You are on page 1of 12

KERTAS KERJA

(Working Paper)
Dasar Pedoman dan Penyusunan KERTAS KERJA adalah sesuai dengan ketentuan IAI ( Ikatan
Akutansi Indonesia) dalam SA Seksi 339 yang meliputi :

1. SA Seksi 339 Paragraf 03 tentang Definisi Kertas Kerja


2. SA Seksi 339 Paragraf 05 tentang Isi Kertas Kerja
3. SA Seksi 339 Paragraf 06 tentang Hak Kepemilikan Kertas Kerja
4. SA Seksi 339 Paragraf 08 tentang Prosedur dan Penyimpanan Kertas Kerja

KONSEP KERTAS KERJA

1.
o Definisi
o Isi
o Tujuan

Penjelasannya :

Definisi Kertas Kerja (SA Seksi 339 Paragraf 03 ) adalah :

Catatan – catatan yang diselenggarakan oleh Auditor mengenai • prosedur audit yang
ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang
dibuat.

Sarana yang digunakan oleh Auditor untuk membuktikan standar • pekerjaannya.

Isi Kertas Kerja (SA Seksi 339 Paragraf 05 )adalah :

• Kertas kerja yang memperlihatkan kecocokan antara “Catatan Akuntansi”, “Laporan


Keuangan” , Informasi Lain dan Standar Auditing yang diterapkan dan dilaksanakan oleh
Auditor dengan isian dokumentasi meliputi :

a. Standar Pekerjaan I (Pertama) yaitu Perencanaan pemeriksaan dan Supervisi

b. Standar Pekerjaan II (Kedua) yaitu Pengendalian Intern untuk merencanakan audit,


menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian

c. Standar Pekerjaan III (Ketiga) yaitu Bukti Audit, Prosedur Audit dan Pengujian untuk
sebagai dasar memadai menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

Tujuan Pembuatan Kertas Kerja


Ada 4 tujuan yaitu : •

a. Mendukung pendapat audior atas laporan keuangan auditan

b. Menguatkan simpulan – simpulan auditor dan kompetensi auditnya

c. Mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap audit

d. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.

Mendukung pendapat auditor laporan keuangan auditan. Standart pekerjaan lapangan ketiga
mensyaratkan auditor memperoleh bukti kompeten yang cukup sebagai dasar untuk menyatakan
pendapat atas laporean keuangan yang diaudit. Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk
mendukung pendapatnya dan merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang
memadai.

Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya. Di kemudian hari, jika


ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai simpulan atau pertimbangan yang telah
dibuat oleh auditor dalam auditnya, auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah
dibut dalam auditnya. Pembuatan seperangkat kertas kerja yang lengkap merupakan syarat yang
penting dalam membuktikan telah dilaksanakanya dengan baik audit atas laporan keuangan.

Mengoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit. Audit yang dilaksanakan oleh auditor
terdiri dari berbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap tahap audit tersebut mengahasilkan
berbagai macam bukti yang membentuk kertas kerja. Pengkoordinasian dan pengorganisasian
berbagai tahap audit tersebut dapat dilakukan dengan mengunakan kertas kerja.

Memberikan pedoman dalam audit berikutnya. Dalam audit yang berulang terhadap klien
yang sama dalam periode akuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai:
sifat usaha klin, catatan dan system akuntansi klien, pengendalian intern klien, dan rekomendasi
perbaikan yang diajukan kepada klien dalam audit yang lalu, jurnal-jurnal adjustment yang
disarankan untuk menyajikan secara wajar laporan keuangan yang lalu. Informasi yang sangat
bermanfaat untuk audit berikutnya tersebut dapat dengan mudah diperoleh dari kertas kerja audit
tahun sebelumnya.

KEPEMILIKAN KERJAS KERJA DAN KERAHASIAAN

INFORMASI DALAM KERTAS KERJA (SA Seksi 339 Paragraf 06)


Kepemilikan Kerja Kerja adalah Kantor Akuntan Publik, bukan milik Klien atau milik pribadi
auditor tetapi sesuai dengan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik nomor 301 yang
berbunyai “Anggota Kompartemen Akuntan Publik tidak diperkenankan mengungkapkan
informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan klien” karena kertas kerja tersebut mengandung
informasi bersifat rahasia dan terdapat program – program audit.

FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH AUDITOR

DALAM PEMBUATAN KERTAS KERJA YANG BAIK

Seorang auditor dikatakan “kompeten” jika kertas kerja yang dihasilkan benar – benar
bermanfaat sebagai pencerminan bahwa auditor tersebut memiliki kecakapatan teknis dan
keahlian professional.

Faktor-faktor pemenuhannya adalah

1. Lengkap
2. Teliti
3. Ringkas
4. Jelas
5. Rapi

Penjelasannya :

1. Lengkap artinya : Berisi semua informasi yang pokok (komposisi data penting) dan tidak
memerlukan tambahan penjelasan secara lisan ( mampu berbicara sendiri)
2. Teliti artinya tidak kesalahan tulis dan hitung
3. Ringkas artinya pembatasan informasi pokok sesuai tujuan audit dan tidak menyajikan
rincian yang tidak perlu.
4. Jelas artinya penggunaan istilah tidak mengandung arti ganda dan penyajian informasi
secara sismatik.
5. Rapi artinya susunan / keteraturan penyusunan kertas kerja yang baik.

