Professional Documents
Culture Documents
NAMA :
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ide mengenai Tanggunjawab Sosial Perusahaan ( TSP ) atau yang dikenal dengan
Corporate Social Responbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang
mendukung wacana TSP berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para
individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak
boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki
kepekaan dan kepedulian terhadap publik.
Secara lebih teoritis dan sistematis, konsep Piramida Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang dikembangakan oleh Archie B Carrol memberi justify logis mengapa
sebuah perusahaan perlu menerapkan TSP bagi masyarakat di sekitarnya. Sebuah perusahaan
tidak hanya memiliki tangungjawab ekonomis, melainkan pula tanggungjawab legal, etis dan
filantropis.
RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh
perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam
makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna
liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum.
Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara tanggung jawab
dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan.
Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut :
1)Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability based on fault);
2)Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga(presumption of liability); 3)Prinsip tanggung
jawab mutlak (absolute liability or strict liability). Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi
khusus dalam gugatan keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa
teori tanggung jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni : 1)Market share liability;
2)Risk contribution; 3)Concert of action; 4)Alternative liability; 5)Enterprise liability.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan antara tanggung jawab dalam
makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna liability pada hakekatnya hanya
terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab itu belum ada pengaturannya
secara eksplisit dalam suatu norma hukum, maka termasuk dalam makna responsibility, dan
sebaliknya, jika tanggung jawab itu telah diatur di dalam norma hukum, maka termasuk
dalam makna liability
Berbeda dengan kegiatan Bantuan Sosial karitatif yang dicirikan oleh adanya
hubungan “ patron-klien “ yang tidak seimbang, maka pemberdayaan masyarakat dalam
program Comdev didasari oleh pendekatan yang partisipatoris, humanis, emansipatoris yang
berpijak pada beberapa prinsip sebagai berikut :
1. Bekerja bersama berperan setara.
2. Membantu rakyat agar mereka bisa membantu dirinya sendiri dan orang lain.
3. Pemberdayaan bukan kegiatan satu malam.
4. Kegiatan diarahkan bukan saja untuk mendapat satu hasil, melainkan juga agar
menguasai prosesnya.
Agar berkelanjutan, pemberdayaan jangan hanya berpusat pada komunitas lokal,
melainkan pula pada sistem sosial yang lebih luas termasuk kegiatan sosial.
Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang
menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility yang secara konsisten
mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR akan mencakup 7 isu pokok
yaitu:
1. Pengembangan Masyarakat
2. Konsumen
4. Lingkungan
5. Ketenagakerjaan
ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu
organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan
lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang:
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sebenarnya perusahaan sudah melakukan kesalahan yang besar dengan menghasilkan produk
yang merugikan bagi masyarakat. Namun, kembali lagi dengan permintaan dari masyarakat
itu sendiri, selama produknya masih dibeli oleh masyarakat, selama itu pulalah perusahaan itu
masih akan tetap berdiri. Mengenai peran pemerintah sendiri sudah jelas, ia adalah sebagai
regulator dari segala kebijakan yang ada. Mungkin saja masyarakat kita masih kurang
pengetahuan mengenai dampak buruk yang bisa disebabkan oleh produk suatu perusahaan,
maka di sinilah peran pemerintah, yakni memberikan pengetahuan yang baik bagi
masyarakatnya.
Tujuannya jelas!!! Yakni untuk membuat citra yang positif bagi perusahaan oleh masyarakat.
Semakin perusahaan dikenal “baik” oleh masyarakat, secara tidak langsung produk yang
dihasilkannya pun akan mendapatkan predikat “baik” pula, dan itu akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat dan tentunya meningkatkan hasil penjualan juga.
Adapun alasan perusahaan melakukan CSR ada 3 hal seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya :
Ketiga hal di atas pulalah yang menjadi dasar suatu perusahaan melaksanakan program CSR
bagi masyarakat di sekitarnya.
Apa langkah kongkrit pemerintah dalam hal menjadi Regulator atas kebijakan
perusahaan?
Apa peranan seorang Pekerja Sosial di dalam pelaksanaan CSR suatu perusahaan?
Menarik sekali pertanyaannya karena ini sudah memasuki wilayah pekerja sosial dalam
kaitannya dengan pelaksanaan CSR perusahaan. Yang jelas Pekerja Sosial di sana dapat
menjadi seorang manajer program, artinya Pekerja Sosial lah yang merancang program-
program pelayanan CSR bagi masyarakat. Pekerja Sosial juga yang melakukan asesmen
terhadap kebutuhan pelayanan masyarakat. Jadi nantinya program CSR yang dijalankan oleh
perusahaan akan tepat guna dan bermanfaat.
Ini juga sebuah pertanyaan yang menarik dan kami rasa patut menjadi pertanyaan kita semua.
Baiklah akan coba kami jawab. Sejatinya peluang Pekerja Sosial Industri ini amatlah luas.
Hanya saja memang dari kitanya sendiri yang masih “malu-malu” menunjukkan kualitas kita.
Alhasil ya malah orang lain yang menyerobot posisi strategis itu. Padahal sebenarnya kita
yang bisa menghandle dan mengerti kebutuhan khusus dari masyarakat melalui asesmen yang
detil. Nah, jadi sekarang ini merupakan PR bagi kita semua untuk menunjukkan kualitas kita
sebagai Pekerja Sosial Profesional dan juga dukungan dari semua pihak untuk ikut
mempromosikan profesi ini.
Kita saat ini sedang menjalani Jurusan Rehabilitasi Sosial, bagaimana penerapan Pekerja
Sosial Klinis dalam perusahaan?
Sungguh pertanyaan yang kritis. Sebagai Pekerja Sosial Klinis, kita dalam perusahaan bisa
memberikan pelayanan kepada Bos dan Karyawan dalam rangka ikut menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang dialami dan juga memberikan pelayanan konseling guna
meningkatkan kualitas dan semangat kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, Isa & Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility : Prinsip, Pengaturan
dan Implementasi. Malang : Inspire.
Tofi, La. Majalah Bisnis dan CSR. Juli 2008. Jakarta : LatofiSukma DivaEvente
http://www.jababeka.com/site/
http://www.unilever.co.id/ourvalues/
Suharto, Edi, Ph.D, 2007, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat Tanggungjawab
Sosial Perusahaan. Bandung : Refika Aditama.