You are on page 1of 126

ISL.VII.1.1.

01
s.d.
ISL.VII.1.4.08

MODUL SMP TERBUKA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Kelas : VII
Semester : 1

KEGIATAN SISWA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


2009
KATA PENGANTAR

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di SMP Terbuka, perlu adanya


penyempurnaan modul sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Oleh karena itu
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama berupaya melakukan penyempurnaan
modul SMP Terbuka agar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta dapat memenuhi kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan masyarakat sekitar.

Seiring dengan dinamika penyempurnaan tersebut, ditetapkanlah Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kedua peraturan tersebut merupakan pedoman
dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Modul sebagai sumber belajar utama dalam proses pembelajaran bagi siswa SMP Terbuka
ini telah disusun sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam
pembahasannya modul ini telah mencakup seluruh Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar untuk mencapai kompetensi lulusan minimal tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Dengan disempurnakannya modul SMP Terbuka ini diharapkan siswa memiliki
kompetensi yang memadai sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

Mengingat Kurikulum yang digunakan dalam penulisan modul ini adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka masukan dan saran dari lapangan sangat
diharapkan untuk penyempurnaan baik isi maupun perwajahan modul ini di masa yang
akan datang. Semoga modul ini dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mutu
pendidikan SMP Terbuka mengalami peningkatan sesuai dengan tuntutan jaman.

Jakarta, Januari 2009

Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Didik Suhardi, SH., M. Si.


NIP. 131270212
PETUNJUK BELAJAR

Buku ini memuat 8 (delapan) modul untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas VII Semester 1. Modul ini harus Kamu pelajari dan selesaikan dalam jangka waktu
satu semester, baik melalui kegiatan belajar di TKB (Tempat Kegiatan belajar) maupun
belajar di luar TKB.

Dalam mempelajari modul ini supaya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Belajar dengan modul keberhasilannya tergantung dari kedisiplinan dan ketekunan


Kamu dalam memahami dan mematuhi langkah-langkah belajarnya.

2. Belajar dengan modul dapat dilakukan secara mandiri atau kelompok, baik di TKB
atau di luar TKB.

3. Langkah-langkah yang perlu Kamu ikuti secara berurutan dalam mempelajari modul
ini adalah sebagai berikut:
a. Usahakan Kamu (bila memungkinkan) memiliki buku paket Pendidikan Agama
Islam Kelas VII sebagai bahan pengayaan atau pendalaman materi, karena dalam
modul ini diutamakan pada materi esensial/materi pokok/materi utama.
b. Baca dan pahami benar-benar tujuan yang terdapat dalam modul ini. Perhatikan
materi pokoknya dan uraian materinya.
c. Bila dalam mempelajari tersebut mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-
teman yang lain. Dan bila inipun belum terpecahkan sebaiknya Kamu tanyakan
pada guru pamong di TKB atau guru bina pada waktu tatap muka.
d. Setelah Kamu merasa memahami materi pelaharan tersebut, kerjakanlah tugas-
tugas yang tercantum dalam modul ini, dalam lembar jawaban yang terpisah atau
pada buku tulis Kamu.
e. Periksalah hasil penyelesaian tugas tersebut melalui kunci yang tersedia. Dan bila
ada jawaban yang belum betul, pelajari sekali lagi materi yang bersangkutan. Bila
semua kegiatan dalam satu modul sudah dapat diselesaikan dengan baik Kamu
berhak mengikuti tes akhir modul yang diselenggarakan oleh guru bina atau guru
pamong.
f. Bila dalam tes akhir modul Kamu dapat mencapai nilai 6,5 Kamu dapat
mempelajari modul berikutnya.

4. Urutan kegiatan di atas harus Kamu taati, agar Kamu lebih cepat berhasil mempelajari
modul ini.
ISL.VII.1.1.01

MODUL SMP TERBUKA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Kelas : VII
Semester : 1
Waktu : 6 x 40 menit

KEGIATAN SISWA
Penulis : Drs. H. Murhanuddin, MM
H. M. Sholeh M.Yunus
Pengkaji Materi : Moh. Sofyan S.Ag

HUKUM BACAAN ALIF LAM SYAMSIYAH


DAN ALIF LAM QAMARIYAH

Penyelaras : Abdul Rozak S.Ag

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


2009
A. PENDAHULUAN

Anak-anakku yang tercinta, kembali kita berjumpa pada hari ini, semoga kamu semua
dalam keadaan sehat wal’afiat.

Anak-anakku yang berbahagia, sekarang kita mempelajari tentang modul yang


berhubungan dengan Tajwid, yaitu tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Materi yang akan kamu pelajari adalah hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan
Qomariyah.

Ikutilah tiga kegiatan yang terdapat dalam modul ini :


Kegiatan 1 : Hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah.
Kegiatan 2 : Membaca surat Ad-Dhuha.
Kegiatan 3 : Membaca surat Al-Adiyat.

Jika ingin lebih banyak mengetahui tentang materi ini dan menemui kesulitan, kamu dapat
meminjam buku tentang Tajwid di perpustakaan yang berhubungan dengan materi
pelajaran yang sedang kamu pelajari.

Setelah selesai mempelajari modul ini, diharapkan kamu dapat mempraktekkan saat
membaca Al-Qur’an, semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan pemahaman yang
baik bagi kamu.

Ingat jangan sampai lupa, mulailah pelajaran dengan membaca “Basmalah”.

Selamat Belajar
B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 1 : Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah

1. Standar Kompetensi
Menerapkan hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah

2. Kompetensi Dasar
Menjelaskan, membedakan dan menerapkan hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan
Alif Lam Qomariyah

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah selesai mempelajari modul ini, diharapkan siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah
- Menyebutkan contoh-contoh bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah
surat Ad-Dhuha dan Al-Adiyat.

4. Materi Pokok
Hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah

5. Uraian Materi :

Sudah tentu membaca Al-Qur’an harus


dengan fasih dan benar. Oleh karena itu
ketika sedang membaca Al-Qur’an harus
diperhatikan bacaan Alif Lam Syamsiyah
dan Alif Lam Qomariyah.

a. Pengertian Alif Lam Syamsiyah


Alif Lam Syamsiyah yaitu apabila Alif
Lam bertemu dengan huruf Syamsiyah
yang jumlahnya 14 yaitu:
،‫ ش‬،‫ س‬،‫ ز‬،‫ ر‬،‫ ذ‬،‫ د‬،‫ ث‬،‫ت‬
‫ ن‬،‫ ل‬،‫ ظ‬،‫ ط‬،‫ ض‬،‫ص‬ Siswa sedang membaca ayat-ayat Al-Qur’an sesuai
dengan hukum bacaan Al-Qur’an atau Tajwid

Maka cara membacanya, bunyi Alif Lam ( ‫ ) ال‬tidak dibaca jelas, lamnya
dimasukkan ke dalam huruf syamsiyah. Ada tulisannya tetapi tidak terdengar dalam
bunyi bacaannya.

contoh : dibaca At-Takatsur, tidak dibaca Al-Takatsur.

b. Pengertian Alif Lam Qomariyah


Alif Lam Qomariyah yaitu apabila ( ‫ ) ال‬bertemu dengan “huruf Qomariyah yang
jumlahnya 14 yaitu :
‫ ي‬،‫ ه‬،‫ و‬،‫ م‬،‫ ك‬،‫ ق‬،‫ ف‬،‫ غ‬،‫ ع‬،‫ خ‬،‫ ح‬،‫ ج‬،‫ ب‬،‫ا‬
Maka cara membacanya, bunyi Alif Lam ( ‫ ) ال‬didzahirkan dengan baris mati dan
dibaca jelas.
Contoh : dibaca alhamdu. jelas bunyi alif lamnya.

c. Contoh-contoh Bacaan Alif Lam Syamsiyah


Setelah kamu mengetahui Pengertian Alif lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah,
cobalah sekarang kita mencoba mempraktekkan dengan contoh di bawah ini:

1. Alif Lam Syamsiyah


dibaca At-takatsur,
Huruf ( ‫ ) ت‬pada lafadz
tidak dibaca Al-takatsur.
dibaca Ad-diinu,
Huruf ( ‫ ) د‬pada lafadz tidak dibaca Al-diinu.
dibaca Az-zakaatu,
Huruf ( ‫ ) ز‬pada lafadz tidak dibaca Al-zakaatu.

2. Sedang Alif Lam Qomariyah


Huruf (‫ ) ب‬pada lafadz Alif Lamnya dibaca jelas Al-baitu.

Huruf ( ‫ ) ع‬pada lafadz Alif Lamnya dibaca jelas Al-‘aadiyatu.

Rangkuman :
Alif Lam Syamsiyah yaitu apabila Alif Lam ( ‫) ال‬ bertemu dengan huruf-huruf
Syamsiyah yang jumlahnya 14, yaitu :

‫ ن‬،‫ ل‬،‫ ظ‬،‫ ط‬،‫ ض‬،‫ ص‬،‫ ش‬،‫ س‬،‫ ز‬،‫ ر‬،‫ ذ‬،‫ د‬،‫ ث‬،‫ت‬
Sedangkan cara membacanya, bunyi Alif Lam ( ‫ ) ال‬tidak dibaca jelas “lam” nya
dimasukkan ke dalam huruf Syamsiyah. Adapun Alif Lam Qomariyah yaitu apabila Alif
Lam ( ‫ ) ال‬bertemu dengan huruf-huruf Qomariyah yang jumlahnya 14 yaitu :
‫ ي‬،‫ ه‬،‫ و‬،‫ م‬،‫ ك‬،‫ ق‬،‫ ف‬،‫ غ‬،‫ ع‬،‫ خ‬،‫ ح‬،‫ ج‬،‫ ب‬،‫ا‬
Cara membacanya, yaitu bunyi Alif Lam ( ‫“ ) ال‬Lam” nya dibaca jelas dengan baris
mati.
Kegiatan 2 : Membaca Surat Adh-Dhuha

1. Standar Kompetensi
Mengamalkan ajaran Al-Qur’an/Hadist dalam kehidupan sehari-hari. Surat Adh-Dhuha
dan hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Qomariyah.

2. Kompetensi Dasar
Siswa mampu menerapkan bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah
dalam surat Adh-Dhuha.

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Siswa dapat menelaah hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah
dalam QS. Adh-Dhuha.

4. Materi Pokok
Hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah dalam surat Adh-Dhuha

5. Uraian Materi :

Bacaan Surat Adh-Dhuha surat ke 93 ayat 1 – 11.

Untuk membantu agar dapat membaca Al-Qur’an dengan


baik dan benar, lakukan beberapa langkah berikut :
1) Bentuklah kelompok membaca!
2) Pilihlah teman yang bias membimbing kamu
membaca Al-Qur’an!
3) Al-Qur;an Juz 30, tentukan Surat Adh-Dhuha, 93,
ayat 1–11!
Perhatikan dan ikuti bacaan berikut ini :
a. Wad Dhuha : Demi waktu matahari naik sepenggalah
b. Wal Laili idzaa sajaa : Dan demi malam apabila telah sunyi
c. Maawadda’aka rabbuka wamaa qolaa : Tuhan mu tiada meninggalkan kamu dan
tiada (pula) benci kepada mu.
d. Walal akhirotu khairul laka minal Uula : Dan sesungguhnya hari kemudian itu
lebih baik bagimu dari pada permulaan.
e. Walasaufa yu’tika robbuka fatardha : Dan kelak Tuhan mu pasti memberikan
karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.
f. Alam yajidka yatiiman fa awa : Bukankah Dia mendapatimu sebagai
seorang yatim, lalu Dia melindungimu ?
g. Wawajadaka dhoolan fahadaa : Dan Dia mendapatimu sebagai orang yang
bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
h. Wawajadaka ‘ailan fa agna : Dan Dia mendapatimu sebagai orang yang
kekurangan lalu Dia memberikan kecukupan.
i. Faammal yatiima fala taqhar : Sebab itu terhadap anak yatim maka
janganlah kamu berlaku sewenang-wenang
j. Waammas saaila fala tanhar : Dan terhadap orang yang minta-minta,
maka janganlah kamu menghardiknya.
k. Waamma bini’mati rabbika fahaddits : Dan terhadap nikmat Tuhan mu maka
hendalah kau menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).

Apa yang harus kamu lakukan ?


1. Bacalah Q.S. Adh-Dhuha, 93 ayat 1 – 11 !
2. Perhatikan harakat panjang dan pendeknya !
3. Lakukan secara bergantian dengan kelompokmu !
4. Mintalah penjelasan kepada guru/teman yang lebih baik bacaannya !
5. Perhatikan ketentuan makhraj dan tajwid-Nya!
- Makhraj : tempat keluarnya huruf, sehingga pengucapannya benar
- Tajwid : ilmu yang membahas tentang ketentuan membaca Al-Qur’an
- Fasih : benar-benar lancar

Keterangan bacaan :
a. Alif Lam ( ‫ ) ال‬bertemu dengan huruf ‫ض‬ maka huruf Alif Lam ( ‫ ) ال‬dianggap
tidak ada (Alif Lam Syamsiyah). = Wadh Dhuhaa
b. Alif Lam ( ‫ ) ال‬bertemu dengan huruf ‫ س‬maka huruf Alif Lam ( ‫ ) ال‬dianggap
tidak ada (Alif Lam Syamsiyah). َ = Waammas Saa ila
c. Alif Lam ( ‫ ) ال‬bertemu dengan huruf ‫ ي‬maka huruf Alif Lam ( ‫ ) ال‬dibaca jelas

(Alif Lam Qomariyah) = Faammal yatiima


Kegiatan 3 : Membaca Surat Al ‘Aadiyat

1. Standar Kompetensi
Surat Al ‘Aadiyaat dan hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah

2. Kompetensi Dasar
Menerapkan hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qomariyah dalam surat
Al ‘Aadiyaat.

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Peserta didik dapat menelaah hukum bacaan Al-Syamsiyah dan Al-Qomariyah dalam
surat Al ‘Aadiyaat.

4. Materi Pokok
Hukum bacaan Al Syamsiyah dan Qomariyah dalam surat Al ‘Aadiyat

5. Uraian Materi :

Surat Al ‘Aadiyaat terdiri atas 11 ayat dan termasuk surat Makiyah. Surat Al ‘Aadiyaat
diturunkan setelah Surat Al ‘Ashr. Nama Al ‘Aadiyaat dikutip dari kata Al ‘Aadiyaat
yang terdapat pada ayat pertama. Kata Al ‘Aadiyaat artinya kuda yang berlari kencang.

Bacaan surat Al ‘Aadiyaat, surat ke 100 ayat 1 – 11.

Untuk membantu agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, lakukan
beberapa langkah berikut.
1) Bentuklah kelompok membaca !
2) Pilihlah teman yang bias membimbing kamu membaca Al-Qur’an !
3) Al-Qur’an Juz 30, tentukan Surat Al ‘Aadiyaat, 100 ayat 1 – 11 !
Perhatikan dan ikuti bacaan berikut ini :
1. Wal’Aadiyaati dhobha : Demi kuda perang yang berlari
kencang dengan terengah-engah.
2. Falmuuriyaati qodha : Dan kuda yang mecetuskan api
dengan pukulan (kuku kakinya)
3. Falmugiirooti subha : Dan kuda yang menyerang
dengan tiba-tiba di waktu pagi
4. Faatsarna bihii naqaa : Maka ia menerbangkan debu
5. Fawasatna bihi jam’aa : Dan menyerbu ke tengah-
tengah kumpulan musuh
6. Innalinsaana lirobbihi lakanuud : Sesunggunya manusia itu
sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya.
7. Wa innahu ‘alaa dzalika lasyahiid : Dan sesungguhnya manusia itu
menyaksikan (sendiri) keingkaran-nya.
8. Wa innahu lihubbil khairi lasyadid : Dan sesungguhnya dia sangat
bakhil karena cintanya kepada harta.
9. Afalaa ya’lamu idza bu’tsira maa fil kubuur : Maka apakah dia tidak
mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur.
10. Wa hussila maa fis suduur : Dan dilahirkan apa yang ada di
dalam dada.
11. Inna rabbahum bihim yaumaidzil lakhobiir : Sesungguhnya Tuhan mereka
pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka

Apa yang harus kamu lakukan ?


1. Bacalah Q.S. Al ‘Aadiyaat, 100 ayat 1 – 11 !
2. Perhatikan harakat panjang dan pendeknya !
3. Lakukan secara bergantian dengan kelompokmu !
4. Mintalah penjelasan kepada guru/teman yang lebih baik bacaannya !
5. Perhatikan ketentuan makhraj dan tajwid-nya !
 Tajwid : tempat keluarnya huruf sehingga pengucapannya benar !
 Fasih : Ilmu yang membahas tentang ketentuan membaca Al-Qur’an

Keterangan bacaan :
a. Alif Lam ( ‫ ) ال‬bertemu dengan huruf ‫ع‬, maka Alif Lam ( ‫ ) ال‬dibaca jelas (Alif
Lam Qomariyah). = Wal ‘aadiyaati
b. Alif Lam ( ‫ ) ال‬bertemu dengan huruf ‫ص‬, maka Alif Lam ( ‫ ) ال‬dianggap tidak
ada (Alif Lam Syamsiyah). = As suduuri
C. PENUTUP

Keberhasilanmu mempelajari modul ini sangat bergantung dengan semangat dan kerja
kerasmu dalam belajar.

Teruslah belajar dan buktikan keberhasilanmu dengan emminta tes akhir modul kepada
guru pamong dan guru bina. Raihlah nilai 6,5 agar kamu dapat melanjutkan modul
selanjutnya dan jangan patah semangat kalau nilai yang diperoleh kurang dari 6,5, itu
artinya kamu harus lebih semangat lagi dalam menguasai modul ini.

Yakinlah bahwa rahmat Allah menyertai orang-orang yang menuntut ilmu.


ISL.VII.1.1.02

MODUL SMP TERBUKA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Kelas : VII
Semester : 1
Waktu : 6 x 40 menit

KEGIATAN SISWA
Penulis : Drs. H. Murhanuddin, MM
H. M. Sholeh M.Yunus
Pengkaji Materi : Moh.Sofyan S.Ag
Penyelaras : Abdul Rozak S.Ag

IMAN KEPADA ALLAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


2009
A. PENDAHULUAN

Anak-anakku saya ucapkan selamat bertemu.

Setelah selesai mempelajari modul 1 sekarang mari kita pelajari modul yang membahas
tentang Iman Kepada Allah dan Sifat-sifat Nya.

Agar dalam mempelajari modul ini kamu tidak banyak mengalami kesulitan, maka kamu
dapat meminjam buku-buku perpustakaan atau buku lain yang ada kaitannya dengan
materi pokok yang sedang kamu pelajari.

Modul ini ada empat kegiatan dan harus dapat kamu selesaikan dalam waktu 6 x 40 menit.
Kegiatan 1 : Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah
Kegiatan 2 : Mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah
Kegiatan 3 : Iman kepada Allah dan sifat-sifat Allah
Kegiatan 4 : Iman kepada Allah dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jangan lupa kamu juga harus menyediakan buku tulis untuk mencatat rangkuman dan
mengerjakan tugas-tugas untuk mengetahui kemampuan atau prestasi belajarmu.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan kamu dapat menyakini dan mengimani bahwa
Allah SWT memiliki sifat kesempurnaan dan mengetahui dalilnya.

Ingat jangan lupa sebelum mempelajari modul ini bacalah “Basmalah”.

Selamat Belajar
B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 1 : Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah

1. Standar Kompetensi
Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat-sifatnya

2. Kompetensi Dasar
Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat :
- Membaca ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat Nafsiyah (wujud)
- Membaca ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Salbiyah (Qidam,
Baqa’, Mukhalafatu lil hawadisi, Qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyah).
- Membaca ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat ma’ani (Qudrat,
Iradat, Ilmu, Hayat, sama’, Bashar, dan Kalam).

4. Materi Pokok
Iman Kepada Allah

5. Uraian Materi

Sebelum memasuki pembahasan tentang


keimanan perlu difahami terlebih dahulu tentang
ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-
sifat Allah.

a. Ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan


dengan sifat Nafsiyah (wujud)

(Q.S. Al Baqarah 163)

Wailahukum ilaahu wahid, Laa ilaaha illaa huwarrahmaanurrahiim

Sifat Nafsiyah ialah sifat yang hanya dimiliki oleh Allah yaitu wujud artinya Allah
SWT wajib ada dan hanya Allah SWT yang meciptakan langit dan seisinya.

b. Ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat Salbiyah (Qidam, Baqa’,


Mukhalafatu lil hawadisi, Qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyah)
- Sifat Qidam (QS. Al Hadid : 3)

Huwal awwalu wal akhiru wad dzhoohiru wal baathinu wahuwa bikulli syain
‘aliim
- Sifat Baqa’ (QS. Ar Rahmaan : 26 – 27)

Kulluman alaiha faan - Wayabqo wajhu rabbika dzul jalaali wal ikraam

- Mukhalafatu lil hawadisi (QS. ASy Syuura : 11)

Laisa kamislihi syai’un – wahuwas sami’ul basyiir

- Sifat Qiyamuhu binafsihi (QS. Ali Imran : 2)

Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum

- Sifat Wahdaniyah (QS. Al Ikhlas : 1 – 4)

Qul huwallahu Ahaad (1) Allahus Shomad (2) Lam yalid walam yuulad (3)
Walam yaqullahu kufuwan ahad (4)

Sifat Salbiyah ialah sifat yang


membedakan Allah SWT dengan
makhluk yang lainnya, yaitu Qidam,
Baqa’, Mukhalafatu lil hawadisi,
Qiyamuhu binafsihi, dan
wahdaniyah.

c. Ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat Ma’ani (Qudrat, Iradat,


Ilmu, Hayat, sama’, Bashar, dan Kalam).
- Sifat Qudrat (QS. Al Baqarah : 20)

Innallaha ‘alaa kulli syain qodiir


- Sifat Iradat (QS. Yasin: 82)

Innamaa amruhuu idzaa arooda syai’an – ayyaquula lahu kun fayakuun

- Sifat Ilmu (QS. Al Isra’ : 85)

Wamaa uutiitum minal’ilmi illaa qoliilaa

- Sifat Hayat (QS. Al Baqarah : 255)

Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyum lata’huduhu sinatuw walaa nauum

- Sifat Sama’ (QS. Al Maidah : 76)

Wallahu huwas sami’ul ‘aliim

- Sifat Bashar (QS. Al Muluk : 19)

Innahu bikulli sayin basyiir.

- Sifat Kalam (Qs. An Nisa’ : 164)

Wakallamallahu musaa takliimaa

Sifat Ma’ani ialah sifat Allah yang dimiliki Allah SWT juga dimiliki oleh makhluk
yang lainnya yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, sama’, Bashar, dan Kalam.

Untuk membantu agar dapat membaca ayat-ayat Al Qur’an dengan baik dan benar,
lakukan beberapa langkah berikut :
1. Bentuklah kelompok membaca !
2. Pilihlah teman yang bias membimbing membaca Al Qur’an
3. Bacalah Q.S pilihan dari modul yang ada secara bergantian !
4. Perhatikan secara seksama ayat demi ayat akan ketentuan makhraj dan
tajwidnya !
Keterangan Bacaan :

a. Hukum bacaannya Idgham Mutamassilain adalah dua huruf yang sama


makhrajnya bertemu yang pertama huruf mati yang kedua huruf hidup, maka harus
dilebur.

b. Hukum bacaannya Iqlab artinya membalik atau menukar. Apabila nun mati
atau tanwin bertemu dengan huruf (‫ ) ب‬maka cara membacanya bunyi nun mati
atau tanwin berubah menjadi huruf mim.

c. Hukum bacanya Idghom Bigunnah artinya memasukkan/melebur dengan


dengung apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idgham
bigunnah yiatu ( ‫ و‬،‫ ن‬،‫ م‬،‫) ي‬

Kegiatan 2 : Mengartikan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat


Allah

1. Standar Kompetensi
Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat-sifatNya.

2. Kompetensi Dasar
Menyebutkan arti ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat :
- Menerjemahkan ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Nafsiyah
(wujud)
- Menerjemahkan ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Salbiyah
(Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lil hawadisi, Qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyah)
- Menerjemahkan ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Ma’ani
(Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, sama’, Bashar, dan Kalam).

