You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

Keputusan – keputusan penting bidang keuangan menyangkut 3 hal, yaitu


keputusan pemenuhan Kebutuhan Dana (Financial Decision), Keputusan Investasi
(Investment Dicision) dan Keputusan menyangkut pendistribusian keuntungan dalam
bentuk deviden (Dividend Policy) kepada para pemegang saham. Ide dasarnya adalah
bagaimana mendapatkan modal dan kemudian menginvestasikannya pada produk atau
jasa untuk mendapatkan hasil.(return).

Dalam makalah ini, pemakalah hanya ingin menjelaskan lebih rinci mengenai
keputusan yang kedua, yaitu Keputusan Investasi.

Dalam pasar persaingan sempurna, keputusan investasi yang optimal tidak


dipengaruhi oleh bagaimana investasi tersebut dibelanjai. Keputusan investasi juga
tidak dipengaruhi oleh keputusan deviden.

Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan


kesejahteraan investor. Sumber - sumber dana yang digunakan untuk melakukan
investasi berasal dari asset-asset yang dimiliki, pinjaman dari pihak lain ataupun dari
tabungan.

Menurut Tandelilin (2001:5), ada beberapa alasan seseorang melakukan


investasi :

 Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa yang akan datang

 Mengurangi tekanan infasi

 Dorongan untuk menghemat pajak

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INVESTASI

Investasi sangat penting artinya baik di Negara yang sedang


berkembang maupun di negara yang sudah maju, karena investasi sebagai alat
untuk memperbanyak keluaran barang dan jasa di masa yang akan datang dan
pada saat yang sama akan memperluas kesempatan kerja.

Suatu perusahaan harus mampu membuat suatu keputusan yang baik


sebelum melakukan investasi. Keputusan itu antara lain untuk membeli mesin
baru yang menghemat tenaga kerja atau tetap melaksanakan operasi yang ada
secara manual, memutuskan untuk mengganti mesin-mesin yang ada dengan
mesin yang baru yang lebih efisien, memutuskan untuk memasuki suatu pasar
dengan mengembangkan produk-produk yang baru atau membeli perusahaan
yang telah menguasai pasar tersebut atau membeli sebagaian perusahaan lain
melalui pasar modal. Untuk itu perusahaan harus menanamkan modal dan
mengolahnya sehingga dapat menghasilkan laba.

Menurut Haming dan Basalamah1, investasi merupakan pengeluaran


pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil, dsb) atau
aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih
besar dimasa yang akan datang, selanjutnya dikatakan investasi adalah
aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang
dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dengan barang
modal itu akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.
Sedangkan investasi jangka panjang adalah komitmen untuk mengeluarkan
dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan perusahaan
menerima manfaat diwaktu yang akan datang.

1
Haming, Murdifin dan Salim Basalamah, 2003, Studi Kelayakan Investasi, Penerbit
PPM, Jakarta, hlm 3.

2
Menurut Downes dan Goodman, investasi adalah investasi keuangan
dimana seorang investor menanamkan uangnya dalam bentuk usaha dalam
waktu tertentu dari setiap orang yang ingin memperoleh laba dari keberhasilan
pekerjaannya. Menurut Tandelilin2 investasi adalah komitmen atas sejumlah
dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang.

Dalam investasi penerapan konsep nilai waktu uang sangat diperlukan.


Investor lebih menyukai investasi yang akan memberikan laba lebih awal
dibandingkan dengan investasi yang laba diperoleh kemudian, misalnya bila
kita menerima uang sejumlah Rp 5.000.000 pada masa sekarang lebih
berharga bila dibandingkan dengan Rp 5.000.000 pada dua tahun yang akan
datang. Tujuan investasi yang dilakukan adalah untuk menghasilkan sejumlah
keuntungan dimana jika investasinya dalam bentuk saham maka keuntungan
yang diterima dalam bentuk Capital Gain atau Deviden dan jika investasinya
dalam bentuk obligasi maka keuntungan yang diterima dalam bentuk
pendapatan bunga.

