Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
dalam fungsi dari suku-suku sebelumnya yaitu n-1, n-2, ….. . Relasi Rekurensi yang
paling terkenal dan sering digunakan yaitu barisan fibonacci. Relasi ini adalah relasi
rekurensi yang paling tua di dunia, dibahas dalam buku Liber Abacci (thn. 1202) yang
ditulis oleh Leonardo of Pisa yang lebih dikenal dengan Fibonacci. Pada Saat itu
dicoba untuk menghitung jumlah pasangan kelinci yang ada, jika setiap pasangan
kelinci setiap bulan dapat menghasilkan sepasang anak kelinci baru.Bila syarat awal
diberikan a0 = 1 dan a1 = 1 maka bilangan yang diperoleh dengan menggunakan
rumus rekursi di atas untuk n = 2, 3, 4, ..... disebut Barisan Fibonacci dan suku a0
disebut bilangan fibbonacci, jadi barisan fibbonacci sebagai beikut ;
1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144,233,…..
Himpunan vertex V biasa dituliskan dengan V = { V1, V2, ….., Vn} dalam hal ini V,
mempunyai n buah elemen yaitu V1, V2, ….., Vn. Begitu juga dengan himpunan E
bisa dituliskan dengan E= {e1, e2,….., em } dimana e1 = {vj , vk} Verteks u dan v
dikatakan adjacent jika ada sebuah edgee = {u, v }. Dalam hal ini, vertex u dan v
disebut titik ujung dari e, dan e dikatakan menghubungkan vertex u dan v . Atau
edgee dikatakan incident dengan vertek u dan v .
Suatu graf berarah (Directed graf) G adalah suatu pasangan terurut (V, E) dengan V
merupakan himpunan verteks (node) danE adalah relasi biner pada V atau E:V→V.
Elemen dari E dinamakan edge atau arc (busur). Graf berarah ini biasa disimbolkan
dengan G=(V,E)
Sebagaimana pada graf tak berarah, himpunan vertex V biasa dituliskan dengan;
V = { V1, V2, ….., Vn} dalam hal ini V, mempunyai n buah elemen yaitu
V1, V2, ….., Vn. Begitu juga dengan himpunan E bisa dituliskan dengan
E= {e1, e2,….., em } dimana e1 = {vj , vk} merupakan pasangan terurut vertex.
Ingat bahwa (vj , vk) ≠ (vk , vj).
Verteks u dan v dikatakan adjacent jika ada sebuah edgee = (u, v) atau e = (v, u).
Dalam hal e = (u, v), vertex u disebut verteks awal dari e dan vertex v disebut verteks
akhir dari e, dan e dikatakan menghubungkan dari (incident from) vertex u dan
menghubungkan ke (incedentto) verteks v.
BAB II
PEMBAHASAN
• Pada relasi rekurensi (1. 1) bila ditentukan syarat awal D1 = 0 dan D2 = 1 maka
bilangan D3, D4, ..., Dn dapat dihitung.
• Sedangkan pada relasi rekurensi (1. 2) harga Dn dapat dihitung bila harga Dn-1
diketahui. Sehingga hanya dibutuhkan 1 syarat awal D1 = 0.
• Berdasarkan harga awal tersebut dapat dihitung barisan bilangan pengacakan
yang nilainya sama dengan yang dihitung dari persamaan (1. 1)
Contoh 2 :
• Contoh relasi rekurensi an = n an-1 , n = 2, 3, 4, ....... dst
• Syarat awal a1 = 1 dan dengan menggunakan iterasi didapat :
an = n an-1
= n(n-1) an-2
= n(n-1) (n-2) an-3
= n(n-1) (n-2) (n-3) ....... 3x2x1 = n!
Dari sini diperoleh an = n! adalah banyaknya permutasi himpunan yang terdiri
dari n bilangan bulat {1, 2, ..., n}
Contoh 3 :
• Contoh relasi rekurensi dari barisan Fibonacci
an = an-1 + an-2 , n = 3, 4, ...... dst
• Relasi ini adalah relasi rekurensi yang paling tua di dunia, dibahas dalam buku
Liber Abacci (thn. 1202) yang ditulis oleh Leonardo of Pisa yang lebih dikenal
dengan Fibonacci.
