Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Terapi diet yang tepat dan penyuluhan diet yang berhasil guna akan
Bagi para ahli gizi di rumah sakit, pengetahuan serta ketrampilan dalam
pengolahan gizi institusi dan klinik di rumah sakit, merupakan hal yang
gizi sangat diperlukan untuk penyembuhan penyakit dengan cara, bentuk dan
1
menambah nafsu makan serta tetap memperhatikan syarat diet yang telah
ditetapkan.
tidak hanya semata-mata akibat usia lanjut, tetapi juga menyerang orang –
orang yang usia lebih muda. Salah satu faktor mungkin terjadi penyebabnya
adalah akibat gaya hidup. Mulai dari pola makan yang tidak sehat sampai
kesehatan. Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari unsur kualitas
hidup serta unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya yaitu morbiditas dan
2
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
sakit .
turut
1. Jenis data
a. Data primer
3
dahulu, keluhan utama, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit
gizi lainnya.
b. Data sekunder
24 jam
tinggi badan
3. Pengolah data
dan tabel. Data tinggi badan dan berat bada diperlukan untuk
4
D. Manfaat
diet.
Waktu pelaksanaan studi kasus dilaksanakan pada RSU prof.Dr. R.D Kandou
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Identitas pasien
Nama : Tn. RR
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Minahasa/Indonesia
Alamat : Madidir Weru
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : Kawin
Tgl.MRS : 04 April 2011
Ruang rawat : Irina C3 Kamar 202
Diagnosa MRS : Hipertensi, nyeri pada ulu hati, pinggang
A. Data Subyektif
1. Keluhan Utama :
Nyeri ulu hati sejak ± 3 minggu yang lalu, nyeri ulu hati hilang timbul dan
menyebar samapi pinggang kiri. Mual dan muntah dengan frek. 3- 4 x
sehari , sebanyak ± 1 gelas aqua (± 100 cc) isinya sisa makanan dan cairan.
Demam pada sore hari ± 3 minggu yang lalu.
6
5. Keadaan sosial ekonomi : Pasien tinggal di rumah beratap seng, dinding
beton,lantai mesel biasa, aliran listrik PLN, jumlah anggota rumah tangga
yang tinggal di rumah 6 orang, 3 orang anak-anak dan 2 orang dewasa,
serta 1 menantu. Sampah biasa di buang di lubang belakang rumah.
6. Kebiasaan Makan Pasien :
a. Sebelum sakit :
Sebelum sakit pasien makan biasa yaitu nasi satu piring sayur 3 kali
kadang.
b. Saat sakit :
yang diderita. Pasien diberikan terapi diit renda protein III lunak
B. Data Objektif
1. Data Antropometri :
UMUR : 54 tahun
TB : 170 cm
BB : 72 kg
2. Pemeriksaan Fisik/Klinis :
KU : Sedang Kesadaran : CM
7
Tabel : I
Hasil Pemeriksaan Fisik/ Klinis
Pemeriksaan Hasil Ket Normal
TD 130/80 Tinggi 110/70 – 120/90 mmHg
36,6° c
Ket :
- R = rendah
- C = cepat
- N = normal
- T = Tinggi
3. Pemeriksaan Laboratorium :
Ket :
8
- R = rendah
- N = normal
- T = Tinggi
4. Pemberian Obat :
Tabel: III
Pemberian Obat-obatan
C. Assessment
BBI : 63 kg
E. Planning
c. Tujuan diet
9
- Memberikan makanan tanpa memberatkan kerja ginjal
d. Syarat diet.
kalori/hari
rendah garam.