TIPE KERTAS KERJA

Secara garis besar dikelompokan dalam 5 tipe yaitu :

1. Program Audit ( Audit Program )


2. Daftar Saldo Kerja ( Working Trial Balance )
3. Ringkasan Jurnal Penyesuaian ( Adjustment )
4. Skedul Utama ( Lead Schedule / top schedule )
5. Skedul Pendukung ( Supporting Schedule )

Penjelasannya:

1. Program Audit ( Audit Program ), adalah :


Daftar prosedur audit untuk seluruh audit tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi
rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu,

Fungsinya :Sebagai alat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan
audit, merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit,
komposisinya, taksiran jam/

Contoh Ringkas Program Audit terhadap KAS ( Gambar 4.1 Hal : 105 )

Program Audit Indek Tanggal Pelak-

untuk Pengujian Substantif Kerjas Pelak- sanaan


sanaan
Kerja

Prosedur Audit

3. Usut Saldo Kas – Neraca Saldo – Buku Besar

3. Hitung kembali Saldo Kas – Buku Besar

3. Lakukan review dalam mutasi luar biasa

3. Usut saldo Kas tahun lalu

3. Usut posting pada Jurnal Penerimaan Kas & Pengeluaran Kas

Pengujian Analitik

3. Bandingkan Saldo Kas Dianggarkan dengan Tahun Lalu.

3. Hitung Rasio Saldo Kas dengan aktiva lancar

Pengujian terhadapa Transaksi Rinci

3. Pengujian pisah batas transaksi kas

3. Buat rekonsiliasi Bank 4 kolom

3. Buat daftar transfer bank sebelum dan sesudah neraca

3. Hitung kas di tangan klien

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

3. Rekonsiliasi Kas dan Rekening Koran Bank

3. Lakukan konfirmasi Saldo Kas di Bank

3. Periksa Cek Beredar


3. Buatlah Rekonsiliasi Saldo Kas menurut Cut off Bank Statement

3. Usut setoran dalam Perjalanan ke Cut off Bank Statement

3. Periksa tanggal cek beredar

3. Periksa adanya cek kosong

3. Periksa semua cek kemungkinan hilang

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

3. Periksa jawaban konfirmasi bank

3. Lakukan wawancara manajemen

3. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas

2. Daftar Saldo Kerja ( Working Trial Balance ), adalah :

Daftar yang berisi saldo – saldo akun buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada
akhir tahun sebelumnya, kolom-kolom untuk adjusment dan penggolongan kembali yang
diusulkan oleh auditor, serta saldo saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam
laporan keuangan auditan ( Audited Financial Report).

Contoh Working Trial Balance ( Gambar 4.2 Hal : 107 )

Kode Nama Indeks Saldo Saldo Adjusment dan Saldo 31


Sakhir Menurut Reklasifikasi Des 20X2
Akun Akun Kertas Buku 31 Menurut
31 Des Des 20X2 Hasil Audit
Kerja 20X1

D K D K D K D K

Working Trial Balance sama fungsinya dengan Lembaran Kerja ( Work Sheet ) pada clien
dalam proses penyusunan laporan keuangan meliputi :

Pengumpulan Bukti Transaksi •

Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam Jurnal dan Buku • Pembantu

Pembukuan (posting) jurnal ke Buku Besar •


Pembuatan Lembar Kerja ( Worksheet) •

Penyajian Laporan Keuangan •

Tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan adalah :

Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan • skedul pendukung
( Supporting Schedules )

Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke • dalam skedul utama
(lead schedules atau top schedules dan ringkasan jurnal ( adjustment)

Peringkasan informasi tercantum dalam skedul utama dan • ringkasan jurnal


(Adjustment) ke dalam working trial balance

•Penyusunan

Laporan

Keuangan Auditan
3. Ringkasan Jurnal Penyesuaian ( Adjustment )

Untuk membetulkan kekeliruan dalam laporan keuangan dan catatan akuntansi klien
maka auditor membuat :

Draft Jurnal Adjusment , •

Jurnal Penggolongan Kembali ( • Reclassification Entries ), digunakan auditor untuk


memperoleh pengelompokan yang benar dalam laporan keuangan klien

Form Ringkasan Jurnal Adjustment ( Gambar 4.5 Hal 109 )

PT XYZ

RINGKASAN JURNAL ADJUSTMENT

31 Desember 19X2
Index Nomor Nama Akun dan Penjelasan Jurnal Debit Kredit
Kode
Kertas Adjustment
Akun
Kerja

Index# kun# Jurnal Adjusment #no Rupiah Rupiah

Jurnal

Penjelasan Jurnal Adjustment

Jurnal Penggolongan Kembali sama dengan form Jurnal Adjustment tetapi fungsinya
berbeda.

