You are on page 1of 15

c S  

 

Bertanya merupakan tingkah laku yang sangat penting di dalam kelas bertanya untuk
mengetahui apakah kualitas berfikir siswa dari sederhana terjadi perubahan frerfikir secara
kompleks setelah diberikan pelajaran.Bertanya merupakan à à efektif yang mendorong
kemampuan siswa untuk berfikir dan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan
guru.

Sardinian 1987 dalam bukunya µInteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar¶ mengatakan bahwa
pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri:

(1) Kalimatnya singkat dan jelas.

(2) Tujuannya jelas.

(3) Setiap pertanyaan hanya -satu masalah.

(4) Mendorong anak untuk berfikir kritis.

(5) Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.

(6) Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa, dan

(7) tidak menimbulkan tafsiran ganda

(http://www.jambiekspres.co.id/index.php/guruku/2506-pentingnya-guru-mengusai-
keterampilan-mengajar.html 11-10-09 20.38 )

Tuju   u     

(1) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan

(2) Memusatkan perhatian

(3) Mengembangkan SCL (Studen Center Learning)

(4) Menarik siswa dalam pokok pembicaraan

(5) Mengembangkan cara belajar siswa aktif

(6) Mengetahui kesulitan belajar siswa

(7) Memotifasi siswa mengeluarkan pendapat

(8) Mengukur hasil belajar siswa.

Yang perlu diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan:

(1) Kehangatan Dan Keantusiasan


Baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban siswa, sikap dan gaya
guru suara, ekpresi wajah, gerakan badan, dan sebagainya. Menampilkan ada tidaknya
kehangatan.

(1) Kebiasaan Yang Harus Dihindari

(1) Mengulangi Pertanyaan Sendiri

Contoh : Sebelum siswa dapat berpikir maksimal terhadap pertanyaan guru mengulangi
pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak konsentrasi.

(2) Mengulangi Jawaban Siswa

Menyebabkan waktu terbuang, siswa tidak mendengar jawaban dari temanya yang lain
karena guru akan mengulanginya.

(3) Mejawab Pertanyaan Sendiri

Pertanyaan dijawab guru sebelum siswa mendapatkan kesempatan cukup untuk memikirkan
jawabanya sehingga anak beranggapan tidak perlu memikirkan jawabanya karena guru akan
memikirkan jawabanya.

(4) Pertanyaan Yang Memancing Jawaban Serentak

Contoh : Apa ibu kota RI?

Akibatnya guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar dan menutut
kemungkinan terjadi interaksi selanjutnya.

(5) Pertanyaan Ganda

Contoh : Siapa pemimpin orang belanda yang pertama datang ke Indonesia, mengapa mereka
datang, dan apa akibat mereka itu bagi bangsa Indonesia. Hal ini akan mematahkan semangat
siswa yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua tugas itu.

(6) Menentukan siswa tertentu untuk menjawabnya. Akibatnya anak yang tidak ditunjuk
tidak memikirkan jawabanya.

Komponen Ketrampilan bertanya

a.Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singka

b.Pemberian acuan

c.Penyebaran ; beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan giliranya kepada siswa yang
bertanda

d.Pemberian waktu berfikir

e.Pemberian tuntunan
f.Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana.

g.Mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana

h.Mengulangi penjelasan sebelumnya yang berhubungan pertanyaan.

(http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/12222/Keterampilan+bertanya.doc. 11-
10-09 20.41)

c J     u

Penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
betujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas jawaban
atau perbuatannya sebagai suatu motivasi ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah respons
terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan
hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengajar.

(http://cemangat.blogspot.com/2009/06/keterampilan-memberi-penguatan.html 11-10-09
20.59)

Penguatan diberikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, mengontrol
dan memotivasi perilaku yang negatif, menumbuhkan rasa percaya diri, serta memelihara
iklim kelas yang kondusif.

Penguatan dapat dibagi menjadi penguatan verbal dan non-verbal. Penguatan verbal
diberikan dalam bentuk kata-kata/kalimat pujian, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan,
serta benda atau simbol.

Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut.

1. Kehangatan dan keantusiasan


2. Kebermaknaan
3. Hindari respon negatif
4. Penguatan harus bervariasi
5. Sasaran penguatan harus jelas
6. Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul.

