Professional Documents
Culture Documents
Penyusun,
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang disebut nasionalisme?
2. Apakah arti nasionalisme bagi Indonesia?
3. Bagaimana bentuk nasionalisme Indonesia pada masa sekarang ini?
4. Apakah ada perbedaan bentuk nasionalisme pada awal kemerdekaan dan
pada saat ini?
5. Bagaimana hubungan Indonesia dengan Negara luar kaitanya dengan
nasionalisme?
6. Apa pengaruh konflik-konflik Indonesia dengan Malaysia.?
1.3 Tujuan pembahasan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan nasionalisme dan bagaimana arti
nasionalisme bagi Indonesia
2. Mengetahui bentuk-bentuk nasionalisme
3. Dapat membandingkan perbedaan bentuk nasionalisme dari suatu periode
ke periode yang lain.
4. Mengetahui pengaruh nasionalisme jika di kaitkan dengan konflik antar
bangsa.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
terkenal adalah buku berjudulk Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia
"Mengenai Kontrak Sosial").
6
kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan
pusat yang kuat di Sepanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan,
dan Corsica.
7
Jiwa nasionalisme kaum elite dari hari ke hari semakin meluas dan
menguat di hati rakyat. Tekanan ekonomi yang teramat berat selama pendudukan
Jepang memperkuat semangat nasionalisme untuk mewujudkan Indonesia
merdeka. Pada kurun waktu 1945-1950, jiwa nasionalisme diperteguh oleh
semangat mempertahankan kemerdekaan, serta persatuan dan kesatuan Indonesia
yang dirongrong oleh perlawanan kedaerahan dari negara-negara boneka bentukan
Belanda.
Apakah negara hancur lebur karena krisis ekonomi atau rakyat mati
kelaparan, tidak lagi dipandang sebagai tanggung jawab para pemilik modal.
Banyaknya perusahaan yang melarikan modalnya ke negara lain pada saat krisis
ekonomi di pertengahan 1997 dan tahun-tahun sesudahnya memberi gambaran
konkret atas persoalan tersebut. Kenyataan demikian memunculkan persoalan,
apakah nasionalisme masih relevan dalam pusaran ekonomi global saat ini, sebab
modal fmansial melepaskan diri dari keterikatannya dengan nation-state, sehingga
bangsa sebagai komunitas solidaritas menjadi Utopia.
8
jaipongan; atau lebih mahir bermain band, daripada menabuh gamelan. Kita juga
bisa menyaksikan orang barat yang menjadi dalang dan piawai memetik kecapi.
Kita bisa menyaksikan ibu-ibu yang setia berkebaya serta bapak-bapak yang
bersarung atau berpeci, pada waktu bersamaan begitu menikmati fast food
bermerek global. Kebudayaan telah melepaskan diri dari keterikatannya pada
nation-state. Kenyataan ini menghadapkan nasionalisme dengan persoalan,
manakah kebudayaan yang akan menjadi media berurat-akarnya nasionalisme?
9
Nasionalisme sebagai identitas bukanlah "kata benda" yang bentuk dan
wujudnya sudah jadi dan final. Nasionalisme merupakan "kata kerja", artinya dia
adalah suatu projek yang mesti terus-menerus dikerjakan, dibangun, serta diberi
dasar dan makna baru pada setiap kesempatan. Proses kerjanya dijalani lewat
public critical rational discourse yang melibatkan seluruh bagian anak negeri
sebagai yang sederajat tanpa mengecualikan siapapun.
10
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Pada masa sekarang ini satu hal yang perlu dibenahi oleh bangsa Indonesia
adalah mentalitas warga masyarakatnya. Sikap mental yang kuat dan konsisten
serta mampu mengeksplorasi diri adalah salah satu bentuk konkrit yang
dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini. Saat ini memang bangsa Indonesia
sedang mengalami massa-masa keterpurukanya dalam dunia intetrnasional. Krisis
multidimensi yang di barengi dengan krisis ekonomi yang berkepanjanganlah
yang menyebabkan kegoncangan dan keterpurukan mental Indonesia.
11
Dampak negatifhya antara lain adalah bangsa Indonesia jistru akan lebih
tertinggal dengan Negara lain, sebab warga negaranya yang diharapkan dapat
mendukung perkembangan tekhnologi di Indonesia malah justru meninggalkanya
dan lari kepada Negara lain yang lebih maju. Dalam hal ini bangsa Indonesia
terkesan egois, dan secara kasar warganya dapat dikatakan sebagai penghianat
bangsa.
Hal ini mengundang reaksi keras dari pihak Indonesia maupun pihak
luar. Berbagai bentuk protes dan upaya telah di lancarkan sebagai upaya
Indonesia mempertahankan hak dan kedaulatanya. Namun upaya-upaya
tersebut harus terhenti ketika PBB menyatakan kepemilikan sipadan dan ligitan
sebagai bagian dari wilayah Malaysia.