• Definisi : Bila syarat awal diberikan a0 = 1 dan a1 = 1 maka bilangan yang
diperoleh dengan menggunakan rumus rekursi di atas untuk n = 2, 3, 4, .....
disebut Barisan Fibonacci
• Dari perhitungan diperoleh barisan Fibonacci sebagai berikut :
1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, ........
• Sifat barisan Fibonacci dapat ditulis :
a0 + a1 + a2 + .......... + an = an+2 – 1
• Buktikan dengan induksi lengkap !
• Sifat bilangan Fibonacci memenuhi :
n n
an = -
Contoh 1 :
• Relasi Rekursi linier derajat 1 berkoefisien konstan :
2ar + 2ar-1 = 2r atau 3ar – 5ar-1 = 4r
• Relasi Rekursi linier derajat 2 berkoefisien konstan :
3ar – 5ar-1 + 2ar-2 = r2 + 5 atau ar + 7ar-2 = 0
• Relasi Rekursi linier derajat 3 berkoefisien konstan :
2ar – 2ar-1 – 5ar-2 + 6ar-3 = r2 + 1
Contoh 2 :
• Perhatikan relasi rekursi 3ar – 5ar-1 + 2ar-2 = r2 + 5, yang berlaku untuk
setiap harga r = 2, 3, 4, … ; bila diberikan harga a3 = 3 dan a4 = 6
• Maka dapat dihitung harga a5 sebagai ;
a5 = ( -5 x 6 + 2 x 3 – (52 + 5) ) = 18
a6 = ( -5 x 18 + 2 x 6 – (62 + 5) ) = dst
a2 = ( 3 x 6 – 5 x 3 – (42 + 5) ) =
a1 = ( 3 x 3 – 5 x 9 – (32 + 5) ) = 33
a0 = ( 3 x 9 – 5 x 25 – (22 + 5) ) =
• Kesimpulan :
Bila diketahui relasi rekursi derajat ke-2 dan diketahui dua harga a3 = 3 dan
a4 = 6, maka dapat diperoleh hanya satu barisan bilangan yang memenuhi
relasi rekursi tersbut.
Secara Umum :
• Untuk suatu relasi rekursi derajat ke k berkoefisien k harga ai yang
berurutan am-k, am-k-1, … , am-1, untuk suatu harga yang tertentu, maka setiap
harga yang lain pasti dapat ditentukan dengan rumus
Catatan :
1. Relasi rekursi linier derajat ke k berkoefisien konstan, dengan syarat
batas kurang dari k buah ai yang berurutan, maka hal ini tidak dapat menetukan
fungsi yang memenuhi relasi tersbut secara unik.
Perhatikan ar + ar-1 + ar-2 = 4 relasi rekursi derajat 2 koefisien konstan,
hanya diberikan satu syarat batas a0 = 2 maka aka nada banyak fungsi
numeric yang akan memenuhi relasi rekursi tersebut.
Contoh 3 :
• Diberikan relasi rekursi Fibonacci ar = ar-1 + ar-2
• Persamaan karakteristik yang diperoleh adalah ;
2
- -1 = 0 dengan akar-akar 1 = ; 2 =
• Jadi jawab homogen dari relasi rekursi Fibonacci adalah ;
Ar(h) = A1 r
+ A2 r
Sifat :
• Misalakan adalah suatu bilang riil atau kompleks yang tidak nol
• Maka an = n
adalah jawab dari relasi rekursi C0ar + C1ar-1 + … + Ckar-k
= 0 jika dan hanya jika akar karakteristik dari polynomial C0Xr + C1Xr-1 +
… + CkXr-k = 0
Contoh 4 :
• Diberikan relasi rekursi berikut ;
An – 2an-1 – an-2 + 2an-3 = 0
• Persamaan karakteristik yang bersangkutan dengan relasi rekursi ini ;
x3 – 2x2 – x + 2 = 0
• Akar karakteristik dari persamaan ini ;
1 = 1, 2 = -1, dan 3 =2
• Jawab umum dari relasi rekursi homogen di atas adalah ;
an = d11n + d2(-1)n + d3(2)n
Contoh 5 :
• Diberikan relasi rekursi ar + 6ar-1 + 12ar-2 + 8ar-3 = 0
• Persamaan karakteristiknya 3
+6 2
+ 12 + 8 = 0
• Didapat akar-akar karakteristik yaitu 1 = 2 = 3 = -2 atau harga