(http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/ketrampilan-dasar-mengajar/ 11-10-09 20.48 )

c J j  

1.

Menjelaskan merupakan tindakan yang banyak dilakukan, terutama oleh guru,dimana guru
memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benarmengerti dan memahami
apa yang diinformasikan oleh guru.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru
yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan.
Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan
siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta
meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Tujuan menjelaskan:

(1) membantu siswa untuk memahami rumus, dalil, dan prinsip,

(2) melibatkan siswa untuk berfikir,

(3) mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa,

(4) membimbing siswa dalam proses belajar untuk memecahkan masalah.

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:

(1) penjelasan harus relevan denngan tujuan kegiatan belajar-mengajar,

(2) penjelasanharus sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang siswa,

(3) penjelasan harus sesuai dengan usia siswa,

(4) penjelasan harus bermakna bagi siswa.

Langkah-langkah menjelasakn:

(1) merencanakan penjelasan, dan

(2) menyajikan penjelasan.

Komponen keterampilan menjelaskan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

1. Merencanakan materi penjelasan yang mencakup:


1. menganalisis masalah,
2. menentukan hubungan, serta
3. menggunakan hukum, rumus, dan generalisasi yang sesuai.
4. Menyajikan penjelasan, yang mencakup:
1. kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan
bahasa lisan,
2. penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola
induktif atau deduktif,
3. pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya
mengajar, dan membuat struktur sajian, dan
4. balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat
pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan mapun melalui tugas.
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, dengan selalu
memperhatikan karakteristik siswa yang diberi penjelasan serta materi/ masalah yang
dijelaskan.

(http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/ketrampilan-dasar-mengajar/ 11-10-09 20.48 )

c J   

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan
pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan
siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan
siswa.Variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru
dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga
siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan
melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya
di kelas.Untuk mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan
mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar ada tiga aspek, yaitu :

1. variasi dalam gaya mengajar yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian,
kesenyapan, pergantian posisi guru, kontak pandang serta gerakan badan dan mimik.
2. Variasi pola interaksi dan kegiatan.
3. Variasi penggunaan alat bantu pengajaran yang meliputi alat/bahan yang dapat
didengar, dilihat, dan dimanipulasi.

Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsip-prinsip penggunaannya yang


meliputi: kesesuaian, kewajaran, kelancaran dan kesinambungan, serta perencanaan bagi
alat/bahan yang memerlukan penataan khsusus.

Tujuan Variasi ¦

1) Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi terhadap proses


belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, perhatian siswa terhadap materi pelajaran
yang diberikan guru merupakan masalah yang sangat penting, karena dengan perhatian
tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan
tersebut akan tercapai bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan
dalam suatu pertemuan di kelas. Dalam jumlah siswa yang banyak, biasanya sulit atau sukar
untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi yang diberikan. Memang ada
banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya ; faktor penjelasan guru yang kurang
mengenai sasaran, faktor gaya guru dalam mengajar yang tanpa ada variasinya, dan lain
sebagainya. Jadi, masalah perhatian siswa terhadap pelajaran tidak bisa dikesampingkan
dalam konteks pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendaknya
memperhatikan variasi gaya mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara
perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum.

2) Memberi kesempatan

Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi


memegang peranan yang sangat penting, karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan
melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada 2, yaitu : motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri)
dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).
Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa didalam dirinya ad motivasi
intrinsik yakni kesadarannya sendiri untuk memperhatikan penjelasan guru, rasa ingin tahu
lebih banyak terhadap materi yang diberikan guru. Dalam pertemuan dikelas ada juga siswa
yang tidak ada motivasi dalam dirinya (Intrinsik), masalah inilah yang sering dihadapi guru.
Guru selalu dihadapkan masalah motivasi yakni motivasi ekstrinsik, yang merupakan
dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Jadi siswa yang tidak ada motivasi didalam
dirinya (intrinsik) memerlukan motivasi ekstrinsik untuk melakukan kegiatan belajar.
Disinilah peranan guru lebih dituntut untuk memerankan motivasi, yaitu motivasi sebagai alat
mendorong siswa untuk berbuat, sebagai alat untuk menentukan arah dan sebagai alat untuk
menyeleksi kegiatan.

3) Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolahTidak bisa dipungkiri bahwa
kenyataan yang ada di kelas yakni adanya siswa atau siswi yang kurang senang terhadap
dirinya. Sikap negatif ini bisa jadi disebabkan gaya guru mengajar yang kurang bervariasi,
gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa. Konsekwensinya bidang studi
yang dipegang guru tersebut menjadi tidak disenangi. Mungkin bisa ditunjukkan dari sikap
acuh tak acuh siswa ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas.
Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santai dikelas tanpa memperdulikan tingkah laku
siswa atau ank didiknya. Ini adalah jalan pengajaran yang sangat membosankan. Dalam hal
ini guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan
belajar siswa. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan
mengambil hati siswanya. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru. Siswa juga
ingin selalu dekat dengan dengan guru. Guru yang dirindukan siswa biasanya dikarenakan
gaya mengajarnya dan pendekatannya sesuai dengan psikologis siswa. Variasi gaya
mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa.

4) Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individuaSebagai seorang guru


dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam
mengajar. Terutama keterampilan bervariasi, untuk mengembangkan keterampilan variasi
mengajar ini, guru hendaklah menguasai penggunaan media, berbagai pendekatan dalam
mengajar, berbagai metode mengajar. Dengan penguasaan tersebut, akan memudahkan guru
melakukan pengembangan variasi mengajar dan memberi kemungkinan guru untuk memilih
mana yang kebih tepat yang dapat menunjang tugasnya mengajar dikelas.Fasilitas merupakan
kelengkapan belajar yang harus ada di sekolah, fungsinya sebagai alat bantu pengajaran.
Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan yang harus dilakukan. Misalnya ;
kurangnya fasilitas dalam bidang studi IPA (Fisika, Biologi). Mungkin tidak adanya
laboratorium Fisika ini menyebabkan kurangnya kemampuan metode eksperimen. Maka,
alternatif yang sangat terpaksa guru lakukan adalah memilih metode ceramah atau tanya
jawab yang sebenarnya kurang sesuai dengan mata pelajarannya.

5) Mendorong anak didik untuk belajarMenyediakan lingkungan belajar adalah tugas


guru, kewajiban menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang mana memerlukan
lingkungan yang kondusif yakni lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu
belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar.Belajar memang memerlukan motivasi
sebagai pendorong anak didik. Namun sayangnya jarang ditemukan bahwa anak didik
mempunyai motivasi yang sama terutama motivasi intrinsik. Dari perbedaan mitivasi inilah
terlihat dari sikap dan perbuatan siswa dalam menerima pelajaran ada yang senang, ada yang
kurang senang. Dengan gejala tersebut bisa menghambat proses belajar mengajar. Disinilah
diperlukan peranan guru sebagai upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu
mendorong anak didik untuk senang dan bergairah dalam belajar. Untuk hal ini cara yang
akurat yang mesti guru lakukan adalah mengembangkan variasi mengajar, baik itu dalam
belajar mengajar maupun dalam hal ini yang bersangkutan dengan pengajaran . karena
dengan variasi tersebut bisa menyeret anak didik untuk meningkatkan gairah belajar mereka
dan menarik pengalaman dari berbagai tingkat kognitif.

Manfaat Variasi :

1) Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek


belajar yang relevan.

2) Memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan
berfungsinya motivasi belajar.

3) Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai
gaya mengajar yang lebih hidup.

4) Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima
pelajaran agar mudah dan senang belajar.

5) Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan
atau pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif.

Prinsip Penggunaan Variasi

Dalam proses belajar mengajar, kegiatan siswa menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu agar
kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja
diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara
memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Prinsip-prinsip
tersebut adalah :

1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya
semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan
komponen untuk tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar, dalam
bervariasi harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar
menarik siswa untuk memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru.
2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan
merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.
3. Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran. Jadi
penggunaan variasi ini harus benar-benar berstruktur dan direncanakan. Karena
variasi ini memerlukan keluwesan, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima
dari siswa. Umpan balik ini ada dua yaitu :

1) Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.

2) Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.

