You are on page 1of 7

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

A. Kelembagaan, Program, dan Pengolahan Pendidikan


1. Kelembagaan Pendidikan
Pendidikan nasional dilaksanakan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik dalam
bentuk sekolah maupun dalam bentuk kelompok belajar.
a. Jalur Pendidikan
Penyelenggaraan Sisdiknas dilaksanakan melalui dua jalur yaitu:
- Jalur Pendidikan Sekolah
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah
melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambungan. Sifatnya
formal, diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan pemerintah, dan mempunyai
keseragaman pola yang bersifat nasional.
- Jalur Pendidikan Luar Sekolah
Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan
yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak
berjenjang dan tidak bersinambungan, seperti kepramukaan, berbagai kursus, dan
lain-lain. Pendidikan luar sekolah memberikan kemungkinan perkembangan sosial,
kultural seperti bahasa dan kesenian, keagamaan, dan ketrampilan yang dapat
dimanfaatkan oleh anggota masyarakat untuk mengembangkan dirinya dan
membangun masyarakatnya.
b. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan ada tiga jenjang, yaitu:
1. Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan
untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan dasar. Di samping itu juga berfungsi mempersiapkan peserta didik yang
memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.
2. Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar,
diselenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan
yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai
lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dan dalam hubungan ke atas mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja.
3. Jenjang Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang diselenggarakan
untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan
dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Pendidikan tinggi juga
berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional
dengan perkembangan internasional.
2. Program dan Pengolahan Pendidikan
a. Jenis Program Pendidikan
Jenis-jenis program pendidikan yaitu antar lain:
1) Pendidikan umum
2) Pendidikan kejuruan
3) Pendidikan luar biasa
4) Pendidikan kedinasan
5) Pendidikan keagamaan
b. Kurikulum Program Pendidikan
Dalam hubungan dengan pembangunan nasional, kurikulum pendidikan nasional mengisi
upaya pembentukan sumber daya manusia untuk pembangunan. Dalam kaitan ini,
kurikulum mengandung dua aspek yaitu:
- Aspek kesatuan nasional, yang memuat unsur-unsur penyatuan bangsa.
- Aspek lokal, yang memuat sifat-sifat kekhasan daerah, baik yang berupa unsur
budaya, sosial maupun lingkungan alam, yang menghidupkan sifat kebhinekaan dan
merupakan kekayaan nasional.

Kurikulum yang mengandung aspek kesatuan nasional, memberikan bekal kesadaran dan
kesatuan nasional, semangat kebangsaan, kesetiaan sosial, serta mempertebal rasa cinta
tanah air disebut kurikulum nasional, dan yang mengandung unsur-unsur lokal disebut
muatan lokal dalam kurikulum. Di dalam struktur kurikulum, porsi muatan lokal adalah
20% dari kurikulum nasional.
B. Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional
1. Jenis Upaya Pembaruan Pendidikan
a. Pembaruan Landasan Yuridis
Suatu pembaruan pendidikan yang sangat mendasar ialah pembaruan yang tertuju
pada landasan yuridisnya, karena pembaruan landasan yuridis berhubungan dengan
hal-hal yang bersifat mendasar dan yang bersifat prinsipal. Dikatakan demikian
karena landasan itu mendasari semua kegiatan pelaksanaan pendidikan dan mengenai
hal-hal yang penting seperti komponen struktur pendidikan, kurikulum, pengelolaan,
pengawasan, dan ketenagaan.
b. Pembaruan Kurikulum
Ada dua faktor pengendali yang menentukan arah pembaruan kurikulum, yaitu yang
bersifat mempertahankan dan yang mengubah. Termasuk yang pertama ialah
landasan filosofis, yaitu falsafah bangsa Indonesia, yaitu Pancasila dan UUD 1945
dan landasan historis (mencakup unsur-unsur yang dari dahulu hingga sekarang
menguasai hajat hidup orang banyak). Sedangkan faktor pengendali yang kedua yaitu
yang bersifat mengubah ialah landasan sosial (berupa kekuatan-kekuatan sosial di
masyarakat) dan landasan psikologis (yaitu cara peserta di dalam belajar, mengenai
hal ini banyak penemuan-penemuan baru yang menopangnya).
c. Pembaruan Pola Masa Studi
Pembaruan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaruan jenjang
dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada suatu satuan pendidikan. Pada
bagian ini pembaruan pola masa studi itu hanya disinggung sekedarnya untuk
menunjukkan adanya upaya pembaruan pendidikan. Pembaruan pola masa studi
sebagai suatu pertanda adanya pembaruan pendidikan berupa penambahan ataupun
pengurangan . perubahan pola tersebut dilakukan untuk tujuan dan alasan-alasan
tertentu. Misalnya untuk mempersiapkan tenaga guru SD yang dahulunya dianggap
cukup tamatan SPG, sekarang untuk menjadi guru SD harus berpendidikan Diploma
II. Tujuannya ialah untuk mendapatkan tenaga yang lebih kompeten.
d. Pembarua Tenaga Kependidikan
Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan ialah tenaga yang bertugas
menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Pembaruan
terhadap komponen tenaga kependidikan dipandang sangat penting karena pembaruan
pada komponen-komponen lain tanpa ditunjang oleh tenaga-tenaga pelaksana yang
kompeten tidak akan ada artinya. Berdasarkan aneka ragam tugas seperti yang
dinyatakan dalam pasal, maka diperlukan jenis tenaga yang lain di samping guru,
meskipun guru sendiri mengalami perubahan peran dari peran tunggal ke multiperan.
Tenaga yang lain disamping guru ialah pustakawan, laboran, konselor, teknisi sumber
belajar, dan lain-lain.

2. Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional


Dasar dan aspek legal pendidikan nasional berupa ketentuan yuridis yang menjadi dasar,
acuan, serta mengatur penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, seperti Pancasila,
UUD 1945, GBHN, UU organic pendidikan, peraturan pemerintah, dan lain-lain. Di
dalam semua ketepan itu terlihat adanya kesinambungan yang mencakup program utama
pembangunan pendidikan, yaitu:
a. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
b. Pendingkatan mutu pendidikan
c. Peningkatan relevansi pendidikan
d. Peningkatan efesiensi dan efektivitas pendidikan
e. Pengembangan kebudayaan
f. Pembinaan generasi muda
PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN

Di dalam bagian ini akan dikemukakan tiga hal, yaitu:

A. Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya.

Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional Indonesia. Pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya,
yaitu dapat dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniyah, sebagai mahluk individu, mahluk
social dan mahluk individu, mahluk social, dan makluk rilegius, agar dengan demikian dapat
meningkatkan martabatnya selaku mahluk. Jika pembangunan bertolak dari sifat hakikat
manuisia sesuai sebutan dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah
manusianya yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai mahluk
individu, mahlik sosial dan mahluk rilegius, agar dengan demikian dapat meningkatkan
martabatnya selaku mahluk.

Uraian diatas menunjukan “status” pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi
pembangunan serta antar keduanya.

1. Pendidikan merupakan usaha kedalam diri manusia sedangakan pembangunan


merupakan usaha keluar dari diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan.

B. Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan

Pendidikan sebagai upaya yang bulat dan menyeluruh hasilnya tidak segera dapat dilihat. Ada
jarak penantian yang cukup panjang antara dimulainya proses usaha dengan tercapai hasil.

1. Segi Sasaran Pendidikan


Pendidikan adalah usaha sadar yang ditunjukan kepada peserta didik agar menjadi
manusia yang berkepribadian kuat dan utuh seta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra
manusia pendidikan adalah terwujudna citra manusia yang dapat menjadi sumber daya
pembangunan yang manusiawi.
2. Segi Lingkungan Pendidikan.
Klasifikasi ini menunjukan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atu sistem.
Lngkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, ataupun dalam sistem
pendidikan pra-jabatan dan dalam jabatan.
3. Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah (SM), dan pendidikan tinggi (PT)
memberikan bekal kepada peserta didik secara bersinambungan. Pendidikan dasar
merupakan basic edukacion yang memberikan dasar bagi pendidikan menengah dan
pendidikan tingi. Artinya pendidikan tinggi berkualitas, jika pendidikan menengahnya
berkualitas, dan pendidikan menengah berkualitas, jika pendidikan dasarnya berkualitas.
4. Segi Pembidangan Kerja Atau Sektor kehidupan
Pembidangan kerjamenurut sector kehidupan meliputi antara lain: bidang ekonomi,
hokum social politik, keuangan perhubungan dan komunikasi, pertanian, pertambangan,
pertahanan dan lain-lain. Pembangunan sector kehidupan tersebut dapat diartikan sebagai
aktifis, pembinaan, pembangunan dan pengisian bidang-bidang kerja tersebut agar dapat
memenuhi hajat hidup warga Negara sebagai suatu bangsa sehingga tetap jaya dalam
kanca kehidupan antara bangsa-bangsa didunia.

C. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional


1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Setiap pendidikan selalu berurusan dengan manusia karena hanya manusia yang dapat
dididik dan harus selalu dididik. Bayi hanya akan menjadi manusia jika melalui
pendidikan. Sedangkan manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikarunia potensi
untuk selalu menyempurnakan diri. Padahal kesempurnaan itu sendiri adalah suatu
kondisi yang tidak akan kunjung dapat dicapai oleh manusia.
2. Wujud Pembangunan sebagai sistem
a) Hubungan AntarAspek-Aspek
Aspek filosofis, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang lain,
karena memberikan arah serta mewadahi butir-butir yang lain. Artinya, struktur
pendidikan, kurikulum,dan lain-lain yang lain itu harus mengacu kepada aspek
filosofis, aspek keilmuan, dan aspek yuridis. Oleh karena itu, perubahan apa pun yang
terjadi pada struktur pendidikan, kurikulum, dan lain-lain tersebut harus tetap berada
di dalam wadah filosofis dan yuridis.
b) Aspek Filosofis Keilmuan
Aspek Filosofis berupa penggarapan tujuan nasional pendidikan. Rumusan tujuan
nasional yang tentunya memberikan peluang bagi pengembangan sifat hakikat
manusia yang bersifat kodrati yang berarti pul;a bersifat wajar. Bagi kita
pengembangan sifat kodrati manusia itupararel dengan jiwa pancasila. Filsapat
pancasila ini menggantikan secara total falsafah pendidikan penjajah.
c) Aspek Yuridis
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan hokum pendidikan sifatnya relative
tetap. Hal ini dimungkinkan oleh karena UUD 1945 isinya ringkas sehingga sifatnya
lugas. Beberapa pasal melandasi pendidikan, baik yang sifatnya eksplisit maupun
yang implisit. Pasal-pasal tersebut yang sifatnya masih sangat global dijabarkan lebih
rinci ke dalam bentuk UU Pendidikan. Berdasarkan UU Pendidikan inilah sistem
pendidikan disusun dan dilaksanakan.
d) Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan
struktur pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar
dari jenjang yang satu ke jenjang yang lain, sebagai akibat dari perkembangan social
budaya dan politik.
e) Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika tujuan kurikuler berubah, maka
kurikulum berubah pula. Perubahan dimaksud mungkin mengenai materinya,
orientasinya, pendekatannya atupun metodenya. Kurikulum dalam sistem pendidikan
persekolahan di Negara kita telah mengalami penyempurnaan-penyempurnaan dalam
perjalanannya.

You might also like