4. Materi Pokok
Iman kepada Allah

5. Uraian Materi

Terjemahan ayat-ayat pilihan yang berkaitan dengan sifat-sifat


Allah.

a. Allah memiliki sifat Nafsiyah (Wujud)


- QS. Al Baqarah : 163
Waa ilahukum ilahu wahidu laailaahu warahmaanurrahiim
“Dan Tuhan mu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tiada ada
Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.”
- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut :

= Dan Tuhan mu

= Adalah Tuhan Yang Maha Esa

= Tidak ada Tuhan melainkan Dia

= Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

b. Allah memiliki sifat Salbiyah


- Sifat Qidam (QS. Al Hadid : 3)
Huwal awwalu wal akhiru wad dhoohiru wal baathinu
wahuwa bikulli syain ‘aliim
“Dialah yang awal dan yang akhir yang Zahir dan yang
Batin dan dia Maha Mengetahui segala sesuatu”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :

= Dialah yang awal dan yang akhir

= Yang zahir dan yang bathin

= Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu

- Sifat Baqa’ (QS. Ar Rahmaan : 26 – 27)


Kulluman alaiha faan - Wayabqo wajhu rabbika dzul jalaali wal ikraam
“Semua yang ada dibumi itu akan binasa, dan tetap kekal Dzat Tuhan mu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :

= Semua yang ada di bumi


= Semua itu akan binasa

= Dan tetap kekal Dzat Tuhan mu

= Yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan

- Sifat Mukhalafatu lil hawadisi (QS. ASy Syuura : 11)


Laisa kamislihi syai’un – wahuwas sami’ul basyiir
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia lah yang Maha
Mendengar lagi Maha melihat”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :

= Tidak ada yang serupa dengan Dia

= Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat

- Sifat Qiyamuhu binafsihi (QS. Ali Imran : 2)


Allahu laa ilaaha illaa huwal haiyul qoyyuum
“Allah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal
lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :


= Allah
= Tidak ada Tuhan melainkan Dia

= Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri

- Sifat Wahdaniyah (QS. Al Ikhlas : 1 – 4)


Qul huwallahu Ahaad (1) Allahus Shomad (2) Lam yalid walam yuulad (3)
Walam yaqullahu kufuwan ahad (4)
“Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang maha Esa. Allah adalah tempat meminta Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara
dengan Dia”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :

= Katakanlah: Dialah Allah Yang maha Esa


= Allah adalah tempat meminta
= Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakan

= Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan dia

c. Allah memiliki sifat Ma’ani (Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, sama’, Bashar, dan
Kalam).
- Sifat Qudrat (QS. Al Baqarah : 20)
Innallaha ‘alaa kulli syain qodiir
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :


= Sesungguhnya Allah

= Atas segala sesuatu

= Berkuasa

- Sifat Iradat (QS. Yasin: 82)


Innamaa amruhuu idzaa arooda syai’an – ayyaquulalahu kun fayakuun
“Sesungguhnya keadaanNya apabila Dia menghendaki sesautu hanyalah berkata
kepada-Nya, “Jadilah” maka terjadilah ia”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :

= Sesungguhnya keadaan-Nya

= Apabila Dia menghendaki sesuatu

= Hanyalah berkata kepada-Nya

= “Jadilah!” maka terjadilah ia

- Sifat Ilmu (QS. Al Isra’ : 85)


Wamaa uutiitumminal’ilmi illaa qoliilaa
“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :

= Dan tidaklah kau diberikan

= Akan ilmu pengetahuan


= Melainkan sedikit

- Sifat Hayat (QS. Al Baqarah : 255)


Allahu laailaaha illa huwal hayyul qoyyum lata’huduhu sinatuw walaa nauum
“Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus
mengusus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :


= Allah
= Tidak ada Tuhan melainkan Dia
= Dia yang hidup kekal
= Tidak ada bagi-Nya

= Mengantuk dan tidak tidur

- Sifat Sama’ (QS. Al Maidah : 76)


Wallahu huwas sami’ul ‘aliim
“Dan Allah lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :


= Dan Allah lah
= Yang Maha Mendengar

= Yang Maha Mengetahui

- Sifat Bashar (QS. Al Muluk : 19)


Innahu bikulli sayin basyiir.
“Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :

= Sesungguhnya Allah

= Atas segala sesuatu

= Maha Melihat

- Sifat Kalam (Qs. An Nisa’ : 164)


Wakallamallahu musaa takliimaa
“Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”

- Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini :

= Dan Allah telah berbicara

= Kepada Musa

= Dengan bicara langsung

Rangkuman :
- Ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang sifat Nafsiyah Allah terdapat dalam
surat Al Baqarah : 163
- Ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang sifat Salbiyah Allah terdapat dalam
surat Al Hadid : 3, Al Ikhlas : 14
- Ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang sifat Ma’ani Allah terdapat dalam
surat Ali Imran : 26, Yasin : 82, Al Isra’ : 8, Al Baqarah : 255, Al Maidah : 76, At
Thulk : 14, An Nisa’ : 164.

Latihan :

Isilah tabel berikut ini dengan isian yang cocok, antara kutipan ayat-ayat dengan
terjemahannya.

Isian Yang
No Potongan Ayat Terjemahan
Benar

1 No. : 1. Tidak ada Tuhan melainkan Allah

2 No. : 2. Atas segala sesuatu

3 No. : 3. Maha Mendengar lagi maha Melihat

4 No. : 4. Apabila Dia menghendaki sesuatu

5 No. : 5. Yang hidup kekal lagi berdiri sendiri

Kegiatan 3 : Iman kepada Allah dan Sifat-sifat Allah SWT

1. Standar Kompetensi
Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat-sifat-Nya.

2. Kompetensi Dasar
Siswa menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian iman kepada Allah
- Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui fenomena alam semesta.
- Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui ciptaan-ciptaanNya
- Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui dalil Naqli.

4. Materi Pokok
Iman kepada Allah

5. Uraian Materi
Sebelum mempelajari Modul ini, tentunya kamu ingat pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SD/MI Tentang Iman Kepada Allah. Apakah kamu ingat tentu masih ingat
bukan?

a. Pengertian Iman kepada Allah SWT


Pengertian iman menurut bahasa artinya percaya. Sedangkan menurut istilah artinya
mempercayai adanya Allah SWT dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan
diikuti dengan amal perbuatan.

Kita wajib beriman kepada Allah SWT, sebagai zat yang Maha Pencipta Alam
Semesta, yang memiliki sifat-sifat kesempurnaanya. Zat yang memiliki
kesempurnaan inilah yang harus diikuti segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya. Karena Dia-lah sebagai Tuhan yang wajib disembah oleh semua makhluknya.

Sifat-sifat Allah SWT


Untuk lebih menyakinkan iman kita kepada Allah Allah SWT, maka kamu harus
mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah SWT, antara lain :
1. Sifat wajib bagi Allah artinya sifat yang pasti dimiliki oleh Allah, jumlahnya ada
13 (tiga belas)
2. Sifat mustahil bagi Allah SWT, artinya sifat yang pasti tidak dimiliki oleh Allah,
jumlahnya ada 13 (tiga be;as)
3. Sifat Jaiz bagi Allah artinya sifat yang mungkin dimiliki dan boleh tidak dimiliki
oleh Allah SWT. Jumlahnya ada 1 (satu)

Nah, sekarang perhatikan skema berikut dengan baik dan hafalkan :

Sifat-sifat Allah
WAJIB MUSTAHIL JAIZ
1. Wujud 1. Adam Fi’lu kuli syaiin au tarkuhu
2. Qidam 2. Huduts
3. Baqo’ 3. Fana
4. Mukholafatu Lilhawaditsi 4. Mumasalatu Lihawaditsi
5. Qiyamuhu Binafsihi 5. Ihtiyaju Lighoirihi
6. Wahdaniyah 6. Ta’addud
7. Qudrat 7. Ajzum
8. Irodat 8. Karahun
9. Ilmu 9. Jahlun
10. Hayat 10. Mautun
11. Sama’ 11. Shummun
12. Bashar 12. Umyun
13. Kalam 13. Bukmun

b. Tanda-tanda adanya Allah melalui fenomena alam semesta tertulis dalam Al-
Qur’an surat Yunus ayat 5.
Artinya : “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya
(memantulkan cahaya) dan ditetapkan-Nya tempat-tempat bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu), Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak”.

Jelas bukan, bahwa fenomena alam semesta ini bukti bahwa Allah itu ada dan yang
menciptakan semuanya.

Keberadaan alam semesta beserta isinya, telah mengisyaratkan kepada manusia


bahwa penciptanya pasti ada, ketentuan alam semesta ini tidak mungkin terjadi
dengan sendirinya, tetapi diatur dan ditata indah oleh sang maha pengasih yaitu Allah
SWT. Beriman dan beramal saleh, melaksanakan semua perintah-Nya dan penjauhi
semua laranganNya, berbudi pekerti yang mulia adalah bukti bahwa seseorang itu
telah mengakui keberadaan Allah SWT.

Banyak orang yang mengakui percaya dengan adanya Allah, tetapi mereka tidak
melaksanakan perintah dan tidak menjauhi larangan-Nya. Bagaimana menurut
pendapatmu?

c. Tanda-tanda adanya Allah melalui ciptaan-ciptaannya bisa kita lihat di sekitar


kita.
Mungkin di sekitar rumahmu banyak terdapat pepohonan, gunung yang menjulang
tinggi, sawah, ladang yang menghambar luas, binatang seperti : sapi, kambing, dan
lain-lainnya. semuanya itu menunjukkan kebenaran Allah SWT dan tak terhitung,
semua ciptaan Nya.

Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim harus beriman kepada Allah, dengan
sifat-sifat yang dimiliki Nya. Nah sekarang kamu pelajari sifat-sifat wajib bagi Allah.

Tanda-tanda Allah melalui sifat-sifatNya dapat dibuktikan dengan dalil Aqli (secara
akal) dan Naqli (secara tertulis) dalam firman Allah.

1) Wujud artinya Ada


Allah tidak mungkin Adam, artinya : tidak ada
Bukti secara akal : jika kamu perhatikan semua yang ada di alam ini, mulai dari
yang kecil sebagai sampai yang besar, semua itu tentu ada yang membuat.

Contoh : adanya kursi tentu ada yangmembuat, yaitu tukang kayu, begitu juga
matahari, bulan, dan adanya alam semesta ini tentu ada
yangmembuatnya, yaitu Allah SWT.
Dengan demikian Allah SWT itu ada, mustahil tidakada. Sedangkan bukti secara
dalil naqli, coba kamu baca Al-Qur’an Surat Ali-Imran ayat : 62 atau kamu baca,
dengan kelompokmu.

....
Artinya : ………… Dan tidak ada Tuhan selain Allah (Q.S. Ali-Imran 62)

Dari ayat di atas jelaslah bahwa kita hendaknya meyakini bahwa Allah SWT ini
ada.

2) Qidam artinya : terdahulu


Allah tidak mungkin Hudus, artinya : Baru
Bukti secara akal : setelah kamu mempercayai bahwa segala sesuatu itu pasti ada
yang mencipta, tentunya yang mencipta pasti lebih dahulu dari yang diciptakan.

Contoh : mungkin kamu masih ingat contoh tentang meja, bahwa meja dibuat
tukang kayu. Sebelum meja ada, maka tukang kayu (yang membuat) lebih
dahulu ada. Begitu pula yang mencipta alam ini yaitu Allah SWT, pasti adanya
lebih dahulu daripada Alam yang diciptakan-Nya.

Bagaimana menurut pendapatmu, tentunya setuju bukan? Sesuai dengan ayat,


cobalah baca Al-Qur’an Surat Al-Hadid ayat 3 atau kamu baca dengan
kelompokmu yang berbunyi:

Artinya : Dialah yang awal dan yang akhir, yang zhahir dan yang bathin. Dia
mengetahui segala sesuatu (Q.S. Al-Hadid : 3)

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Allah itu adalah zat yang awal (dahulu) dan
yang akhir, maksudnya Allah itu yang paling awal dan yang paling akhir.

3) Baqa’ artinya : Kekal


Allah tidak mungkin Fana’ artinya : rusak
Bukti secara akal : setelah kamu mempercayai bahwa alam semesta ini ciptaan
Allah SWT, maka kamu harus percaya juga bahwa alam semesta atau setiap
makhluk pasti akan rusak/musnah atau Fana.

Nah, sekarang seandainya Allah SWT itu rusak, maka terhentilah pengaturan
alam padahal alam semesta ini harus diatur sampai alam akhirat. Untuk itu Allah
itu kekal dan tidak mungkin Allah itu akan rusak.

Sedangkan bukti secara dalil naqli, cobalah baca Al-Qur’an Surat Ar-Rahman
ayat 26-27 atau kamu baca dengan kelompokmu, yang berbunyi :
Artinya : Semua yang di bumi akan musnah dan akan tetap kekal Dzat
Tuhanmu yang mempumyai kebesaran dam kemuliaan
(Q.S. Ar-Rahman 26-27)

Dari ayat di atas jelaslah bahwa setiap orang (makhluk) akan rusak dan musnah
sedangkan zat Allah akan tetap kekal, hidup selama-lamanya.

4) Mukhalafatu Lil Hawaditsi, Artinya : Berbeda dengan Makhluk


Allah tidak mungkin Mumatsalatu lil hawaditsi, artinya : Allah tidak mungkin
sama dengan makhluk-Nya.

Bukti secara akal, kamu telah mempercayai bahwa Pencipta Allam ini adalah
Allah, dan jika diperhatikan keadaan di alam ini, setiap sesuatu ada yang
menciptakan.

Contoh : Boneka dibuat oleh manusia, dibuat sedemikian rupa mirip dengan
manusia. Namun selamanya tidak akan menyerupai apalagi sama dengan
manusia, walaupun wujudnya mungkin dapat sama tetapi sifatnya tidak sama
dengan penciptanya. Begitu pula alam yang diciptakan oleh Allah itu, tidak akan
sama dengan Penciptaannya.

Jadi Allah SWT sebagai pencipta wajib tidak sama dengan ciptaan-Nya. Bukti
secara dalil naqli, coba kamu baca Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 11, atau
kamu baca dengan kelompokmu yang berbunyi :

Artinya : Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. Dan Dialah yang
Maha Mendengar Lagi Maha Melihat. (Q.S. As-Syura : 11)

Hal ini lebih dipertegas lagi dalam surat Al-Ikhlas ayat 4 yang berbunyi :

Artinya : Dan tidak ada bagi-Nya (Allah) satupun yang menyamainya.


(Q.S. Al-Ikhlas : 4)

Dari kedua ayat tersebut di atas jelaslah bahwa tidak ada satupun yang
menyamai Allah SWT.

5) Qiyamuhu Binafsihi artinya : Berdiri Sendiri


Tidak mungkin Allah Ihtiyaju Lighairihi, artinya : butuh atau berhajat pada yang
lain.
Buktinya, kamu telah mempercayai bahwa Pencipta Alam ini adalah Allah
SWT. Hal ini berarti sewaktu Allah mencipta alam ini, Allah sendirian tidak ada
yang membantu. Allah tidak perlu bantuan, untuk out bagaimana menurut
pendapat kamu, percaya bukan? Sebab Allah mempunyai sifat berdiri sendiri
dan mustahil kalau Allah minta bantuan orang lain. Bukti secara dalil naqlinya,
coba kamu baca Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 2 atau kamu baca dengan
kelompokmu, yang berbunyi :

Artinya : Allah SWT tidak ada Tuhan melainkan Dia yang kekal, lagi
senantiasa berdiri sendiri. (Q.S. Ali-Imran : 2).

Dari ayat di atas jelas bahwa Allah SWT itu hidup kekal dan berdiri sendiri. Hal
ini berarti Allah tidak butuh bantuan yang lain (ihtiyaju lighairihi).

6) Wahdaniyah artinya Esa


Tidak mungkin Allah Ta’addud, artinya berbilang
atau lebih dari satu.
Buktinya masuk akal, jika kamu perhatikan
pemimpin suatu sekolah (Kepala Sekolah), Kepala
Negara, dan Sopir hanya satu. Mengapa
demikian? Jika kepala Sekolah, Kepala negara dan
Sopir lebih dari satu orang, tidak mungkin
sekolah, negara dan kendaraan dapat dikendalikan
dengan baik.

Mungkin karena kehendaknya berbeda-beda, sama-sama kuasa, dan lain-lain.


Apa yang terjadi, maka pemimpin/pimpinannya akan menjadi kacau.

Begitu pula pengendali alam ini (Allah) harus hanya satu, jika tidak maka alam
ini akan kacau/rusak. Untuk itulah Allah mempunyai sifat Esa dan mustahil
Allah lebih dari satu. Dalil naqlinya, coba kamu baca Al-Qur’an surat AlIkhlas
ayat 1-4 atau bacalah dengan kelompokmu, yang berbunyi :

Artinya : ”Katakanlah Dia-lah Allah yang Maha Esa


Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”
(Q.S. Al-Ikhlas: 1-4)

Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah SWT itu hanya satu. Tidak ada satupun
yang menyamai-Nya, jika ada tuhan lebih dari satu, tentu langit dan bumi akan
hancur.

7) Qudrat artinya : Kuasa


Tidak mungkin Allah Ajzun, artinya : lemah

Bukti secara akal jika kita perhatikan, segala sesuatu tentu ada perciptanya.
Yang membuat, tentu dapat membuat sesuatu yang dibuat. Jika ia tidak dapat
berbuat, pasti yang dibuat itu tidak akan jadi.

Contoh pembuat kursi, tentu dapat membuat kursi, pembuat radio tentu dapat
membuat radio, dan lain-lain. Begitu juga Allah SWT adalah pencipta dan
pengatur alam, maka Allah pasti kuasa membuat dan mengatur alam. Karena
alam ini ada yang mengatur dengan baik. Maka Allah bersifat Qudrat dan
mustahil bila Allah itu lemah. Sedangkan bukti dalil naqli, coba kamu baca Al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat : 20 atau bacalah dengan kelompokmu, yang
berbunyi :

Artinya : Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah itu berkuasa atas segala sesuatu
Kekuasaan Allah SWT tidak terbatas hanya mencipta dan mengatur saja, tetapi
sampai pada memelihara, merusak dan membinasakan kekuasaan manusia.

8) Irodah artinya : Berkehendak


Bukti secara akal jika kkamu perhatikan bahwa manusia melakukan sesuatu
tentu berkehendak.

Contoh ; Kamu belajar, tentu dengan kehendak agar menjadi pandai, begitu juga
Allah mencipta alam tentu diiringi dengan kehendak-kehendak Allah itu mutlak
artinya tidak dapat dipengaruhi oleh orang lain. Jadi Allah itu atas kehendak-
Nya sendiri, tanpa mendapat perintah dari yang lain dan tidak dapat dihalangi
oleh siapapun. Sedangkan dalil naqlinya kamu dapat membaca Al-Qur;an surat
yasin ayat 82.

Artinya : “Sesungguhnya jika Dia (Allah) menghendaki sesuatu hanya berkata


kepadanya “jadilah” maka lantas jadi”. (Q.S. Yasin 82)

Dari ayat di atas jelaslah bahwa jika Allah SWT, menghendaki sesuatu hanya
berkata “jadilah” dan langsung jadi apa yang dikehendaki-Nya.

9) Ilmu artinya Mengetahui


Tidak mungkin Allah Jahlun, artinya Bodoh

Bukti secara akal jika ada seseorang yang ingin mengendarai sepeda motor,
tetapi ia tidak mengetahui cara menghidupkan mesin, cara mengganti
perseneling dan cara mengerem, orang tersebut pasti tidak dapat melaksanakan
kehendaknya. Kehendak itu terlaksana, apabila orang tadi mengetahui segala hal
yang ada hubungannya dengan yang dikehendakinya.

Allah SWT mencipta dan mengatur alam, kenyataannya alam ini jadi teratur
dengan baik, maka jelaslah bahwa Allah bersifat mengetahui dan Allah mustahil
Bodoh. Dalil naqlinya, coba kamu baca Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 18, atau
kamu baca dengan kelompokmu yang berbunyi. :

Artinya : Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi
dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al_hujurat 18).

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Allah SWT itu mengetahui yang ada di dada
(hati) yang di langit dan yang di bumi. Jadi Allah bersifat mengetahui.

10) Hayat artinya : Hidup


Tidak mungkin Allah mautun, artinya mati. Bukti secara akal kamu dapat
berbuat dan dapat mengetahui sesuatu apabila kamu hidup. Jika kamu mati,
maka sudah tidak dapat berbuat apa-apa. Untuk itu, Allah selalu dapat mencipta
dan mengetahui segalanya, maka Allah bersifat hidup. Jika Allah yang mengatur
alam ini mati, maka alam ini tidak teratur. Dalil naqlinya, coba kamu baca Al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 255 atau kamu baca dengan kelompokmu yang
berbunyi:

Artinya : “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal”.
(Q.S. Al Baqarah 255).

Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah SWT, itu hidup kekal dan tetap mengurus
alam semesta (mengatur alam).

11) Sama’ artinya : mendengar


Tidak mungkin Alah Shumun, artinya Tuli.

Buktinya secara akal manusia adalah ciptaan Allah SWT, ermasuk kita pada
umumnya kita dapat mendengar, karena Allah itu pencipta dan lebih sempurna
dari pada kita, maka Allah telah sempurna dari pada manusia. Jadi Allah bersifat
mendengar, mustahil Allah itu tuli. Dalil naqlinya, coba kamu baca Al-Qur’an
surat Al-Maidah ayat 76 atau kamu bisa baca dengan kelompokmu, yang
berbunyi:
Artinya : “Katakan mengapa kamu menyembah selain daripada Allah sesuatu
yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak memberi
manfaat? Dan Allah lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
mengetahui”. (Q.S. Al-Maidah 76)

12) Bashar artinya : Melihat


Tidak mungkin Allah Umyun, artinya Buta

Bukti secara Akal manusia ciptaan Allah SWT seperti kita, dapat melihat karena
Allah itu pencipta dan lebih sempurna dari manusia, maa Allah lebih melihat,
jadi Allah bersifat melihat dan mustahil bersifat buta.

Contoh : Dimana pun kita berbuat jahat, Allah pasti dapat melihatnya, dalil
naqlinya coba kamu baca Al-Qur’an surat al-Mulk ayat 19 atau kamu baca
dengan kelompok yang berbunyi :

Artinya : ”Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang


mengembangkan dan menyatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak
ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu”
(Q.S. Al-Mulk: 19)

Dari ayat di atas jelaslah, bahwa Allah SWT selalu melihat segala sesuatu yang
kita perbuat

13) Kalam artinya : Berfirman


Allah tidak mungkin Bukmun, artinya Bisu

Bukti secara akal manusia adalah ciptaan Allah, seperti kita, dapat berbicara
karena Allah itu Pencipta, dan lebih sempurna dari kita, maka Allah lebih dapat
berbicara, jadi Allah bersifat berfirman atau berkata-kata dan mustahil bersifat
bisu.

Contoh : Bukti bahwa Allah berfirman atau berkata-kata adalah firman-firman


Allah yang terdapat dalam kitab suci seperti di dalam Al-Qur’an surat
An-Nisa ayat 164, atau kamu baca dengan kelompokmu yang
berbunyi :

Artinya : “Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”


(Q.S. An-Nisa 164).
Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah SWT langsung berbicara dengan Nabi
Musa As. Setelah kamu mempelajari sifat-sifat Allah secara panjang lebar
dengan bukti-bukti yang dapat direnungkan dengan akal akliyah, cobalah
sekarang diulang kembali sifat-sifat itu agar kamu dapat lebih memahaminya
sampai kamu hafal. Dengan cara belajar demikian akan menghasilkan daya nalar
yang lebih baik. Semoga berhasil.

Rangkuman :

Allah SWT wajib memiliki sifat kesempurnaan dan mustahil memiliki kelemahannya.
Semua sifat Allah tak terbatas, sedangkan sifat makhluk terbatas. Iman yang ada pada
kita perlu dikembangkan, dipelihara, dijaga dan disempurnakan jangan sampai rusak.

Kegiatan 4 : Iman kepada Allah dan Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

1. Standar Kompetensi
Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT melalui pemahaman sifat-sifatNya.

2. Kompetensi Dasar
Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat :
- Menyerahkan diri kepada Allah dengan cara bertaubat
- Belajar giat untuk mendapatkan nikmat dan karunia
- Berbuat baik terhadap sesamanya dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi

4. Materi Pokok
Iman kepada Allah

5. Uraian Materi

Pembahasan terakhir tentang keimanan kepada Allah dalam modul ini adalah
bagaimana menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah.

a. Menyerahkan diri kepada Allah SWT dengan cara bertawakal.


Pengertian tawakal secara bahasa, tawakal artinya menyerahkan dan menyadarkan.
Sedangkan secara pengertiannya tawakal adalah membebani diri dari segala
ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan segala keputusanNya baik
tentang urusan dunia dan akhirat.

Kata lain dari Islam yang berarti percaya dan mengenal, merupakan dua kata yang
tidak bisa dipisahkan. Tidak cukup hanya percaya saja namun tidak menyerah
(Islam). Menyerah juga tidak sempurna jika tidak disertai percaya dengan yakin
(Iman), tanda percaya kepada Allah dengan tunduk dan patuh kepada seluruh
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, fungsi iman diantaranya sebagai
berikut :

1) Memperoleh ketenangan dan ketentraman karena apa yang telah diprolehnya


adalah kehendak Allah semata.

...
Artinya : “…..Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu (QS. Al
Baqarah : 20).

2) Tidak terperdaya oleh keindahan dunia. Orang yang bertawakal memurnikan


ketaatannya kepada Allah. Dunia bukanlah tujuan hidupnya karena kehidupan
Akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya dan bersifat abadi.

Artinya: “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan
hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada
Engkaulah kami kembali”. (QS. Mumtahanah : 4)

3) Mendekatkan diri kepada Allah. Orang yang bertawakal tentunya bergantung


kepada Allah dengan sungguh-sungguh dalam meraih kebaikan dan mencegah
kemungkaran, tanpa dibekali iman, seseorang akan berada dalam kerugian.
Sebagaimana fiman Allah SWT berikut ini.

Artinya : “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam


kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Asr: 1-3)

b. Belajar giat untuk mendapatkan nikmat dan karunia Allah


Ahli Hikmah berkata:

Belajar dengan giat adalah awal dari seseorang yang ingin maju dan sukses dalam
hidupnya terutama dalam keberhasilan studi (Belajar) nya. Cirinya dengan tekun
membaca, menghafal berlatih, mencoba dan menganalisis suatu ilmu pengetahuan.
Orang yang berilmu akan memperoleh nikmat yang baik dan derajat yang tinggi.
Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:
Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS, Mujadalah: 11).