kelipatan akar ganda adalah m = 3
• Jadi bentuk umum dari jawab homogen adalah ;
ar (h) = (A1r2 + A2r + A3)(-2)r
Conoh 6 :
• Diberikan relasi rekursi 4ar - 20ar-1 + 17ar-2 - 4ar-3 = 0
• Persamaan karakteristiknya 3
- 20 2
+ 17 - 4 = 0
• Diperoleh akar karakteristik , , dan 4 berarti 4 akar tunggal,
Contoh 1 :
• Diberikan relasi rekursi ar + 5ar-1 + 6ar-2 = 3r2
P1r2 + P2r + P3
5P1(r-1)2 + 5P2(r-1) + 5P3
6P1(r-2)2 + 6P2(R-2) + 6P3
• Secara sederhana dapat ditulis dalam bentuk :
12P1 = 3
34P1 – 12P2 = 0
29P1 – 17P2 + 12P3 = 0
Yang menghasilkan P1 = 1/4, P2 = 17/ 4 dan P3 = 115/228
Contoh 2 :
• Diberikan relasi rekursi ar + 5ar-1 + 6 ar-2 = 42 x 4r
21/8 P4r = 42 x 4r
21/8 P = 42
P = 16
• Jadi jawab khusus relasi rekursi adalah : ar(k) = 16 x 4r
Contoh 4 :
• rhatika relasi rekursi ar + 5ar-1 1 + 6ar-2 = 42 x 4r
• Jawab keseluruhan akan berbentuk :
ar = A1(-2)r + A2(-3)r + 16 x 4r
• Bila selanjutnya diberikan 2 buah syarat batas yang berbentuk a2 = 278
dan
a3 = 962 maka persamaan linier diperoleh :
278 = 4A1 + 9A2 + 256
962 = -8A1 – 27A2 + 1024
A1 = 1, A2 = 2
• Jadi jawab keseluruhan relasi rekursi :
ar = (-2) + 2(-3) + 16 x 4r
Contoh 2 :
• Diketahui relasi rekursi an = an-1 + 3
• Kondisi awal (syarat batas) a1 = 2
• Jawab :
Dengan iterasi, ganti n dengan n-1, didapat :
an-1 = an-2 + 3
Bila an-1 di atas disubtitusi :
an = an-1 + 3
= an-2 + 3 + 3
= an-2 + 2 . 3
Ganti n dengan an-2 :
an-2 = an-3 + 3
Subtitusi an-2 :
an = an-2 + 2 . 3
= an-3 + 3 + 2 . 3
= an-3 + 3 . 3
Secara umum :
an = an-k + k . 3
Bila k = n – 1; an = a1 + (n – 1) . 3
karena a1 = 2, akan di dapat formula an = 2 + 3(n – 1) yang merupakan
solusi iterasi dari relasi rekursi
Selanjutnya harus dibuktikan dengan induksi matematika untuk n = 1,
rumus benar
a1 = 2 + 3(1 – 1) = 2
- Asumsikan formula benar untuk n = k
ak = 2 + 3(k – 1)
2. Tabel diferensi
Kegunaan Tabel Diferensi
• Untuk menyatakan suatu bentuk xk, dengan k adalah bilangan bulat
positif yang merupakan suatu perluasan dari bentuk koefisien binomial
• Cara penulisan yang demikian ini dapat digunakan untuk melakukan
perhitungan jumlah pangkat k dari n buah bilangan asli pertama
Contoh 3 :
• Perhatikan suatu fungsi p(x) yang didedinisikan pada bilangan riil x
sebagai p(x) = 2x2 + 3x + 1
• Akan dihitung p(x) untuk x = 0,1,2,....
Bila harga ini ditulis dalam baris ke 0 maka akan diperoleh: 0 : 1 6 15 28
45 66 91 …
• Pada baris berikutnya, yaitu baris ke 1, tuliskan diferensi dari suku-suku yang
berurutan pada baris 0
• Didefinisikan fungsi baru Δp sbb. ;
Δp(x) = p(x + 1) – p(x)
• Maka diferensi yang diperoleh adalah harga Δp(x) untuk x = 0, 1, 2,... Dan
seterusnya
• Beda ini disebut dengan beda derajat pertama dari p
• Maka baris 0 dan 1 dapat ditulis sebagai berikut :
0:1 6 15 28 45 66 91 …
1: 5 9 13 17 21 25 …
• Pada baris ke 2 dituliskan diferensi dari suku yang berurutan pada baris
1
• Beda ini adalah diferensi yang diperoleh dari fungsi Δp(x), atau ditulis
dengan Δp2(x)
untuk harga x = 0,1,...
