You are on page 1of 22

ENDOMETRITIS

DISUSUN OLEH:
1. Fidatul Jamila
(0802100021)
2. Galuh Haryaninggar W.
(0802100022)
3. Hartatik
(0802100023)
4. Heritha Sitanggang
(0802100024)
5. Iis Badriyah
(0802100025)
ENDOMETRITIS
 Endometritis adalah infeksi pada
endometrium (lapisan dalam dari rahim).
 Terdapat dua jenis endometritis yaitu:
 Endometritis akuta
 Endometritis kronika
Endometritis Akuta

Endometrium mengalami edema


dan hiperemi, dan pada
pemeriksaan mikroskopik terdapat
hiperemi, edema, dan infiltrasi
leukosit berinti polimorf yang
banyak, serta perdarahan-
perdarahan interstisial
Penyebab terjadinya endometritis akuta
antara lain:
 Infeksi gonorea
 Persalinan
 Infeksi postpartum
 Infeksi pada abortus septik dan sepsis
puerperalis
 Tindakan yang dilakukan dalam uterus
 Infeksi gonorea
Mulai sebagai servisitis akuta, dan radang
menjalar ke atas dan meyebabkan endometritis
akuta.
Persalinan
Dimana bekas
implantasi plasenta
masih terbuka,
terutama pada
persalinan terlantar
dan persalinan
dengan tindakan.
Infeksi postpartum
Sering terjadi oleh karena luka-luka
pada serviks uteri, luka pada dinding
uterus bekas tempat plasenta, yang
merupakan porte d’entrée bagi kuman-
kuman patogen.
Selain itu, alat-alat yang digunakan
pada abortus dan partus yang tidak
sucihama dapat membawa kuman-
kuman ke dalam uterus.
 Infeksi pada abortus
septik dan sepsis
puerperalis
Infeksi cepat meluas ke
miometrium dan melalui
pembuluh-pembuluh darah
dan limfe dapat menjalar
ke parametrium, ke tuba
dan ovarium, dan
peritoneum sekitarnya.
 Tindakan yang
dilakukan dalam
uterus
Tindakan yang dilakukan
dalam uterus di luar partus
atau abortus, seperti
kerokan, memasukkan
radium ke dalam uterus,
memasukkan IUD (intra-
uterine device) ke dalam
uterus.
Gejala-gejala endometritis akuta antara
lain:
 Demam
 Lochia berbau: pada endometritis postpartum
kadang-kadang keluar fluor yang purulent
 Lochia lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi
 Jika radang tidak menjalar ke parametrium atau
perimetrium, maka tidak ada nyeri
 Keluar leukorea yang bernanah
 Uterus serta daerah di sekitarnya nyeri pada
perabaan
Terapi untuk penderita endometritis
akuta dengan cara:
 Obat-obatan uterotonika
 Istirahat, letak fowler
 Antibiotika
Endometritis Kronika
 Endomeritis kronika tidak seberapa sering
terdapat, oleh karena infeksi yang tidak
dalam masuknya pada miometrium, tidak
dapat mempertahankan diri, karena
pelepasan lapisan fungsional dari
endometrium pada waktu haid.
 Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan
bayak sel-sel plasma dan limfosit
Gejala-gejala klinis
endometritis kronika ialah:
 Leukorea
 Fluor albus yang keluar dari
ostium
 Kelainan haid seperti
metrorrhagi dan menorrhagi
Endometritis kronika ditemukan:
 Pada tuberkulosis;
 Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau
partus;
 Jika terdapat korpus alineum di
kavum uteri;
 Pada polip uterus dengan infeksi;
 Pada tumor ganas uterus;
 Pada salpingo-ooforitis dan sellulitis
pelvik.
Endometritis tuberkulosa terdapat
pada hampir setengah kasus-kasus
tuberkulosis genital.
Pada pemeriksaan mikroskopik
ditemukan tuberkel di tengah-
tengah endometrium yang beradang
menahun.
Pada abortus inkompletus dengan
sisa-sisa tertinggal dalam uterus
terdapat desidua dan villi korialis
di tengah-tengah radang menahun
endometrium.
Pada partus dengan sisa plasenta
masih tertinggal dalam uterus,
terdapat peradangan dan organisasi
dari jaringan tersebut disertai
gumpalan darah, dan terbentuklah
apa yang dinakamakan polip
plasenta.
Endometritis yang lain
umumnya akibat infeksi terus-
menerus karena adanya benda
asing atau polip/tumor dengan
infeksi di dalam kavum uteri.
Terapi untuk penderita
endometritis kronika adalah:
Perlu dilakukan kuretase
untuk DD dengan carcinoma
corpus uteri, polip atau
myoma submucosa.
Kadang-kadang dengan
kuret ditemukan
endometritis tuberculosa.
Kuretase juga bersifat
terapeutis.
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obgyn FK Unpad.1981.Ginekologi. Bandung :


Elstar offset.
Manuaba, Ida Bagus Gede, dkk.1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2005. Ilmu Kandungan.
Jakarta : YBP-SP
TERIMAKASIH

You might also like