Sesungguhnya yang di dalam kehidupannya sellau giat didalam mencari ilmu dengan
iman kepada Allah akan diberikan karunia oleh Allah kenikmatan berupa derajat
yang tinggi dihadapan Allah dan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Sehingga
menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa dan agama.

c. Berbuat baik terhadap sesama dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi.
Ikatan persaudaraan di dalam Islam lebih popular disebut Ukhuwah Islamiyah,
menjaga keharmonisan dengan sesame, merupakan tujuan orang-orang beriman
sebagai rohmatan lil alamiin, membentuk ketenangan dan ketentraman antara
sesama.

Allah SWT berfirman :

Artinya : Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara, karena itu


damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah
supaya kamu mendapata rahmat. (QS. Al-Hujarat : 10)

Agar tetap dalam kerukunan, kedamaian dan kebersamaan antar sesame manusia
khususnya orang-orang mukmin, maka Allah perintahkan agar senantiasa berpegang
teguh kepada tali (agama) Allah. Ajaran agama Islam tentang tolong menolong,
membantu terhadap orang yang membutuhkan dan saling menghargai merupakan
cermin dari orang-orang yang beriman kepada Allah. Cobalah kamu amalkan dengan
demikian akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Rangkuman :

Bertawakalah kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan mencari ridho serta giat
dalam belajar agama mendapatkan nikmat dan derajat yang tinggi dari Allah, serta
selalu menjaga Ukhuwah Islamiyah antara umat Islam dan yang hanya merupakan
cermin sikap orang-orang yang beriman kepada Allah SWT.
C. PENUTUP

Tidak ada yang sulit jika kita mau berusaha dan kerja keras. Sebaliknya perkara yang
dianggap mudah akan menjadi sulit jika diadukan dan disembronokan.

Jika kamu yakin dengan kemampuanmu menguasai modul tentang surat Al-Aadiyat ini.
Mintalah tes akhir modul kepada guru pamong atau guru bina untuk membuktikan
keberhasilanmu.

Ingat nilai yang harus kamu raih adalah 6,5 sebagai syarat untuk melanjutkan ke modul
selanjutnya.

Tetap semangat, yakin dan percaya diri.


ISL.VII.1.2.03

MODUL SMP TERBUKA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Kelas : VII
Semester : 2
Waktu : 4 x 40 menit

KEGIATAN SISWA
Penulis : Drs. H. Murhanuddin, MM
H. M. Sholeh M.Yunus
Pengkaji Materi : Moh.Sofyan S.Ag
Penyelaras : Abdul Rozak S.Ag

MEMAHAMI ASMAUL HUSNA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


2009
A. PENDAHULUAN

Selamat, karena kamu telah berhasil mempelajari modul yang lalu.

Selanjutnya kamu akan mempelajari modul yang membahas tentang 10 Asma’ul Husna
kegiatannya adalah :

1. Membaca dan mengartikan ayat-ayat yang berkaitan dengan 10 Asma’ul husna


2. Mengamalkan isi kandungan 10 Asma’ul husna

Bacalah buku lain untuk menambah wawasan dan pengetahuanmu tentang Asma’ul Husna

Selamat belajar dan mulailah dengan berdoa.


B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 1 : Sepuluh Asma’ul Husna “As-Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar,


Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur”

1. Standar Kompetensi
Memahami Asma’ul Husna

2. Kompetensi Dasar
Siswa mampu menyebutkan arti ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10
Asma’ul husna.

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat :
- Membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Asma’ul Husna (As-
Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-
Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur)
- Menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Asma’ul Husna (As-
Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-
Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur)

4. Materi Pokok
10 Asma’ul Husna : As-Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah,
Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur

5. Uraian Materi

Salah satu bentuk kekuasaan Allah SWT, menciptakan langit dan bumi serta segala isinya

Pada kegiatan 1 ini, kamu mempelajari tentang sifat Allah, sekarang kamu akan
mempelajari ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Asma’ul Husna (As-Salam,
Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi,
As-Sabur).
- Asma’ul Husna begitulah selalu nama-nama yang baik
dan indah yang dimiliki oleh Allah SWT dan sudah
tidak asing lagi dikenal dikalangan umat Islam di
dunia, khususnya di kalangan umat Islam Indonesia.
Karena Asma’ul Husna selalu diperkenalkan oleh para
ulama kepada Jama’ahnya sebagai do’a dan amalan
sehari-hari, sedangkan Asma’ul Husna itu sendiri pun
terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW
serta do’a-do’a Nabi SAW selalu dihiasai nama-nama
itu untuk memuji kepada Allah.

Sebagai Bukti Kekuasaan Allah, menciptakan keindahan dunia

a. Membaca Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Asma’ul Husna:


1. As-Salam (QS. Al Hasyr : 23)

“Huwaallahul ladzii laa ilaaha illa huwal malikul quddus salaamul azizil
jabbar mutakabbir subhanallahi ‘amma yusrikun”

2. Al-Aziz (QS. Al-Jumu’ah : 1)

“Yusabbihu lillahi maafissamawaati wamaa fil ardhi almalikul kuddusil ‘azizil


hakiim”
3. Al-Khaliq (QS. Al-hasyr : 24)

“Huwallahu khaliqul baariul mushowwiru lahul asmaaul husnaa……”

4. Al-Ghaffar (QS. As-Shad : 66)

“Robbissamawaati wal ardhi wamaa bainahumal ‘azizil ghoffaar”.

5. Al-Wahhab (QS. Ali-Imran : 8)

“Rabbanala tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wahablana miladunka


rahmata innaka angtal wahhaab”.

6. Al-Fattah (QS. A-sSaba : 26)

f‫م‬h‫ي‬j‫عَل‬h‫ ال‬f‫اح‬o‫فَت‬h‫وَ ال‬f‫ وَه‬t‫لحَق‬h‫ا‬j‫نَنَا ب‬h‫ بَي‬f‫تَح‬h‫ يَف‬o‫م‬f‫نَنَا رَب|نَا ث‬h‫ بَي‬f‫مَع‬h‫ يَج‬h‫ل‬f‫ق‬
“Qul yajmau baynana rabbunaa tsumma yaftahu baynana bilhaqqi wahuwwal
fathaahul ‘aliim”.

7. Al-Adl (QS. Fussilat : 46)

‫م‬o‫ظَل‬j‫هَا وَمَا َرب|كَ ب‬h‫ اَسَآءَ فَعَلَي‬h‫ وَمَن‬j‫سه‬


j h‫نَف‬j‫ا فَل‬Ž‫ح‬j‫لَ صَال‬j‫ عَم‬h‫مَن‬
‫د‬h‫ي‬j‫عَب‬h‫ل‬j‫ل‬
“Man amila sholihan palinafsihi waman saa’a fa’alaihaa wamaa rabbuka
lidhollaamin lil ‘abiid”.

8. Al-Qoyyum (QS. Ali-Imran : 2)

“Allahu laailaaha illahuwal hayyul qoyyuum”

9. Al-Hadi (QS. Al-Qoshash : 56)

‫لَم‬h‫وَ اَع‬f‫ وَه‬f‫شَآء‬o‫ ي‬h‫ى مَن‬j‫د‬h‫ الَ يَه‬o‫ن‬j‫تَ وَلك‬h‫بَب‬h‫ اَح‬h‫ى مَن‬j‫د‬h‫كَ لَ تَه‬o‫ن‬j‫ا‬
‫ن‬h‫ي‬j‫تَد‬h‫ه‬f‫م‬h‫ال‬j‫ب‬
“Innaka laa tahdi man ahbabta walakin nallaha yahdii manyasaa”.
10. As-Sabur (QS. Al-Anfal : 46)

‫م‬f‫خَك‬h‫ي‬j‫ َهبَ ر‬h‫ا وَ َتذ‬h‫و‬f‫شَل‬h‫ا فَتَغ‬h‫و‬f‫ وَلَ تَنَا َزع‬j‫ه‬j‫ل‬h‫و‬f‫ الَ وَ َرس‬f‫ع‬h‫ي‬j‫وَاَط‬
‫ن‬h‫ي‬j‫ر‬j‫اب‬o‫ل مَعَ الص‬ َ ‫ ا‬o‫ن‬j‫ا ا‬h‫و‬f‫ر‬j‫ب‬h‫وَاص‬
Waatiiullaaha warasuulihi wala tatanaza’uu fataghsyaluu watadzhabu ryhukum
wasbiruu, innallaha maa’ shobiriiin”

b. Menerjemahkan Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan 10 Asma’ul


Husna:
1. As-Salam (QS. Al Hasyr : 23)

‫ار‬o‫جَب‬h‫ز ال‬f h‫ي‬j‫عَز‬h‫ ال‬f‫لَم‬o‫ الس‬f‫س‬h‫ |دو‬Žf‫ق‬h‫ ال‬f‫ك‬j‫مَل‬h‫وَ ال‬f‫ ه‬o‫ل‬j‫لَهَ ا‬j‫ى لا‬j‫ذ‬o‫ ال‬f‫وَ ال‬f‫ه‬
‫ن‬h‫و‬f‫ك‬j‫ر‬h‫ش‬f‫ا ي‬o‫ل عَم‬ j ‫حَانَ ا‬h‫ب‬f‫ س‬f‫ر‬t‫تَكَب‬f‫م‬h‫ال‬
“Huwaallahul ladzii laa ilaaha illa huwal malikul quddus salaamul azizil
jabbar mutakabbir subhanallahi ‘amma yusrikun”

“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci. Yang Maha
Sejahtera, Yang mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang
Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Maha
Suci Allah, dari apa yang mereka persekutukan”

Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini:

‫ى‬j‫ذ‬o‫ل ال‬ f ‫وَ ا‬f‫ه‬ = Dialah Allah


َ‫و‬f‫ ه‬o‫ل‬j‫لهَ ا‬j‫لا‬ = Tiada Tuhan selain Dia
f‫س‬h‫د|و‬f‫ق‬h‫ ال‬f‫ك‬j‫مَل‬h‫ال‬ = Raja Yang Maha Suci,
‫ز‬f h‫ي‬j‫عَز‬h‫ ال‬f‫لَم‬o‫الس‬ = Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa,
f‫ر‬t‫تَكَب‬f‫م‬h‫ ال‬f‫ار‬o‫جَب‬h‫ال‬ = Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan
f‫حَانَ ال‬h‫ب‬f‫س‬ = Maha Suci Allah
َ‫ن‬h‫كو‬f j‫ر‬h‫ش‬f‫ا ي‬o‫عَم‬ = dari apa yang mereka persekutukan

2. Al-Aziz (QS. Al-Jumu’ah : 1)

‫س‬h‫د|و‬f‫ق‬h‫ ال‬j‫ك‬j‫مَل‬h‫ ال‬j‫ض‬h‫لَر‬h‫ى ا‬


j ‫ وَمَا ف‬j‫سمَاوَات‬
o ‫ ال‬j‫ل مَا فى‬j j f‫ح‬t‫سَب‬f‫ي‬
‫م‬h‫ي‬j‫حك‬
َ h‫ ال‬j‫ز‬h‫ي‬j‫عَز‬h‫ال‬
“Yusabbihu lillahi maafissamawaati wamaa fil ardhi almalikul kuddusil ‘azizil
hakiim”
“Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada dilangit dan apa yang ada di
bumi. Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini:

‫ه‬j ‫̈ل‬j‫ ل‬f‫بح‬t َ‫س‬f‫ي‬ = Telah bertasbih kepada Allah


j‫سمَاوَات‬ o ‫ ال‬j‫مَا فى‬ = apa yang ada dilangit
j‫ض‬h‫ َلر‬h‫ ا‬j‫وَمَافى‬ = dan apa yang ada di bumi
j‫س‬h‫د|و‬f‫ق‬h‫ ال‬j‫ك‬j‫مَل‬h‫ال‬ = Raja Yang Maha Suci,
j‫م‬h‫ي‬j‫حَك‬h‫ ال‬j‫ز‬h‫ي‬j‫عَز‬h‫ال‬ = Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

3. Al-Khaliq (QS. Al-hasyr : 24)

‫نَى‬h‫س‬f‫ح‬h‫ء ال‬f ‫مَآ‬h‫لَس‬h‫ ا‬f‫ لَه‬f‫ر‬t‫صَو‬f‫م‬h‫ ال‬f‫رئ‬j ‫بَا‬h‫ ال‬f‫ق‬j‫خَال‬h‫ ال‬f‫وَ ال‬f‫ه‬
“Huwallahu khaliqul baariul mushowwiru lahul asmaaul husnaa……”
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa,
Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik.....”.

Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini:

f ‫وَا‬f‫ه‬
‫ل‬ = Dialah Allah

f‫ئ‬j‫بَار‬h‫ ال‬f‫ق‬j‫خَال‬h‫ال‬ = Yang Menciptakan, Yang Mengadakan

f‫لَه‬f‫ر‬t‫صَو‬f‫م‬h‫ال‬ = Yang Membentuk Rupa

‫نَى‬h‫س‬f‫ح‬h‫ ال‬f‫سمَآء‬ h َ‫ل‬h‫ا‬ = Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik

4. Al-Ghaffar (QS. As-Shad : 66)

‫ر‬j ‫ا‬o‫غَف‬h‫ ال‬j‫ز‬h‫زي‬j َ‫ع‬h‫مَا ال‬f‫نَه‬h‫ض وَمَا بَي‬


j h‫لَر‬h‫ وَا‬j‫سمَاوَات‬
o ‫ ال‬t‫رَب‬
“Robbissamawaati wal ardhi wamaa bainahumal ‘azizil ghoffaar”
“Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. Yang Maha
Perkasa Lagi Maha Pengampun”.

Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini:

j‫ض‬h‫ َلر‬h‫ وَا‬j‫مَاوَات‬o‫ب الس‬ | َ‫ر‬ = Tuhan langit dan bumi

‫مَا‬f‫ينَه‬h َ‫وَمَاب‬ = dan apa yang ada diantara keduanya

f‫ار‬o‫غَف‬h‫ال‬f‫يز‬h j‫عَز‬h‫ال‬ = Yang Maha Perkasa Lagi Maha Pengampun


5. Al-Wahhab (QS. Ali-Imran : 8)

‫ت‬h‫كَ اَن‬o‫ن‬j‫مَةَ ا‬h‫كَ َرح‬h‫دن‬f ‫ َل‬h‫ن‬j‫لَنَا م‬h‫تَنَا وَهَب‬h‫ذ هَدَي‬h j‫دَ ا‬h‫بَنَا بَع‬h‫و‬f‫ل‬f‫ ق‬h‫غ‬j‫ز‬f‫نَا لَ ت‬o‫رَب‬
‫اب‬o‫وَه‬h‫ال‬
“Rabbanaa la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wahablana miladunka
rahmata innaka antal wahhaab”.
“Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan sesudah engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah
kepada kami rahmat dari sisi engkau, karena sesungguhnya engkaulah Maha
Pemberi (karunia)”.

Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini:

‫بَنَا‬h‫و‬f‫ل‬f‫ ق‬h‫غ‬j‫ز‬f‫بنَا لَت‬o َ‫ر‬ = Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau


jadikan hati kami condong kepada kesesatan

‫ َتنَا‬h‫ هَدَي‬h‫ذ‬j‫عدَ ا‬h َ‫ب‬ = sesudah engkau memberi petunjuk kepada


kami

Ž‫مَة‬h‫كَ رَح‬h‫ن‬f‫ لَد‬h‫ن‬j‫ لَنَا م‬h‫وَهَب‬ = dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari
sisi engkau

f‫اب‬o‫وَه‬h‫تَ ال‬h‫كَ اَن‬o‫ن‬j‫ا‬ = karena sesungguhnya engkaulah Maha


Pemberi (karunia)

6. Al-Fattah (QS. As-Saba : 26)

f‫م‬h‫ي‬j‫عَل‬h‫ ال‬f‫اح‬o‫فَت‬h‫وَ ال‬f‫ وَه‬t‫حَق‬h‫ال‬j‫نَنَا ب‬h‫ بَي‬f‫تَح‬h‫ يَف‬o‫م‬f‫نَنَا رَب|نَا ث‬h‫ بَي‬f‫مَع‬h‫ يَج‬h‫ل‬f‫ق‬
“Qul yajmau baynana rabbunaa tsumma yaftahu baynana bilhaqqi wahuwwal
fathaahul ‘aliim”.
“Katakanlah: Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudia Dia
memberi keputusan antara kita dengan benar, Dan Dia-lah Maha Pemberi
Keputusan lagi Maha Mengetahui”.

Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini:

‫ينَنَا رَب|نَا‬h َ‫ ب‬f‫ َمع‬h‫ يَج‬h‫ل‬f‫ق‬ = Katakanlah: Tuhan kita akan mengumpulkan
kita semua

t‫لحَق‬h‫ا‬j‫ َننَا ب‬h‫ بَي‬f‫تَح‬h‫م يَف‬o f‫ث‬ = kemudia Dia memberi keputusan antara kita
dengan benar

f‫م‬h‫ي‬j‫عَل‬h‫ ال‬f‫اح‬o‫فَت‬h‫وَ ال‬f‫وَه‬ = Dan Dia-lah Maha Pemberi Keputusan lagi


Maha Mengetahui
7. Al-Adl (QS. Fush shilat : 46)

‫م‬o‫ل‬o‫لض‬j‫هَا وَمَا َرب|كَ ل‬h‫ سَآءَ فَعََلي‬h‫ وَمَن‬j‫سه‬


j h‫نَف‬j‫ا فَل‬Ž‫ح‬j‫لَ صَال‬j‫ عَم‬h‫مَن‬
‫د‬h‫ي‬j‫عَب‬h‫ل‬j‫ل‬
“Man amila sholihan palinafsihi waman saa’a fa’alaihaa wamaa rabbuka
lidhollaamin lil ‘abiid”.
“Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk
dirinya sendiri dan barang siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas
dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-
Nya”

Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini:

j‫ه‬j‫س‬h‫نَف‬j‫ا فَل‬Ž‫ح‬j‫لَ صَال‬j‫ عَم‬h‫َمن‬ = Barang siapa yang mengerjakan amal yang
saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri
‫هَا‬h‫ اَسَآءَ فَعَلَي‬h‫وَمَن‬ = dan barang siapa yang berbuat jahat maka
(dosanya) atas dirinya sendiri
‫د‬j h‫ي‬j‫عَب‬h‫ل‬j‫ ل‬-‫م‬o‫ظَل‬j‫وَمَا رَ |بكَ ب‬ = dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya
hamba-hamba-Nya

8. Al-Qoyyum (QS. Ali-Imran : 2)

f‫م‬h‫قَي|و‬h‫حَي| ال‬h‫هوَ ال‬f o‫ل‬j‫لَهَ ا‬j‫ لا‬f‫ال‬


“Allahu laailaaha illahuwal hayyul qoyyuum”
“Allah- tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi senantiasa
berdiri sendiri”.

Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini:

َ‫و‬f‫ل ه‬o j‫لهَ ا‬j‫ لا‬f‫ال‬ = Allah- tidak ada Tuhan melainkan Dia
f‫م‬h‫قَي|و‬h‫حَى| ال‬h‫ال‬ = Yang Hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri

9. Al-Hadi (QS. Al-Qashash : 56)

‫لَم‬h‫ اَع‬f‫ وَال‬f‫شَآء‬o‫ ي‬h‫ى مَن‬j‫د‬h‫ الَ يَه‬o‫ن‬j‫تَ وَلَك‬h‫بَب‬h‫ اَح‬h‫ى مَن‬j‫د‬h‫كَ لَ تَه‬o‫ن‬j‫ا‬
‫ن‬h‫ي‬j‫تَد‬h‫ه‬f‫م‬h‫ال‬j‫ب‬
“Innaka laa tahdi man ahbabta walakin nallaha yahdii manyasaa Wahuwaa
a’alamu bil muhtadiin”.
“Sesungguhnya kamu (Muhammad) tidak akan dapat memberi petunjuk kepada
orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
kehendakinya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima
petunjuk”.
Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini:

‫ى‬j‫د‬h‫كَ لَ تَه‬o‫ن‬j‫ا‬ = Sesungguhnya kamu (Muhammad) tidak akan


dapat memberi petunjuk

َ h‫بَب‬h‫ اَح‬h‫مَن‬
‫ت‬ = kepada orang yang kamu kasihi

‫ى‬j‫د‬h‫ل يَه‬ َ ‫ ا‬o‫ن‬j‫وَلك‬ = tetapi Allah memberi petunjuk

f‫شَآء‬o‫ ي‬h‫مَن‬ = kepada orang yang kehendakinya

َ‫ن‬h‫ي‬j‫تَد‬h‫ه‬f‫م‬h‫ال‬j‫ ب‬f‫لَم‬h‫وَ اَع‬f‫وَه‬ = dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang


mau menerima petunjuk

10. As-Sabur (QS. Al-Anfal : 46)

‫م‬f‫حك‬
f h‫و‬f‫ا ر‬h‫و‬f‫ َهب‬h‫ا وَتَذ‬h‫لو‬fَ‫ش‬h‫ا فَتَغ‬h‫و‬f‫ وَلَ تَنَا َزع‬j‫ه‬j‫ل‬h‫و‬f‫ا الَ وَ َرس‬h‫و‬f‫ع‬h‫ي‬j‫وَاَط‬
‫ن‬h‫ري‬j j‫اب‬o‫ الَ مَعَ الص‬o‫ن‬j‫ ا‬،‫ا‬h‫و‬f‫ر‬j‫ب‬h‫وَاص‬
Waatiiullaaha warasuulihi wala tanaza’uu fataghsyaluu watadzhabu ryhukum
wasbiruu, innallaha maa’ shobiriiin”
“Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-
bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.

Perhatikan penggalan ayat/suku kata dengan artinya berikut ini:

j‫ه‬j‫ل‬h‫و‬f‫ل وَرَس‬ َ ‫ ا‬f‫ع‬h‫ي‬j‫وَاَط‬ = Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya

‫ا‬h‫و‬f‫وَلَ تَنَازَع‬ = dan janganlah kamu berbantah-bantahan

h‫م‬f‫خَك‬h‫ي‬j‫هَبَ ر‬h‫ا وَ َتذ‬h‫و‬f‫شل‬


َ h‫فَتَغ‬ = yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu

‫ا‬h‫و‬f‫ر‬j‫ب‬h‫وَاص‬ = dan bersabarlah

َ‫ين‬h j‫ر‬j‫اب‬o‫ل مَعَ الص‬ َ ‫ ا‬o‫ن‬j‫ا‬ = Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar

Untuk membantu agar dapat membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan
benar, lakukan beberapa langkah berikut :
1. Bentuklah kelompok membaca !
2. Bacalah surat-surat pilihan dan modul yang ada secara bergantian !
3. Perhatikan secara seksama ayat demi ayat akan ketentuan makhraj dan
tajwidnya.
Keterangan bacaan :
a. َ‫نك‬h f‫ لَد‬h‫من‬j = Hukum bacaannya idghan bilagunnah artinya
memasukkan/melebur tanpa berdengung. Hal ini terjadi
manakala nun mati/tanwin bertemu dengan huruf idgham
bilagunnah dan dibaca tanpa dengung.
b. ‫ت‬
َ h‫بَب‬h‫ اَح‬h‫َمن‬ = Hukum bacaan idzhar artinya dibaca jelas dan pendek
tanpa berdengung apabila nun mati bertemu dengan
huruf :
c. f‫يشَآء‬o h‫َمن‬ = Hukum bacaan idgham bigunnah artinya
memasukkan/melebur dengan dengung. Apabila nun
mati atau tanwin bertemu dengan huruf idgham yaitu :
maka wajib dibaca dengan berdengung (bigunnah)

Kegiatan 2 : Sepuluh Asma’ul Husna “As-Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar,


Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur”

1. Standar Kompetensi
Memahami Asma’ul Husna

2. Kompetensi Dasar
Siswa mampu mengamalkan isi kandungan 10 Asma’ul husna (As-Salam, Al-Aziz, Al-
Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur).

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian Asma’ul husna
- Mengamalkan isi kandungan 10 Asma’ul husna (As-Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-
Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur) di
lingkungan keluarga
- Mengamalkan isi kandungan 10 Asma’ul husna (As-Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-
Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur) di
lingkungan sekolah
- Mengamalkan isi kandungan 10 Asma’ul husna (As-Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-
Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur) di
lingkungan masyarakat

4. Materi Pokok
10 Asma’ul Husna : As-Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah,
Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur

5. Uraian Materi
Setelah kamu mempelajari kegiatan 1, sekarang kamu lanjutkan dengan kegiatan 2,
semoga kamu dapat nilai yang terbaik dan memahami materi kegiatan 2 ini

Pada kegiatan 1, kamu mempelajari cara membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan
dengan 10 Asma’ul Husna, sekarang kamu akan mempelajari pengertian 10 Asma’ul
husna (As-Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl,
Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur).

a. Pengertian Asma’ul Husna


Asma’ul Husna ialah nama-nama Allah SWT yangbaik dan agung.
Jika kamu membaca dan menyebut Asma’ul Husna untuk berdzikir
kepada Allah maka akan mendapat pahala.