• Jadi Δp2(x) didefinisikan sebagai :
Δp2(x) = Δ (Δp)(x) = Δp(x + 1) - Δp(x)
= p (x + 2) – p(x + 1) – (p(x + 1) - p(x))
= p(x + 2) – 2p(x + 1) – p(x)
• Dari hasil perhitungan ini dapat dieroleh baris kedua yang berisi:
0:1 6 15 28 45 66 91 ...
1: 5 9 13 17 21 25 …
2: 4 4 4 4 4…
• Proses dapat dilanjutkan sehingga dari suatu baris yang telah ada akan
diperoleh baris berikutnya yang merupakan diferensi dari bilangan baris
sebelumnya
• Secara umum table diferensi untuk fungsi p didefinisikan sebagai :
Δpk(x) = Δpk-1(x + 1) – Δpk-1(x)
• Nilai-nilai Δpk(x) untuk x = 0,1,2,... disebut diferensi derajat ke k dari
p(x)
• Didefinisikan pula Δ0p = p disebut diferensi derajat 0 dari p
• Catatan, bila dalam proses perhitungan baris ke -k diperoleh seluruh
harga baris ke k tersebut adalah 0 baris-baris selanjutnya pasti akan 0, jadi
tidak perlu dilanjutkan
• Pada contoh 3, p(x) polinom derajat 2, maka diferensi derajat 3 dari
p(x) akan mempunyai baris dengan bilangan 0 semua
• Misal diberikan polynomial p(x) derajat n dan sisi kiri dari tabel
diferensi p(x) adalah bilangan C0, C1, C2, ..., Cn. Maka diperoleh :
p(x) = C0 p0(x) + C1 p1(x) + C2 p2(x) ........ + Cn pn(x)
Atau :
p(x) = C0 + C1 + C2 + ..... + Cn
Contoh 4 :
• Tuliskan polinomial p(x) = x4 sebagai penjumlahan dari polinomial
p0(x), p1(x), p2(x), ... pn(x)
• Diperoleh Tabel diferensi polinomial p(x)
A
C C
B
(gambar 5.1 jembatan konisberg)
Konon katanya, penduduk kota tersebut yang pada saat libur sering
berjalan – jalan, menginginkan bagaimana caranya melewati jembatan masing –
masing hanya satu kali, dimulai dari sembarang tempat (A,B,C,D) dan kembali
ketempat semula. Karena itulah penduduk sekitar mengirimkan surat kepada
Euler. Akhirnya masalah tersebut dapat di pecahkan Euler, yaitu bahwa perjalanan
serupa itu tidak mungkin dilakukan diatas jembatan konisberg.Euler menyajikan
situasi jembatan konisberg tersebut dalam bentuk graf (lihat gambar 5.2).
A
C D
Suatu graf terdiri atas titik (simpul, vertex atau node) dan ruas ( rusuk, sisi, edge).
Setiap ruas menghubungkan 2 simpul. Ruas menandakan adanya relasi antara 2
simpul yang bersangkutan. Pada permasalahan diatas, daratan (tepian A dan B
serta pulau C dan D) dinyatakan sebagai simpul, dan jembatan sebagai ruas. Euler
mengemukakan teoremanya, bahwa perjalanan seperti itu aka nada apabila graf
tersebut terhubung, dan banyaknya ruas yang datang pada setiap simpul adalah
genap. Teorema tersebut dikenal sebagai perjalanan Euler.
3. Derajat Graf
• Definisi Derajat Simpul
Derajat simpul suatu simpul v pada graf G, ditulis d(v) adalah banyaknya ruas yang
menghubungi atau insidensi v. Jumlah derajat semua simpul Graf G disebut
derajat graf G.