Komponen-Komponen Variasi Gaya Mengajar


Dalam mengajar hendaknya menggunakan berbagai macam variasi gaya.
Dengan variasi gaya tersebut, akan menjadikan siswa merasa tertarik terhadap
penampilan mengajar guru. Variasi gaya mengajar guru ini meliputi
komponen-komponen sebagai berikut :

1. Variasi suara

Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah,
dari cepat menjadi lambat.Suarang guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya
bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras
terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang
yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar.
Masalah seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu
lemah (biasanya guru wanita) akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa
menjangkau seluruh siswa di kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah
begitu siswa akan meremehkan gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan
itupun kurang. Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan ndengan situasi
dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat,
kadang lambat, kadang rendah (pelan). Variasi suara bisa mempengaruhi informasi yang
sangat biasa sekalipun, gunakanlah bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan
kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat. Lagu bicara atau intonasi suara
mempunyai pengaruh pada dayatangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara yang
datar (monoton) akan membosankan siswa, sehingga siswa cepat lelah dalam mendengarkan.
Demikian pula lagu bicara yang naik turun atau bersendat-sendat. Hal seperti ini sering
menjadi bahan tertawaan siswa dan cenderung ditirukan dengan maksud mengejek, akibatnya
konsentrasi mereka rusak. Disini juga menganjurkan adanya tekanan bicara, yang mana
diberikan pada hal-hal yang penting, misalnya dalam menyebutkan definisi, istilah, nama,
rumus, dan kata-kata asing dengan ucapan pelan-pelan dan jelas dengan volume suara yang
cukup. Kelancaran bicara juga patut diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang besar
pada daya tangkap siswa. Jadi, seyogyanya sebelum satu kalimat dikeluarkan atau
dibicarakan lebih dulu difikirkan susunan yang benar ditinjau dari segi tata bahasa. Ucapan
bahasa daerah sebaiknya tidak dipergunakan. Setelah membaca uraian diatas kita tahu betapa
pentingnya suara guru untuk diperhatikan, karena merupakan alat komunikasi yang penting
dalam interaksi edukatif, memang berbicara didepan kelas tidak dapat disamakan dengan
orang yang berpidato didepan masa dan orang yang membaca puisi, karena guru menganggap
siswa itu sebagai lawan bicara. Sehingga terlibat kontak batiniah masing-masing individu.

1. Pemusatan perhatian

Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata
tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulanobyek.

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang diajarinya, jika materi yang disampaikan oleh guru iru tidak menjadi
perhatian siswa, maka bisa menimbulkan kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Untuk
memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat
menggunakan atau memberikanperingatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya : ³Perhatikan
baik-baik´, ³Jangan lupa ini dicatat dengan sungguh-sungguh´ dan sebagainya.Memang
menarik perhatian siswa itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah siswa yang banyak,
agar perhatian itu tetap ada perlu adanya prinsip-prinsip yakni :
1) Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru, jenis rangsangan
baru yang dapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk. Dalam pelajaran, seorang
guru dapat menarik perhatian tentang kata-kata
penting pada suatu bacaan dengan memberi warna merah atau digaris bawahi.

2) Perhatian seseorang tertuju tau terarah pada hal-hal yang dianggap rumit. Bagi guru
yang harus diingat adalah suatu pelajaran tidak boleh tampak terlalu rumit dan guru tidak
boleh mempersulit pelajaran yang sederhana dikarenakan semata-mata untuk menarik
perhatian siswa.

3) Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya, yaitu hal-hal yang
sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk menimbulkan minat tersebut ada dua cara yakni
dari diri sendiri dan dari luar dirinya. Dari luar bisa saja lingkungan, orang tua dan guru.
Disini gurulah yang berhak menimbulkan atau membangkitkan minat belajar siswa baik
dirumah maupun dikelas.

Dari ketiga prinsip ini guru harus mengetahui banyak tentang siswanya agar bisa
mengarahkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, sehingga siswa memiliki minat
belajar yang tinggi guru dalam memusatkan perhatian siswa bisa dengan memberikan kata-
kata seperti : ³coba perhatikan ini baik-baik´, karena materinya agak sulit dan sebagainya.

1. Kesenyapan atau kebisuan guru (Teaching Silence)

Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara tiba-tiba demi pihak guru ditengah-tengah
menerangkan sesuatu.