Coba kamu baca Hadits Rasulullah SAW atau kamu baca dengan
kelompokmu yang berbunyi :

‫صَاهَا‬h‫ اَح‬h‫دا مَن‬Ž‫ح‬j‫ وَا‬o‫ل‬j‫ ا‬Ž‫ائَة‬j‫ا م‬Ž‫م‬h‫س‬j‫نَ ا‬h‫ي‬j‫ع‬h‫س‬j‫ وَت‬°‫عَة‬h‫س‬j‫ ت‬j‫له‬oj‫ ل‬o‫ن‬j‫ا‬
(‫)رواه البخارى‬
Artinya : Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, barang siapa yang
menghafalnya ia akan masuk surga.

Maksud hadits tersebut di atas adalah barang siapa yang menyebut atau membaca
nama-nama Allah SWT tersebut maka akan memperoleh pahala dan manfaatnya.

Allah SWT menciptakan langit sebagai salah satu kekuasaan-Nya

Oleh karena itu, sebutlah nama-nama Asma’ul husna setiap saat. Apakah kamu juga
mengamalkannya? Mudah-mudahan demikian.
1) As-Salam (Yang Maha Selamat)
As-Salam artinya Yang Maha Selamat, keselamatan bagi Allah berarti terhindar
dari segala aib, kekurangan, dan kepunahan yang dialami oleh makhluk-Nya.
Allah SWT adalah tempat berlindung bagi makhluk-Nya dari segala kejahatan
dan marabahaya. Tidak ada perbuatan Allah SWT yang bertujuan menyakiti
makhluk-Nya meskipun pada saat kita sakit atau mendapat kesulitan mengira itu
atas kehendak-Nya. Padahal bisa jadi hal itu karena perbuatan kita sendiri.

2) Al-Aziz (Yang Maha Perkasa)


Al-Aziz artinya Yang Maha Perkasa. Betapa perkasanya Allah SWT mencipta
api yang panas, matahari yang terdiri dari gumpalan api yang panasnya sampai
ke bumi, padahal jaraknya jauh sekali. Ini membuktikan betapa perkasanya
Allah SWT. Api menyalapun dapat dijadikannya dingin seperti ketika Nabi
Ibrahim As dibakar oleh Raja Namrud, Allah SWT memerintahkan kepada api
supaya menjadi dingin, maka dinginlah api itu.
Keperkasaan Allah SWT, disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 49,
yang artinya “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah sesungguhnya
Allah Maha Berkuasa lagi Maha Bijaksana”.
Apakah kamu juga selalu membaca Al-Aziz, tentunya melakukan demikian
bukan?

3) Al-Khaliq (Allah Yang Menciptakan)


Al-Khaliq artinya Allah Yang Menciptakan segala sesautu Allah tidak
diciptakan, alam semesta ini adalah salah satu ciptaan Allah.
Setiap ciptaan Allah pasti ada manfaatnya. Seperti Allah menciptakan nyamuk,
berbadan kecil tetap bisa terbang begitu cepat. Sehingga manusia membuat
pesawat terbang terinspirasi dari nyamuk yang bisa terbang.

4) Al-Ghaffar (Maha Pengapun)


Al-Ghaffar berarti Maha Pengampun, pengampunan Allah SWT berlaku
terhadap dosa-dosa hamba-Nya, selama ia bertobat dengan sungguh-sungguh
dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahannya tersebut.
Manusia tidak luput dair berbuat salah dan dosa, akan tetapi kalau ingin
mendapat pengampunan atau magfiroh dari Allah harus bertobat dengan
sungguh-sungguh.

5) Al-Wahhab (Maha Pemberi)


Al-Wahab artinya Allah itu Maha Pemberi, yang memberikan karuniaNya
kepada semua makhluk yang ada di alam semesta ini, baik yang beriman
ataupun yang tidak beriman. Allah SWT memberikan kehidupan kepada semua
makhluknya. Tidak ada tempat kita mengadu, memohon, bermunajat dan tempat
meminta kecuali kepada Allah SWT. Yang Maha Memberi, Maha Rahman dan
Rohim, dan siapa yang meminta dan menyembah selain kepada Allah orang
tersebut menjadi musyrik. Sebagai seorang muslim kita wajib berusaha dan
berdoa. Seandainya usaha itu tidak dikabulkan, maka kita tidak boleh putus asa,
tetapi harus semakin bertawakal, sabar dan tabah atas apa yang diterima dari
Allah SWT. Apakah kamu juga demikian jika mengalami kesulitan atau cobaan,
tentulah demikian bukan? Karena Allah Maha Pemberi, maka hanya
kepadaNyalah kita memohon dan meminta pertolonganNya.

6) Al-Fattah (Maha Pembuka)


Al-Fatah artinya Yang Maha Pembuka, seperti dapat kita rasakan Allah SWT
telah membukakan pikiran kita sehingga dapat menerima pelajaran,
membukakan hati kita sehingga kita iman kepada Allah SWT dengan segala
sifat-Nya baik yang wajib, mustahil dan yang jaiz. Kita dapat menerima dan
menyakini kekuasaan Allah SWT. Sehingga kita termasuk orang yang beriman
kepada Allah SWT dan kitapun pemeluk agama Islam yang taat. Kita tahu
semua orang dapat beriman dan tidak semua orang beragama Islam dengan taat,
yaitu mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya,
karena tidak beriman dengan taat itu dalam hatinya ada penyakit dan dirinya
telah dipengaruhi oleh godaan syetan.

7) Al-Adl (Maha Adil)


Al-Adl artinya Maha Adil, keadilan Allah SWT adalah keadilan yang sebenar-
benarnya artinya Allah SWT memutuskan dan menempatkan sesuatu sesuai pada
tempatnya.
Keadilan Allah bersifat mutlak dan sempurna, yakni Allah SWT tidak
membebani terhadap makhlukNya melainkan sesuai dengan kemampuan dan
kesanggupannya.

8) Al-Qoyyum (Allah Maha Berdiri Sendiri)


Al-Qoyyum artinya Allah Maha Berdiri Sendiri dalam menciptakan seluruh
makhluk di alam jagad raya ini.
Bila kita merenungkan sejenak dengan hati yang bersih dan akal sehat serta
menatap alam yang luas, maka kita pasti bertanya dalam hati “siapa
yangmencipta alam semesta ini?”, tentunya Allah SWT bukan? Allah SWT
menciptakan alam ini sendiri saja, tanpa bantuan orang lain. Coba kamu baca
Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 1-2 atau kamu baca dengan kelompokmu.

٢﴿ f‫م‬h‫قَي|و‬h‫ى ال‬ f ‫﴾ ا‬١﴿ ‫﴾الم‬


| َ‫ح‬h‫وَ ال‬f‫ ه‬o‫ل‬j‫لهَ ا‬j‫ل لا‬
Artinya : Alif laam mim, Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup
kekal lagi senantiasa berdiri sendiri (QS. Ali-Imran : 1-2).

9) Al-Hadi (Allah Maha Pemberi Petunjuk)


Al-Hadi ialah bahwa Allah SWT itu Maha Pemberi Petunjuk, Allah memberikan
petunjuk atau hidayah kepada hamba-hambanya yang dikehendaki.
Kamu mungkin pernah mendengar cerita Nabi Nuh, walaupun ayahnya seorang
Nabi, tetapi anaknya tak beriman. Paman Rasulullah sendiri, yaitu Abu Thalib ia
pun tidak mau masuk Islam, semua itu memang belum mendapatkan petunjuk
atau hidayah dari Allah SWT.

10) As-Shabur (Maha Sabar)


As-Sabur artinya Maha Sabar, kesabaran Allah SWT tidak terbatas. Allah SWT
tidak menunda sesuatu di luar waktu yang telah ditentukan-Nya atau gagal
menyelesaikannya. Allah SWT tidak tergesa-gesa menguak para pelaku
perbuatan dosa, melainkan memberi kesempatan kepada mereka rezeki,
melindungi mereka dari bahaya dan tetap membiarkan mereka hidup sampai
batas waktu yang telah ditentukanNya.
Seorang muslim yang mu’min dituntut untuk bersabar karena sabar merupakan
cermin dari sifat Allah SWT. Selesaikanlah segala urusan di dunia dengan sabar
karena Allah SWT mencintai orang-orang yang sabar.
b. Mengamalkan isi kandungan 10 Asma’ul Husna (As-Salam, Al-Aziz, Al-
Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-
Sabur) dalam lingkungan keluarga.
Dalam lingkungan keluarga perlu sekali akan pengamalan Asma’ul Husna seperti Al-
Ghaffar = Maha Pemaaf/Pengampun, seorang anak yang selalu senang berbuat
kesalahan kepada orang tua maka dia wajin meminta maaf kepadanya, selalu orang
tua untuk memberikan maaf akan kesalahan-kesalahan anaknya, sehingga tidak ada
dosa di antara anak dan orang tua.

Begitu juga As-Sabur = Maha Penyabar, ada keluarga terlalu banyak cobaan-cobaan
seperti kelaparan dan kemiskinan, sifat sabar harus dimiliki oleh setiap orang
sehingga dalam menghadapi masalah penuh kesabaran disertai usaha yang maksimal
maka akan menghasilkan sesuatu yang membahagiakan bagi dirinya dan keluarga.

c. Mengamalkan isi kandungan 10 Asma’ul Husna (As-Salam, Al-Aziz, Al-


Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-
Sabur) dalam lingkungan sekolah
Dalam menuntut ilmu seorang siswa harus selalu belajar dengan tekun dan tidak lupa
berdo’a kepada Allah dan do’a belajarnya adalah :

‫ا‬Ž‫م‬h‫ى فَه‬j‫ن‬h‫ق‬f‫رز‬h ‫ا‬o‫ا و‬Ž‫م‬h‫ل‬j‫ى ع‬j‫ن‬h‫زد‬j t‫رَبى‬


Agar sifat Al-Fattah (Maha Pemberi) kepuasan, ilmu yang merupakan pemberian
dari Allah, kalau dengan tidak atas sudah barang tentu ilmu itu tidak berguna, tetapi
dengan memohon kepada-Nya, siswa yang menuntut ilmu dengan kesungguhan akan
mendapatkan ilmu yang berguna.

d. Mengamalkan isi kandungan 10 Asma’ul Husna (As-Salam, Al-Aziz, Al-


Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-
Sabur) dalam lingkungan masyarakat.
Kekuasaan yang dimiliki manusia di dunia ini akan binasa jabatan dalam lingkungan
masyarakat untuk membantu orang yang kesusahan maka akan dibalas oleh Allah
dengan kebutuhan.

Orang yang memiliki harta yang banyak hendanya dapat melindungi yang lemah
dengan membantunya, sehingga tidak ada kesenjangan social di tengah-tengah
masyarakat.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur;an dalam surat Al-Qashash ayat : 56
yang artinya. “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberikan petunjuk kepada
orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang
dikehendaki dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima
petunjuk” (Q.S. Al-Qashash: 56).

Sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk menyampaikan kebenaran yang


datangnya dari Allah SWT meskipun hanya satu ayat. Dan jika mereka tidka mau
menerima kebenaran itu, kita serahkan kepada Allah SWT karena Allah Yang Maha
Pemberi Petunjuk yang akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendakiNya.
Rangkuman :

Di antara nama-nama baik Allah SWT (Asma’ul Husna) adalah As-Salam, Al-Aziz, Al-
Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qoyyum, Al-Hadi, As-Sabur.
Orang yang mengamalkan Asma’ul Husna baik dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat akan mendapat pertolongan dan kemuliaan dari Allah SWT.
C. PENUTUP

Saya ucapkan selamat, bahwa kamu telah berhasil menyelesaikan kegiatan-kegiatan pada
modul ini. Mudah-mudahan keberhasilanmu dapat mendorong semangatmu untuk terus
mempelajari modul demi modul.

Setelah kamu selesai modul ini, semoga kamu memperoleh nilai yang memuaskan. Dan
jangan lupa mintalah Tes Akhir Modul kepada Guru Pamong atau Guru Binamu.

Apabila hasil tesmu mencapai 6,5 atau lebih maka kamu sudah berhak untuk mempelajari
modul berikutnya yaitu modul tentang “membiasakan perilaku terpuji”. Tetapi apabila
hasilnya kurang dari 6,5 sebaiknya kamu pelajari kembali modul tentang 10 Asma’ul
Husna, terutama yang belum kamu kuasai.

Pelajari terus menerus, jika perlu dengan temanmu atau Guru Pamong dan Guru Binamu.
ISL.VII.1.2.04

MODUL SMP TERBUKA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Kelas : VII
Semester : 1
Waktu : 6 x 40 menit

KEGIATAN SISWA
Penulis : Abdul Rozak S.Ag
Pengkaji Materi : Moh.Sofyan S.Ag

MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI


( TAWADHU, TAAT, QONA’AH DAN SABAR )

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


2009
A. PENDAHULUAN

Bagaimana kabar kamu? Tetap semangat! Selamat atas keberhasilanmu menyelesaikan


modul yang lalu. Selanjutnya kamu akan meningkatkan kepada modul yang membahas
tentang “Membiasakan Perilaku Terpuji”

Dalam mempelajari modul ini akan dibagi ke dalam tiga kegiatan yaitu :
Kegiatan 1 : Menjelaskan pengertian Tawadhu, Taat, Qona’ah dan Sabar
Kegiatan 2 : Menampilkan contoh-contoh perilaku Tawadhu, Taat, Qona’ah dan Sabar
Kegiatan 3 : Membiasakan perilaku Tawadhu, Taat, Qona’ah dan Sabar

Waktu yang disediakan sebanyak 6 x 40 menit, pergunakanlah waktumu dengan sebaik-


baiknya. Bacalah buku lain yang berkaitan dengan materi ini guna menambah wawasan
dan pengetahuanmu.

Selamat belajar dan mulailah dengan berdoa. Ingat jangan lupa sebelum mempelajari
modul ini bacalah “Basmalah”.

Selamat Belajar
B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 1 : Pengertian Tawadhu, Taat, Qona’ah dan Sabar

1. Standar Kompetensi
Membiasakan Perilaku Terpuji

2. Kompetensi Dasar
Menjelaskan pengertian Tawadhu, Taat, Qona’ah dan Sabar

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian Tawadhu dan menjelaskan dalil naqlinya
- Menjelaskan pengertian Taat dan menjelaskan dalil naqlinya
- Menjelaskan pengertian Qona’ah dan menjelaskan dalil naqlinya
- Menjelaskan pengertian Sabar dan menjelaskan dalil naqlinya

4. Materi Pokok
Perilaku Terpuji (Tawadhu, Taat, Qona’ah dan Sabar)

5. Uraian Materi

Pada kegiatan 1 ini, kita mempelajari tentang Perilaku Terpuji (Tawadhu, Taat, Qona’ah
dan Sabar) dengan disertai dalil naqlinya

a. Tawadhu f‫ع‬h‫و‬f‫وَض‬o‫الت‬
Tahukah kamu apa arti tawadhu itu ?
Tawadhu artinya merendahkan diri,
sedangkan tawadhu secara pengertiannya
adalah merendahkan diri karena Allah
sehingga seseorang tidak menyombongkan
diri terhadap lainnya dan seseorang tidak
menganiaya terhadap lainnya, maka orang
tersebut akan mendapatkan kemulyaan dari
Allah SWT. Kesombongan hanya akan menimbulkan kerusakan

Firman Allah QS. Al-Hijr : 88.


َ‫ن‬h‫ي‬j‫ن‬j‫م‬h‫ؤ‬f‫م‬h‫نَ ال‬j‫بَعَكَ م‬o‫ ات‬j‫مَن‬j‫جنَاحَكَ ل‬
َ h‫ض‬j‫ف‬h‫وَاخ‬
Artinya : Rendahkan sayapmu (sikapmu) terhadap pengikutmu dari kaum mu’min
(Al Hijr: 88).

Sikap seseorang dibaratkan sayap, maka dengan merendahkan sayap tersebut


menjadi tidak sombong apa yang ada dalam diri seseorang.
b. Taat h‫اعَة‬o‫الط‬
Taat adalah melaksanakan suatu perintah tanpa
paksaan sesuai dengan batas kemampuannya.

Firman Allah dalam Q.S. Al-Anfal : 20, berbunyi:

‫ا‬h‫و‬f‫ع‬h‫ي‬j‫ا الَ وَاَط‬h‫و‬f‫ع‬h‫ي‬j‫ا اَط‬h‫و‬f‫نَ آمَن‬h‫ي‬j‫ذ‬o‫يَآاَي|هَاال‬


‫لََه‬h‫ل‬h‫سو‬
f o‫الر‬ Membaca Al Qur’an salah satu ketaatan

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya”.

Seorang muslim wajib taat banyak ke perintah Allah dan Rasul-Nya, taat pada
perintah-Nya. Dalam hal sesuatu yang disetujui ataupun tidak disetujui

Rasulullah bersabda :

h‫م‬f‫ت‬h‫ل‬t‫م‬f‫ا ح‬o‫ م‬h‫م‬f‫ك‬h‫ا وَعَلَي‬h‫و‬f‫ل‬t‫م‬f‫ مَا ح‬h‫م‬j‫ه‬h‫مَا عَلَي‬o‫ن‬j‫ا َفإ‬h‫و‬f‫ع‬h‫ي‬j‫ا وَاَط‬h‫و‬f‫مَع‬h‫س‬j‫ا‬


(‫)رواه مسلم‬

Artinya : Dengarlah dan taatlah. Maka sungguh bagi masing-masing kewajiban


bagi mereka ada tanggung jawab di atas kan ada tanggung jawabmu
sendiri. (HR. Muslim)

c. Qona’ah h‫قَنَعَة‬h‫ال‬
Qonaah yaitu menerima yang ada. Maksudnya adalah menerima sesuatu yang
datangnya dari Allah tanpa adanya perasaan tamak/rakus.

Firman Allah QS. Hud : 6


‫هَا‬f‫ق‬h‫رز‬j j‫ عَلَى ال‬o‫ل‬j‫ ا‬j‫ض‬h‫لَر‬h‫ى ا‬
j ‫ ف‬-‫ة‬o‫ دَآب‬h‫ن‬j‫وَمَا م‬
Artinya : “Tidak ada suatu binatang melata (makhluk Allah yang bernyawa) pun
bumi ini melainkan Allah lah yang mengaturnya rezeki-Nya”.

Allah SWT yang memberi rizki kepada manusia dan seluruh makhluk yang lainnya
supaya manusia tidak lupa akan kelebihan harta yang diterimanya, tidak berlaku
boros dan memberikan sebagian hartanya bagi orang yang berlebihan.

Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya :


“Tangan diatas lebih baik dari tangan yang dibawah,

Maksudnya adalah tangan yang diatas adalah


tangan yang memberi sedekah, tangan yang
dibawah adalah tangan yang menerima.”

d. Sabar f‫ر‬h‫ب‬o‫الص‬

Memohon hanya kepada Allah SWT


Apa arti sabar itu? Sabar adalah tabah dalam
menghadapi cobaan atau ujian dari Allah dengan
selalu meminta pertolongan hanya kepada Allah.
Allah memberikan cobaan/ ujian sesuai dengan tingkat
kesabaran orang yang menerimanya. Orang yang
beriman ia selalu bersabar dan selalu minta
pertolongan hanya kepada Allah.

Firman Allah SWT QS. Al Baqarah:153

َ‫ن‬h‫ي‬j‫ر‬j‫اب‬o‫ الَ َمعَ الص‬o‫ن‬j‫ ا‬j‫لَة‬o‫ر وَالص‬j h‫ب‬o‫الص‬j‫ا ب‬h‫و‬f‫ن‬h‫ي‬j‫تَع‬h‫س‬j‫ا ا‬h‫و‬f‫نَ آمَن‬h‫ي‬j‫ذ‬o‫يَآاَي|هَاال‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai
penolongmu”, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Rangkuman :
- Tawadhu adalah merendahkan diri karena Allah dari sikap sombong sehingga orang
tersebut akan mendapatkan keuntungan.
- Taat adalah melaksanakan perintah tanpa paksaan sesuai batas kemampuannya.
- Qonaah adalah menerima sesuatu yang datangnya dari Allah tanpa perasaan tamak
atau rakus.
- Sabar adalah tabah dalam menghadapi cobaan atau ujian dari Allah dengan selalu
meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT.

Kegiatan 2 : Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadhu, taat qona’ah dan


sabar.

1. Standar Kompetensi
Membiasakan perilaku terpuji

2. Kompetensi Dasar
Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadhu, taat, qana’ah dan sabar

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat :
- Menampilkan contoh perilaku tawadhu
- Menampilkan contoh perilaku taat
- Menampilkan contoh perilaku qana’ah
- Menampilkan contoh perilaku sabar

4. Materi Pokok
Tawadhu, taat, qana’ah dan sabar

5. Uraian Materi

a. Menampilkan contoh perilaku tawadhu


Allah SWT telah memberikan begitu banyak nikmat, baik itu nikmat lahir ataupun
nikmat bathin, maka wajib bagi kita untuk selalu mensyukuri nikmat Allah tersebut,
sebab janji Allah bagi orang yang mau mensyukuri nikmat-Nya pasti akan
ditambahkan, akan tetapi bila tidak maka akan diambil nikmat tersebut dengan
diturunkan-Nya bencana dengan tidak dikira-kira.

Allah menurunkan musibah sebagai peringatan kepada manusia agar selalu mengingat Allah SWT

Sebagaimana diterangkan dalam Q.S. Ibrahim: 7.

‫د‬° h‫ي‬j‫ى َلشَد‬j‫ عَذَاب‬o‫ن‬j‫ ا‬h‫م‬f‫ت‬h‫ كَ َفر‬h‫ن‬j‫ وَلَئ‬h‫م‬f‫ك‬o‫ َدن‬h‫ي‬j‫ َلَز‬h‫م‬f‫ت‬h‫ شَكَر‬h‫ن‬j‫لَئ‬
Artinya : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih".

Kenikmatan dengan segala kelebihan yang kita miliki tidak menjadikan kita
sombong, akan tetapi kita harus merendahkan diri karena Allah SWT, dengan hidup
bagaikan padi yang kosong dan tidak berisi berdiri dengan tegaknya. Sedangkan padi
yang berisi akan merunduk, begitu juga manusia semakin diberikan kelebihan, maka
harus semakin tawadhu (merendahkan diri).

Dijelaskan dalam QS. Lukman: 18.

‫ب‬j‫ح‬f‫ الَ لَ ي‬o‫ن‬j‫ا ا‬Ž‫ مَ َرح‬j‫ض‬h‫لَر‬h‫ى ا‬


j ‫ ف‬j‫ش‬h‫ وَلَ تَم‬j‫اس‬o‫لن‬j‫كَ ل‬o‫خد‬
َ h‫ر‬t‫صَع‬f‫وَلَ ت‬
‫ر‬h‫و‬f‫ فَح‬-‫تَال‬h‫ح‬f‫ م‬o‫ل‬f‫ك‬
Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan
di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri”.
b. Menampilkan contoh perilaku taat

Bersegera dalam taat menjalankan shalat


Taat artinya disiplin sebagai seorang muslim yang beriman, mempunyai kewajiban
masing-masing yang harus ditaati, seperti kita mentaati kewajiban shalat dengan
shalat pada waktunya, harus mentaati kewajiban membayar zakat jika sudah
nisabnya.

Seseorang merupakan pemimpin bagi dirinya masing-masing dalam menjalankan


kewajibannya, yang akhirnya nanti akan dimintakan pertanggung jawabannya.

Nabi bersabda yang artinya: “Setiap orang adalah pemimpin, dan setiap pemimpin
bertanggung jawab akan apa yang dipimpinnya”.

c. Menampilkan contoh perilaku qana’ah


Setuap ajaran Islam yang disampaikan kepada
umat Rasulullah SAW., pasti mengandung
hikmah yang sangat besar, demikian pula sikap
qana’ah mengandung hikmah diantaranya:

1) Selalu merasa bersyukur terhadap pemberian


dari Allah SWT. Dan diyakini dengan syukur
kepada Allah, pastilah Allah akan
menumbuhkan nikmat kepadanya.
2) Jiwa selalu tenang dan tentram, tidak
berkeluh kesah, karena ridla dengan
pemberian Allah SWT.
3) Selalu yakin terhadap pertolongan dari Allah,
bahwa usaha dan ikhtiar bila dengan sungguh-
sungguh akan memperoleh hasil, karena itu
tidak pernah putus asa.
Bekerja dengan niat ibadah kepada Allah SWT

Firman Allah SWT:

‫م‬h‫قَو‬h‫ ال‬o‫ل‬j‫ل ا‬
j ‫ ا‬j‫ح‬h‫رو‬o h‫ن‬j‫ئَسَ م‬h‫ لَ يَاي‬f‫ه‬o‫ن‬j‫ ا‬j‫ ال‬j‫ح‬h‫و‬o‫ ر‬h‫ن‬j‫ا م‬h‫و‬f‫ئَس‬h‫وَلَ تَاي‬
‫ن‬h‫ي‬j‫ر‬j‫كَاف‬h‫ال‬
Artinya : Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya
tidak berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang yang kafir
(QS. Yusuf: 87).
4) Mempunyai sifat rendah hati, tetapi bukan rendah diri, meyakini bahwa rizki
pada hakikatnya Allah yang mengaturnya, manusia hanyalah berusaha dan
bekerja.
Orang yang memiliki sikap qana’ah tidak akan memiliki sikap iri, sebab qana’ah
memupuk manusia untuk hidup dalam kebersamaan, saling menghormati dan saling
toleran terhadap lingkungan.
d. Menampilkan contoh perilaku sabar
Firman Allah surat Al-Baqarah: 153.
َ‫ن‬h‫ي‬j‫ر‬j‫اب‬o‫ الَ َمعَ الص‬o‫ن‬j‫ ا‬j‫لَة‬o‫ر وَالص‬j h‫ب‬o‫الص‬j‫ا ب‬h‫و‬f‫ن‬h‫ي‬j‫تَع‬h‫س‬j‫ا ا‬h‫و‬f‫نَ آمَن‬h‫ي‬j‫ذ‬o‫يَآاَي|هَاال‬
Artinya : “hai orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan (kepada Allah)
dengan sabar dan salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).