4. Skedul Utama ( Lead Schedule / top schedule )

Skedul Utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang
dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan dan untuk
menggabungkan akun-akun besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan
di dalam laporan keuangan dalam satu jumlah.
5. Skedul Pendukung ( Supporting Schedule )

Skedul Utama adalah kertas yang digunakan untuk memverifikasi dan menganalisa
terhadap unsur – unsur yang tercantum dalam laporan keuangan klien untuk mendukung
dan menguatkan informasi keuangan dan operasional.

HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI TIPE KERJA

Gambar 4.7 Halaman : 112, memperlihatkan hubungan dengan urutan sebagai berikut :

• Skedul Pendukung
• Skedul Utama
• Ringkasan Adjustment
• Working Trial Balance
• Laporan Keuangan

PEMBERIAN INDEKS PADA KERTAS KERJA

Tujuan pemberian indeks pada kertas kerja adalah untuk memudahkan mencarian informasi
dalam berbagai daftar yang terdapat pada tipe kertas kerja.

Faktor-faktornya :
1. Setiap kertas diberi Indeks, letaknya “Sudut atas / Bawah “

2. Pencantuman indeks silang (Cross Index )yaitu :

Indeks Silang dari

Skedul Pendukung ke Skedul Utama •

Skedul Akun Pendapatan dan Biaya •

Antar Skedul pendukung •

Skedul Pendukung ke Ringkasan Jurnal Adjustment •

Skedul Utaman ke Working Trial Balance •

Program Audit dengan Kertas Kerja. •

3. Jawaban Konfirmasi,Pita mesin hitung, print out komputer dll tidak diberi Indeks kecuali
dilampirkan.

METODE PEMBERIAN INDEKS KERTAS KERJA

Ada 3 metode pemberian Indeks

1. Indeks Angka ( Contoh : 6-1, 6-2.. dst-nya atau 7-1,7-2 dst-nya )

2. Indeks Kombinasi Angka dan Huruf ( Contoh A-1,A-2 ..dst-nya )

3. Indeks Angka Berurutan ( 1, 2, 3, dst-nya )

SUSUNAN KERTAS KERJA

Tujuan disusun secara sismatik dan dalam urutan logis adalah untuk memudahkan review atas
kertas kerja yang dihasilkan oleh asistant atau staff auditor.

Urutannya :

1. Draft Laporan Audit (Audit Report)

2. Laporan Keuangan Auditan

3. Ringkasan Informasi bagi reviewer

4. Program Audit
5. Laporan Keuangan/Lembar Kerja (Work sheet) yang dibuat clien

6. Ringkasan Jurnal Adjustment

7. Working Trial Balance

8. Skedul Utama

9. Skedul Pendukung

PENGARSIPAN KERTAS KERJA

Ada 2 jenis

1. Arsip Kini ; Arsip audit tahunan untuk setiap aduit yang telah diselesaikan
2. Arsip Permanen; Arsip data yang secara relatif tidak ada perubahan yaitu :
o Anggaran RT Klien
o Bagan Organisasi
o Pedoman Akun,Prosedur dan Data yang berhubungan Pengendalian intern.
o Perjanjian Penting
o Tata letak pabrik,proses produksi,dan produk pokok perusahan
o Natulen Rapat Redaksi,Pemegang Saham dan Komite2

Tujuannya :

1. Untuk menyegarkan ingatan bagi auditor untuk audit di tahun mendatang

2. Untuk memberikan ringkasan auditor mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi
staff pertama kasi menganangi audit laporan keuangan

3. Untuk menghindari pembuatan kertas kerja sama dari tahun ke tahun.


RANGKUMAN

Kertas kerja adalah catatan yang diselenggarakan auditor mengenai prosedur audit yang
ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan
yang dibuatnya sehubungan dengan audit. Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi
yang memperlihatkan (a) telah dilaksanakannya standar kerja lapngan pertama yaitu
pemerikasaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, (b) telah dilaksanakannya
standar kerja lapangan kedua yaitu pemahaman memadai atas pengendalian intern telah
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat , saat, dan lingkup pengukian
yang telah dilakukan, (c) telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitubukti
audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan telah diterapkan, dan pengujian telah
dilaksanakan, yamg memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pentdapat atas laporan keuangan auditan.

Empat tujuan penting pembuatan kertas kerja adala untuk(a) mendukung pendapat auditor
atas laporan keuangan auditan, (b) menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi
auditnya, (c) mengkoordinasi dan mengorganisasi demua tahap audit, dan (d) memberi
pedoman dalam audit tahun berikutnya.

Ada lima tipe kertas kerja: program audit, ringkasan jurnal adjusment, working trial balance,
skedul utama, dan skedul pendukung.

Setelah auditor menyelesaikan tugas audit, kertas kerja diarsipkan kedalam kedua macam
arsip : (1)arsip kini dan (2)arsip permanent. Arsp kini digunakan untuk menyimpan kertas
kerja yang hanya mempunyai manfaat tahun yang diaudit saja, sedang arsip permanent
digunankan untuk menyimpan kertas kerja yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun
audit.

You might also like