You are on page 1of 23

Peran Serta Dalam Sistem

Politik Indonesia
Peran Serta Dalam
Sistem Politik Indonesia

• Partisipasi Politik Warga Negara


• Faktor-Faktor Pendukung Partisipasi Politik
Partisipasi Politik Warga Negara
Partisipasi politik adalah penentuan sikap dan keterlibatan
hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya,
sehingga pada akhirnya mendorong individu tersebut berperan
serta dalam pencapaian tujuan organisasi, serta ambil bagian
dalam setiap pertanggungjawaban bersama.

a. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik


b. Tingkatan Partisipasi Politik
Partisipasi Politik Warga Negara
1. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik
Bentuk-bentuk partisipasi politik menurut Almond

KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL

• Pengajuan petisi
• Berdemonstrasi
• Pemberian suara (voting) • Konfrontasi
• Diskusi politik • Mogok
• Kegiatan kampanye • Tindak kekerasan politik terhadap
• Membentuk dan bergabung dalam harta benda; perusakan,
kelompok kepentingan pemboman, pembakaran
• Komunikasi individual dengan • Tindak kekerasan politik terhadap
pejabat politik administratif manusia; penculikan,
pembunuhan, perang geriliya-
revolusi
Partisipasi Politik Warga Negara
Rousseau menyatakan bahwa “hanya melalui partisipasi
seluruh warga negara dalam kehidupan politik secara langsung
dan berkelanjutan, negara dapat terikat ke dalam tujuan
kebaikan sebagai kehendak bersama”.
Berbagai bentuk partisipasi politik tersebut dapat dilihat dari
kegiatan warga negara, seperti:
a. Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun
organisasi masyarakat sebagai bagian dari kegiatan sosial,
sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut
menentukan kebijakan negara.
b. Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai
kontrol sosial maupun pemberi input terhadap kebijakan
pemerintah.
Partisipasi Politik Warga Negara
c. Pelaksanaan Pemilu yang memberi kesempatan kepada
warga negara untuk dipilih atau memilih.
d. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi
warna pada sistem input dan output kepada pemerintah.
Seluruh aktivitas ini termasuk dalam kerangka pasrtisipasi
politik. Pembuat dan pelaksanaan kebijakan, serta partisipan
terlibat untuk mempengaruhi jalannya proses tersebut agar
sesuai kepentingan dan aspirasinya.
Partisipasi Politik Warga Negara

Milbrath M. L. Goel mengidentifikasi 7 bentuk partisipasi


politik indivudial, yaitu:

Lihat Tabel
No. Bentuk Partisipasi Uraian/Keterangan
1. Aphatetic Inactives Tidak beraktivitas dan partisipatif, tidak pernah memilih.

2. Passive Supporters Memilih secara reguler/teratur, menghadiri parade pariotik,


membayar seluruh pajak, mencintai negara

3. Contact Specialist Pejabat penghubung lokal (daerah), provinsi dan nasional


dalam masalah-masalah tertentu.
Mengikuti informasi-informasi politik, terlibat dalam diskusi-
diskusi, menulis surat pada editor surat kabar, mengirim pesan-
4. Communicators
pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin-pemimpin
partai politik.
Bekerja untuk partai politik atau kandidat, meyakinkan orang
lain tentang bagaimana memilih, menghadiri pertemuan-
5. Party and Campaign Workers pertemuan, menyumbang uang kepada partai atau kandidat,
bergabung dan mendukung partai politik , dipilih menjadi
partai politik.
Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan dengan masalah-
masalah lokal, membentuk kelompok untuk menangani
6. Community Activist masalah-masalah tersebut, keanggotaan aktif dalam organisasi-
organisasi kemasyarakatan, melakukan kontak terhadap
pejabat-pejabat berkenaan isu-isu sosial.
Bergabung dengan demonstrasi-demonstrasi di jalanan,
melakukan kerusuhan bila perlu, melakukan protes keras bila
7. Protesters pemerintah melakukan sesuatu yang salah, menghadapi
pertemuan-pertemuan protes, menolak mematuhi aturan-
aturan.
Partisipasi Politik Warga Negara
2. Tingkatan Partisipasi Politik
Menurut Huntington dan Nelson, ada 2 kriteria tingkat-
tingkat partisipasi politik, yaitu:
a. Dilihat dari ruang lingkup atau proporsi dari suatu kategori
warga negara yang melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan
partisipasi politik.
b. Intensitas atau ukuran lamanya, dan arti penting dari
kegiatan khusus itu bagi sistem politik.
Hubungan tingkat-tingkat partisipasi berbanding terbalik.
Semakin luas ruang lingkup partisipasi politi, maka semakin
rendah atau kecil hasilnya.
Piramida David F. Roth dan Frank L. Wilson

(Menyimpang)
Pembunuh politik, teroris, pembajak

Pejabat umum, pejabat parpol sepenuh


Aktivis waktu, pimpinan kelompok kepentingan

Petugas kampanye, aktif dalam


Partisipan parpol/kelompok kepentingan, aktif
dalam proyek-proyek sosial

Menghadiri rapat umum, anggota kelompok


kepentingan, usaha meyakinkan orang, memberikan
Pengamat suara dalam pemilu, mendiskusikan masalah politik,
perhatian pada perkembangan politik