Adanya kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.
Dengan keadaan senyap atau diamnya guru secara tiba-tiba bisa menimbulkan perhatian
siswa, sebab siswa begitu tahu apa yang terjadi dan demikian pula setelah guru memberikan
pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya apabila diberi waktu untuk berfikir dengan
memberi kesenyapan supaya siswa bisa mengingat kembali informasi-informasi yang
mungkin ia hafal, sehingga bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat.Pemberian
waktu bagi siswa digunakan untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap. Tapi
jika seorang guru tidak memberikan kesenyapan atau waktu kepada siswa untuk berfikir
dalam menjawab pertanyaannya siswa akan menjawab dengan asal alias asal bicara, sehingga
jawabannya kurang tepat dengan pertanyaan. Untuk itu seyogyanya guru memberikan
kesenyapan terhadap siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukannya
supaya jawabannya sempurna dan tepat.

1. Kontak pandang

Ketika proses belajar mengajar berlangsung, jangan sampai guru menunduk terus atau
melihat langit-langit dan tidak berani mengadakan kontak mata dengan para siswanya dan
jangan sampai pula guru hanya mengadakan kontak pandang dengan satu siswa secara terus
menerus tanpa memperhatikan siswa yang lain. sebaliknya bila guru berbicara atau
menerangkan hendaknya mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau siswa, sebab
menatap atau memandang mata setiap anak disik atau siswa bisa membentuk hubungan yang
positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Bertemunya pandang diantara mereka yang
berinteraksi, sesungguhnya merupakan suatu etika atau sopan santun pergaulan karena
menunjukkan saling perhatian diantara mereka.
Hal-hal yang harus dihindari guru selama presentasinya didepan kelas :

(1) Melihat keluar ruang

(2) Melihat kearah langit-langit

(3) Melihat kearah lantai

(4) Melihat hanya pada siswa tertentu atas kelompok siswa saja

(5) Melihat dan menghadap kepapan tulis saat menjelaskan kecuali sambil menunjukkan
sesuatu.

Hal-hal diatas bertujuan supaya bisa mengendalikan situasi kelas dengan baik. Jadi dalam
kontak pandang hendaknya guru berusaha seintim mungkin agar siswa merasa diperhatikan
dan dihargai, kontak mata yang sering dilakukan, akan membangun dan membina jalinan
tingkat tinggi, yaitu mengetahui psikologi anak atau siswa dan mengetahui seberapa banyak
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Untuk itu, pandanglah siswa-
siswa anda secara merata tapi jangan berlebihan, gunanya pandangan mata, seorang guru
adalah untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa.

1. Gerakan anggota badan atau mimic

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan tangan dan anggota badan
lainnya adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi, gunanya adalah untuk
menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk
memperjelas penyampaian materi.

Orang akan lebih jelas dalam memahami sesuatu menggunakan indera pendengar dan disertai
indera penglihatan atau mata, semakin banyak indera yang digunakan hasilnya semakin baik.

Begitu pula siswa, jika seorang guru yang mengajarnya hanya mematung dan menggunakan
mulutnya saja, tanpa menggerakkan anggota badan akan memberi kesan buruk, suasana
hampa dan tidak hidup, sehingga siswa cepat bosan, sebaliknya jika gerakan-gerakan guru
terlalu over acting dalam memberi pengajaran juga akan berakibat buruk, disini gerakan-
gerakan guru sebagian besar menjadi pusat perhatian siswa, jika gerakannya terarah, siswa
merasa senang dalam mengikuti pelajaran tersebut. Jadi gerakan yang baik adalah gerakan
yang efisien dan efektif artinya gerakan yang cukup, tetapi benar-benar mendukung
penjelasan atau uraian guru. Gerakan-gerakan tersebut bias dengan menganggukkan kepala
untuk menunjukkan setuju, dan sebaliknya jari dan tangan berarti ³tidak´ dan sebagainya.

Gerakan tangan menulis dipapan tulis itu juga memerlukan latihan, walaupun kelihatan
diremehkan, sekarang ini banyak guru yang tidak begitu memperhatikan tulisannya dipapan
tulis, padahal tulisannya itukurang jelas, naik turun, hal ini bias mempengaruhi kebosanan
siswa.Tidak semua gerakan anggota badan itu baik dalam arti esuai, ada gerakan yang biasa
dilakukan tapi perlu dihindari, seperti menggaruk-garuk badan, memegang celana tanpa
alasan yang benar, menghapus atau menggosok hidung dan lain sebagainya. Jadi, suatu
gerakan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru pada saat menerangkan materi,
harus relevan dengan materi yang disampaikan dan itu tidak boleh terlalu berlebihan.
Secukupnya saja, begitu juga dengan ekspresi wajah-wajah anda adalah alat komunikasi yang
kuat.

