Professional Documents
Culture Documents
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan
Disusun Oleh:
Fatmawati (09680032)
YOGYAKARTA
2010
BAB I
Pendahuluan
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Bunga dikatakan lengkap apabila mempunyai
daun kelopak ,daun mahkota,benang sari,putik,dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian fertile,
yaitu benang sari dan daun buah,serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota.
Bagian pokok tumbuhan sebenarnya ada tiga macam yakni akar, batang dan daun dan
setiap bagian lainnya merupakan penjelmaan dari ketiga bagian pokok tersebut. Sehingga apabila
kita memperhatikan susunan suatu bunga maka itu merupakan suatu penjelmaan dari ketiga
bagian pokok tumbuhan tersebut.
BAB II
ISI
A. Anatomi bunga.
Gb. 20.2
a. Serbuksari
Gb. 20.3
Ada yang bulat (pori) dan ada yang memanjang (kolpi). Ketika serbuk sari
berkejambah serbuk polen akan muncul melalui apertur. Dinding butir sari
terdapat dua lapisan utama, yaitu intin yang lunak di bagian dalam, dan eksin
bagian luar yang keras.Eksin terbagi lagi menjadi dua, yaitubagian yang tidak
berlekuk di sebelah dalam (neksin), dan bagian yang terdapat lekukan di sebelah
luarnya (seksin).Butir polen sering berperan dalam taksonom yaitu pada family
nya. Contoh family yang mempunyai lekukan dalam (Cruciverare, Malvaceae).
Lekukan eksin berasal dari tapetum yang berperan dalam pengendalian kecocokan
intra spesies.Ketika serbuk sari dibawa oleh pollinator dari kepala sarike stigma,
terjadi rehidrasi,eksin mengembang dan bahan yang tersimpan dalam eksin
dibebaskan.
b. Karpel
Jika bunga mempunyai dua karpel atau lebih maka karpel dapat lepas
dengan karpel yang lainnya ginesium (apokarp pada bunga mawar) atau karpel
yang berlekatan dengan cara yang bernacam-macam (ginesium sinkrap:pada
tomat atau papaya). Ginesium berkarpel tunggal digolongkan apokarp.
Gb. 20.5
Gb. 20.7
2. Pelekatan terjadi dalam keadaan tak terlipat atau setengah terlipat dan
terbentuk ginesium beruang satu (gambr.27.D).
c. Bakal buah.
Bakal biji atau ovulum terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam
(adaksial), yang disebut plasenta (gbr.20.7). Setiap karpel memiliki dua
plasenta.Pada krpelplasenta ditemukan di dekat tepi atau tidak jauh dari karpel,
sehingga dibedakan Plasenta marginal(tepi) dan Plasenta laminar (agak jauh dari
tepi). Plasenta paretial trjadi pada ginesium yang pelekatan karpelnya terjadi
secara marginal dan hanya ada satu ruang genesium.Pada ginesium ovulum
melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji atau funikulus
yang mengandung satu berkas pembuluh (gbr 20.8).
Gb. 20.8
Bakal biji terdiri jaringan tengah atau nuselus , dilingkari oleh integumen
dalam dan integument luar.Kedua integument mengelilingi suatu saluran yang
bermuara di pori, disebut mikrofil ( gbr.20.8.E). Daerah nuselus , integument, dan
funikulus berhubungan disebut kalaza. Sering terletak berhadapan dengan
mikrofil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil saat fertilisasi.Sebagaimana pada
tapetum antera, nuselus biasanya sudah tak ada ketika bakal biji mencapai taraf
dewasa, karena telah berdegenerasi.
a. Bunga Lengkap(flos completus), yakni jika memiliki semua daun bunga yaitu
kelopak,mahkota,benang sari dan putik.
b. Bunga tak lengkap(flos incompletus), yakni jika salah satu daun bunga tidak ada atau
tidak ditemukan.