• Simpul Bergantung & Simpul Terpencil
Simpul berderajat satu disebut simpul bergantung (simpul akhir). Simpul
berderajat nol disebut simpul terpencil (simpul terisolasi). Jumlah derajat
semua simpul graf (derajat graf) = 2 kali banyaknya ruas graf (ukuran graf).
• Simpul Genap atau Ganjil
Suatu simpul disebut simpul genap atau ganjil tergantung apakah derajat
simpul tersebut genap atau ganjil. Bila pada simpul v terdapat gelung, maka
satu gelung dihitung dua kali pada derajat simpul v.
4. Keterhubungan
• Perjalanan atau Walk
Perjalanan atau walk pada suatu graf G adalah barisan simpul dan ruas
berganti – ganti; v1, e1, v2,e2,…….en-1, vn ruas ei menghubungkan vi dan vi+1.
Perjalanan dapat ditulis sebagai barisan ruas e1,e2,…….en-1 atau barisan simpul
v1, v2, ………, vn-1,vn. v1 disebut simpul akhir dari perjalanan. Banyaknya ruas
dalam barisan disebut panjang perjalanan.
• Perjalanan Tertutup & Perjalanan Terbuka
Disebut perjalanan terutup bila v1 = vn. Dalam hal lain disebut perjalanan
terbuka yang menghubungkan v1 dan vn.
• Lintasan atau Trail
Adalah walk dengan semua ruas dalam barisan berbeda.
• Jalur atau Patha
Adalah perjalanan yang semua simpul dalam barisan adalah berbeda. Jalur
pasti lintasan. Suatu jalur adalah suatu lintasan terbuka dengan derajat setiap
simpul dua, keculi simpul awal v1 dan simpul akhir vn berderajat satu. Jalur
dengan panjang k disebut jalur k atau k path.
• Definisi Sirkuit atau Cycle
Adalah suatu lintasan tertutup dengan derajat setiap simpul dua. Sirkuit
dengan panjang k disebut sirkuit k ata k cycle.
• Definisi ACYCLIC
Graf yang tidak mengandung sirkuit.
• Teorema
Antara simpul u dan v, pada graf G terdapat jalur jika dan hanya jika terdapat
perjalanan antar simpul u dan v tersebut.
• Definisi graf terhubung
Suatu graf G di katakana terhubung jika setiap dua simpul dari Graf G, selalu
terdapat jalur yang menghubungkan antara simpul tersebut.
• Definisi komponen dari graf
Suatu terhubung K, dari suatu graf G, disebut Komponen dari G, bila subgraf
K tersebut tidak terkandung dalam subgraf terhubung lain yang lebih besar.
• Definisi Jarak Antara Dua Simpul u dan v
Dimana yang dituliskan d(u,v) , Adalah panjang jalur terpendek antara kedua
simpul u dan v terebut.
• Definisi diameter
Diameter suatu graf terhubung G adalah maksimum jarak antara simpul G.
• Definisi Rank & Nullity
Jika Order dari G = n, ukuran dari G = e, dan banyaknya komponen = k, maka
dedefinisikan:> Rank(G) = n-k, Nullity(G) = e-(n-k)
5. Operasi Pada GRAF
Definisi
• Pandang dua graf G1 = (E1,V1), dan G2 = (E2,V2)
• Gabungan G1 G2 adalah graf dengan himpunan ruas E1UE2
• Irisan G1 G2 adalah graf dengan himpunan ruas E1 E2
• Selisih G1-G2 adalah graf dengan himpuna ruas E1-E2
• Penjumlahan ring G1 G2 adalah graf dengan himpunan ruas ;
(E1 E2) – (E1 E2) atau (E1-E2)-(E2-E1)
Definisi Didekomposisi
• Suatu graf G dikatakan didekomposisi menjadi subgraf K dan L bila G
= KuL & K
Contoh 1 :
1 2
3
4 5
Gambar 6.2
• Karena semua ruas garis telah di jalani, maka proses kita hentikan
• Gabungkan sirkuit diatas adalah salah satu perjalanan Euler yang di cari.
3. Graf Halmilton
• Nama sirkuit Hamiltonian diambil dari nama ahli matematika Irlandia yang
hidup di abad Sembilan belas William Hamilton (1803-1865)
• Sirkuit Hamiltonian adalah suatu lintasan tertutup yang mengunjugi setiap
simpul dalam G tepat hanya 1 kali saja
• Lintasan tertutup demikian pastilah merupakan suatu siklus.
