Professional Documents
Culture Documents
Wilayahnya
berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera
Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat.
Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah
merupakan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang
membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah
Gunung Ciremay, yang berada di sebelah barat daya Kota Cirebon.
Sungai-sungai yang cukup penting adalah Sungai Citarum dan Sungai
Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.
Sebagian besar penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda, yang bertutur
menggunakan Bahasa Sunda. Di beberapa kota di pesisir utara, dituturkan
bahasa Jawa dialek Cirebon, yang mirip dengan Bahasa Banyumasan
dialek Brebes. Di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian
Bekasi, sebagian Depok, dan Kabupaten Bogor bagian utara dituturkan
bahasa Indonesia dialek Betawi.Jawa Barat merupakan wilayah
berkarakteristik kontras dengan dua identitas; masyarakat urban yang
sebagian besar tinggal di wilayah JABOTABEK (sekitar Jakarta) dan
masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang tersisa.Pada tahun
2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata
kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi.Dibandingkan dengan angka
pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki
peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun. Penggunaan bahasa daerah
kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi lokal kembali
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa
acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya Bandung TV memiliki
program berita menggunakan Bahasa Sunda.
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau
Jawa, Indonesia, yang mencakup wilayah administrasi provinsi Jawa
Barat. Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia, setelah
etnis Jawa. Sekurang-kurangnya 15,41% penduduk Indonesia merupakan
orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama Islam. Namun dalam
kehidupan sehari-hari, masih banyak masyarakat yang mempercayai
kekuatan-kekuatan supranatural, yang berasal dari kebudayaan animisme
dan Hindu. Kepercayaan tradisional Sunda Wiwitan masih bertahan di
beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan
masyarakat suku Baduy di Lebak yang berkerabat dekat dan dapat
dikategorikan sebagai suku Sunda.
Dalam urusan-urusan nasional, tidak banyak peran penting yang
dimainkan oleh etnis Sunda. Walaupun peristiwa-peristiwa penting sering
terjadi di Jawa Barat, namun sedikit sekali dari peristiwa tersebut yang
diperankan oleh orang-orang Sunda. Dalam kancah kehidupan berbangsa
dan bernegara, hanya sedikit orang Sunda yang menjadi pemimpin
politik, sastrawan, dan pengusaha. Prestasi yang cukup membanggakan
adalah banyaknya penyanyi dan artis dari etnis Sunda, yang berkiprah di
tingkat nasional.[2]
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau
Jawa, Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa hingga
sekitar Brebes (mencakup wilayah administrasi propinsi Jawa Barat,
Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian Jawa Tengah. Jawa Barat
merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.
Kerana letaknya yang berdekatan dengan ibu kota negara maka hampir
seluruh suku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini. 65%
penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda yang merupakan penduduk asli
provinsi ini. Suku lainnya adalah Suku Jawa yang banyak dijumpai di
daerah bagian utara Jawa Barat, Suku Betawi banyak mendiami daerah
bagian barat yang bersempadan dengan Jakarta. Suku Minang dan Suku
Batak banyak mendiami Kota-kota besar di Jawa Barat, seperti Bandung,
Cimahi, Bogor, Bekasi, dan Depok. Sementara itu Orang Tionghoa
banyak dijumpai hampir di seluruh daerah Jawa Barat.
Etimologi
Sunda berasal dari kata Su yang berarti segala sesuatu yang mengandung
unsur kebaikan. Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau
karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter
Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar),
singer (mawas diri), dan pinter (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh
masyarakat yang bermukim di Jawa bagian barat sejak zaman Kerajaan
Salakanagara.
Nama Sunda mulai digunakan oleh raja Purnawarman pada tahun 397
untuk menyebut ibukota Kerajaan Tarumanagara yang didirikannya.
Untuk mengembalikan pamor Tarumanagara yang semakin menurun,
pada tahun 670, Tarusbawa, penguasa Tarumanagara yang ke-13,
mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Kemudian
peristiwa ini dijadikan alasan oleh Kerajaan Galuh untuk memisahkan
negaranya dari kekuasaan Tarusbawa. Dalam posisi lemah dan ingin
menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan raja
Galuh. Akhirnya kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan,
yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum
sebagai batasnya.
[sunting] Bahasa
Lihat : Bahasa Sunda
Dalam percakapan sehari-hari, etnis Sunda banyak menggunakan bahasa
Sunda. Namun kini telah banyak masyarakat Sunda terutama yang tinggal
di perkotaan tidak lagi menggunakan bahasa tersebut dalam bertutur kata.
[3]
Seperti yang terjadi di pusat-pusat keramaian kota Bandung dan Bogor,
dimana banyak masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahasa Sunda.
Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, antara lain dialek Sunda-
Banten, dialek Sunda-Bogor, dialek Sunda-Priangan, dialek Sunda-Jawa,
dan beberapa dialek lainnya yang telah bercampur baur dengan bahasa
Jawa dan bahasa Melayu. Karena pengaruh budaya Jawa pada masa
kekuasaan Kerajaan Mataram Islam, bahasa Sunda - terutama dialek
Sunda Priangan - mengenal beberapa tingkatan berbahasa, mulai dari
bahasa halus, bahasa loma/lancaran, hingga bahasa kasar. Namun di
wilayah-wilayah pedesaan dan mayoritas daerah Banten, bahasa Sunda
loma tetap dominan.
[sunting] Profesi
Mayoritas masyarakat Sunda berprofesi sebagai petani, dan berladang.[4]
Sampai abad ke-19, banyak dari masyarakat Sunda yang berladang secara
berpindah-pindah. Di wilayah perkotaan, banyak orang Sunda yang
berprofesi sebagai buruh pabrik, pegawai negeri, dan pembantu rumah
tangga. Profesi pedagang keliling banyak pula dilakoni oleh masyarakat
Sunda, terutama asal Tasikmalaya dan Garut.Sebagian besar sekarang ini
orang sunda bekerja sebagai wirswasta Mereka banyak menjual aneka
perabotan rumah tangga.
Bahasa Sunda (Basa Sunda, dalam aksara Sunda Baku ditulis ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ)
adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun
bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh sekitar 27 juta orang dan
merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah
Bahasa Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di sebagian besar provinsi Jawa
Barat (kecuali kawasan pantura yang merupakan daerah tujuan urbanisasi
di mana penutur bahasa ini semakin berkurang), melebar hingga batas
Kali Pemali (Cipamali) di wilayah Brebes, Jawa Tengah, dan di kawasan
selatan provinsi Banten.
Dari segi linguistik, bersama bahasa Baduy, bahasa Sunda membentuk
suatu rumpun bahasa Sunda yang dimasukkan ke dalam rumpun bahasa
Melayu-Sumbawa.