c. Bunga berumah satu (planta monoeca) atau bunga banci, yakni bunga jantan(benang
sari) dan bunga betina(putik) terdapat pada tanaman yang sama.
d. Bunga Berumah dua(planta dioeca), yakni benang sari dan putik terdapat pada
tanaman yang berlainan , namun masih dalam jenis yang sama
e. Tumbuhan poligam (planta polygam) yakni tumbuhan yang memiliki dua tipe bentuk
kelamin. Dibedakan menjadi:
C. Rumus Bunga
Rumus bunga merupakan pendeskripsian susunan bunga baik baik sifat maupun
bagian-bagiannya yang dinyatakan dengan lambang, huruf, dan angka yang
menggambarkan sifat bunga beserta bagian-bagiannya. Ketentuan-ketentuan penggunaan
lambang, huruf dan angka dapat diperhatikan sebagai berikut:
1. Penggunaan lambang
Lambang dapat digunakan untuk menyatakan :
a. Simetri :
▪ Simetri tunggal atau zigomorf (↑)
▪ Simetri banyak/regular atau aktinomorf(*)
▪ Simetri bilateral (+)
b. Kelamin bunga :
▪ bunga banci (♀♂)
▪ bunga jantan (♂)
▪ bunga betina (♀)
c. Sifat perlekatan bagian bunga :
▪ connate yaitu antar bagian-bagian dalam bagian bunga.
K5,C5,A10,G1.
Jika kita mengambil contoh bunga yang lain, seperti bunga lilia gereja (Lilium
longiflorum) yang mempunyai tenda bunga yang mempunyai 6 daun tenda bunga, 6
benang sari dan sebuah putik yang terdapat 3 daun buah, maka rumusnya:
P6,A6,G3
↑,K5,C5,A10,G1.
* ,P6,A6,G3
Suatu bagian bunga dapat tersusun dalam satu lingkaran atau lebih. Pada
contoh bunga-bunga yang di atas, misalnya masing-masing mempunyai bagian-
bagian yang tersusun dalam 5 lingkaran. Bunga merak misalnya mempunyai 2
lingkaran benang sari, dengan 5 benang sari dalam tiap lingkaran. Sedangkan pada
bunga lilia gereja mempunyai 2 lingkaran daun tenda bunga dan 2 lingkaran benang
sari, tiap lingkaran jumlahnya 3. Dengan demikian di belakang huruf yang
menunjukkan bagian yang tersusun dalam satu atau lebih lingkaran maka harus
dituliskan sebanyak 2 kali angka yang menunjukkan jumlah bagian di dalam tiap
lingkaran dengan tanda tambah (+) diantara kedua angka tadi. Sehingga rumus di atas
menjadi:
Ada kalanya yang berlekatan adalah dua macam bagian bunga, misalnya
benang sari dengan daun mahkota, seperti pada bunga waru (Hisbiscus tiliaceus),
maka kedua huruf beserta angkanya yang menunjukkan kedua macam bagian bunga
yang berlekatan ditempatkan dalam stu kurung. Misalnya:
♀♂,*,(K(5),C5,A(~)),G(5)
Jadi pada bunga waru benang sari berlekatan antara satu dengan yang lainnya dan
seluruhnya berlekatan lagi dengan daun-daun mahkota.
Bila kedua contoh di atas di buat rumus bunga secara lengkap maka
rumusnya menjadi:
♀♂,↑,K(5),C5,A5+5,G1 (bunga merak)
Rumus bunga pada tumbuhan berbunga bersifat konstan pada tingkat suku
(familia) sehingga sulit unttuk identifikasi pada marga (genus), jenis (spesies) dan
kategori di bawah jenis (subspecies, varietas, forma). Berikut ini adalah rumus bunga
pada beberapa familia (suku) tumbuhan:
♀♂,*,K5,(C(5),A(5)),G(2)
D. Diagram Bunga
Dalam mendeskripsikan bunga, disamping secara verbal (dengan kata-kata) dapat
ditambahkan gambar-gambar untuk memperjelas keadaan bunga. Suatu gambar yang
melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya disebut diagram bunga.