Jika G memiliki sirkuit Hamilton , maka G disebut graf Hamiltonian
Contoh 2 :
Gambar 6.3 , Graf Hamilton dan bukan Euleri
Contoh 1 :
• Graf lengkap K4 yang digambarkan dengan ruas yang berpotongan
dapat digambarkan tanpa ruas yang berpotongan (lihat Gbr.7.1 b)
• Jadi K4 merupakan Graf Planar
Contoh :
Gambar 7. 1a bukan Map, sedangkan gambar 7.1b adalah Map
Sebuah Map disebut Terhubung, jika Graf yang bersangkutan Terhubung. Map
akan membagi-bagi bidang rata atas beberapa Region atau Daerah.Definisi
Derajat Region Derajat dari suatu Region adalah panjang Rerjalanan batas dari
Region tersebut.
Contoh 2 :
Perhatikan Graf Planar pada Gambar 7. 2
Gambar 7.2 Contoh Graf Planar terdiri atas 6 simpul dan 9 ruas
• Gambar 7.2 suatu Graf Planar yang terdiri atas 6 simpul dan 9 ruas
• Merupakan Map dengan 5 buah Refgon : yaitu r1, r2, r3, r4, dan r5
• 4 Region adalah terbatas, sedangkan region kelima r5 tidak terbatas
• Pada unmumnya batas dari Region adalah suatu Sirkuit
• Pengecualian untuk Region r3 dibatasi oleh walk (C,D,F,E,F,C)
3. Pewarnaan Graf
Definisi Pewarnaan Simpul
Pewarnaan simpul (vertex coloring) atau graf pewarnaan (coloring), suatu Graf
adalah pemberian warna terhadap simpul sedemikian sehingga 2 simpul yang
berdampingan mempunyai warna yang berlainan.
Definisi Warna n
G berwarna n, bila terdapat perwarnaan dengan menggunakan n warna.
Algoritma Welch-Powell
Digunakan untuk mewarnai sesuatu graf dengan banyak warna minimal.
Algoritmanya :
• Mula-mula urutkan semua simpul berdasarkan derajatnya, dari derajat besar ke
derajat kecil
• Ambil warna pertama, warna simpul pertama (dalam urutan)
• Kemudian simpul berikutnya yang tidak berdampingan, terus menerus,
berdasarkan urutan
• Kemudian lanjutkan dengan warna kedua dan seterusnya sampai
semua simpul telah diberi warna
Contoh 3 :
Mewarnai Graf pada gambar 7.4 mengukan algoritma Welch-Powel :
4. Pewarnaan Map
Catatan :
Contoh : 4
Graf pada gambar 7.5 berwarna 3, karena Region dapat diberi warna sebagai berikut
ini :
Andaikan digambarkan sebuah simpul baru pada masing-masing Region suatu map
M. Kemudian dibuat sebuah ruas menghubungkan simpul 2 Region yang
berdampingan memotong setiap ruas batas atau persekutuan kedua region. Tanpa
adanya ruas baru yang berpotongan, maka akan terbentuk suatu Map M* yang disebut
dual dari Map M.
Contoh 5 :
KET :
Map M
Map M*
• Suatu Map M berwarna n jika dan hanya jika dualnya M* berwarna (simpul)
n.
Setiap Map adalah berwarna (Region) 4 dan setiap Graf Planar adalah berwarna
(simpul) 4.
Suatu Graf T disebut Pohon (Tree) jika T terhubung dan T tidak mengandung
Sirkuit. Graf itu sendiri adalah Pohon jika dan hanya jika terdapat satu dan hany
satu jalur di antara setiap pasang simpul dari G. Pohon yang mengandung suatu
simpul tunggal tanpa ruas disebut Pohon Degenerasi.
Hutan / Forest
Catatan :
Misalkan G suatu graf dengan n > 1 simpul, maka °G adalah suatu pohon °G bebas
Sirkuit dan memiliki n-1 ruas °G terhubung dan memiliki n-1 ruas.
Contoh : 1
Contoh 2 :
Gambar 8.2 Suatu Graf terhubung G dan pohon – pohon rentangan S1, S2, S3.