Pesan non verbal yang disampaikan melalui alis terangkat, sunggingan sebyum, dahi
berkerut, cemberut itupun mempengaruhi siswa dalam belajar, jika selama proses belajar
mengajar berlangsung. Seorang guru memasang wajah sedih, cemberut, siswa akan tampak
ketakutan. Suasana kerasa mencekam dan tegang. Suasana seperti ini bias mematikan
kreatifitas belajar siswa. Ide atau keinginan yang positif menjadi kandas ditengah jalan, untuk
itu sebaliknya jika seorang guru punya masalah pribadi jangan ditampakkan didepan kelas
saat mengajar. Mungkin dengan memasang wajah yang cemberut, marah, sedih ini sangat
mempengaruhi suasana kelas, jadi, seorang guru harus pandai mengendalikan emosinya dan
jika sudah masuk, guru seharusnya memasang wajah yang penuh semangat, ceria, dan
mendukung suasana belajar yang kondusif, agar siswa tertarik dan bersemangat dalam
mengikuti pelajaran yang akan disampaikannya.

1. Perpindahan posisi guru

Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam menarik perhatian anak
didik, dapat pula meningkatkan kepribadian guru dan hendaklah selalu diingat oleh guru,
bahwa perpindahan posisi itu jangan dilakukan secara berlebihan. Bila dilakukan berlebihan
guru akan kelihatan terburu-buru, lakukan saja secara wajar agar siswa bias memperhatikan.

Perpindahan posisi dapat dilakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan,
atau diantara anak didik dari belakang kesamping anak didik. Dapat juga dilakukan dengan
posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk dan diam di tempat lalu berjalan-jalan
mengelilingi siswa dan sebagainya. Yang penting dalam perubahan posisi itu harus ada
tujuannya, dan tidak sekedar mondar-mandir dan seorang guru janganlah melakukan kegiatan
mengajar dengan satu posisi, misalnya saja saat menerangkan guru hanya berdiri didepan
kelas saja atau duduk dikursi saja, tanpa ada pergantian atau variasi ini bisa menimbulkan
kebosanan siswa. Guru melakukan pergantian posisi, sebaiknya jangan kaku atau kikuk,
lakukan saja secara bebas dan wajar bisa menarik perhatian siswa, jika guru kaku dalam
bergerak ini bisa menjemukan siswa. Dan bila variasi dilakukan secara berlebihan itu juga
bisa mengganggu perhatian siswa atau konsentrasi siswa terhadap pelajaran. Maka dari itu
gunakanlah variasi posisi ini secara wajar dan sesuaikan dengan tujuan, tidak sekedar
mondar-mandir.

J  J  
j

Dalam melaksanakan variasi gaya mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan memahami
gaya atau model-model belajar siswanya, supaya siswa termotivasi, bersemangat dan
berminat dalam belajar. Adapun model-model belajar ada tiga macam, yaitu :

1. Visual

Bagi pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan menggunakan ³gambaran
keseluruhan´ (melakukan tinjauan umum), yakni dengan membaca bahan pelajaran secara
sekilas.

Ciri-ciri pelajar visual :


1) Teratur, memperhatikan segala sesuatu

2) Mengingat dengan gambar, grafik dan warna untuk meningkatkan memorinyaDari ciri-
ciri diatas, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyajikan bahan pelajaran, guru harus
bisa menggunakan gambar, warna, untuk menumbuhkan minat belajar siswa dan
meningkatkan memori siswa terhadap bahan tersebut. Gaya mengajar guru yang mudah
mempengaruhi siswa ini adalah kontak pandang, perpindahan posisi dan eksperimen wajah.