Coba kamu cermati arti ayat di atas, jelas bahwa sabar merupakan sikap yang harus
dimiliki oleh setiap orang, bagi orang-orang yang beriman, Allah memerintahkan
untuk senantiasa memohon kesabaran kepada-Nya, bahkan agar sabar senantiasa ada
dan terpelihara ada dan terpelihara pada diri orang-orang yang beriman.

Begitu pula dalam menjalankan seluruh perintah Allah SWT, salah satunya adalah
menjalankan salat fardu lima waktu. Salat tersebut wajib dilaksanakan secara terus
menerus sepanjang hayat. Kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan shalat
hanya dimiliki kesabaran. Bagi orang-orang yang malas dan rendah imannya tidak
mungkin sabar dalam melaksanakan.

Tugas dan beribadah kepada Allah SWT, khususnya menjalankan shalat lima waktu.
Firman Allah SWT:
‫هَا‬h‫ عَلَي‬h‫ر‬j‫طَب‬h‫ وَاص‬j‫لَة‬o‫الص‬j‫لَكَ ب‬h‫ اَه‬h‫ر‬f‫م‬h‫وَأ‬
Artinya : “Dan perintahkan kepada keluargamu mendirikan dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya”. (QS. Thaha: 132).

Rangkuman :

- Menampilkan contoh tawadh bisa diibaratkan bagaikan bagaikan padi, sebatang


padi yang tidak berisi akan berdiri tegak bagaikan orang yang sombong, sedangkan
padi yang telah berisi gabah dan akan menjadi beras merunduk karena berisi
diibaratkan seorang yang tawadhu yaitu merendahkan diri karena Allah SWT.
- Menampilkan contoh taat yaitu dengan menjalankan semua kewajiban yang nanti
akan dimintai pertanggung jawabannya.
- Contoh qona’ah bisa dengan menghindari sikap iri sebab qona’ah memupuk
manusia untuk hidup dalam kebersamaan, saling menghormati dan saling toleransi
terhadap lingkungan.
- Orang-orang yang malas dan rendah imannya tidak mungkin sabar dalam
melaksanakan tugas shalat lima waktu.
Kegiatan 3 : Membiasakan perilaku tawadhu, taat qona’ah dan sabar.

1. Standar Kompetensi
Membiasakan perilaku terpuji

2. Kompetensi Dasar
Mempraktekkan perilaku terpuji tawadhu, taat, qana’ah dan sabar bersama teman-teman
dan guru disekolah

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat :
- Membiasakan perilaku tawadhu
- Membiasakan perilaku taat
- Membiasakan perilaku qona’ah
- Membiasakan perilaku sabar

4. Materi Pokok
Membiasakan perilaku Tawadhu, taat, qana’ah dan sabar

5. Uraian Materi

a. Membiasakan perilaku tawadhu


Dalam kegiatan sebelumnya telah dijelaskan bahwa tawadhu adalah merendahkan
diri karena Allah SWT dengan tidak berlaku sombong atas segala nikmat berlebih
yang telah diberikan Allah kepada kita.

Banyak cara dalam membiasakan sikap tawadhu yaitu :


1. tidak merasa lebih dibandingkan orang lain dalam berbagai hal.
2. merasa masih banyak kekurangan yang harus dicari sebagai cermin seorang
mukmin yang berikhtiar/berusaha.
3. nikmat berlebih yang diberikan oleh Allah kepada kita harusnya dikeluarkan
2½ % nya untuk membantu dan menolong orang-orang yang kekurangan.

Inilah cermin dalam perilaku tawadhu dan harus ditanamkan di dalam hati.

b. Membiasakan perilaku taat


Taat adalah melaksanakan aturan baik yang tertulis ataupun yang tidak tertulis
merupakan etika yang harus dimiliki seseorang. Ada hal-hal yang tidak kita bisa
tinggalkan dari suatu tempat dan daerah tentang taat seperti halnya orang tua
melarang anaknya untuk tidak keluar rumah pada malam hari khususnya anak
perempuan yang keluar pada malam hari dianggap masyarakat bukan perempuan
baik-baik kecuali ada keperluan yang penting dan mendesak. Hal inilah yang wajib
ditaati karena berkaitan dengan etika moral dan disiplin seseorang.
c. Membiasakan perilaku Qonaah
Qonaah adalah satu akhlakul karimah dalam kehidupan sebagai seorang muslim,
karena rela dan ikhlas menerima pemberian dari Allah.

Namun demikian Qanaah bukan berarti merasa puas dan cukup dengan apa yang
dimilikinya dan bukan berarti juga harus hidup bermalas-malasan dan cukup dengan
apa yang ada. Justru qanaah adalah orang yang selalu giat dan gigih berusaha secara
maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, tetapi apabila hasil yang
diperoleh dan dicapainya tidak sesuai dengan harapannya, diterima dengan lapang
dada, tanpa mengeluh apalagi frustasi, diterimanya hasil yang diperolehnya itu
dengan rasa syukur kepada Allah SWT.

Di dalam Al Quran, Allah SWT menjelaskan tentang dalil naqli yang berhubungan
dengan sikap qanaah, diantaranya dalam surat Al Baqarah ayat 273.

‫ا فى‬Ž‫ب‬h‫نَ ضَر‬h‫و‬f‫ع‬h‫ي‬j‫تَط‬h‫ لَ يَس‬j‫ ال‬j‫ل‬h‫ي‬j‫ سَب‬j‫ا فى‬h‫و‬f‫ر‬j‫ص‬h‫ح‬f‫نَ ا‬h‫ي‬j‫ذ‬o‫ء ال‬j ‫فقَرَآ‬f h‫ل‬j‫ل‬
‫م‬f‫مَاه‬h‫سي‬
j j‫ ب‬h‫م‬f‫فه‬f j‫ر‬h‫ تَع‬j‫عَ |فف‬o‫نَ الت‬j‫يَآءَ م‬j‫ن‬h‫ اَغ‬f‫ل‬j‫لجَاه‬h‫ ا‬f‫م‬f‫ه‬f‫سب‬
َ h‫ يَح‬j‫ض‬h‫لَر‬h‫ا‬
‫فا‬Ž‫حا‬
َ h‫ل‬j‫اسَ ا‬o‫نَ الن‬h‫و‬f‫ئَل‬h‫لَيَس‬
Artinya : (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan
Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu
menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta.
Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta
kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa ada hamba Allah yang sangat dalam agamanya,
selalu menahan diri (iffah) tidak pernah meminta, selalu merasa cukup, bahkan
sampai disangka orang kaya, padahal kehidupannya susah, tetapi tidak
menjerumuskan atau mengeluarkan dirinya untuk meminta-minta.

Demikian pula dalam Surat Hud ayat 6 dinyatakan :

‫هَا‬f‫ق‬h‫رز‬j j‫ عَلَى ال‬o‫ل‬j‫ ا‬j‫ض‬h‫لَر‬h‫ى ا‬


j ‫ ف‬-‫ة‬o‫ دَآب‬h‫ن‬j‫وَمَا م‬
Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah
yang memberi rezkinya.

Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap binatang yang melata yaitu setiap makhluk
yang bernyawa diatas dunia akan dicukupi rizkinya oleh Allah SWT. Pendek kata di
seluruh muka bumi ini telah disediakan oleh Allah SWT makanan yang cukup untuk
seluruh. Oleh karena itu manusia tidak usah khawatir akan kekurangan.
d. Membiasakan perilaku Sabar
Kehidupan masalah, konflik berada di mana-mana, perkelahian antar pelajar, antar
kampung, antar pendukung sepak bola, antar pendukung musik dan lain-lain, sering
terjadi, karena tidak berfungsinya sabar dalam diri mereka.

Sabar memiliki fungsi yang sangat penting dalam hidup ini. Sabar dapat menjadikan
kehidupan ini penuh kesejukan, dapat mengubah dunia penuh kedamaian, dapat
mengubah kehidupan penuh prestasi dan bermanfaat.

Apa fungsi sabar dalam kehidupan kita? Simak rincian berikut :


• Mendorong tercapainya cita-cita.
• Mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan.
• Memiliki semangat hidup dan tidak mudah putus asa.
• Dapat menciptakan kedamaian hidup.
• Terhindar dari hal-hal yang buruk, selamat dari godaan hawa nafsu.
C. PENUTUP

Selamat atas keberhasilanmu menyelesaikan modul ini teruslah belajar dan buktikan
keberhasilanmu dengan meminta tes akhir modul mepada guru pamong dan guru bina.

Raihlah nilai 6,5 agar kamu dapat melanjutkan ke modul selanjutnya jangan pasrah
semangat jika nilai yang kamu dapat kurang dari 6,5 itu berarti kamu harus lebih semangat
lagi dalam modul ini, tumbuh sikap percaya diri kamu dan yakinlah bahwa usahamu akan
menemukan keberhasilan. Jangan lupa untuk selalu berdoa memohon pertolongan dan
ridho Allah SWT.
ISL.VII.1.3.05

MODUL SMP TERBUKA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Kelas : VII
Semester : 1
Waktu : 6 x 40 menit

KEGIATAN SISWA
Penulis : Drs. Muh. Suhandak
Pengkaji Materi : Moh.Sofyan S.Ag
Penyelaras : Abdul Rozak S.Ag

THAHARAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


2009
A. PENDAHULUAN

Selamat Kamu telah memutuskan memilih belajar di SMP Terbuka. Mudah-mudahan


semangat belajarmu dapat mempermudah pelaksanaan kegiatan belajar pada setiap mata
pelajaran.

Bahan belajar yang paling pokok di SMP Terbuka adalah modul. Melalui modul Kamu
dapat mempelajari secara mandiri atau kelompok.

Setelah mempelajari modul ini diharapkan Kamu akan memiliki pengetahuan tentang
Thaharah dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan modul ini adalah 6 x 40 menit. Modul ini
terdiri dari dua kegiatan yaitu:
Kegiatan 1 : Tentang Wudhu dan Tayamum, sebab-sebab Wudhu dan Tayamum, syarat
rukun Wudhu dan Tayamum.
Kegiatan 2 : Tentang mandi wajib, dan perbedaan hadas dan najis.

Ingat, jangan lupa sebelum mempelajari modul ini bacalah “Basmalah”.

Selamat Belajar!
B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 1 : Thaharah, Wudhu dan Tayamum

1. Standar Kompetensi
Memahami ketentuan-ketentuan thaharah (bersuci)

2. Kompetensi Dasar
Siswa mampu menjelaskan ketentuan wudhu dan tayamum

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Diharapkan setelah mempelajari modul ini siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian wudhu dan dasar hukumnya.
- Menjelaskan pengertian tayamum dan dasar hukumnya.
- Menjelaskan tata cara wudhu dan tayamum.
- Mengetahui hal-hal yang membatalkan wudhu dan tayamum.
- Mengetahui perbedaan antara wudhu dan tayamum.
- Menyebutkan perbedaan antara wudhu dan tayamum.
- Mempraktikkan cara berwudhu dan tayamum.

4. Materi Pokok
Thaharah, wudhu dan tayamum

5. Uraian Materi

Apa yang dimaksud dengan Thaharah ?


Thaharah menurut bahasa adalah bersuci. Thaharah menurut hukum Islam artinya
bersuci untuk menghilangkan hadast dan najis karena akan melaksanakan ibadah
kepada Allah SWT.

Setiap orang Islam dituntut agar bersih jasmani dan rohani, khususnya akan sholat.
Sebab syahnya sholat disyaratkan suci dari hadas dan najis baik badan, pakaian,
maupun tempatnya. Kamu setiap hari melaksanakan ibadah bersuci bukan?

Bersuci itu ada dua macam, yaitu :


1. Bersuci dari hadas, khususnya pada badan dengan cara berwudhu, mandi wajib atau
tayamum.
2. Bersuci dari najis, yaitu menghilangkan najis atau kotoran dari badan, pakaian dan,
tempat ibadah.

Adapun alat yang dipergunakan bersuci yaitu :


1. Air yaitu untuk berwudhu, mandi dan menghilangkan najis dan kotoran.
2. Batu atau benda-benda keras yang kering lainnya, dapat digunakan untuk istinja
(bersuci) sehabis buang air besar atau air kecil.
3. Debu atau tanah untuk tayamum jika tidak ada air atau berhalangan menggunakan
air (sakit)

Setelah kamu mengerti tentang thaharah, sekarang kamu akan membahas tentang
pengertian wudhu dan dasar hukumnya sebagai berikut :
1. Wudhu
a. Pengertian Wudhu
Wudhu menurut bahasa artinya bersih
sedangkan menurut syara’ ialah membasuh
anggota badan tertentu dengan air dan syarat-
syarat tertentu,

Coba kamu baca Al-Qur'an surat Al-Maidah


ayat 6 atau kamu baca dengan kelompokmu
yang berbunyi:

Salah satu kegiatan berwudhu

‫م‬f‫هَك‬h‫جو‬f f‫ا و‬h‫لو‬fj‫س‬h‫ فَاغ‬j‫لَة‬o‫لىَ الص‬j‫ ا‬h‫م‬f‫ت‬h‫م‬f‫ذَا ق‬j‫ا ا‬h‫و‬f‫نَ آمَن‬h‫ي‬j‫ذ‬o‫يَآاَي|هَاال‬


‫ن‬h‫بَي‬h‫كَع‬h‫لىَ ال‬j‫ ا‬h‫م‬f‫جلَك‬
f h‫ وََار‬h‫م‬f‫ك‬j‫س‬h‫و‬f‫ؤ‬f‫ر‬j‫ا ب‬h‫و‬f‫سَح‬h‫ وَام‬j‫ق‬j‫مَرَاف‬h‫لىَ ال‬j‫ ا‬h‫م‬f‫يَك‬j‫د‬h‫وَاَي‬
“Ya ayyuhalladziina aamanu idzgumtum ilash shalaati fagsiluu wujuuhakum
waaidiyakum ilal maraafiqi wamsahuu biru-uusikum wa arjulakum ilal ka’baini”.

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan


shalat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai dengan siku,
dan sapulah kepalamu, basuhlah kakimu sampai dengan mata kaki
(Q.S. Al-Maidah ayat 6).
Dari ayat di atas, jelaslah bahwa jika kita hendak shalat, maka kita harus
berwudhu.
b. Sebab-sebab harus wudhu
Mungkin kamu tahu akan melaksanakan kegiatan apa saja yang mengharuskan
berwudhu? Nah, berwudhu diperlukan jika akan melakukan shalat dan thawaf di
Baitullah.
1) Shalat
Wudhu wajib dilakukan apabila kita hendak
shalat fardhu maupun sunat. Dalil naqlinya Q.S.
Al-Maidah ayat 6, juga hadist Rasulullah SAW
yang artinya: “Allah tidak menerima shalat
salah seorang diantaramu bila ia berhadast,
sampai ia berwudhu.” (HR. Bukhori dan
Muslim).

2) Thawaf di Baitullah (Ka’bah)


Thawaf yaitu mengelilingi Ka’bah di Mekkah,
sebelum thawaf diharuskan berwudhu terlebih
dahulu.
3) Membaca atau membawa Al-Qur’an Salah satu kegiatan tawaf
Al-Qur’an adalah kitab suci, jika seseorang
ingin membaca dan menelaahnya hendaknya dalam keadaan suci yaitu
dengan cara berwudhu, Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya
berbunyi:”Tidaklah seseorang menyentuh atau memegang Al-Qur’an
melainkan ia dalam keadaan suci dari hadas besar hadas kecil”.

c. Syarat Wudhu
Syarat-syarat wudhu ialah:
1) Islam
2) Mumayyiz
3) Tidak berhadast besar
4) Memakai air suci mensucikan
5) Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit

d. Rukun Wudhu
Rukun wudhu ialah :
1) Niat
Yang dimaksud dengan niat menurut syara yaitu berkehendak atau sengaja
melakukan pekerjaan karena tunduk kepada Allah SWT. Setiap pekerjaan
harus disertai dengan niat sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, yang
artinya “Sesungguhnya segala amal itu hendaknya disertai dengan hadist”.
(HR. Bukhori dan Muslim).
Niat wudhu dilakukan dalam hati. Jika ingin melafadzkannya, kamu ucapkan
sebagai berikut:

‫ى‬
َ ‫ل تَعَال‬
j j ‫ا‬Ž‫ض‬h‫ فَر‬j‫غَر‬h‫لَص‬h‫ ا‬j‫حَ َدث‬h‫ ال‬j‫ع‬h‫ َرف‬j‫ءَ ل‬h‫و‬f‫ض‬f‫و‬h‫ ال‬f‫ت‬h‫نَوَي‬
“Nawaitul wudlhua liraf‘ii hadatsil ashghori fardhaalliulaahi ta’ala”.

Artinya : “Aku niat wudhu untuk menghilangkan hadast kecil karena Allah”.

2) Membasuh seluruh muka dengan sempurna


3) Membasuh kedua tangan sampai siku
4) Mengusap/menyapu sebagian kepala
5) Membasuh kedua tapak kaki sampai ke mata kaki
6) Tertib artinya dikerjakan secara berurutan.

Nah, bagaimana sekarang kamu sudah memahami bukan? sekarang kamu akan
membahas tentang pengertian tayamum dan dasar hukumnya sebagai berikut :

2. Tayamum
a. Pengertian Tayamum
Mungkin kamu telah mengetahui tentang pengertian tayamum, bukan? Yang
dimaksud dengan tayamum menurut bahasa artinya menyengaja. Sedangkan
menurut istilah ialah menyapu muka dan kedua tangan dengan debu, dengan
syarat yang telah ditentukan.
b. Sebab-sebab Tayamum
Tayamum dilakukan adalah untuk mengganti wudhu atau mandi. Mungkin kamu
ingin mengetahui siapa-siapa yang diperbolehkan bertayamum. Baiklah orang
yang boleh tayamum adalah:
1) Sakit yang dikhawatirkan akan bertambah sakitnya atau bertambah lama
sembuhnya jika terkena air.
2) Tidak ada air.
3) Ada air, tetapi suhu air sangat dingin perkiraan bila menggunakan air akan
mendatangkan kemudharatan (sakit).
4) Ada air, jumlahnya tidak mencukupi untuk wudhu.
5) Ada air, tetapi air hanya untuk keperluan minum.
6) Ada air, tetapi tempatnya jauh apabila ke tempat itu habis waktu shalat.
7) Ada air, tetapi bila diambil berbahaya.

c. Syarat Tayamum
Syarat tayamum adalah:
1) Ada penyebab yang membolehkan mengganti wudhu atau mandi.
2) Sudah masuk waktu shalat.
3) Menghilangkan najis yang melekat di tubuh.
4) Tidak dalam keadaan haid, nifas (bagi perempuan).
5) Menggunakan tanah berdebu yang suci.
6) Sudah diusahakan mencari air, tetapi tidak mendapatkannya.

d. Rukun Tayamum
Rukun tayamum adalah:
1) Niat
2) Menyapu muka dengan debu
3) Menyapu kedua tangan dengan debu
4) Tertib

Nah, sebelum mengerjakan tugas, kamu ulangi dan baca lagi sehingga kamu mudah
mengerjakannya.

3. Hal-hal yang membatalkan wudhu dan tayamum


a. Yang membatalkan wudhu yaitu:
1) Keluarnya sesuatu dan qubul atau dubur, baik berupa angin maupun cairan
ataupun benda padat. Seperti darah, kencing, mani, madzi, nanah, kentut,
tinja dan lain-lain.
2) Hilang akal yang disebabkan mabuk, tidur atau gila dan sebagainya.
3) Bersentuhan kulit laki-laki dan kulit perempuan yang bukan muhrimnya
tanpa alas (lapis).
4) Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan atau jari.

b. Yang membatalkan tayamum ialah:


1) Semua yang membatalkan wudhu juga membatalkan tayamum.
2) Menemukan air, jika tayamum dilakukan karena tidak ada air.
3) Dapat menggunakan air, jika tayamum dilakukan dengan sebab terhalang
menggunakan air (sakit).

4. Praktik wudhu dan tayamum


Kamu pernah melakukan wudhu bukan? Coba sekarang praktekkan bagaimana
wudhu dan tayamum.

a. Praktek Wudhu
Sekarang Kamu perhatikan dan tirukan praktek wudhu pada gambar di bawah ini
secara urut.
1. Membersihkan kedua belah tangan dan jari-jari, membersihkan kedua lubang
hidung, kemudian berkumur 3 kali. Hukumnya sunnah, maksudnya boleh
dilakukan atau boleh ditinggalkan.
Lihat gambar 1, 2, 3

Gb. 1 Gb. 2 Gb. 3

2. Niat berwudhu sambil membasuh muka dengan air sampai merata sebanyak 3
kali. Lihat gambar 4. (Rukun : harus dikerjakan)

Gb. 4

3. Membasuh tangan sampai siku dilakukan tiga kali dimulai dari tangan sebelah
kanan kemudian sebelah kiri. Lihat gambar 5.
(Rukun : harus dikerjakan)
Gb. 5

4. Menyapu sebagian kepala sebanyak tiga kali. Menyapu sebagian kepala boleh
dilakukan di bagian kepala yang dikehendaki, seperti ubun-ubun, di samping
kanan atau kiri di belakang kepala. Lihat gambar 6.
(Rukun : harus dikerjakan)

Gb. 6

5. Membasuh telinga kanan dan kiri sampai air merata baik telinga bagian luar
maupun bagian dalam sebanyak 3 kali. Lihat hambar 7.
(Sunnah : lebih baik dikerjakan)

Gb. 7

6. Membasuh kedua kaki sampai dengan dua mata kaki sebanyak 3 kali. Dimulai
dari kaki kanan kemudian kaki kiri. (Sunnah : lebih baik dikerjakan)

Caranya kaki kanan dan kiri digosok-gosok dan membersihkan pada sela-sela
jari kedua kaki dengan tangan. Lihat gambar 8
Gb. 8

7. Dengan selesainya membasuh kaki, maka selesailah mengerjakan wudhu.


Kemudian disunnahkan membaca doa wudhu.

b. Praktek Tayamum
Pernahkah Kamu melakukan tayamum?
Baiklah sekarang perhatikan dan tirukan pada gambar di bawah ini.
Caranya :

1) Membaca “Basmallah”

2) Meletakkan kedua telapak tangan ke debu yang tersedia dengan meregangkan


kedua telapak tangan. Tangan hendaknya ditekan agar debu menempel ke
telapak tangan. (Lihat gambar 1)

Gb. 1

3) Mengangkat kedua telapak tangan

4) Niat tayamum seraya menyapukan/mengusapkan debu ke muka dengan


merata sebagaimana ketika berwudhu. (Rukun : harus dikerjakan)
(Lihat gambar 2)
Gb. 2

5) Membersihkan debu yang tersisa di kedua telapak tangan setelah diusapkan ke


muka.

6) Meletakkan kedua telapak tangan kedua kalinya pada debu yang tersedia
untuk mengusap tangan. (Rukun : harus dikerjakan)
(Lihat gambar 3)

Gb. 3

7) Meniup debu yang ada pada kedua telapak tangan untuk mengusap kedua
tangan.

8) Mengusap debu yang ada pada telapak tangan kiri ke tangan kanan.
Caranya : telapak tangan kiri ditempelkan ke punggung jari tangan kanan
selanjutnya ditarik perlahan ke arah siku, kemudian setelah
sampai ke siku tangan berputar sehingga posisinya adalah telapak
tangan kiri menempel pada bagian dalam tangan kanan dan terus
ditarik pelan-pelan ke arah jari tangan kiri di atas ibu jari tangan
kanan. (Lihat gambar 4)
Gb. 4

9) Mengusapkan debu yang ada pada telapak tangan kiri. Caranya ialah seperti
tersebut pada gerakan nomor 4 (empat).

Nah, setelah mengamati praktek tayamum, Kamu bisa melakukannya bukan?

Rangkuman :

Alat yang dipergunakan untuk berwudhu adalah air, sedangkan debu tanah untuk
tayamum. Cara untuk membersihkan hadast kecil adalah dengan berwudhu.

Tayamum adalah untuk orang yang udzur memakai air, karena sakit dan sebagainya.

Kegiatan 2 : Mandi besar (wajib) dan perbedaan Hadas dan Najis

1. Standar Kompetensi
Memahami ketentuan-ketentuan thaharah (bersuci)

2. Kompetensi Dasar
Menjelaskan ketentuan-ketentuan mandi wajib serta perbedaan hadas dan najis

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Siswa dapat menjelaskan :
- Pengertian mandi besar (Wajib)
- Sebab-sebab mandi besar (Wajib)
- Cara melakukan mandi besar (wajib)
- Pengertian hadas dan najis
- Menyebutkan macam-macam hadas dan najis dan mensucikannya
- Menjelaskan perbedaan hadas dan najis

4. Materi Pokok
Mandi besar (wajib) dan perbedaan Hadas dan Najis
5. Uraian Materi
a. Mandi Wajib
1) Pengertian mandi wajib
Yang dimaksud dengan mandi wajib adalah mengalirkan air keseluruh tubuh
disertai niat. Mandi wajib diperintahkan kepada orang yang berhadast besar atau
orang junub.