Apabila G suatu Graf terbobot (suatu Network), maka Pohon Rentangan Minimal dari
G adalah Pohon Rentangan dengan jumlah bobot terkecil.
1) Algoritma Solin
2) Algoritma Kruskal
• Mula-mula buat Graf G hanya terdiri dari simpul saja
Contoh 3 :
Tentukan Pohon Rentangan Minimal dari Graf terbobot G pada gambar 8.3
berikut ini :
Jawab :
Ruas : BC AF AC BE CE BF AE DF BD
Bobot : 8 7 7 7 6 5 4 4 3
Hapus : ya ya ya tidak tidak ya
Jadi Pohon Rentangan Minimal G yang diperoleh mengandung ruas : BE, CE,
AE, DF, BD dengan bobot 24.
Ruas : BD AE DF BF CE AC AF BF BC
Bobot : 3 4 4 5 6 7 7 7 8
Jadi Pohon Rentangan Minimal G yang diperoleh mengandung ruas : BD, AE,
DF, CE, AF dengan bobot 24.
II.9 GRAPH (GRAF) Kuliah Ke-9
Pohon Berakar
• Suatu pohon berakar R adalah suatu pohon dengan suatu simpul tertentu
dirancang atau ditunjuk sebagai apa yang di sebut Akar atau Root dari R.
• Suatu pohon dapat dijadikan pohon berakar cukup dengan mengangkat salah
satu simpul sebagai akar.
• Panjang jalur antara akar R dengan simpul V disebut Level atau kedalaman
simpul V
• Jalur antara suatu simpul dengan suatu daun disebut cabang (branch)
Contoh 1
Pada gambar 9.1 a mendahului d, e, dan h, a mendahului langsung d dan e. Suatu
a b c
d e f g
h i j
gambar 9.1
Contoh 3:
A
B C
D E F G
H I J
gambar 9.1
Keterangan :
• Simpul akar adalah simpul yang digambar pada bagian paling atas
• Simpul N tersebut dapat disebut ayah atau orang tua (perent) dari
suksesornya
• Jika simpul N adalah daun maka kedua subpohon kiri dan kanannya
adalah hampa
• Dua pohon biner T dan U dikatakan serupa (similar) jika mereka
memiliki struktur atau bentuk yang sama
• Bila pohon biner similar juga mempunyai elemen(isi) yang sama pada
simpul yang bersesuaian, maka pohon biner di sebut salinan (copy)
Contoh 4
A E A E
B F B F
C D G H C D G H
Gambar 9.4
D D
F G M
K L
Gambar 9.5
Keterangan :
• Pada gambar 9.5, simpul K adalah keturunan kanan dari D, tetapi bukan
keturunan dari F, E ataupun M
• Barisan ruas (AD, DG, GL) adalah jalur dari simpul A ke simpul L
• Cabang (AD, DG, GK) dan (AD, DG, GL) mengandung simpul dengan
jumlah maksimum yaitu = 4
• Cabang(AE, EM) dan (AD, DF) hanya mengandung 3 simpul
1. Graf Berarah
• Ditulis D(V,A)
Contoh 1:
1 4
3
2
Gambar 10.1
Keterangan :
• A mengandung 7 arkus, yakni (1,4), (2,1). (2,1) (4,2), (2,3), (4,3) dan (2,2)
• Arkus (2,1) muncul lebih dari satu kali, disebut arkus sejajar (arkus berganda)
Definisi Arkus
• Arkus a = (u,v) adalah mulai pada titik awal u, dan berahir pada titik
terminal V
• Derajat ke luar (out degree) suatu simpul adalah banyaknya arkus yang mulai /
keluar dari simpul tersebut
Definisi Derajat Ke Dalam
• Derajat ke dalam (in degree) suatu simpul adalah banyaknya arkus yang
berahir / masuk ke simpul tersebut
Definisi Sumber
• Pada Graf berarah, D adalah suatu perjalanan tanpa memperhatikan arah dari
arkus
• Pengertian yang serupa diberikan untuk semi jalur dan semi lintasan
Teorema :
u x y z a b c v
ux = 4 xy = 3 yb = zy = ab = bv cv =
uy = 6 xa = 3 2 2 2 =3 3
uz = 2 yc = zc = av =
1 5 3
Kita mulai dengan simpul u sebagai simpul awal. Beri harga = 0. Ambil simpul
dengan jarak terdekat dari u (dalam hal ini z = 2), kemudian lingkari uz. Semua ruas
lain yang berakhir di z kita hapus (dalam hal ini tidak ada ruas lain yang berakhir di z.