1. Auditorial

Bagi pelajar auditorial, belajar yang efektif adalah dengan mendengar. Untuk itu guru disaat
menerangkan dituntut untuk menggunakan variasi, pemusatan, perhatian dan kesenyapan
memudahkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam belajar. Ciri-ciri siswa auditorial
adalah :

1) Perhatiannya mudah terpecah

2) Berbicara dengan pola berirama

3) Belajar dengan cara mendengar

4) Berdialog secara internal dan eksternal

1. Kinestetik

Bagi pelajar kinestetik, belejar yang efektif adalah dengan melibatkan diri langsung dengan
aktifitasnya, jadi merekacenderung pada eksperimen (gerak). Ciri-ciri siswa kinestetik adalah
:

1) Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca

2) Mengingat sambil melihat langsung.Disini guru dianjurkan melibatkan siswa saat


proses belajar mengajar berlangsung, menggunakan metode eksperimen, bahasa tubuh guru
hendaknya bervariasi, supaya menarik perhatian siswa dan mempermudah pemahaman siswa
terhadap materi tersebut.

(http://beni64.wordpress.com/2008/12/30/keterampilan-mengadakan-variasi-gaya-nengajar/
11-10-09 21.10)

c J u   J uu  j

A. Keterampilan membuka pelajaran

Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh
pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal
pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika
guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan terlebih
dahulu adalah menetapkan sikap dan minat yang benar di antara anggota kelas.

1) Hubungan dengan Kelas


Ada banyak hal yang masih memikat perhatian murid di luar ruangan kelasnya. Hal tersebut
dapat membuat murid tidak memerhatikan pelajaran yang disampaikan. Untuk mengatasi hal
ini, guru dapat menetapkan titik hubungan antara murid dan pelajaran yang disampaikan.
Pembukaan pelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Guru juga harus dapat
membangkitkan minat belajar sampai murid dapat memusatkan perhatian mereka kepada
pelajaran. Pembukaan pelajaran dengan metode yang terbaik pun tidak akan ada manfaatnya
jika tidak mampu membawa murid untuk memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran.

Berikut ini beberapa cara yang dapat membangkitkan minat dan perhatian murid saat guru
mulai mengajarkan pelajarannya.

1. Berita-berita terkini

Berita terkini yang sedang marak dibicarakan atau sedang menjadi perhatian dalam
masyarakat dapat dipakai untuk mendapatkan minat murid. Murid-murid kelas besar biasanya
membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, dan menonton televisi. Mereka
memunyai perhatian pada banyak hal. Guru bisa mendapatkan berita-berita terkini melalui
media-media tersebut. Untuk murid- murid kelas kecil, mereka biasa menanggapi kejadian-
kejadian yang berkaitan dengan sekolah atau permainan mereka. Guru yang sangat
mengetahui aktivitas murid-muridnya sepanjang minggu itu pasti tidak akan menemukan
kesulitan dalam hal ini. Adapun informasi tersebut dapat berupa kegiatan murid sepanjang
minggu yang bisa diperoleh dengan menanyakannya pada murid.

2.Cerita-cerita dan lukisan

Sebuah cerita yang diceritakan dengan metode yang baik akan membangkitkan dan
mempertahankan minat murid terhadap pelajaran yang sedang disampaikan. Sebuah gambar
atau benda bisa sangat menarik perhatian anak. Lukisan dari kehidupan sehari-hari
merupakan pilihan yang baik untuk menarik minat dan menanamkan sebuah kebenaran
kepada mereka.

3. Laporan tentang tugas-tugas

Umumnya, manusia lebih tertarik dengan aktivitasnya sendiri. Oleh karena itu, usahakan
untuk membahas pekerjaan rumah murid di awal pelajaran. Kegiatan tersebut bisa menambah
semangat murid untuk memulai pelajaran. Selain itu, dengan membahas tugas-tugas yang
sudah murid kerjakan di rumah, perhatian kelas dapat diarahkan kepada makna dan
pentingnya belajar sendiri. Jangan lupa untuk menyatakan penghargaan atas usaha murid-
murid yang telah belajar di rumah.

4. Persoalan yang diandaikan

Persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dalam pelajaran hendaknya


merupakan hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan murid. Misalnya, ³Apa yang akan
kaukatakan seandainya ada orang yang bertanya mengapa engkau pergi ke gereja?´ atau
³Apa yang kau lakukan seandainya kamu disalahkan atas perbuatan yang tidak kamu
lakukan?´ Persoalan harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga mengarah pada pelajaran
yang akan disampaikan.