B. PENGGOLONGAN INVESTASI

Menurut Horngren3, penggolongan investasi terdiri dari :

1. Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment)

Investasi jangka pendek sifatnya likuid yaitu dapat dengan


mudah dicairkan dalam bentuk kas. Penanaman investasi jangka
pendek adalah dalam bentuk surat-surat berharga yang dimiliki
investor dalam jangka waktu yang relatif pendek.

2. Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)

Investasi jangka panjang sifatnya non likuid yaitu tidak dapat


dengan mudah dicairkan menjadi bentuk kas. Penanaman investasi
2
Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portifolio, Edisi

Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta, hlm 3.


3
Horngren, dkk 1998, Akuntansi di Indonesia, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba,
Jakarta, hlm 813.

3
jangka panjang adalah dalam bentuk saham, obligasi, tanah dan bentuk
lain yang dimiliki investor dalam jangka waktu lebih dari satu tahun
dan direncanakan dimiliki bertahun-tahun.

C. JENIS INVESTASI

Menurut Mulyadi4, jenis-jenis investasi terdiri dari :

1. Investasi yang Tidak Menghasilkan Laba

Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah


atau karena syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang
mewajibkan perusahaan untuk melaksanakannya tanpa
mempertimbangkan laba atau rugi. Misalnya Jika air limbah yang telah
digunakan dalam proses produksi dialirkan keluar pabrik akan
mengakibatkan timbulnya pencemaran lingkungan, maka pemerintah
mewajibkan perusahaan untuk memasang instalasi pembersih air
limbah, sebelum air tersebut dibuang ke luar pabrik. Karena sifatnya
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan maka jenis ini tidak
memerlukan pertimbangan ekonomis sebagai kriteria untuk mengukur
perlu tidaknya pengeluaran tersebut.

2. Investasi yang Tidak Dapat Diukur labanya

Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba


yang diharapkan perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk
dihitung secara teliti. Sebagai contoh adalah pengeluaran biaya
promosi untuk produk jangka panjang, biaya penelitian dan
pengembangan. Biasanya yang dipakai sebagai pedoman dalam
mempertimbangan jenis investasi ini adalah persentase tertentu dari
hasil penjualan (untuk biaya promosi produk), persentase tertentu dari
laba bersih perusahaan (untuk biaya penelitian dan pengembangan).

4
Mulyadi, 1997, Akuntansi Menajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi
Kedua, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta, hlm 284.

4
3. Investasi dalam Penggantian Mesin dan Peralatan

Dalam pemakaian mesin dan peralatan pada suatu saat akan


terjadi biaya operasi mesin dan peralatan menjadi lebih besar
dibandingkan biaya operasi jika mesin dan peralatan tersebut diganti
dengan yang baru dan produktifitasnya tidak memenuhi kebutuhan.

4. Investasi dalam Perluasan Usaha

Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah


kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya.
Untuk memutuskan investasi jenis ini, yang perlu dipertimbangkan
adalah apakah aktiva yang diperlukan untuk perluasan usaha
diperkirakan akan menghasilkan laba yang jumlahnya memadai.

D. PENGERTIAN KEPUTUSAN INVESTASI

Keputusan investasi yang dibuat oleh manajemen adalah suatu


tindakan manajemen untuk menentukan penggunaan sumber dana di dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang dikehendaki dengan harapan akan
memperoleh keuntungan selama jangka waktu tersebut.

Menurut Helfert5, keputusan investasi merupakan kekuatan penggerak


utama dari setiap sistem usaha. Ini mendukung strategi persaingan yang
dikembangkan manajemen berdasarkan perencanaan untuk menjalankan dana
yang ada atau yang baru diperoleh terhadap tiga bidang utama, yaitu :

 Modal Kerja (saldo kas, piutang yang jatuh tempo dari


pelanggan dan persediaan dikurangi kredit dagang dari pemasok
dan kewajiban lancar normal lainnya)

 Bangunan, mesin, peralatan, perabotan kantor, dsb

 Program pembelanjaan utama (penelitian dan pengembangan,


pengembangan produk atau jasa, program promosi, dll)

5
Helfert, A. Erich, 1997, Teknik Analisis Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit
Erlangga, Jakarta, hlm 7.