Beri nilai = 2 di belakang z. Simpul yang telah diberi harga ditandai dengan *.
u*(0) x y z*(2) a b c v
ux = 4 xy = 3 yb = 2 zy = 2(4) ab = 2 bv = 3 cv = 3
uy = 6 xa = 3 yc = 1 zc = 5(7) av = 3
uz = 2
Dari simpul u dan z (yang telah ditandai *), dicari simpul lain yang jarknya terdekat
dihitung dari u. Jadi harus diperhitungkan nilai yang tertulis di simpul (0 untuk u dan
2 untuk z). Disini ux = 4 dan uzy = 2 + 2 = 4 merupakan nilai minimal. Boleh dipilih
salah satu, misalnya uzy. Beri nilai = 4 pada y. Lingkari zy dan hapus ruas yang lain
yang menuju y, yaitu uy dan xy.
u*(0) x y z*(2) a b c v
ux = 4 xy = 3 yb = 2 zy = 2(4) ab = 2 bv = 3 cv = 3
uy = 6 xa = 3 yc = 1 zc = 5(7) av = 3
uz = 2
BAB III
SIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah diberikan oleh Ibu Marama Namora pada mata kuliah
Matematika Informatika 4 sudah sesuai dengan SAP. Dimana Matematika Informatika
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang berupa data
maupun informasi pada mesin berbasis komputasi yang mencakup kajian matematika. Ruang
lingkup pembahasan Matematika Informatika 4 adalah : Relasi Rekurensi, Relasi Rekursi dan
Graph (Graf). Berikut adalah simpulan dari pembahasan tersebut.
Relasi rekurensi untuk deretan {an} adalah persamaan yang menyatakan an kedalam
satu atau lebih suku sebelumnya, yaitu a0, a1, …, an-1, untuk seluruh bilangan bulat n, dengan
n ≥ n0, dimana n0 adalah bilangan bulat tak negatif. Suatu deretan disebut sebagai jawaban
dari relasi rekurensi jika suku-sukunya memenuhi relasi rekurensi. Dengan kata lain, relasi
rekurensi mirip dengan deretan yang didefinisikan secara rekursif, tetapi tanpa menyebutkan
nilai (kondisi) awalnya. Maka, relasi rekurensi bisa (dan biasanya) memiliki jawaban ganda
(multiple solution). Jika kondisi awal dan relasi rekurensi disebutkan dua-duanya, maka
deretan dapat ditentukan secara unik.
Relasi rekursi untuk suatu barisan real ( ) n x dikatakan barisan kontraktif jika terdapat
konstanta C, dengan 0 < C < 1 sehingga berlaku, n n n n x − x ≤ C x − x +2 +1 +1 , ∀n ∈ N .
Untuk menentukan nilai limit suatu barisan kontraktif dapat menggunakan relasi rekursif.
Relasi rekursif linier dengan koefisien konstanta order k dapat ditulis dalam bentuk ... ( ) 0112
Dalam himpunan edge untuk di graf, urutan pasangan verteks menentukan arah dari
edge tersebut. Dalam sebuah graph memungkinkan terdapat lebih dari satu resolving set.
Dalam teori graf, formalisasi ini untuk memudahkan ketika nanti harus membahas
terminologi selanjutnya yang berhubungan dengan graph. Beberapa terminologi berhubungan
dengan teori graf :
Degree atau derajat dari suatu node, jumlah edge yang dimulai atau berakhir pada
node tersebut. Node 5 berderajat 3. Node 1 berderajat 2.
Path suatu jalur yang ada pada graph, misalnya antara 1 dan 6 ada path
Daftar pustaka
http://dcenter.it-kosongsatu.com/?file_id=5
http://radar.ee.itb.ac.id/~suksmono/Lectures/el2009/ppt/6.%20Pencacahan%20Lanjut.pdf
http://data.artofproblemsolving.com/aops20/latex/texer/936efc63466efd05bcbeb972192b6e0
9fac70c6c.pdf
tambah”in la ya bang jek, dari buku digital yg dr kampus k nada matif nya tuh