. Dengan demikian bilangan pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing- yodium turun, walaupun sedikit asam lemak bebas dan masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada gliserol dilepaskan. Timbal atau tembaga mengkatalisis umumnya telah dikemukakan oleh Henderson-Hasselbach. ketengikan. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam. Mengasingkan oksigen atau menambah zat antioksidan menghambat proses ketengikan. Radikal-radikal bebas R-COOH + NaOH -> R-COONa + H2O dihasilkan dihasilkan selama pembentukan peroksida, dan Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam ini dapat merusak jaringan-jaringan jidup kecuali terdapat lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin E) yang bereaksi Sabun kalium disebut sabun lunak dan digunakan untuk radikal-radikal bebas sabun bayi. Asam lemak yang digunakan pada sabun pada umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Minyak B.PEMBAHASAN adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Lipid merupakan senyawa yang banyakterjadi di alam. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt atau Senyawa ini dapat diperoleh dengan jalan mengekstraksi Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak bahan-bahan alam baik tumbuhan maupun hewan dengan jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH pelarut tidak polar sperti petroleum eter, benzena, atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol(Riawan, kloroform, dan lain-lain. Dilihat dari strukturnya senyawa 1990). lipida tersusun oleh rantai hidrokarbon yang panjang, Sabun digunakan sebagai bahan pembersih kotoran , sehingga lipida ini tidak larut dalam air. Senyawa lipida terutama kotoran yang bersifat seperti lemak atau minyak diberi nama berdasarkan sifat fisikanya (kelarutan) dari karena sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak. pada secara struktur kimianya. Secara umum lipid dibagi Jadi sabun dapat berfungsi sebagai emulgator. Pada menjadi dua golongan besar yaitu lipid sederhana dan proses pembentukan emulsi ini, bagian hidrofob sabun lipid kompleks. Lipid yang termasuk dalam golongan masuk ke dalam lemak, sedangkan ujung yang bermuatan sederhana adalah senyawa-senyawa yang tidak negatif ada di bagian luar. Oleh karena adanya gaya tolak mempunyai gugus ester dan tidak dapat dihidrolisis. antara muatan listrik negate ini, maka kotoran akan Golongan ini merupakan steroid. Golongan lipida kompleks terpecah menjadi partikel-partikel kecil dan membentuk tersusun oleh senyawa-senyawa yang mempunyai gugus emulsi. Dengan demikian kotoran mudah terlepas dari kain ester dan dapat dihidrolisis, yang melipti minyak lemak atau benda lain. Sabun mempunyai sifat dapat dan lilin. menurunkan tegangan permukaan air, Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan Yang dimaksud dengan lemak disini adalah suatu ester diaduk (Riawan, 1990). asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.Jadi Lipid memiliki reaksi kimia yang khas, antara lain: tiap atom karbon mempunyai gugus –OH.Satu molekul a. Hidrolisis gliserol dapat mengikat satu,dua atau tiga molekul asam Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara lemak dalam bentuk ester,yang disebut enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam- monogliserida,digliserida atau trigliserida. Pada asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat lemak,satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester lemak,oleh karena itu lemak adalah Suatu trigliserida, R1- pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari COOH, R2-COOH, dan R3-COOH ialah molekul asam lemak triasilgliserol(Harper, 1980) yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama,boleh berbeda. Pada percobaan ini dilakukan b. Penyabunan 3 reaksi uji lipid, yaitu uji akrolein, uji penyabunan, dan Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang uji peroksida. Selain itu dilakukan percobaan penentuan dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak angka iod untuk sifat larutan kmia lipid. yang disebut sabun (Harper, 1980) Uji Penyabunan c. Penguraian (kerusakan, ketengikan) lipid Uji penyabunan untuk asam-asam lemak dilakukan dengan Ketengikan adalah perubahan kimia yang menimbulkan menambahkan 10 ml KOH alkoholis 10% kedalam minyak bau dan rasa tidak enak pada lemak(Harper, 1980). yang hendak diuji, kemudian dikocok. Pencampuran ini Penyebabnya antara lain auto oksidasi, hidrolisis dan menghasilkan larutan berwarna kuning muda yang tidak saling campur. Setelah itu minyak dan KOH alkoholisis 10% kembali terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berwarna putih dipanaskan diatas penangas air. Pada proses pemanasan dan bawah berwarna kuning. ini minyak dapat larut dalam KOH alkoholisis dan larutan berwarna kuning muda. Adapun reaksi kimia yang terjadi Kesimpulan adalah: Reaksi di atas dikenal dengan reaksi penyabunan Lemak memiliki sifat-sifat yang khas yaitu tidak larut atau (saponifikasi). Reaksi ini bertujuan untuk pengambilan sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut asam-asam lemak dari minyak, sehingga dihasilkan non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana, campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air aseton dan alcohol panas. Lemak mempunyai banyak dan alkohol. Pada pengambilan asam lemak ini, minyak fungsi biologis yang sangat menunjang kehidupan dihidrolisis dengan larutan alkali yaitu KOH (Kalium organisme, antara lai berperan dalam transport aktif sel, hidrosida). penyusun membrane sel, sebagai cadangan energi dan Proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses isolator panas, sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. penyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan dalam Lemak dapat mengalami reaksi hidrolisis, ketengikan, proses penyabunan ini tergantung pada jumlah mol asam hidrogenasi, penyabunan dan lain-lain. lemak.Untuk lemak dengan berat tertentu,jumlah mol asam lemak tergantung pada panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut. Apabila rantai karbon itu pendek,maka jumlah mol asam lemak besar,sebaliknya Daftar Pustaka apabila rantai karbon itu panjang,jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. menyabunkan 1gram lemak disebut bilangan penyabunan. EGC: Jakarta Jadi besar atau kecilnya bilangan penyabunan ini Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press: Surabaya asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak,makain Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta besar bilangan penyabunannya. Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Uji Peroksida Jakarta Minyak atau lemak yang mengandung asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksi dari oksigen yang menghasilkan http://yukiicettea.blogspot.com/2009/10/biochemistry- suatu senyawa peroksida. Apabila minyak mengalami laporan-biokimia-lipida.html oksidasi maka senyawa peroksida yang dihasilkan akan Terima kasih telah mengikuti materi dari GudangMateri , meningkat. semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Pada percobaan ini 1 ml minyak olive ditambahkan dengan 1 ml kloroform. Pada proses penambahan ini minyak larut dalam kloroform, karena kloroform merupakan pelarut nonpolar. Campuran minyak olive dan kloroform kemudian ditambahkan 1 ml asam asetat glasial, kemudian dikocok. Peranan asam asetat glasial dalam pemisahan asam lemak yaitu sebagai katalis, artinya asam asetat dapat mempercepat reaksi yang sedasng berlangsung sehingga reaksinya lebih cepat membentuk asam lemak. Minyak olive yang ditambahkan 1 ml kloroform dan 1 ml CH3COOH glasial kemudian dikocok, menyebabkan terbentuknya 2 lapisan, yaitu pada lapisan atas minyak berwarna kuning dan pda bagian bawah berwarna putih. Campuran tersebut kemudian ditambahkan dengan 1 tetes larutan KI 10% sehingga larutan berwarna kuning. Langkah selanjutnya didiamkan selama 5 menit. Dari proses ini