5
Investasi selalu berhadapan dengan resiko ketidakpastian karena
pengeluran dilakukan pada saat sekarang tetapi manfaatnya akan diterima
dalam waktu mendatang. Masa yang akan datang berhadapan dengan berbagai
perubahan seperti perubahan nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, tingkat bunga,
kondisi politik ekonomi sosial dan keamanan. Semakin besar ketidaktahuan
akan laju perubahan mengenai faktor itu dimasa yang akan datang
menyebabkan semakin besarnya resiko yang dihadapi.

Oleh karena itu, investasi memerlukan studi kelayakan sebelum


dilaksanakan. Kegunaan studi kelayakan investasi menurut Haming dan
Basalamah terdiri dari :6

a. Kegunaan Primer, yaitu :

1. Memandu pemilik dana (calon investor) untuk


mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya.

2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan pada saat


yang sama memperbesar peluang keberhasilan investasi yang
bersangkutan.

3. Alternatif investasi teridentifikasi secara objektif dan


teruji secara kuantitatif sehingga manajer puncak mudah
mengambil keputusan investasi yang objektif

4. Aspek yang terkait terungkap secara keseluruhan dan


lengkap sehingga penerimaan dan atau penolakan terhadap
alternatif investasi didasarkan atas pertimbangan terhadap
semua aspek proyek dan bukan hanya aspek financial.

b. Kegunaan Sekunder, yaitu :

1. Dana investor tersalur ke proyek yang paling


menguntungkan sehingga turut membantu meningkatkan
efisiensi penggunaan sumber daya nasional.

2. Investasi berlangsung pada sektor yang keluarannya


sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Di satu sisi keluaran

6
Haming, Murdifin dan Salim Basalamah, 2003, Studi Kelayakan Investasi, Penerbit PPM,
Jakarta, hlm 12.

6
investasi memiliki pasar yang efektif dan pada saat yang sama
masyarakat menerima barang-barang kebutuhan yang
dibutuhkan dari dunia usaha.

3. Dana akan tersalur ke sektor yang hemat devisa karena


proyek memakai bahan baku yang disediakan di dalam negeri
dan pada saat yang sama untuk proyek yang berorientasi ekspor
akan mendorong peningkatan devisa. Hal ini dapat terwujud
karena kreditur (lembaga perbankan) akan turut menilai
kelayakan proyek sekaligus mengemukakan berbagai syarat
yang harus dipenuhi oleh investor

E. KRITERIA KEPUTUSAN INVESTASI

Kriteria keputusan investasi adalah :

1. Keputusan Penyaringan (Screening Decision)

Yaitu keputusan yang berdasarkan pada ukuran atau standar


tertentu. Misalnya perusahaan akan melakukan investasi bila
menghasilkan ROI sebesar 20% per tahun, berarti bila ada usulan
investasi yang ditaksir akan menghasilkan ROI sebesar 15% per tahun
maka usulan tersebut akan ditolak.

2. Keputusan Preferensi

Yaitu suatu keputuan investasi yang didasarkan kepada


beberapa alternatif tindakan yang saling bersaing. Misalkan suatu
perusahaan akan melakukan investasi dengan membeli mesin baru,
maka perusahaan mempunyai alternatif untuk membeli mesin jenis A,
B, C, Jika mesin A mempunyai ROI 15%, mesin B 20% dan mesin C
22%, berdasarkan keputusan preferensi maka mesin yang akan dibeli
adalah mesin C.

F. PROSES KEPUTUSAN INVESTASI

Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang


berkesinambungan. Menurut Tandelilin, proses keputusan investasi terdiri dari

7
lima tahap keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan
investasi yang terbaik. Tahapannya adalah :7

1. Penentuan Tujuan Investasi

Yaitu menentukan tujuan investasi yang akan dilakukan.


Tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung
investor yang membuat keputusan.

2. Penentuan Kebijakan Investasi

Tahap ini dimulai dari penentuan keputusan alokasi asset.


Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada
berbagai kelas-kelas asset yang tersedia (saham, obligasi). Investor
juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi
kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi
pendistribusian dana tersebut serta beban pajak yang harus ditanggung.

3. Pemilihan Strategi Portofolio

Strategi portofolio yang dipilih harus sesuai dengan 2 tahap


sebelumnya. Ada 2 strategi portofolio, yaitu portofolio aktif (meliputi
kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik peramalan
secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik) dan
portofolio pasif (meliputi aktifitas pada portofolio yang seiring dengan
kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif adalah bahwa semua
informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada
harga saham).

4. Pemilihan Asset

Adalah pemilihan asset yang memerlukan pengevaluasian


setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portifolio yang efisien
yaitu portofolio yang menawarkan return yang tertinggi dengan tingkat
resiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return tertentu dengan
tingkat resiko terendah.

7
Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portifolio, Edisi Pertama,
Penerbit BPFE, Yogyakarta, hlm 8.

8
5. Pengukuran dan Evalusi Kinerja Portofolio

Merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi.


Setelah tahap ini dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik maka
proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama.

G. PENILAIAN INVESTASI

Menurut Mulyadi, metode penilaian investasi terdiri dari :8

1. Pay-Back

Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau


penolakan suatu investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menutup kembali investasi, dan setiap usulan investasi dinilai
berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh
manajemen, jumlah kas masuk bersih rata-rata per tahun yang
diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.
Investasi yang diterima adalah investasi jangka pengmbaliannya paling
cepat.

2. Average Return on Investment

Metode ini sering disebut accounting method karena dalam


perhitungannya digunakan angka laba akuntansi. Dalam metode ini,
investasi yang diterima adalah investasi yang memberikan tingkat
pengembalian paling besar.

3. Present Value

Metode ini telah memperhitungkan nilai waktu uang sehingga


menurut metode ini, investasi akan diterima apabila jumlah nilai tunai
aliran kas masuk bersih dari investasi melebihi nilai tunai investasi
mula-mula.

8
Mulyadi, 1997, Akuntansi Menajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Kedua, Bagian
Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta, hlm 292.

9
4. Discounted Cash Flows

Metode ini sama dengan metode present value karena sama-


sama memperhitungkan nilai waktu uang dimasa yang akan datang,
perbedaannya bahwa pada metode present value, tarif kembaliannya
sudah ditentukan, sedangkan dalam metode discounted cash flow
justru mencari pada tarif kembalian berapa aliran arus kas masuk
bersih harus dinilai tunaikan agar investasi yang ditanamkan dapat
tertutupi.

H. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEPUTUSAN INVESTASI

1. Laba Bersih

Menurut Niswonger9, laba bersih adalah kelebihan pendapatan


atass beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan.
Laba bersih setelah pajak adalah laba bersih yang diperoleh dalam satu
periode dikurangi pajak. Dengan laba bersih dapat diketahui apakah
memungkinkan bagi perusahan untuk melakukan investasi.

2. Struktur Modal

Menurut Subramanyam10, struktur modal adalah pendanaan


ekuitas dan hutang suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan sumber dari dalam
perusahaan maka akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar.
Jika kebutuhan dananya sudah semakin meningkat dan dana dari dalam
perusahaan sudah digunakan semuanya maka tidak ada pilihan selain
menggunakan dana yang berasal dari pihak luar baik dari hutang
maupun dari saham biasa. Struktur modal perusahaan yang baik akan
meningkatkan investasi perusahaan itu.

9
Niswonger, Warren, Fees, 2000, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jilid Kedua, Penerbit
Erlangga, Jakarta, hlm 27.
10
Subramanyam, Wild, Halsey, 2005, Analisis Laporan Keungan, Edisi Kedelapan, Penerbit
Salemba, Jakarta, hlm 211.