2) Adapun sebab-sebab mandi wajib yaitu:


1) Keluar mani
2) Hubungan kelamin (bersebadan)
3) Terhentinya haid dan nifas
4) Wiladah (Melahirkan)
5) Meninggal dunia, orang Islam yang meninggal dunia wajib dimandikan.

3) Adapun cara melakukan mandi wajib yaitu :


Hendaknya didahului dengan niat mandi wajib. Niat mandi wajib dilakukan
dalam hati bagi orang yang bisa melafadzkan adalah sebagai berikut:

َ‫ تَعَالى‬j‫ل‬j ‫ا‬Ž‫رض‬h َ‫ ف‬j‫بَر‬h‫لَك‬h‫ ا‬j‫حَدَث‬h‫ع ال‬j h‫لرَف‬j َ‫سل‬


h f‫غ‬h‫ ال‬f‫ت‬h‫نَوَي‬
Artinya:
Saya berniat mandi untuk menghilangkan hadast besar karena Allah Ta’ala.

Setelah itu dibarengi dengan mengalirkan air ke seluruh badan dan jangan ada
yang menghalangi sampai air ke kulit seperti cat, lem dan sebagainya dan jangan
ada bagian yang tidak terkena air.

b. Hadast dan Najis


1) Pengertian hadast dan najis
a) Pengertian hadast
Hadas menurut bahasa berlaku atau terjadi, sedangkan menurut istilah adalah
sesuatu yang terjadi atau berlaku yang mengharuskan bersuci atau
membersihkan diri, sehingga sah untuk melaksanakan ibadah.
Sabda Nabi Muhammad SAW.

‫ل صَلَة‬
f ‫ ا‬f‫بَل‬h‫ لَ يَق‬: َ‫لم‬oَ‫ وَس‬j‫ه‬h‫ عَلَي‬f‫ ال‬o‫ل صَلى‬ j ‫ ا‬f‫ل‬h‫و‬f‫قَالَ َرس‬
‫أ‬o‫ى يَتَوَض‬o‫ذَا حَ َدثَ حَت‬j‫ ا‬h‫م‬f‫ك‬j‫اَحَد‬
Artinya:
“Rasulullah SAW telah bersabda: Allah tidak akan menerima shalat
seseorang dari kamu jika berbahas sehingga lebih dahulu berwudhu”
(HR. Mutafaq Alaih)”.

‫ا‬h‫و‬f‫ر‬o‫طه‬
o ‫ا فَا‬Ž‫ب‬f‫ن‬f‫ ج‬h‫م‬f‫ت‬h‫ن‬f‫ ك‬h‫ن‬j‫وَا‬
Artinya:
“Dan jika kamu junub, maka mandilah kamu”. (QS. Al-Maidah: 6).
Ayat dan hadits diatas menjelaskan bahwa bersuci untuk menghilangkan
hadast dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu wudhu dan mandi.
b) Pengertian Najis
Secara bahasa najis adalah segala sesuatu yang kotor menurut agama. Najis
menurut istilah adalah sesuatu yang dipandang kotor atau menjijikkan yang
harus diucikan karena penyebabkan tidak sahnya melaksanakan suatu ibadah.

Sebelum melakukan suatu ibadah seseorang harus suci, baik anggota


badan/pakaian maupun tempat.
Firman Allah SWT:

﴾‫ر‬t‫يَابَكَ فَطَه‬j‫﴿ وَث‬٤﴾ ‫ر‬f‫ج‬h‫ز فَاه‬h‫﴿ وَال |رج‬٥


Artinya:
“Dan pakaian mu bersihkanlah, dan perbuatan tinggalkanlah”
(QS. A-Muddasir: 4-5).

Ayat di atas menjelaskan bahwa kita tidak hanya dianjurkan menjaga


kebersihan fisik seperti pakaian atau tempat.

2) Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya


Najis dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
a) Najis Mughallazhah (berat/tebal), yaitu najis yang disebabkan karena jilatan
anjing atau babi. Cara mensucikannya ialah bagian yang kena najis dibasuh
tujuh kali dengan air dan salah satunya dicampur dengan tanah.

b) Najis Mukhaffafah (ringan) contohnya kencing anak laki-laki yang belum


berumur 2 tahun. Cara membersihkannya cukup dipercikkan saja diatasnya
air, sedangkan jika kena najis anak perempuan yang belum makan apa-apa
selain air susu ibunya ialah dibasuh dengan air yang mengalir sehingga
hilang baunya, zat atau sifatnya sebagaimana mencuci benda yang kena najis
kencing orang dewasa.

c) Najis Mutawassithah (pertengahan) ialah najis selain daripada najis


mughallazhah dan mutawassithah. Najis ini ada dua macam yaitu :
1. Najis Hukmiah yaitu najis yang kita yakini adanya akan tetapi (tidak jelas
zatnya, baunya, warnanya dan rasanya seperti air kencing yang sudah
lama kering. Cara membersihkannya cukup disiram dengan air yang
mengalir.
2. Najis Ainiah yaitu najis yang masih ada zatnya, warnanya, rasanya atau
baunya. Cara mensucikan najis ini hendaklah menghilangkan zat, rasa,
warna dan baunya terkecuali bila warna atau bau sangat sukar
dihilangkan, seperti ini dimaafkan.

Apakah Kamu juga pernah melakukan seperti di atas ? Tentunya pernah


melakukan, bukan?

Bagaimana menurut pendapatmu ?


3) Macam-macam Hadats dan Cara Mensucikannya
Hadast dibagi menjadi dua yaitu :
1. Hadast kecil,
Cara mensucikannya yaitu dengan berwudhu atau tayamum.

2. Hadast besar,
Cara mensucikannya yaitu dengan mandi wajib.

Pernahkah Kamu mempunyai hadast kecil, tentu pernah bukan? Seperti


keluarnya sesuatu dan salah satu jalan yaitu kubul atau dubur. Begitu juga hadast
besar seperti haid, nifas, wiladah, dan junubat (mandi wajib).

Rangkuman :

Setiap Muslim yang hendak beribadah shalat, wajib bersuci terlebih dahulu, yakni
membersihkan diri dan hadast kecil dan besar.

Cara untuk membersihkan hadast kecil yaitu wudhu, sedangkan untuk membersihkan
hadast besar yaitu mandi wajib (junubat).
C. PENUTUP

Saya ucapkan selamat bahwa kamu telah berhasil menyelesaikan kegiatan-kegiatan pada
modul ini. Mudah-mudahan keberhasilanmu dapat mendorong semangat untuk terus
menerus mempelajari modul demi modul.

Setelah kamu selesai mempelajari modul ini semoga kamu memperoleh nilai yang
memuaskan dan jangan lupa mintalah Tes Akhir Modul kepada Guru Pamong atau Guru
Binamu.

Apabila hasil tes kamu mencapai 6.5 atau lebih, maka kamu sudah berhak untuk
mempelajari modul berikutnya. Tetapi apabila hasilnya kurang dari 6.5 sebaiknya kamu
pelajari kembali modul tentang “Thaharah”, terutama yang belum kamu kuasai.

Pelajari terus jangan putus asa, jika perlu dengan temanmu atau Guru Pamong dan Guru
Binamu.
ISL.VII.1.3.06

MODUL SMP TERBUKA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Kelas : VII
Semester : 1
Waktu : 8 x 40 menit

KEGIATAN SISWA
Penulis : Drs. Muh. Suhandak
Pengkaji Materi : Moh.Sofyan S.Ag
Penyelaras : Abdul Rozak S.Ag

SHALAT WAJIB

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


2009
A. PENDAHULUAN

Selamat kamu telah memutuskan memilih belajar di SMP Terbuka. Mudah-mudahan


semangat belajarmu dapat mempermudah pelaksanaan kegiatan belajar pada setiap mata
pelajaran.

Bahan pelajaran yang paling pokok di SMP Terbuka adalah modul. Melalui modul kami
dapat mempelajari secara mandiri dan kelompok.

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kamu akan mengetahui ketentuan-ketentuan


Shalat Fardlu ‘Ain dan Dalil Naqlinya, serta mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan modul ini adalah 8 x 40 menit.

Kegiatan 1 : Tentang pengertian dan hukum shalat


Kegiatan 2 : Mempraktekkan Shalat Wajib

Ingat jangan lupa sebelum mempelajari modul ini membaca “Basmalah”.

Selamat Belajar !
B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 1 : Pengertian dan Hukum Shalat Wajib

1. Standar Kompetensi
Memahami tata cara sholat

2. Kompetensi Dasar
Menjelaskan ketentuan-ketentuan shalat wajib

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Siswa dapat menjelaskan pengertian, hukum, syarat wajib dan syarat sah, sunnah shalat
dan yang membatalkan shalat.

4. Materi Pokok
Shalat Wajib

5. Uraian Materi

Tentunya kamu telah menyelesaikan tugas-tugas pada modul 3 dengan hasil yang
memuaskan, bukan? Mudah-mudahan demikian pada modul 4 ini, kamu akan
mempelajari tentang :
a. Pengertian dan hukum shalat.
b. Syarat-syarat wajib shalat, syarat-syarat sah shalat, rukun shalat, hal-hal yang sunat
dan yang membatalkannya.
c. Dalil naqlinya perintah shalat.

Pelajarilah dengan teliti supaya kamu akan lebih berhasil. Selamat atas keberhasilanmu
itu semoga kamu mendapatkan nilai tentang arti shalat, bukan?

a. Pengertian dan hukum shalat


1) Arti Shalat
Shalat menurut bahasa ialah berdoa. Sedangkan arti shalat menurut istilah adalah
suatu perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan
syarat-syarat tertentu.

2) Hukum Shalat
Shalat lima waktu sehari semalam hukumnya wajib dikerjakan oleh setiap orang
Islam yang telah akil baligh (dewasa) dan berakal.
Bacalah firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-An Kabut ayat 45 di bawah ini
yang berbunyi :

“Wa aqimish shalaata innas shalaata tanha 'anil fahsyaai wal munkari.”

Artinya : Dirikanlah shalat, sesungguhya shalat itu mencegah perbuatan keji


dan munkar. (Q.S. Al-An Kabut : 45).

Tentunya kamu bisa membacanya, bukan?

b. Syarat Wajib Shalat


Mungkin kamu tahu yang menyebabkan seseorang wajib mengerjakan shalat, bukan?
yaitu :
1) Islam, maksudnya orang-orang yang bukan Islam tidak wajib mengerjakan shalat.
2) Suci dari haid dan nifas.
3) Baliqh, anak-anak tidak wajib shalat.
4) Berakal, orang gila atau mabuk tidak wajib shalat.
5) Telah sampai da'wah Islam padanya, artinya telah diberitahu dan mengerti bahwa
shalat itu hukumnya wajib.

c. Syarat sah shalat


Mungkin Kamu sudah mengetahui tentang sesuatu yang harus dipenuhi sebelum
melakukan shalat, yaitu :
1) Suci dari hadast besar dan kecil.
2) Suci badan, pakaian dan tempat dan
najis.
3) Menutup aurat (aurat pria antara
pusar sampai lutut dan aurat wanita
seluruh tubuh kecuali telapak tangan
dan muka).
4) Mengetahui adanya waktu shalat.
5) Menghadap kiblat. Ka’bah
sebagai kiblat bagi orang Islam
d. Rukun Shalat
Mungkin Kamu tahu sesuatu yang harus dilakukan dalam shalat yang jika. tidak
dilaksanakan tidak sah shalatnya, yakni :
1) Niat
2) Berdiri bagi yang mampu
3) Takbiratul ihrom
4) Membaca Al-Fatihah
5) Ruku disertai tumaninah = berhenti sejenak
6) I'tidal disertai tumaninah
7) Sujud disertai tumaninah
8) Duduk antara dua sujud disertai dengan tumaninah
9) Duduk akhir
10) Membaca tasyahud akhir
11) Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
12) Salam, menoleh pertama ke kanan dilanjutkan menoleh ke kiri
13) Tertib.

e. Hal-hal yang sunat dalam shalat


Mungkin Kamu tahu sesuatu jika dikerjakan dalam shalat mendapat pahala dan bila
ditinggalkan tidak berdosa.
1) Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ruku, berdiri dan ruku’, berdiri
dan tasyahud awal.
2) Bersedekap, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri.
3) Melihat ke tempat sujud,
4) Membaca do'a iftitah.
5) Membaca ta'awudz dan basmalah
6) Membaca amin setelah membaca Al-Fatihah
7) Membaca surat atau ayat Al-Qur'an setelah membaca surat Al-Fatihah
8) Mendengarkan bacaan imam
9) Mengeraskan suara pada rakaat pertama dan kedua shalat maghrib, isya dan
subuh
10) Membaca takbir setiap pergantian gerakan kecuali bangkit dan ruku dengan
bacaan :

f
"Sami'allahu liman hamidahu”

11) Membaca

f
"Rabbanaa lakal hamdu"
12) Meletakkan kedua tangan di atas lutut ketika ruku.
13) Membaca tasbih ketika ruku
14) Membaca tasbih ketika sujud
15) Membaca do'a ketika duduk antara dua sujud
16) Duduk iftirasy (bersimpuh) yaitu duduk di atas kaki kiri sedangkan telapak kaki
kanan ditegakkan dan jari-jarinya ditekuk menghadap kiblat kecuali duduk pada
tasyahud akhir
17) Duduk tawarruk pada duduk akhir, kaki kiri keluar dibawah kaki kanan dan kaki
kanan tetap seperti duduk iftirasy dan pantat duduk di tempat shalat.
18) Tangan ke tempat shalat (menekan) ketika akan berdiri dan duduk.
19) Memberi salam yang kedua.
20) Menoleh ke kanan pada salam pertama sehingga kelihatan, pipinya.

f. Hal-hal yang membatalkan shalat


Mungkin Kamu tahu jika dilakukan, shalatnya akan batal yaitu :
1) Meninggalkan salah satu rukun shalat atau melakukan salah satu rukun shalat
belum sempurna karena disengaja seperti melakukan ruku belum sempurna,
kemudian itidal.
2) Meninggalkan salah satu syarat seperti terbuka aurat, tidak suci pakaian badan
dan tempat dan najis.
3) Sengaja berkata-kata.
4) Banyak melakukan gerakan yang bukan gerakan shalat kecuali terpaksa atau
darurat.

g. Dalil Naqlinya akan perintah shalat


Nah, Kamu sudah bisa membaca Al-Qur'an bukan? Coba bacalah ayat di bawah ini
Q.S. An-Nisa ayat 103 sebagai berikut :

"Faidzaa qudhoitumush shalaata fadkuruullaha qiyaaman waqu'uudan wa'ala


junuubikum faidzathma'nantum fa aqiimush shalaata innash shalaata kaanat'alal
mu'minina kitaaban mauquutan".

Artinya : “Maka apabila Kamu telah menyelesaikan shalatmu ingatlah Allah


diwaktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila
Kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat dan sesungguhnya
shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman”. (Q.S. An-Nisa : 103).

Dan ayat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah wajib dikerjakan
bagi setiap orang Islam dalam keadaan bagaimanapun.
Rangkuman :
• Muslim yang baliqh dan berakal sehat wajib melaksanakan Shalat fardlu lima waktu
sehari semalam.
• Shalat seseorang baru dianggap sah apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya.
• Rukun shalat artinya sesuatu yang harus dilakukan dalam shalat bila tidak dilakukan
maka shalatnya tidak sah.
• Syarat sah shalat artinya syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan
shalat.

Kegiatan 2 : Mempraktekkan shalat Wajib

1. Standar Kompetensi
Mempraktekkan shalat wajib dihadapan guru.

2. Kompetensi Dasar
Siswa mampu mempraktekkan shalat wajib.

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Siswa dapat mempraktekkan shalat wajib secara tertib dan menjelaskan arti bacaan
shalat wajib yang pokok.

4. Materi Pokok
Gerakan shalat dan arti bacaan dalam shalat

5. Uraian Materi

Tentunya Kamu telah menyelesaikan tugas-tugas pada kegiatan 1 dengan hasil yang
baik, bukan? mudah-mudahan Kamu mendapat nilai yang memuaskan. Pada kegiatan 2
ini, Kamu akan mempelajari tentang :
a. Gerakan shalat dengan urutannya.
b. Praktek shalat lima waktu dengan menyesuaikan antara bacaan dan gerakan.
c. Arti bacaan dalam shalat.

Pelajarilah dengan teliti supaya Kamu akan berhasil. Selamat atas keberhasilanmu itu
semoga Kamu mendapatkan nilai yang bagus. Tentu Kamu sudah melakukan shalat
setiap hari, bukan ?

1. Gerakan shalat sesuai dengan urutannya


Perhatikan dan tirukan gambar berikut ini.
a. Berdiri tegak, lurus menghadap kiblat, mata melihat ke tempat sujud dan kedua
tangan lurus ke bawah di sisi badan serta jari tangan terbuka. Kaki jangan terlalu
rapat atau terlalu renggang. (Perhatikan gambar nomor 1)

b. Mengangkat kedua tangan dengan jari-jari terbuka sejajar dengan telinga. Boleh
juga jari menyentuh daun telinga bagian bawah. Kedua ketiak di renggangkan
bagi laki-laki dirapatkan bagi perempuan. Gerakan ini selalu dilakukan setiap
akan ruku’, bangun dari ruku’ dan berdiri setelah tasyahud awal.
(Perhatikan gambar nomor 2)
Gambar 1 Gambar 2

c. Setelah takbiratul ihram tangan bersedekap. Telapak tangan kiri diletakkan di


atas pusar, sedang telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri.
(Perhatikan gambar nomor 3)

Gambar 3 Gambar 4

d. Gerakan ruku’ yaitu badan membungkuk, punggung dan kepala sama datar.
Kedua telapak tangan berpegangan/bertumpu kepada kedua lutut, jari-jari
mengarah ke bawah. Pandangan ke tempat sujud. (Perhatikan gambar nomor 4)
e. Gerakan i’tidal pertama, berdiri dari ruku’sambil mengangkat kedua tangan
kemudian tangan kembali lurus ke bawah di sisi badan.(Perhatikan gambar no. 5)
f. Sujud pertama yaitu kedua telapak tangan dengan jari-jari terbuka, kedua lutut,
dahi, hidung dan kedua jari-jari ditekuk menghadap kiblat. Kedua siku
direnggangkan dari badan bagi laki-laki dirapatkan bagi perempuan. Dahi tidak
boleh terhalang oleh apapun dengan tempat sujud walaupun sehelai rambut.
(Perhatikan gambar nomor 6)
g. Gerakan duduk antara dua sujud yaitu pantat di atas telapak kaki kiri sedangkan
telapak kaki kanan tegak dan jari-jari ditekuk menghadap kiblat (duduk
tawarruk). (Perhatikan gambar nomor 7)
Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7

h. Sujud kedua, gerakannya seperti pada sujud pertama. (Perhatikan gambar


nomor 6)
i. Berdiri kembali untuk melakukan rakaat kedua gerakannya sama seperti gambar
nomor 3.
j. Ruku’ yang kedua, gerakannya sama dengan gambar nomor 4.
k. I’tidal kedua, gerakannya sama dengan nomor 3.
l. Qunut (bagi yang biasa melakukannya pada shalat subuh) kedua tangan
menengadah dalam keadaan berdo’a.
m. Sujud ketiga, gerakannya sama dengan sujud pertama dan kedua.
n. Duduk antara dua sujud, gerakannya sama dengan yang pertama dan kedua.
o. Sujud keempat, gerakannya sama dengan sujud pertama, kedua dan ketiga.
p. Duduk akhir, pantat menduduki tempat shalat, kaki kiri ke luar di bawah kaki
kanan, telapak kaki kanan ditegakkan, jari-jari ditekuk menghadap kiblat. Tangan
kanan di atas paha kanan jari-jari menggenggam kecuali telunjuk, tangan kiri di
atas paha kiri jari-jari di buka dan rapi. (Perhatikan gambar 8)
q. Salam, memalingkan (menoleh) ke kanan dan kiri. Ada sebagian setelah salam
mengusapkan kedua tangannya ke muka, ada juga yang tidak. (Perhatikan
gambar no. 9)

Gambar 8 Gambar 9

Setelah selesai 17 gerakan-gerakan, maka selesailah gerakan shalat shubuh.

Gerakan shalat maghrib adalah sama gerakannya dengan shalat subuh, bedanya
adalah jumlah rakaatnya tiga. Rakaat shalat subuh hanya dua, maka rakaat kedua lalu
duduk iftirasy dan salam.
Shalat maghrib ada tiga rakaat, pada rakaat kedua berhenti duduk tawarruk
(membaca tasyaliud awal) kemudian berdiri untuk rakaat ketiga setelah selesai sujud
keenam duduk iftirasy untuk membaca tasyahud akhir dan salam.

Gerakan Shalat empat rakaat seperti Dzuhur, Ashar, dan Isya adalah sama dengan
gerakan shalat subuh dan maghrib. Bedanya adalah pada jumlah rakaat. Pada shalat
maghrib rakaat ketika duduk iftirasy; pada shalat empat rakaat untuk rakaat ketiga
berdiri pada rakaat keempat sujud kedelapan lalu duduk iftirasy membaca tasyahud
akhir dan salam.

Semua duduk dalam shalat adalah duduk tawarruk, kecuaIi duduk pada akhir yaitu
duduk iftirasy. Nah Kamu sekarang bisa melakukannya, bukan?

2. Kesesuaian Antara Gerakan dengan Bacaan yaitu :


a) Niat disertai dengan takbiratul ihrom.
Bacaan niat Kamu sesuaikan dengan shalat yang akan Kamu kerjakan. Misalnya
shalat subuh. Bagi yang biasa melafadzkan niatnya sebagai berikut :

"Ushalli fardash shubhi rak'ataini mustaqbilal qiblati adaan (mamuman/


imamam) lilllaahi ta'alla, Allaahu Akbar".

Begitu pula shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Kamu bisa melakukannya,
bukan?

b) Iftitah dan do'anya


Kamu masih ingat gerakannya, bukan ? Nah, sekarang do'anya :

”Allahu Akbar, kabiiraan walhamdu lillaahi kasiiran wasubhaanaallaahi


bukratanwa asila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samawati wal ardhi
haniifaam muslimaan wamaa anna minal musyrikiin, inna shalaatii wamasukii
wamahyaaya wamamatii lillahi rabbil alamiin, laa syariika lahuu wa bidzaalika
umirtu wa anaa minal muslimin”.
Do'a iftitah yang lain :

"Allahumma baa'id baiini wabaina khathaayaaya kamma baa'adta bainal


masyriqi wal maghribi. Allahumma naqqinii min khahaayaaya kamma
yunaqqastsaubul abyadhu minaddanasi. Allahumaaghsilnii min khaathaaya bil
maa'iwas tsalji wal baradi".

c) Surat Al-Fatihah
Mungkin Kamu sudah hafal, bukan ? Baiklah do'anya :

Bismillahirrahmahirrahiim, Alhamdulillaahi rabbil aalamin,


arrahmaanirrahim, maaliki yaumiddiin, iyyakana’ budu waiyyaa kanasta'iin,
ihdinash shiraatal mustaqiim, shiraathalladziina an 'amta ‘alaihim ghairil
maghduubi ‘alaihim walad dhaaliin.

d) Ruku' dan do'anya

"Subhaana rabbiyal adziimi wa bihamdih " (3x)

e) I'tidal dan do'anya

"Sami'allahu liman hamidah".

Ketika I'tidal kedua tangan diluruskan ke bawah dengan membaca :

"Rabbana lakal hamdu mil ussama waati wamil ul'ardi wamil umaa syi'ta min
syaiin ba'du".
f) Sujud dan do'anya : .

"Subhaana rabbiyal a'la wabihamdih" (3x)

g) Duduk antara dua sujud

"Rabbi firli warhamnii wajburni warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafini


wa'fu'nnii".

h) Tasyahud awal (pertama) dan do'anya

"Attahiyyatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillah, assalamu'alaika


ayyuhaan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu’alaina wa'alaa
ibaadillaahish shaalihin. Asyahadu alla ilaaha illallaah wa asyhadu anna
Muhammadaar Rasuulullaah. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa'ala ali
Muhammaddin".

i) Tasyahud akhir dan doanya

"Attahiyyatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillah, assalamu'alaika


ayyuhaan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu’alaina wa'alaa
ibaadillaahish shaalihin. Asyahadu alla ilaaha illallaah wa asyhadu anna
Muhammadaar Rasuulullaah. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa'ala ali
Muhammaddin". Kamma shallaita ‘ala Ibrahim wa'alaa aali Ibrahim. Wabaarik
‘alaa Muhammad, wa'ala ali muhammadin kama baarakta'alla Ibrahim wa
'alaa aali Ibrahim. Fil alamina innaka hammidun majid".

j) Salam

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh".

k) Qunut dan do'anya (bagi yang biasa melaksanakannya). Qunut dilaksanakan pada
shalat subuh setelah raka'at kedua.