10
= 0,2 x 2202,56 kal/hr = 48,94 gr
5. Perhitungan Toleransi
Kh = 366,49 x 5% = 1,83 gr
F. Konsultasi Gizi
11
Metode : konsultasi
Tujuan :
Sasaran : pasien
Waktu : 15 menit
Materi :
Isi materi :
Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan
fungsi ginjal yang menahun bersifat progesif ineversal dimana kemampuan tubuh
elektrolit menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah mikrogen lain dalam
darah). Gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil
dengan proses normal bagi setiap manusia seiring bertambahnya usia namun hal
ini tidak menyebabkan kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam
batas wajar yang dapat di toleril ginjal dan tubuh kadar ureum darah dan kreatenin
yang meningkat dan biasanya penderita akan mengalami kelelahan, hilang nafsu
makan, mual dan muntah jika keadaan sudah demikian yang perlu di batasi adalah
12
cairan maksimal 500-1000 ml, dan hindari pemberian protein nabati seperti
* BM yang dianjurkan
ubi, selai, madu, permen, telur, daging, ikan, ayam, susu, minyak jagung,
mentega rendah garam, dan semua sayuran dan buah kecuali pasien dengan
hiperkalemia.
13
BAB III
A. Penilaian Makanan
1. Asupan Makanan
3 hari yaitu pada saat pelaksanaan studi kasus. Selama dilakukan terapi
nutrisi selama 3 hari pada pasien nafsu makan pasien baik. Asupan
Penentuan tingkat konsumsi energi dan zat gizi didasarkan pada kriteria
Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2002 (modifikasi dalam penggunaan
14
Tabel 7. Presentase Asupan Zat GiziTerapi Hari Pertama
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa asupan makanan pasien yang
diperoleh dari energi protein, lemak karbonhidrat sewaktu sehat adalah lebih dari
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa asupan makanan pasien yang di
peroleh dari energi dan kabonhidrat adalah baik. Sedangkan protein agak lebih
15
Konsumsi
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa asupan makanan pasien yang
diperoleh dari energi dan karbonhidrat adalah kurang sedangkan protein lebih dan
lemak kurang.
2. Sisa Makanan
sisa makanan pada terapi hari kedua yaitu pada makan siang
3. Perkembangan Diet
makan penderita sebelum sakit adalah 3x makan pokok yaitu makan pagi,
makan siang, dan makan malam. Makanan yang biasa dikonsumsi yang
terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati dan sayuran.
16
Pemeriksaan antropometri yang dilakukan pada pasien yaitu
yaitu mulai tanggal 13-15 April 2011. Intake energi dan zat gizi terdiri dari
Energi
Energi sangat berfungsi untuk memberi tenaga, atau kalori bagi kelangsungan
hidup, energi sangat terikat dengan sangat dibutuhkan terutama bagi pasien yang
mengalami penurunan berat badan, dari hasil pantauan selama pemberian terapi
Protein
Protein berfungsi sebagai zat pembangun yaitu memperbaiki sel yang rusak
Lemak
17
Lemak berfungsi sebagai sumber energi untuk mencegah penggunaan protein
Karbohidrat
18
No Tanggal Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan
Pemeriksaan
Keadaan pasien dari pra terapi sampai selama terapi berlangsung keadaan
pasien baik. Hal ini ditandai dengan pemeriksaan dan pemantauan keadaan umum
(KU) pra terapi sampai terapi hari 3 cukup dengan kesadaran CM. Pemantauan
19
dan pemeriksaan tekanan darah pra pengamatan tinggi hingga hari I terapi rendah,
kemudian pada hari II dan III terapi sudah kembali normal. Sedangkan
pemantauan dan pemeriksaan nadi sempat turun pada hari I dan respiratory (RR)
mulai dari pra terapi sampai masuk pada terapi hari 3 dan setelah terapi tetap pada
Pemeriksaan Hematologi
20
NO TGL PEMERIKSAAN HASIL NORMAL KET
PEMERIKS
AAN
01. 06 April 2011 Hemoglobin 9,3 g/dl
Eritrosit 3,64.