10
3. Total Hutang

Perusahaan kecil maupun besar pada umumnya mempunyai


hutang. Hutang adalah kewajiban yang harus dibayar. Menurut Jusup11,
hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul dari transaksi pada
waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang atau jasa pada
waktu yang akan datang. Hutang dikelompokkan menjadi hutang
jangka panjang dan hutang jangka pendek (hutang lancar). Hutang
lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka
waktu satu tahun, contohnya hutang yang timbul dari pembelian kredit,
kewajiban membayar upah atau gaji karyawan. Hutang jangka panjang
adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu lebih
dari satu tahun, contoh kewajiban pensiun. Penggunaan hutang sangat
tergantung pada tingkat resiko. Jika tingkat resikonya besar maka akan
mempengaruhi pembentukan hutang baru. Semakin besar hutang maka
akan menyebabkan penurunan keputusan investasi.

4. Profitabilitas

Yaitu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.


Menurut Brigham dan Houston12 bahwa perusahaan yang memiliki
tingkat pengembalian atas investasi yang tinggi, menggunakan hutang
lebih kecil. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan
meningkatkan keputusan investasi.

5. Tingkat Penjualan

Brigham dan Houston13 mengatakan perusahaan yang


penjualannya relatif stabil dapat memperoleh lebih banyak pinjaman
dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
11
Al-Jusup Haryono, 2001, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid Kedua, STIE UGM, Yogyakarta,
hlm 229.
12
Brigham, Houston, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hlm 43.
13
Brigham, Houston, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit
Erlangga, Jakarta, hlm 39.

11
perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Tingkat penjualan dari
perusahaan secara nyata akan mempengaruhi seluruh perencanaan dan
perkembangan perusahaan, perusahaan yang memiliki tingkat
penjualan yang lebih baik akan memberikan perkembangan perusahaan
yang baik, dan perusahaan yang tingkat penjualannya buruk akan
berakibat langsung dengan keberadaan perusahaan tersebut. Semakin
tinggi tingkat penjualan maka semakin meningkat pula keputusan
investasi.

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Keputusan investasi yang dibuat oleh manajemen adalah suatu tindakan


manajemen untuk menentukan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk
jangka waktu yang dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selama
jangka waktu tersebut.

Kriteria keputusan investasi ada 2 yaitu

 Keputusan Penyaringan (Screening Decision)

 Keputuan Preferensi.

Penilaian Investasi ada 4, yaitu:

 Pay-Back Method

 Average Return on Investment Method

 Present Value Method

 Discounted Cash Flows

Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan, yaitu;

 Penentuan Tujuan Investasi

 Penentuan Kebijakan Investasi

 Pemilihan Strategi Portofolio

 Pemilihan Asset dan Pengukuran

 Evalusi Kinerja Portofolio.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi, adalah :


 Laba Bersih
 Struktur Modal
 Total Hutang
 Profitabilitas

13
 Tingkat Penjualan
DAFTAR PUSTAKA

Haming, Murdifin dan Salim Basalamah, 2003, Studi Kelayakan Investasi, Penerbit
PPM, Jakarta.

Brigham, Houston, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh,


Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Brigham, Houston, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga,


Jakarta.

Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portifolio, Edisi


Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Horngren, dkk 1998, Akuntansi di Indonesia, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba,


Jakarta.

Mulyadi, 1997, Akuntansi Menajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Kedua,
Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Helfert, A. Erich, 1997, Teknik Analisis Keuangan, Edisi Kedelapan, Penerbit


Erlangga, Jakarta.

Niswonger, Warren, Fees, 2000, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jilid Kedua, Penerbit


Erlangga, Jakarta.

Subramanyam, Wild, Halsey, 2005, Analisis Laporan Keungan, Edisi Kedelapan,


Penerbit Salemba, Jakarta.

Al-Jusup Haryono, 2001, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid Kedua, STIE UGM,


Yogyakarta.

14
KEPUTUSAN INVESTASI
Makalah ini dipresentasikan pada mata kuliah Manajemen Keuangan
Perbankan Syariah

-Kelompok 5-
PS_6A

Disusun Oleh :
Fatimiyah Fasuha
Fadilla
Dery Tadarus
M. Faisal Sultoni

Dosen : H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011

15

You might also like