Nah, bagaimana Kamu sudah hafal, bukan ?

"Allahumah diniii fiiman hadait, wa'aafinii fiman 'aafait, watawallani fiiman


tawallait, wa baariklii fiimaa athait, waqiinii birohmatika syarramaa qadhait,
fainnaka taqdii walla yuqdha'alaika, wa innahu laa yadzillu maw walait, walaa
ya izzu man 'adait, tabaarakta rabbana wata'alait, falakal hamdu 'alaa maa
qadhait, astagfiruka wa atuubu'ilaik, washallallaahu'alaa sayyidina
Muhammadin nabiyyi ummiyyi wa'alaa aaliihi washa}ibihi wasalam".

3. Arti Bacaan Shalat


Dalam bacaan shalat, Kamu seyogyanya memahami artinya sehingga dapat
menghayati makna yang terkandung di dalamnya.

a) Arti Takbir
Artinya : Allah Maha Besar

b) Arti niat (bagi yang hiasa melafalkannya) = menyengaja


Artinya : Saya sengaja shalat ... rakaat menghadap kiblat sebagai makmum atau
imam karena Allah ta'ala, Allahu Akbar.

c) Arti Do'a Iftitah


Artinya : Sesungguhnya Maha Besar Allah, segala puji adalah untuk-Nya dan
Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang sepanjang masa.
Kuhadapkan mukaku kehadirat Allah yang menciptakan langit dan
bumi dengan ikhlas serta berserah diri kepada-Nya dan bukanlah aku
termasuk golongan orang yanq mempersekutukan. Sesungguhnya
shalatku, ibadahku dan matiku milik Allah seru sekalian alam. Tidak
ada sekutu bagiNya, demikian itulah aku diperintahkan dan aku
termaasuk kaum muslimin. .

Artinya : Ya Allah, jauhkanlah antaraku dengan kesalahanku sebagaimana


Engkau menjauhkan antara Timur dengan Barat. Ya Allah!
Bersihkanlah aku dari segala kesalahan. Sebagaimana dibersihkan
kain yang putih dan kotoran. Ya Allah sucilah segala kesalahanku
dengan air, salju dan embun.

d) Arti Surat Al Fatihah


Artinya : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari kemudian.
Hanya kepada-Mu kami mengabdi, dan hanya kepada-Mu kami
mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus yaitu jalan
orang-orang yang Engkau beri nikmat. Bukanlah jalan orang-orang
yang Engkau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat.

e) Arti Doa Ruku'


Artinya : Maha Suci Tuhanku Yang Maha Besar dan Maha Terpuji.

f) Arti Do'a I’tidal


Artinya : Allah mendengar bagi siapa saja yang menguji-NYa.
Artinya : Ya Allah Tuhan kami, bagi-Mulah segala puji sepenuh langit dan
bumi dan sepenuh barang yang Engkau kehendaki sesudah itu.

g) Arti Do'a Sujud


Artinya : Maha suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan Maha Terpuji.

h) Arti Duduk diantara Dua Sujud


Artinya : Ya Allah, ampunilah dosaku, kasihanilah aku, cukupkanlah segala
kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah rezeki kepadaku, berilah
aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku serta maafkanlah
kesalahanku.

i) Arti Tasyahud Awal


Artinya : Segala penghormatan, kebahagiaan dan kebajikan adalah kepunyaan
Allah. Keselamatan terlimpah atas-Mu wahai Nabi Muhammad begitu
pula rahmat serta berkat Allah semoga keselamatan terlimpah pula
atas kami dan juga atas hamba-hamba yang sholeh. Aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat
atas Nabi Muhammad.

j) Arti Tasyahud Akhir (Arti bacaan tasyahud awal di atas)


Artinya : Ya Allah, Limpahkanlah pula rahmat atas keluarga Nabi Muhammad
karena Engkaulah telah melimpahkan rahmat atas Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Dan berilah kiranya keberkahan atas Nabi Muhammad
dan keluarganya karena Engkau telah memberikan atas Nabi Ibrahim
dan keluarganya. Di seluruh alam semesta. Sesungguhnya Engkau
yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

k) Arti Salam
Artinya : Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah selalu dicurahkan
kepada kamu sekalian..

l) Arti Do'a Qunut


Artinya :
- Ya Allah berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri
petunjuk.
- Dan sehatkanlah aku sebagaimana orang yang telah Engkau beri kesehatan.
- Dan tolonglah aku sebagaimana orang yang Engkau beri pertolongan.
- Dan berilah aku keberkahan sebagaimana orang yang telah Engkau berkahi.
- Dan jagalah aku dan rahmat-Mu dan keburukan sesuatu yang telah Engkau
pastikan.
- Sesungguhnya Engkau Maha Menentukan dan tiada yang dapat menentukan
kecuali Engkau.
- Sesungguhnya tidak akan hina orang-orang yang telah Engkau beri
kekuasaan.
- Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi.
- Maka berkahlah Engkau Maha Luhurlah Engkau.
- Segala puji bagimu atas yang Engkau pastikan.
- Aku mohon ampun dan kembalilah (taubat) kepada Engkau.
- Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas Nabi Muhammad
SAW beserta keluarganya.

Nah, sekarang Kamu sudah hafal bukan? Mudah-mudahan Kamu hafal dengan
lancar.

Kosakata :

Tawarruk = duduk di shalat pada tahiyat akhir dengan kaki kiri melintang di bawah
kaki kanan, teiapak kaki kanan ditegakkan.
Iftitah = bacaan setelah takbir pada awal shalat (permulaan, pembukaan, do'a
pembukaan).

Rangkuman :

Shalat wajib lima waktu harus dikerjatcan karena Allah Ta'ala.


Shalat akan lebih sempurna, jika dikerjakan dengan penuh khusyu dan ikhlas serta
mengetahui arti bacaan shalat.
C. PENUTUP

Selamat atas keberhasilanmu dalam menyelesaikan modul ini dengan baik. Semoga Kamu
mendapatkan nilai yang sangat memuaskan.

Setelah menyelesaikan kegiatan-kegiatan pada modul ini, mintalah Tes Akhir Modul
kepada Guru Pamong dan Guru Bina.

Apabila dalam mengerjakan modul ini Kamu memperoleh nilai 6,5 berarti Kamu dapat
meneruskan modul berikutnya yaitu modul ini tentang "Memahami Tata Cara Shalat
Jamaah dan Munfarid (sendiri).

Akan tetapi kalau nilai kurang dari 6,5 sebaiknya Kamu pelajari modul ini dengan cermat
terutama pada bagian-bagian yang belum Kamu kuasai. Dan jangan lupa tanyakan kepada
Guru Pamong atau Guru Binamu.
ISL.VII.1.4.07

MODUL SMP TERBUKA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Kelas : VII
Semester : 1
Waktu : 4 x 40 menit

KEGIATAN SISWA
Penulis : Drs. H. Murhanuddin, MM
H.M. Sholeh M.Yunus
Pengkaji Materi : Moh.Sofyan S.Ag
Penyelaras : Abdul Rozak S.Ag

SHALAT BERJAMA’AH DAN


SHALAT MUNFARID

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


2009
A. PENDAHULUAN

Kamu telah menyelesaikan modul yang telah lalu, untuk itu selamat atas keberhasilanmu.
Mudah-mudahan Kamu akan lebih berhasil menyelesaikan modul ini.

Modul ini membahas tentang shalat Berjama’ah yang akan dibagi ke dalam dua kegiatan.
Kegiatan 1 : Menjelaskan tentang pengertian, hukum, dalil aqli dan dalil naqli tentang
shalat berjama’ah dan munfarid
Kegiatan 2 : Mmenjelaskan tentang shalat berjama’ah dan munfarid

Setelah mempelajari modul ini diharapkan Kamu dapat mengerjakan shalat berjama’ah dan
munfarid dengan benar.

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan modul ini adalah 4 x 40 menit. Bacalah buku
dan sumber bacaan lain yang berkaitan dengan shalat berjemaah dan munfarid.

Selamat belajar dan ingat mulailah dengan berdo’a.


B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 1 : Pengertian, Hukum, Dalil Aqli dan Dalil Naqli tentang shalat
berjama’ah dan munfarid

1. Standar Kompetensi
Memahami tata cara shalat berjama’ah dan munfarid (sendiri)

2. Kompetensi Dasar
Siswa mampu menjelaskan pengertian shalat berjama’ah dan munfarid (sendiri)

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Siswa dapat :
- Menjelaskan pengertian, hukum dan syarat-syarat shalat berjama’ah dan munfarid
- Menjelaskan keutamaan shalat berjama’ah atas shalat munfarid
- Menjelaskan halangan-halangan shalat berjama’ah

4. Materi Pokok
Pengertian, Hukum, Dalil Aqli dan Dalil Naqli tentang shalat berjama’ah

5. Uraian Materi

a. Pengertian dan Hukum Shalat Berjama’ah dan Shalat Munfarid


Setelah kamu mempelajari modul tentang Shalat Wajib, sekarang kita masuk
kepada pembahasan Shalat Berjama’ah dan Shalat Munfarid.

Tahukah kamu yang dimaksud Shalat Berjama’ah dan Shalat Munfarid ? Ikutilah
dengan teliti uraian berikut ini :

1) Pengertian Shalat berjama’ah adalah shalat yang dilakukan bersama-sama oleh


dua orang atau lebih. Salah seorang diantaranya menjadi imam, sedangkan yang
lain menjadi makmum.

2) Shalat Munfarid adalah Shalat yang dilaksanakan sendirian, tidak ada imam dan
makmum. Pernahkah kamu melakukan shalat sendirian ? Jika sudah pernah
berarti kamu sudah melakukan shalat munfarid.

b. Hukum Shalat Berjama’ah


Bagaimana hukum shalat berjama’ah ?
Hukum Shalat berjama’ah menurut sebagian besar ulama adalah sunah muakkadah,
yakni sunah yang istimewa atau sunah yang sangat dianjurkan. Pahala Shalat
berjema’ah dilipatgandakan sampai 27 kali pahala shalat berjama’ah.
c. Dalil Naqli dan Aqli mengenai Shalat Berjama’ah
1. Dalil Naqli mengenai Shalat Berjama’ah
Banyak hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang shalat
berjema’ah diantaranya adalah :

Artinya : “Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda: “Kebaikan shalat


berjema’ah melebihi shalat sendirian sebanyak 27 derajat”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).

Artinya : “Dari Abu Darda r.a. berkata saya telah mendengar Rasulullah SAW
bersabda: “Tiada terdapat tiga orang berkumpul di perkampungan,
hutan, atau kota kemudian tidak dilakukan shalat berjema’ah
melainkan mereka telah dijajah oleh setan. Karena itu kerjakanlah
olehmu shalat berjema’ah. Sesungguhnya serigala itu hanya dapat
menerkam kambing yang jauh (menyendiri) dan kawan-kawannya”.
(H.R. Abu Dawud).

Dari 2 buah hadist Nabi diatas jelaslah bahwa shalat berjama’ah memiliki pahala
yang lebih banyak dari pada shalat sendiri, artinya jika mau melaksanakan shalat
wajib dengan berjama’ah maka ada dua keuntungan yang kamu dapat, yaitu
pahala shalat wajib juga pahala shalat berjama’ah.

Agama Islam sangat menjunjung tinggi kebersamaan. Kebersamaan


menggambarkan kerukunan dan kedamaian. Kebersamaan itu indah. Dalam
kebersamaan sangat kecil kemungkinan terjadi perselisihan dan pertikaian.
Nilai-nilai kebersamaan dan kedamaian tersebut dicontohkan dalam pelaksanaan
shalat berjama’ah. Itulah pentingnya shalat berjama’ah. Dalam Shalat
berjama’ah banyak pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, seperti saling menghargai, keharusan mematuhi imam karena perintahnya
baik dan benar, serta masih banyak lagi teladan yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Shalat berjama’ah mempunyai nilai kebersamaan dan persatuan

2. Dalil Naqli mengenai Shalat Berjama’ah


Adapun dalil aqli tentang keutamaan Shalat berjama’ah antara lain karena betapa
pentinganya umat Islam bersatu, saling mengenal, saling menolong, juga
semarak atau syiar Islam akan kelihatan melalui Shalat berjama’ah serta adanya
kebersamaan. Jadi, secara nalar bahwa shalat berjama’ah penting dapat kita
terima.

Bagi laki-laki Shalat berjama’ah di masjid lebih utama, sedangkan wanita lebih
baik di rumah. Mengapa ? Secara nalar bagi laki-laki tidak ada masalah untuk
menjalankan shalat di masjid. Sementara untuk wanita lebih baik di rumah
karena faktor keamanan dan faktor-faktor lain seperti timbulnya mudarat.
Dengan demikian nalar kita dapat menerima ketentuan tersebut.

Rangkuman :
• Shalat berjema’ah adalah shalat yang dilakukan oleh lebih dari dua orang secara
bersamaan terdiri dari imam dan makmum.
• Hukum shalat berjema’ah adalah sunah muakad artinya pekerjaan sunah yang
sangat dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW.
• Dengan shalat berjema’ah akan mempererat persatuan dan persaudaraan sesama
muslim juga memperlihatkan kebersamaan dan kekompakkan yang dimulai dalam
ibadah shalat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan 2 : Tata cara shalat berjama’ah dan munfarid

1. Standar Kompetensi
Memahami tata cara shalat berjama’ah dan munfarid (sendiri)

2. Kompetensi Dasar
Memperaktikan shalat berjama’ah dan munfarid (sendiri)

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Siswa dapat :
- Menjelaskan syarat-syarat mendirikan shalat berjama’ah
- Menjelaskan tata cara shalat berjama’ah dan munfarid

4. Materi Pokok
Tata cara shalat berjama’ah dan munfarid

5. Uraian Materi

Memahami tata cara shalat berjama’ah menjadi penting karena akan menentukan benar
tidaknya pelaksanaan shalat berjama’ah yang dilakukan.

Tata cara shalat berjama’ah yang akan dibahas dalam uraian ini meliputi: syarat-syarat
shalat berjama’ah dan praktek shalat berjama’ah dan munfarid.

a. Syarat Shalat Berjama’ah


Syarat-syarat shalat berjama’ah terdapat pada syarat-syarat imam dan makmum.
Adapun syarat-syarat imam dan makum sebagai berikut :
1) Syarat Syah menjadi Imam
Imam adalah orang yang memimpin shalat berjama’ah. Sebagai pemimpin
shalat, ia harus memenuhi syarat dan tata cara berikut.
a) Imam laki-laki, makmumnya boleh laki-laki dan wanita.
Imam wanita, makmumnya hanya boleh wanita, laki-laki tidak boleh
makmum kepada imam wanita.
b) Imam memiliki kemampuan membaca Al Qur’an lebih bagus dari pada
jama’ahnya.
c) Imam adalah orang yang mengerti seluk belum shalat.
d) Imam bukan orang yang dibenci jama’ah.
e) Imam tidak mengikuti yang lain (tidak saling menjadi makmum)
f) Imam berdiri paling depan dan seyogyanya mengentahui keadaan makmum.
g) Imam memperhatikan shaf (barisan) makmum dan menganjurkan kepada
makmum untuk meluruskan dan merapatkan barisan.
h) Imam hendaknya berniat menjadi imam.
2) Syarat sah menjadi makmum
Makmum adalah orang yang mengikuti shalatnya imam. Seseorang dianggap sah
menjadi makmum, bila memenuhi syarat sebagai berikut:
Syarat menjadi makmum:
a) Makmum berniat mengikuti imam
b) Makmum mengikuti imam dalam segala gerakan shalat
c) Makmum mengetahui gerakan shalat imam, baik mengetahui langsung atau
melihat saf yang di belakang imam. Makmum juga harus mendengar suara
imam atau mubalig (penyampai) suara imam.
d) Makmum berada dalam satu tempat dengan imam
e) Tempat berdiri makmum tidak boleh lebih depan dari imam
f) Shalatnya makmum harus sama dengan shalatnya imam, misalnya sama-
sama Shalat Zuhur, sama-sama jamak atau qasar.
g) Makmun tidak sah mengikuti imam yang telah diketahuinya batal shalatnya.
Untuk itu makmum harus mufarraqah (memisahkan diri) dari shalat imam.
h) Makmum tidak boleh mendahului imam dalam takbir, mendahului atau
melambatkan lebih dari dua rukun fi’lii (gerakan).

Makmum ada dua macam, yaitu makmum muwafiq dan makmum masbuq.
Makmum muwafiq adalah makmum yang dapat mengikuti imam secara
sempurna, yakni menjadi makmum sejak pertama bersama imam.

Makmum masbuq adalah makmum yang tidak sempat membaca surat Surah Al-
Fatihah bersama imam pada rakaat pertama. Makmum masbuq adalah makmum
yang terlambat datang, sementara imam sudah melakukan sebagian rukun shalat.

Bagaimana hukum makmum masbuq ? Jika ia takbir ketika imam belum rukuk,
hendaknya ia membaca surah Al Fatihah sampai ayat terakhir yang mungkin
dibaca. Bila imam ruku sebelum membaca surah Al-Fatihah selesai langsung
saja mengikuti bersama imam. Apalagi ia mendapati imam sedang ruku maka
sesudah takbiratul ihram langsung mengikuti ruku bersama imam tanpa
membaca surah Al-Fatihah. Makmum yang demikian itu tetap mendapat satu
rakaat bersama imam. Selanjutnya ia tinggal melanjutkan kekurangan rakaatnya
sesudah imam salam, bila belum cukup rakaatnya.

b. Mempraktikkan Shalat Berjama’ah


Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam mempraktekkan shalat
berjama'ah. Bagaimana ketentuan shalat berjama'ah yang baik dan benar itu ?

Untuk lebih jelasnya ikuti kegiatan belajar berikut :


* Mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan shalat berjama'ah
* Mengamati gambar shalat berjama'ah dan memperagakannya

Uraian berikut akan memberi penjelasan tentang tata cara melaksanakan shalat
berjema'ah, sekaigus dapat dijadikan bahan diskusi.
1) Imam berdiri paling depan
2) Imam mengatur barisan (shaf) jama’ah
3) Barisan (saf) jama’ah, sesuai dengan ketentuans halat berjama’ah
Untuk lebih jelasnya simak gambar berikut :
a. Makmum satu orang

b. Makmum dua orang

c. Makmum lebih dari 3 orang


c. Ketentuan Dalam Praktik Shalat Munfarid
Berbeda dengan shalat berjama’ah, shalat munfarid dilakukan tanpa adanya imam
atau makmum. Adapun syarat, rukun, sunah dan praktik dalam shalat munfarid sama
seperti ketika melakukan shalat fardhu.

Perbedaan antara bacaan shalat berjama’ah dan munfarid terletak pada nitanya.
Perhatikan contoh bacaan niat shalat berjama’ah dan munfarid berikut:
1) Niat shalat berjama’ah
a. Bacaan Imam

Artinya :
“saya berniat shalat Shubuh dua rakaat menghadap ka’bah sebagai imam
karena Allah ta’alaa”

b. Bacaan makmum

Artinya :
“Saya berniat shalat shubuh dua rakaat menghadap ka’bah sebagai
makmum karena Allah ta’ala”

2) Niat shalat munfarid

Artinya:
“Saya berniat shalat shubuh dua rakaat menghadap ka’bah karena Allah
ta’alaa”.

d. Fungsi Shalat Berjama’ah dalam Kehidupan


Shalat berjama’ah sangat dianjurkan karena mengandung banyak hikmah dalam
kehidupan kita di masyarakat. Beberapa hikmahnya antara lain :
1) Sebagai kewajiban shalat berjama’ah dapat membantu konsentrasi pikiran.
2) Menambah semangat orang yang melakukannya serta menimbulkan perasaan
bahwa yang dilakukannya itu penting.
3) Bagi anak-anak akan mendapatkan pengalaman dan pelajaran melalui contoh
pelaksanaan dan bacaan imam. Bila dilaksanakan dalam keluarga akan
meningkatkan ketaatan dan ketekunan melaksanakan shalat pada seluruh anggota
keluarga.
4) Kenangan indah dalam beribadah bersama dengan ibu-bapak, adik, kakak akan
terbawa dalam jiwa anak.
5) Membantu pendidikan dan latihan kepatuhan kepada pemimpin. Pemimpin
(imam) berlatih pada mendisiplinkan diri dan jujur kepada jama’ah (masyarakat).
6) Dengan shalat berjama’ah, kita semakin kenal dengan tetangga, akrab dengan
mereka dan persahabatan serta persaudaraan semakin erat.
7) Dapat saling menolong. Selesai shalat berjama’ah, kita dapat berbincang-bincang
dengan jama’ah yang lain. Dari perbincangan itu kita dapat mengetahui keadaan
mereka yang mungkin saat itu dalam kesulitan. Saat itulah kita dapat saling
menolong.
8) Masing-masing menyadari kesamaan derajat sesama hamba Allah SWT.
9) Menambah semaraknya kegiatan agama yang berarti juga merupakan sarana
dakwah Islam.

Rangkuman :

• Seorang pemimpin shalat (imam) harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.


• Makmum juga harus memenuhi syarat-syarat sah menjadi makmum.
• Makmum masbuq ialah makmum yang tidak sempat membaca Surat Al-Fatihah
bersama imam pada rakaat pertama.
• Dalam shalat berjama’ah saf (barisan) diatur sedemikian rupa sehingga shalat
berjema’ah tertib dan rapi.
C. PENUTUP

Selamat atas keberhasilanmu dalam menyelesaikan modul ini dengan baik, berarti kamu
mampu menyelesaikan modul tentang “shalat berjama’ah dan munfarid secara sendiri”.

Ingat ! Karena kamu telah mempelajari hingga kegiatan 3 dalam modul ini, maka mintalah
tes akhir modul kepada Guru Pamong atau Guru Bina.

Apabila hasilnya di atas 6,5 berarti kamu dapat terus mempelajari modul berikutnya.

Perlu kamu yakini bahwa dengan belajar penuh rasa percaya diri akan menambah
keimanan.
ISL.VII.1.4.08

MODUL SMP TERBUKA

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Kelas : VII
Semester : 1
Waktu : 4 x 40 menit

KEGIATAN SISWA
Penulis : Abdul Rozak S.Ag
Pengkaji Materi : Moh.Sofyan S.Ag

MEMAHAMI SEJARAH NABI


MUHAMMAD SAW

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


2009
A. PENDAHULUAN

Saya ucapkan “Selamat” atas keberhasilanmu menyelesaikan modul yang lalu.


Pertahankan keberhasilanmu dan tingkatkan semangat belajarmu untuk mempelajari modul
selanjutnya.

Modul ini membahas sejarah Nabi Muhammad SAW yang akan dibagi dalam dua kegiatan
yaitu :
Kegiatan 1 : Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW
Kegiatan 2 : Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW untuk semua manusia dan bangsa.

Waktu yang disediakan untuk mempelajari modul ini 4 x 40 menit.


Jangan lupa, bacalah buku lain yang berkaitan dengan materi modul ini utnuk menambah
wawasan dan pengetahuanmu.

Selamat belajar dan mulailah dengan berdoa.


B. KEGIATAN BELAJAR

Kegiatan 1 : Sejarah Nabi Muhammad SAW

1. Standar Kompetensi
Memahami Sejarah Nabi Muhammad SAW

2. Kompetensi Dasar
Menjelaskan Sejarah Nabi Muhammad SAW

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Diharapkan siswa dapat menjelaskan :
- Berbagai peristiwa yang melatar belakangi kelahiran Nabi Muhammad SAW
- Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW
- Sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW mulai kanak-kanak hingga diangkat
menjadi Rasulullah
- Da’wah Nabi Muhammad SAW di Kota Makkah
- Da’wah Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah

4. Materi Pokok
Sejarah Nabi Muhammad SAW

5. Uraian Materi

a. Berbagai Peristiwa yang Melatar Belakangi Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Perlu diketahui disini, bahwa Siti Aminah (ibu Muhammad) menerangkan mengenai
bayi yang dilahirkan dan keadaan dirinya sewaktu melahirkan bayi itu :
“Tat kala saya (Siti Aminah) melahirkan bayi itu (muhammad), maka dari bagian
tubuhku memancarkan cahaya yang terang sehingga bersinar kelihatan sampai ke
istana negeri Syria. Bayi yang dilahirkan itu suci bersih, tidak membawa kotoran.”

Suasana pada waktu itu dilukiskan dalam


serangkuman syair gubahan Abbas bin Abdul
Muthallib (Paman Nabi Muhammad) yang
berbunyi:
Di kala Aminah melahirkan bayinya,
Dunia terang bermandikan cahaya.
Cahaya yang amat kita butuhkan,
Petunjuk jalan kebahagiaan.

Pada malam menjelang Siti Aminah melahirkan bayinya itu, terjadilah peristiwa-
peristiwa luar biasa yang mengandung tanda-tanda dan alamat-alamat, yang pada
saat itu diartikan orang membawa pengharapan yang baik. Dalam cuaca yang terang
benderang pada malam itu meledak dan menggoncang-goncangkan bumi yang hebat,
sehingga patung-patung yang bergantungan di dinding Ka’bah berjatuhan dari
tempatnya.
Gereja-gereja Nasrani dan kuil-kuil Yahudi mengalami kerusakan. Istana Kaisar di
Roma yang sangat kokoh bangunannya tidak luput dari kehancuran; 14 menara-
menara pencakar istana itu beruntuhan. Api yang senantiasa menyala-nyala, yang
dipuja-puja dan disembah oleh penduduk kerajaan Persi, tiba-tiba padam yang
menjadikan penyembah-penyembah api itu merasa sedih dan berduka cita.