Diagram bunga adalah suatu gambar proyeksi pada boding datar dari semua
bagian bunga yang dipotong melintang. Sehingga pada diagram bunga ini digambarkan
penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik. Juga
bagian bunga lainnya jika masih ada. Disamping bagian-bagian tersebut diatas, lazimnya
daun kelopak dan tajuk bunga digambar melintang bagian tengah-tengahnya, sedangkan
benang sari digampar penampang keapala sari dan dari putik penampang melintanng
bakal buahnya. Dari diagram bunga ini dapat diketahui berapa banyak masing-masing
bagian bunga tadi dan susunannya antara yang satu dengan yang lain dalam bentuk
skematik.
Dalam diagram bunga masing-masing bagian bunga digambarkan dengan bentuk
lambang yang berbeda-beda, sehingga apabila terdapat persamaan mungkin hanya terjadi
pada lambang kelopak dan daun tajuk bunga sedangkan benang sari dan putik tidak akan
mengalami kesamaan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat diagram bunga yaitu:
1. Letak bunga pada tumbuhan. Terdapat dua macam letak bunga yaitu:
a. Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b. Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2. Bagian bunga yang akan kita buat tersusun dalam beberapa lingkaran.
Kedua hal tersebut harus ditentukan saat kita akan membuat diagram bunga, dimulai
dari mebuat lingkaran konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-
bagian bunganya. Lalu gambar garis tegak lurus sebagai bidang median untuk
menggambarkan penampang melintang batang secara skematik dibagian atas lingkaran
yang terluar pada bidang median kemudian dibagian bawah gambar skematik dibuat
gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran sendiri. Kemudian gambar pada
lingkaran berturut-turut dari bagian luar yakni daun-daun kelopak,daun-daun
tajuk,benang sari dan penampang melintang bakal buah sebagai gambar pada lingkaran
terdalam. Dalam menggambar maing-masing bagian bunga harus memperhatikan hal-hal
berikut ini:
Bagian bunga yang letaknya pada ujung batang/cabang, tidak dikenal bidang
mediannya sehingga tidak digambarkan bagian penampang melintang batang(karena
bunga yang demikian itu batang bersambung dengan tangkai bunga. Tetapi pada bagian
bawah masih ditambahkan gambar penampang melintang daun pelindung jika ada.
Pada diagram bunga tidak hanya menyangkut bagian-bagian bunganya saja tetapi
juga mengenai letaknya pada tumbuhan yakni mengenai letaknya pada ujung batang atau
diketiak daun(gb. 108)
Pada diagram bunga juga bisa digambar bagian lain yang memang perlu
dikemukakan seperti:
Pada bagian bunga sering kali ada yang mengalami metamorfosis atau tereduksi atau
lenyap sama sekali. Sehingga dalam pembuatan diagram bunga harus berpendirian
yaitu:
Kesimpulan
Bunga memiliki susunan anatomis yang mirip dengan bagian tumbuhan lain seperti
batang dan daun, karena bunga merupakan metamorphosis menjadi bentuk yang berbeda. Bunga
memiliki variasi yang membedakan penampakannya baik secara morfologi maupun anatomi
antara satu dengan yang lainnya. Dalam menggambarkan bagian-bagian bunga dan susunannya
dibuat gambar skematik yang menggambarkan bagian bunga, susunan, letaknya terhadap sesama
bagian serta letaknya dengan bagian lain, jumlah masing-masing bagian bunga dan letaknya
terhadap bidang median yang menggambarkan letak bunga pada tumbuhan.
Selain dengan diagram bunga, bagian bunga juga bisa dijelaskan dengan menggunakan
rumus bunga yakni pendeskripsian susunan bunga baik baik sifat maupun bagian-bagiannya
yang dinyatakan dengan lambang, huruf, dan angka yang menggambarkan sifat bunga beserta
bagian-bagiannya.