5. Pemakaian alat peraga


Sebuah gambar, peta, benda, atau alat peraga yang lain dapat digunakan secara efektif untuk
menumbuhkan minat murid terhadap pelajaran.

2) Menghubungkan Pelajaran

Saran-saran berikut ini merupakan cara-cara yang efektif untuk mengenalkan sebuah
pelajaran.

a.Hubungkan pelajaran dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya

Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah
ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran lain agar menarik
perhatian murid dan menajamkan pengertian mereka terhadap rangkaian pelajaran tersebut.
Pelajaran dalam pertemuan sebelumnya harus diulang untuk dihubungkan dengan pelajaran
yang baru. Hal ini juga dapat menolong murid untuk mengetahui hubungan antara pelajaran-
pelajaran yang telah disampaikan dengan isi Alkitab. Metode untuk menghubungkan
pelajaran yang sekarang dengan pelajaran sebelumnya harus divariasikan. Seorang guru tidak
akan kehilangan waktu mengajarnya bila mengulang pelajaran sebelumnya. Jika seorang guru
memunyai waktu 35 menit untuk mengajar, gunakan waktu lima menit pertama untuk
menetapkan titik hubungan.

b.Umumkan pokok pelajaran secara wajar

Tidak perlu mengumumkan pokok pelajaran secara resmi. Yang penting adalah bagaimana
kita dapat menyajikannya dengan lebih menarik, tetapi penuh dengan keterangan.
Penyampaian pokok pelajaran harus menarik minat murid seperti halnya penyampaian pokok
berita dalam sebuah surat kabar.

c. Nyatakan sasaran dan tujuan pelajaran

Banyak pendapat mengenai penyampaian sasaran dan tujuan pelajaran kepada murid. Ada
yang berpendapat, sebaiknya hal tersebut disampaikan di akhir pelajaran. Ada juga yang
berpendapat untuk menyampaikannya di awal pelajaran. Tidak semua pelajaran harus
dilakukan dengan cara yang sama. Jika pelajaran tersebut, misalnya mengenai larangan
minuman keras, penginjilan, atau pelajaran khusus tentang perayaan hari-hari tertentu, lebih
baik sasaran dan tujuan disampaikan di awal pelajaran.

d. Garis besar harus jelas

Menyampaikan pokok pikiran atau garis besar pelajaran untuk menarik perhatian sangatlah
penting. Penyampaian ini seperti halnya penyampaian tajuk rencana dalam sebuah surat kabar
yang dapat menarik minat para pembaca untuk melihat lebih lanjut tulisan-tulisan dalam surat
kabar tersebut. Garis besar pelajaran bisa disampaikan dengan lengkap atau hanya
ringkasannya saja.

B. Ketrampilan menutup pelajaran

Belajar dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berhenti karena merupakan suatu
proses yang berkelanjutan ke arah kesempurnaan dan setiap kali suatu interaksi di kelas
diakhiri pada minggu berikutnya interaksi itu pasti akan dilanjutkan. Menutup pelajaran
identik dengan mengakhiri pelajaran, menutup pelajaran bukan berarti selesainya saluruh
proses belajar mengajar akan tetapi menutup pelajaran berarti mengakhiri pelajaran ini dari
pelajaran dan menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Jangan mengakhiri pelajaran dengan
tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu
merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa dan juga dengan doa sekitar tiga sampai
lima menit. Dalam menutup pelajaran yang telah diberikan seorang guru harus mampu
menguasai beberapa cara yaitu:

1. Merangkum Pelajaran

Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah
disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian
garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam
pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Misalnya, kebenaran- kebenaran
yang penting dalam pelajaran, pelajaran praktis yang telah diajarkan, penerapan akhir yang
harus dibuat, Kristus dinyatakan sebagai Juru Selamat orang berdosa, atau bagaimana
pelajaran dapat dilakukan di rumah, sekolah, atau saat beraktivitas.

2. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya

Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran
berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka.

Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan
dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran
mendatang.

3. Bangkitkan minat

Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat.
Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau
pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung,
yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru
dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang ³berklimaks´ sehingga seluruh kelas
menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar.

4. Memberikan tugas

Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama, bahkan sebelum pelajaran dimulai. Perlu
diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi
minat dan semangat para anggota kelas.

You might also like