Tak beda juga dengan ambalat, sebuah pulau yang masuk dalam zona
kritis intervensi. Kali ini juga Indonesia dan Malaysia kini menghadapi
persoalan wilayah Ambalat akibat pemberian konsesi untuk ekplorasi minyak
oleh perusahaan minyak Malaysia (Petronas) pada 16 Februari 2005 kepada
perusahaan Shell asal Inggris/Belanda di Laut Sulawesi yang berada di sebelah
timur Pulau Kalimantan. Indonesia menyebut wilayah yang diklaim Malaysia
itu blok Ambalat dan blok East Ambalat. Di blok Ambalat, Indonesia telah
memberikan konsesi kepada ENI (Italia) pada tahun 1999 dan sekarang dalam
tahap eksplorasi. Sedangkan blok East Ambalat diberikan kepada Unocal (AS)
pada tahun 2004.
12
Untuk blok East Ambalat, kontrak baru ditandangani 13 Desember
2004. Namun kontrak ini menjadi bermasalah ketika Malaysia mengklaim
masalah tersebut sebagai wilayahnya dan menolak klaim Indonesia. Malaysia
mengklaim Ambalat wilayahnya dengan pertimbangan berada dalam teritorial
Malaysia sebagai implikasi lepasnya Sipadan-Ligitan yang tentu berdampak
kepada luas batas perairannya. Parahnya, kedua negara belum menuntaskan
garis batas teritorial laut.
Sebagai salah satu bentuk sikap politik yang bersahabat dan etis
mungkin hal itu dapat dibenarkan, namun dalam kondisi keterpurukan
Indonesia seperti sekarang, ketegasan sangat diperlukan untuk mengatakan
sikap Malaysia tersebut dapat menjadi ancaman bagi Indonesia. Belajar dari
pengalaman Sipadan-Ligitan, sikap Indonesia yang kurang tegas dan .tanggap
menghasilkan lepasnya kedna pulau tersebut dari pangkuan Indonesia. Tentu
Indonesia tidak rela Ambalat jatuh ke tangan Malaysia, karena bukan tidak
mungkin akan menyusul penguasaan wilayah Indonesia oleh negara tetangga
terhadap pulau-pulau kecil dan wilayah perairannya yang diperkirakan
mencapai 92 buah pulau kecil perbatasan. Jika Ambalat lepas dari Indonesia,
hal itu semakin membuktikan kedaulatan negara terancam dan harga diri serta
martabat bangsa rendah di mata dunia.
C. Kegagalan Pemerintah
13
Guinue. Sebanyak 50 persen berpenduduk dengan luas wilayah 0,02-200 km2,
sisanya belum berpenduduk.
Dari rezim hukum laut yang ada, terdapat beberapa rezim yang belum
diatur antara lain pertama, zona tambahan (contingues zone). Zona ini
merupakan zona pelindung atau sea belt. Indonesia memiliki kewenangan
dalam kegiatan imigrasi, kemaritiman dan bea cukai. Wilayah ini diukur 24 mil
dari garis pantai terluar atau 12 mil dari sisi terluar laut teritorial. Sampai saat
ini Indonesia belum meng"undang"kan zona tambahan.
Kedua, wilayah laut lepas. Wilayah perairan ini berada di luar Zona
Ekonomi Ekslusif (ZEE). Penataan zona ini akan berdampak kepada pemberian
izin bagi nelayan negara lain untuk beroperasi di perairan Indonesia. Sampai
saat ini Indonesia belum pernah melapor dan memberitahu batas wilayah laut
lepas ini. Ketiga, wilayah landas kontinen (continental shelf). Wilayah ini
merupakan dasar laut yang ada di sisi luar garis pangkal atau mengarah ke luar
garis pangkal kepulauan. Di wilayah ini Indonesia dapat melakukan penelitian,
ekplorasi ikan dan aktivitas lainnya. Sampai saat ini Indonesia belum
melakukan pengakuan di mana batas landas kontinentalnya.
14
Kasus Ambalat tentu hams diselesaikan secara damai. Pengerahan
angkatan perang AL telah menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menjaga
wilayahnya. Setidaknya terdapat beberapa langkah lain yang dipandang perlu
dilakukan.
15
tari reog asal ponorogo, jawa timur. Malaysia mengklaim bahwa tari reog asal
ponorogo yang dalam bangsa Malaysia menyebutnya barongan di akui sebagai
kebudayaan asli Malaysia.
16
BAB IV
PENUTUP
17
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme
http://kafeilmu.co.cc/tema/contoh-contoh-kasus-nasionalisme-indonesia.html
http://nasional.kompas.eom/read/2010/12/23/l551111/Nasionalisme.Indonesia.
Mencapai.Puncak-4
http://www.jevuska.com/topic/contoh+kasus+nasionalisme+indonesia.html
http://chaosregion.wordpress.com/2007/12/07/dari-rasa-savange-reog-ponorogo-
angklung-batik-sampai-baju-minang/
http://mukhtar-api.blogspot.com/2009/06/kasus-ambalat.html
18