Di tiap-tiap lorong dan simpang orang ramai memperbincangkan mengenai kejadian


itu. Banyak dari kalangan mereka menarik kesimpulan bahwa kejadian itu adalah
sebagai alamat akan datangnya satu kejadian besar. Itulah suasana dan peristiwa di
saat Siti Aminah melahirkan Muhammad, sebagai calon pemimpin umat seluruh
dunia, pembawa rahmatan lil aalamin.

Muhammad lahir dari rahim Siti Aminah setelah berada dalam kandungan ibunya, ia
dilahirkan dalam keadaan yatim, karena ia tidak bisa menikmati kasih sayang
seorang ayah. Ayah Muhammad yang bernama Abdullah bin Abdul Muthallib
meninggal dunia ketika ia masih berada dalam kandungan 2 bulan.

Ayah Muhammad (Abdullah bin Abdul Muthaalib) meninggal dunia sewaktu


pulangnya dari menjalankan perdagangan dari negeri Syria dari negeri Mekkah. Ia
dimakamkan di kota Madinah (Yatsrib); dan ia meningglkan 5 ekor unta, beberapa
ekor kambing dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman.

Abdullah meninggal dunia dalam keadaan yang mengharukan dan memprihatinkan.


Tidak ada seorang pun dari keluarganya yang mempersaksikannya dan
memperhatikannya dalam menghembuskan nafas terakhirnya, dan tak ada famili
yang turut menguburkannya.

b. Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW


Sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, masyarakat Makkah diketahui dengan
sebutan “Kaum jahiliyah” artinya kaum yang bodoh. Pada saat manusia dalam
kegelapan dan kehilangan pegangan hidup, lahirlah ke dunia dari keluarga yang
sederhana beliau adalah Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW lahir di kota Makkah Al Mukarramah pada hari Senin, 12
Rabiul Awal Tahun Gajah, bertepatan tanggal 20 April 571 M. ibunya bernama Siti
Aminah binti Wahab dan ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib yang telah
meninggal dunia 6 bulan sebelum Nabi Muhammad SAW, lahir.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut Tahun gajah karena adanya penyerangan
burung ababil terhadap pasukan bergajah yang akan menghancurkan ka’bah di kota
Makkah, pemimpinnya seorang Gubernur dari kerajaan Habsyi bernama Abraha
yang akhirnya tewas.
c. Sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW mulai kanak-kanak hingga
diangkat menjadi Rasulullah
Nabi Muhammad SAW adalah keturunan dari Qushai pahlawan suku Quraisy yang
telah berhasil menggulingkan kekuasaan Khuza’ah atas kota Makkah. Pada waktu
Nabi Muhammad SAW, berusia 6 tahun, ibunya mengajak beliau ke Madinah untuk
diperkenalkan kepada saudara-saudara kakeknya dari pihak Najjar serta berziarah ke
makam ayahnya. Di Madinah ibunya memperlihatkan kepada Nabi Muhammad
SAW rumah tempat ayahnya dirawat dan dimakamkan.

Ketika Nabi Muhammad SAW bersama ibunya kembali ke Makkah dalam


perjalanan pulang sampai di desa Abwa’ (36 km sebelum selatan madinah), Siti
Aminah jatuh sakit sehingga wafat kemudian dimakamkan di desa itu juga. Setelah
itu. Nabi Muhammad SAW dibawa pulang ke Makkah oleh Ummu Aiman, seorang
hamba sahaya sepeninggal ayahnya.

Setelah ibunya meninggal Nabi Muhammad SAW, diasuh oleh kakeknya, Abdul
Muthalib. Sewaktu dalam asuhan kakeknya, nabi Muhammad SAW, merasa bahagia
karena telah mendapat hiburan yang dapat melupakan kesedihan hatinya. Abdul
Muthalib adalah seorang pemuda Quraisy yang disegani dan dihormati oleh segenap
kaum Quraisy dan penduduk kota Makkah.

Selama 2 tahun Nabi Muhammad SAW diasuh kakeknya, orang tua yang baik budi
itu meninggal dunia di usia ke 80 tahun sedangkan nabi masih berumur 8 tahun.

Setelah meninggalnya Abdul Muthalib, nabi Muhammad SAW, diasuh oleh


pamannya Abu Thalib. Ini sesuai dengan wasiat Abdul Muthalib ketika masih hidup.
Sebenarnya Abu Thalib bukanlah paman beliau yang tertua dan terkaya. Paman
beliau yang tertua adalah Harits sedangkan yang terkaya adalah Abbas. Meskipun
Abu Thalib seorang yang tidak mampu, tetapi beliau berhati mulia dan pemurah serta
sangat disayangi dan dihormati oleh segenap penduduk Makkah. Demikian halnya
dengan sikap dan kasih sayang yang dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
melebihi kecintaannya terhadap anaknya sendiri. Dalam perjalanan hidup bersama
pamannya itulah beliau mempunyai banyak pengalaman yang berharga, diantaramya
sebagai berikut :

a. Berniaga
Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun, beliau mengikuti pamannya
berdagang ke Negeri Syam. Di dalam perjalanan ia dapat menyaksikan bekas-
bekas peninggalan sejarah berupa puing-puing runtuhan kerajaan-kerjaan Arab
zaman dahulu, seperti kota Madyan, negeri Tsamud, dan lain-lain. Waktu
sampai di Bushra, Abu Thalib bertemu dengan seorang pendeta nasrani bernama
Buhaira. Pendeta ini melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad
sehingga Abu Thalib dinasihati agar segera membawa keponakannya pulang ke
Makkah.
b. Nabi Muhammad SAW sebagai pengembala
Selain turut berniaga dengan pamannya, nabi Muhammad SAW juga pernah
menggembalakan kambing. Ia banyak memperoleh kepercayaan untuk
menggembala kambing milik keluarga dan sebagian milik penduduk Makkah.
Pekerjaan ini banyak memberikan pelajaran yang amat baik pada diri beliau,
seperti berlatih sifat ulet, sabar, tabah, tenang dan terampil. Bagi nabi
Muhammad SAW pekerjaan menggembala memberikan pengalaman yang
berharga kelak sebagai Rasulullah SWT.

c. Berusaha Mencari Nafkah


Menjelang usia 25 tahun nabi Muhammad SAW mulai dewasa dan berusaha
sendiri dengan jalan memperniagakan harga Khadijah, seorang pedagang
perempuan yang kaya raya dan dihormati.

Pada waktu nabi Muhammad SAW berdagang ke Syam, beliau ditemani oleh
pembantu Khadijah bernama Maisaroh. Nabi menjual barang dagangannya
dengan cara yang jujur dan penuh dengan kesopanan sehingga laku cepat dan
memperoleh keuntungan yang banyak. Maisaroh pun menceritakan tentang
kuhurnya pribadi beliau kepada Khadijah. Hal itu menimbulkan rasa ketertarikan
Khadijah kepada beliau sehingga dia yang sudah berusia 40 tahun berniat untuk
menikahinya.

d. Nabi Muhammad SAW Menikah dengan Khadijah


Hasrat Khadijah untuk meminang nabi Muhammad SAW. disampaikan melalui
saudaranya, Nafsiah binti Munirah. Nafsiah meminta beliau memperistrikan
Khadijah. Pada waktu itu usia Nabi Muhammad SAW 25 tahun, sedangkan Siti
Khadijah 40 tahun. Rumah tangga Nabi Muhammad yang penuh berkah dan
dikaruniai oleh Allah SWT dua anak laki-laki dan empat anak perempuan. Putra
sulungnya adalah laki-laki yang bernama Qasim. Oleh karena itu, nabi
Muhammad juga dipanggil Abul Qasim. Empat orang putrinya diberi nama
Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum, dan Fathimah, serta putra yang keenam
bernama ‘Abdullah.

e. Menegakkan Keadilan Dan Perdamaian


Makin lama nama Muhammad makin popular di kalangan penduduk Makkah.
Hal itu disebabkan beliau telah berhasil mendamaikan pemuda-pemuda Quraisy
dalam masalah peletakan batu hitam (hajar aswad). Masing-masing merasa
berhak dan berebut kehormatan untuk mengembalikan hajar aswad itu ke tempat
asalnya.

Nabi Muhammad terpilih menjadi hakim, beliau meminta sehelai kain. Kain itu
dihamparkan dan diambilnya batu itu lalu diletakkan dengan tangannya sendiri
di atas kain. Selanjutnya, nabi Muhammad SAW memerintahkan, “Hendaklah
setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini”. Mereka bersama-sama
mengangkat kain tersebut ke tempat batu akan diletakkan. Lalu Nabi
Muhammad mengangkat batu tersebut dan meletakkannya di tempat semula.
Dengan demikian, perselisihan berakhir dan bencana dapat dihindarkan. Karena
semua pihak merasa mendapatkan bagian yang sama dalam tugas terhormat itu,
semua golongan merasa puas dengan keputusan Nabi Muhammad SAW.
sehingga Nabi Muhammad SAW dijuluki Al-Amin artinya orang yang dapat
dipercaya. Karena memberikan keputusan yang adil.

d. Da’wah Nabi Muhammad SAW di Kota Makkah


Sesudah ditinggal istri dan pamannya, maka kaum Quraisy tidak segan-segan dalam
memusuhi Nabi SAW. rasa-rasanya tidak ada halangan yang membendung
kebencian dan dendam mereka kepada beliau bila dibandingkan sewaktu masih
hidupnya Khadijah dan pamannya Abu Thalib, karena sudah tidak ada lagi orang
yang dihormati dan disegani serta yang melindungi beliau.

Kurang lebih selama 10 tahun Rasulullah SAW dengan tulus hati dan lembut
mengajak kaum Quraisy Makkah untuk memeluk masuk beragama Islam
menyembah Allah SWT.

Tapi sambutan dan reaksi yang diberikan oleh orang-orang Quraisy terhadap Nabi
Muhammad SAW adalah kesombongan dan kecongkakan, perlawanan dan
penghadangan terhadap perlawanan penyiaran Islam di Kota Makkah.

Maka keluarlah Nabi Muhammad SAW pada tahun yang ke-11 dari kenabian
mendatangi kabilah-kabilah yang ada dibangsa Arab Kota Makkah dan beliau
mengajak mereka (para kabilah) itu masuk agama Islam. Tapi semua kabilah itu
menolaknya, sebagian menolak dengan halus dan sebagian lagi menolak dengan
kasar. Diantara kabilah yang paling kasar dan busuk penolakannya ialah
kelompoknya Musailamah Al-Kadzdzab.

e. Da’wah Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah


Ketika kaum Quraisy mengetahui tersebarnya Islam sudah sampai Kota Madinah,
sejak Baiat Aqobah pertama dan Baiat Aqobah kedua (Aqobah adalah daerah
pendakian di pegunungan, Baiat Aqobah pertama terjadi dalam zaman Nabi pada
tahun ke-12 dari kenabian Muhammad SAW) Maka kaum Quraisy Makkah
meningkatkan gangguan dan penganiayaan kepada kaum muslimin yang berada di
Makkah atau para pengikut Rasulullah SAW.

Lalu Nabi memerintahkan kepada mereka kaum muslimin Makkah berhijrah ke


Madinah untuk menemui dan bergabung dengan saudara-saudara mereka di
Madinah. Para sanak saudara di Madinah itu dinamakan kaum Anshar (penolong
kaum Muhajirin dari Makkah).

Dalam perkembangannya mempersatukan kaum Muhajirin dan Anshar Nabi


Muhammad SAW mendirikan masjid (sebagi tempat menyatukan umat Islam).

Ditempat baru inilah (Madinah) kaum Muhajirin dan Anshar pada umumnya dapat
menjalankan syari’ah Islam dengan aman dan tenteram, ada yang hidup dengan
berniaga, dan ada pula yang bertani (seperti Abu Bakar, Usman dan Ali)
mengerjakan tanah kaum Anshar.
Beberapa peristiwa atau kejadian yang terjadi di tahun pertama hijrah antara lain :
1. Disyariatkannya Adzan
2. Kaum Yahudi Madinah memusuhi Kaum Muslimin
3. Diizinkannya Perang dalam Islam
4. Meninggalnya Usman Bin Mazh’un dan pertama kalinya Rasululah meletakkan
batu nisan diatas makam.

Rangkuman:

Nabi Muhammad lahir di Kota makkah, Senin 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, Ibunya
bernama SitiAminah binti Wahab ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib.

Ayah beliau meninggal dunia 6 bulan sebelum nabi Muhammad lahir ibu beliau
meninggal dunia karena sakit dalam perjalanan pulang dari Madinah ke Makkah dan
dikuburkan di desa Abwa (36 km sebelah selatan Madinah).

Kemudian diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib pada usia ke 80 tahun
beliau meninggal dunia.
Lalu beliau diasuh pamannya Abu Tholib. Olehnya Nabi Muhammad diajarkan cara
berniaga dan juga pernah cara menggembala. Ini adalah pelajaran yang amat baik pada
diri beliau akan sifat ulet, sabar, tabah, tenang dan terampil.

Diusianya yang 25 tahun, nabu Muhammad SAW memperniagakan harta Khadijah


yang kemudian menjadi Istri beliau. Rumah tangga Nabi Muhammad SAW penuh
berkah dan dikaruniai oleh Allah dua anak laki-laki Qosim dan Abdullah serta 4 anak
perempuan Zainab, Ruqoyah, Ummu Qulsum dan Fatimah. Semuanya meninggal dunia
sebelum menikah/dewasa kecuali Fatimah yang kemduian menikah dengan Sayyidana
Ali bin Abi Thalib.

Dalam urusan kemasyarakatan beliau termasuk orang yang sering dimintai memberi
keputusan seperti ketika orang Makkah bingung siapa yang harus memutuskan
peletakan Hajar Aswad, maka Nabi Muhammad yang menjadi penengah dan mereka
sehingga beliau dijuluki Al-Amin orang yang dapat dipercaya.

Kegiatan 2 : Misi Nabi Muhammad SAW

1. Standar Kompetensi
Memahami Sejarah Nabi Muhammad SAW

2. Kompetensi Dasar
Menjelaskan Misi Nabi Muhammad SAW untuk semua Bangsa dan Negara

3. Indikator Pencapaian Kompetensi


Diharapkan siswa dapat :
- Menjelaskan Misi kehadiran Nabi Muhammad SAW khusus untuk umat Islam
- Menjelaskan Misi kehadiran Nabi Muhammad SAW untuk umat manusia dan
Bangsa
4. Materi Pokok
Misi Nabi Muhammad SAW

5. Uraian Materi

a. Misi Nabi Muhammad SAW khusus untuk umat Islam


Pada malam 17 Ramadhan tahun 40 dari kelahirannya, bertepatan pada tanggal 6
Agustus 610 M. pada waktu Nabi Muhammad SAW,
bertahanus (bertapa) di Gua Hira, datang Malaikat
Jibril membawa wahyu yang pertama, yaitu Surah
Al’Alaq berikut ini. (yang artinya)

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang


Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya”.(QS. Al
‘Alaq: 1-5)
Bukit Safa

Secara resmi Nabi diangkat menjadi Rasul setelah


menerima wahyu yang pertama surat Al ‘Alaq tersebut. Kemudian beliau menerima
wahyu kedua yaitu surat Al Muddatsir. (yang artinya)

“Dan berilah peringatan keluargamu yang paling dekat” (QS. ASy Syura: 214)

Setelah 3 tahun lamanya Nabi Muhammad SAW berdakwah secara sembunyi-


sembunyi, turunlah ayat yang memerintahkan beliau berdakwah secara terang-
terangan. Firman Allah SWT.(yang artinya)

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang


diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (QS.
Al Hijr: 94)

Sasaran dakwah beliau secara terang-terangan yaitu kepada :


1. Golongan bangsawan
2. Budak
3. Pendatang dari negeri lain
4. Penduduk negeri lain
5. Penduduk Makkah yang beragama Islam.

Pertama kali Nabi Muhammad berdakwah secara terang-terangan di Bukit Safa.


Dalam dakwah tersebut beliau mengatakan bahwa tidaklah beliau diutus oleh Allah
SWT, melainkan untuk mengajak mereka menyembah Allah SWT, dan
meninggalkan menyembah berhala. Kaum Quraisy tidak percaya sama sekali,
bahkan mereka mendustakannya dan mengejek Nabi Muhammad SAW. di antara
yang mendustakan dakwah beliau adalah Abu lahab dan isterinya, Abu Jahal, dan
Umar bin Khattab.
Dakwah kedua dilakukan pada keluarga Nabi Muhammad SAW. sendiri dengan
cara mengumpulkan seluruh keluarga di Bukit Safa sebanyak 40 orang, termasuk
Abu Lahab.

Allah menurunkan wahyu surat Al Lahab dikarenakan Abu lahab tidak setuju
dengan semua dakwah Nabi Muhammad SAW, sehingga Abu lahab mengusir Nabi
dengan cara berteriak-teriak dan melempari Nabi Muhammad SAW dengan batu
kehadapan muka beliau.
Bunyi surat Al Lahab ayat 1-5: (yang artinya)

“Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah
berfaedah padanya harta bendanya dan apa yang diusahakan. Kelak ia akan
masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan begitu pula isterinya, pembawa kayu
bakar. Yang dilehernya ada tali dari sabut”. (QS. Al Lahab : 1-5)

Beberapa hal yang menyebabkan kaum Quraisy menentang dakwah Nabi


Muhammad SAW.
1. Takut kehilangan kekuasaan yang mereka perjuangkan.
2. Kafir Quraisy tidak ingin kaum budak disamakan derajatnya dengan kaum
bangsawan.
3. Takut dengan Yaumul Jazaa (hari pembalasan)
4. Berat meninggalkan menyembah berhala karena budaya nenek moyang mereka.
5. Takut kehilangan mata pencaharian dari membuat dan menjual berhala sebagai
sesembah mereka.

Tekanan kepada Nabi semakin banyak yang ingin menggagalkan syiar Islam,
dengan berbagai cara yaitu ditawarkan wanita-wanita cantik, kedudukan yang
tinggi hingga harta yang melimpah beliau dengan tegar terus melanjutkan
dakwahnya, akhirnya upaya kafir quraisy sia-sia, semakin hari semakin banyak
yang masuk Islam.

Beliau mengajarkan bagaimana berakhlak mulia dan melarang berbuat


kemungkaran hal inilah yang menjadi daya tarik yang besar bagi dakwah beliau.

Beliau juga mengajarkan ibadah seperti shalat, dengan mengerjakan shalat secara
tidak langsung memberantas pemujaan terhadap berhala, sehingga tekanan dan
siksaan diluar kemanusiaan, terus mengancam kepada pengikut-pengikut Nabi
Muhammad SAW yang lemah. Seperti budak dan kaum miskin hingga akhirnya
beliau berhijrah ke Madinah bersama kaum muslimin.

Di Kota Madinah beliau lebih leluasa berdakwa hingga hampir seluruh kota
Madinah dan menyebar seantero negeri yang langsung dapat dirasakan umat
manusia di dunia sebagai agama rahmatal lil alamiin.
b. Misi Nabi Muhammad SAW untuk manusia dan bangsa
Dalam kehidupan dan perjuangan Rasulullah, baik sebagi manusia pribadi maupun
sebagai pemimpin umat, beliau senantiasa mencerminkan dan memberikan
sentuhan kasih sayang yang dirasakan oleh semua pihak, baik terhadap muslimin
maupun terhadap lawan politiknya.

Beliau selalu menebarkan sentuhan kasih sayang terhadap anak-anak, orang-orang


tua dengan mencintai dan menyantuni mereka, terhadap orang-orang lemah
kedudukan sosial dan ekonominya, beliau menunjukkan kasih sayangnya dengan
membela nasib mereka dari tindakan sewenang-wenang dan kekerasan, dengan
memberi hak mereka, menegakkan dasar-dasar keadilan dan lain sebagainya.
Belaiu sendiri telah menyatakan dalam haditsnya (yang artinya):

“Tidaklah termasuk golongan kami, orang-orang muda yang tidak menghormati


orang-orang tua dan orang-orang tua yang tidak kasih sayang kepada anak-anak.
(HR.Abu daud dan bukhari).

Terhadap lawanpun Rasulullah senantiasa memberikan sentuhan kasih sayang.


Ketika kaum msulimin mendapat rintangan dan penghinaan serta penganiayaan dari
pihak kaum musyrikin, maka para sahabat mendo’akan kepada Allah supaya orang-
orang yang menentang dan menghalang-halangi da’wahnya itu dihancurkan oleh
Allah SWT. apa jawab Nabi? Belaiu menjawab: Sesungguhnya saya ini diutus
bukanlah mengutuk, tapi tugas saya adalah mengajak orang supaya bertaqwa
kepada Allah.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara selalu mengedepankan


sifat marhamah, tolong menolong sehingga menjadi lebih harmonis.

Rangkuman :

Misi Nabi Muhammad SAW untuk manusia dan bangsa


1. Mengajarkan kepada manusia tentang akidah dan larangan menyembah selain Allah
SWT.
2. Memberi kabar gembira kepada manusia yang mentaati perintah Allah dan kabar
duka bagi mereka yang meingkarinya.
3. Mengajarkan manusia berakhlak terpuji dan melarang berbuat kemungkaran.
4. Mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan ibadah.
5. Mengajarkan persamaan derajat sesame manusia di hadapan Allah SWT.
C. PENUTUP

Selamat atas keberhasilan dalam menyelesaikan modul ini dengan baik, berarti kamu
mampu menyelesaikan modul tentang sejarah Nabi Muhammad SAW.

Ingat! Karena kamu telah mempelajari kegiatan dalam odul ini maka mintalah tes akhir
modul kepada Guru Pamong dan Guru Bina.

Apabila hasilnya di atas 6,5 berarti kamu dapat terus mempelajari modul berikutnya.
Tetapi bila hasilnya kurang dari 6,5 sebaiknya kamu pelajari kembali modul ini terutama
bagian-bagian yang belum kamu kuasai. Tanyakan kepada Guru Bina pada saat tatap muka
di sekolah induk dan belajarlah dengan sungguh-sungguh.

Perlu kamu yakini, bahwa dengan belajar penuh percaya diri akan menambah
keimananmu.
Selamat kamu bias melanjutkan mempelajari modul Agama Islam di kelas VII Semester 2.
KEPUSTAKAAN

A. Departemen Agama RI. (1984). Al-Qur’an dan terjemahnya. Jakarta: Departemen


Agama RI.
B. M. Quraish Shihab. (1997). Tafsir al-Qur’an al-Karim: tafsir atas surat-surat
pendek berdasarkan urutan turunnya wahyu. Jakarta: Pustaka Hidayah.
C. Imam Al-Bukhari. Al-Shahih.
D. Imam Muslim. Al-Shahih.
E. An-Nawawi. (1987). Riadhus shalihin. Alih Bahasa oleh Salim Bahreisy. Bandung:
Al-Ma’arif. Cet. Ke-10.
F. Fatchur Rahman. (1985). Ikhtishar musthalahul hadits. Bandung: Al-Ma’arif. Cet.
Ke-4.
G. Sayyid Sabiq. (1991). Aqidah Islam (ilmu tauhid). Alih bahasa oleh Moh. Abdai
Rathomy. Bandung: C.V. Diponegoro. Cet. X.
H. Nasruddin Razak. (1993). Dienul Islam. Bandung: PT. Al-Ma’arif. Cet. Ke-11.
I. Endang Saifuddin Anshari. (1992). Kuliah al-Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Edisi 2.
Cet. Ke-2.
J. Muhammad Daud Ali. (2000). Pendidilkan agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Cet. Ke-3.
K. Departemen Agama RI. (2001). Pendidikan agama Islam pada perguruan tinggi
umum. Jakarta: Departemen Agama RI.
L. A. Toto Suryana dkk. (1996). Pendidikan Agama Islam untuk perguruan tinggi.
Bandung: Tiga Mutiara.
M. Hamzah Ya’qub. (1988). Etika Islam: pembinaan akhlakulkarimah (suatu
pengantar). Bandung: CV Diponegoro. Cet Ke-4.
N. Humaidi Tatapangarsa. (1991). Akhlak yang mulia. Surabaya: Bina Ilmu.
O. Marzuki. (2006). Prinsip pokok akhlak mulia. Draf buku belum diterbitkan.
Yogyakarta: UPT MKU UNY.
P. Rahmat Djatnika. (1996). Sistem etika Islami (akhlak mulia). Jakarta: Pustaka
Panjimas. Cet. Ke-2.
Q. Sulaiman Rasjid. (1976). Fiqh Islam (Hukum fiqh lengkap). Jakarta: Penerbit At-
Tahiriyah. Cet. Ke-17.
R. Sayyid Sabiq. (1992). Fiqh al-sunnah. Beirut: Dar al-Fikr.
S. Muhammad Yusuf Musa. (1988). Islam suatu kajian komprehensif. Alih bahasa oleh
A. Malik Madaniy dan Hamim Ilyas. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. Pertama.
T. Badri Yatim. (2001). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. Ke-12.
U. A. Hasjmy. (1995). Sejarah kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Cet. V.
V. Joesoef Sou’yb. (1979). Sejarah daulat khulafaur rasyidin. Jakarta: Bulan Bintang.
Cet. I.

You might also like