Orang yang apolitis


Partisipasi Politik Warga Negara

 Tingkat Pengamat
Proporsi atau lingkup jumlah orang yang terlibat di
dalamnya tinggi. Tetapi, intensitas partisipasi politiknya
atau tingkat efektivitasnya dalam mempengaruhi kebijakan
yang dibuat pemerintah rendah, karena membutuhkan
waktu dan sumber daya yang cukup banyak.
Partisipasi Politik Warga Negara

 Tingkat Aktivis
Terdiri dari orang yang memiliki akses yang cukup kuat
untuk melakukan contacting dengan pejabat-pejabat
pemerintah, sehingga upaya-upaya untuk mempengaruhi
pembuatan kebijakan pemerintah menjadi sangat efektif.
Hanya sejumlah kecil warga negara yang terlibat dalam
praktik partisipasi politik.
Partisipasi Politik Warga Negara

Kegiatan partisipasi politik di tingkat aktivis ditempuh


bukan saja dengan cara yang mengikuti aturan yang
ditetapkan, dapat juga dengan cara-cara non-formal, tidak
mengikuti jalur yang ditetapkan hukum, bahkan sampai
tindakan kekerasan.
Tingkatan atau hirarki yang terdapat pada partisipasi
politik sangat tergantung dari akibat yang disebabkannya
terhadap sistem politik.
Tingkatan partisipasi politik ini disampaikan sebagai
berikut:
Partisipasi Politik Warga Negara
 Menduduki jabatan politik atau administratif.
 Mencari jabatan politik atau administratif.
 Keanggotaan aktif suatu organisasi politik.
 Keanggotaan pasif suatu organisasi politik.
 Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-
political).
 Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-
political).
 Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya.
 Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang
politik
 Voting (pemberian suara)
Faktor-Faktor Pendukung
Partisipasi Politik
1. Pendidikan Politik
2. Kesadaran Politik
3. Sosialisasi Politik
Faktor-Faktor Pendukung
Partisipasi Politik
1. Pendidikan Politik
Menurut Ramdlon Naning, pendidikan politik adalah usaha
untuk memasyarakatkan politik, dalam arti mencerdaskan
kehidupan politik rakyat, meningkatkan kesadaran setiap warga
negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; serta
meningkatkan kepekaan dan kesadaran terhadap bangsa dan
negara.
Melalui pendidikan politik, kader-kader anggota partai
politik tersebut akan memperoleh manfaat atau kegunaan
sebagai berikut.
Faktor-Faktor Pendukung
Partisipasi Politik
a. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan, dan wawasan
terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat politis.
b. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan
berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
c. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat
menuju peran aktif dan partisipannya terhadap
pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.
Faktor-Faktor Pendukung
Partisipasi Politik
2. Kesadaran Politik
Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah suatu
proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga
negara akan urgensi urusan kenegaraan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Kesadaran politik warga negara yang tinggal di desa lebih
minim, sehingga berdampak pada kehidupan politik nasional.
Drs. Arbi Sanit mengatakan “… Sekalipun sudah bangkit
kesadaran nasional dan meningkatnya aktivitas kehidupan
politik pedesaan, namun masyarakat tani masih belum terkait
secara aktif kepada pemerintah nasional dalam hubungan
timbal balik yang aktif dan responsif. Hubungan yang ada
baru bersifat berat sebelah, yaitu dari atas ke bawah …”
Bidang Implementasi Partisipasi Politik

Setiap warga negara dapat ikut secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan-
kegiatan antara lain:
a. Ikut memilih dalam Pemilu
b. Menjadi anggota aktif dalam partai politik, kelompok penekan (presure group), maupun
kelompok kepentingan tertentu
Politik c. Duduk dalam lembaga politik; seperti MPR, Presiden, DPR, Menteri, dsb.
d. Mengadakan komunikasi (dialog) dengan wakil-wakil rakyat
e. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dll.
f. Mempengaruhi para pembuat keputusan sehingga produk-produk yang dihasilkan atau
dikeluarkan sesuai dengan aspirasi atau kepentingan masyarakat

Setiap warga negara dapat ikut serta aktif dalam kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif, baik dalam bentuk jasa, barang,
transportasi, komunikasi, dsb.
Ekonomi b. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk-produk unggulan yang inovatif,
kreatif, dan kompetitif dari pada produk luar
c. Kesadaran untuk membayar pajak secara teratur demi kesejahteraan dan kemajuan bersama

Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan antara lain:


a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan prestasi belajar yang tinggi
b. Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum seperti; tawuran,
Sosial-Budaya narkoba, merampok, berjudi, dsb.
c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan produktivitas tinggi untuk menunjang
keberhasilan pembangunan nasional

Semua warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing
b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau lingkungan tempat
Hankam tinggalnya
c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap tegaknya Negara Republik Indonesia
d. Menjaga stabilitas dan keamanan nasional agar pelaksanaan pembangunandapat berjalan
sesuai dengan rencana
Faktor-Faktor Pendukung
Partisipasi Politik
3. Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar
tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik.
Sarana dalam sosialisasi politik antara lain:
a. Keluarga
Terjadi pertukaran informasi antara orang tua dengan anak
melalui obrolan ringan.
b. Sekolah
Terjadi interaksi tentang politik pada topik-topik tertentu
yang mengandung nilai-nilai politik teoritis maupun praktis.
Faktor-Faktor Pendukung
Partisipasi Politik
c. Partai Politik
Salah satu fungsi partai politik adalah dapat memainkan
peran sebagai agen sosialisasi politik. Artinya, partai politik
tersebut mampu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Terimakasih Atas Perhatiannya

You might also like