PCV 27,8
MCHC -
02. 9 April 2011 Hemoglobin 8,5 g/dl
Trombosit 635800
Eritrosit 310
PCV 23,4
MCHC -
03. 13 April 2011 Hemoglobin 8,1 g/dl
Trombosit 500000
Eritrosit 2,90
PCV 21,0
MCHC
Pemeriksaan Kimia Klinik
PEMERIKS
AAN
01. 06 April 2011 GDS 98
Ureum 47
21
Kreatinin 44,4
Uric Acid -
Protein Total -
Albumin -
Globulin -
02. 9 April 2011 GDS 76
Ureum 59
Kreatinin 4,8
Uric Acid -
Albumin 3,3
Globulin 2,9
03. 13 April 2011 GDS -
Ureum -
Kreatinin -
Uric Acid -
Protein Total -
Albumin -
Globulin -
Pemeriksaan Elektrolit Darah
PEMERIKSAAN
01. 06 April 2011 Na 125 135-153 mEq/l
K 4 3,5-4,5 mEq/l
Cl
02. 9 April 2011 Na 137 135-153 mEq/l
22
Cl -
03. 13 April 2011 Na 135 135-153 mEq/l
Cl -
Pemeriksaan Urinalisis
PEMERIKSAAN
01. 06 April 2011 Epitel - -
Leukosit - -
Eritrosit - -
02. 9 April 2011 Epitel 6-8
Leukosit 2-4
Eritrosit 1-2
23
Leukosit - -
Eritrosit - -
04 14 April 2011 Epitel 2-3
Leukosit 6-7
Eritrosit 20-22
Pemeriksaan Hematologi
PEMERIKSAAN
01 13 April 2011 Hemoglobin 9,1 Mmhg
Leukosit 13600
Trombosit 691000
Eritrosit 2,91
PCV 24,3
MCHC -
24
Pemeriksaan Kimia Klinik
PEMERIKSAAN
01 13 April 2011 GDS -
Ureum 30
Kreatinin 1
Uric Acid -
Protein Total -
Albumin -
Globulin -
Pemeriksaan Elektrolit Darah
PEMERIKSAAN
01 13 April 2011 Na -
K -
Cl -
Pemeriksaan Urinalisis
PEMERIKSAAN
01 13 April 2011 Epitel -
Leukosit -
Eritrosit -
25
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Gagal Ginjal Kronis adalah kemunduran perlahan dari fungsi ginjal yang
menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (azotemia).
B. Penyebab
Penyebab dari gagal ginjal kronis adalah:
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Penyumbatan saluran kemih
- Glomerulonefritis
- Kelainan ginjal, misalnya penyakit ginjal polikista
- Diabetes melitus (kencing manis)
- Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik.
C. Gejala
Pada gagal ginjal kronis gejala-gejalanya berkembang secara perlahan.
Pada awalnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat
diketahui dari pemeriksaan laboratorium.
Pada gagal ginjal kronis ringan sampai sedang, gejalanya ringan meskipun
terdapat peningkatan urea dalam darah. Pada stadium ini terdapat:
26
- Nokturita : Penderita sering berkemih di malam hari karena ginjal tidak
dapat menyerap air dari air kemih, sehingga akibatnya volume air kemih
bertambah.
- tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan
garam dan air. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan stroke atau gagal
ginjal.
Pada stadium yang sudah sangat lanjut, penderita bisa menderita ulkus
dan perdarahan saluran pencernaan. Kulitnya berwarna kecoklatan dan kadang
konsentrasi urea sangat tinggi sehingga terkristalisasi dari keringat dan
membentuk serbuk putih di kulit (bekuan uremik). Beberapa penderita
merasakan gatal di seluruh tubuh.
D. Diagnosa
Pada pemeriksaan darah akan ditemukan :
- Peningkatan kadar urea dan kreatinin
27
- Anemia
- Asidosis (Peningkatan keasaman darah)
- Hipokalseia (Penurunan kadar kalsium)
- Hiperfosfatemia (Peningkatan kadar fosfat)
- Peningkatan kadar hormone paratiroid
- Penurunan kadar vitamin D
- Kadar kalium normal atau sedikit meningkat
Analisa air kemih menunjukkan berbagai kelainan, berupa ditemukannya sel-
sel yang abnormal dan konsentrasi garam yang tinggi.
E. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan
komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Penyebab dan
berbagai keadaan yang memperburuk gagal ginjal harus segara dikoreksi.
Diet rendah protein (0,4-0,8 gram/kg BB) bisa memperlambat
perkembangan gagal ginjal kronis. Tambahan vitamin B dan C diberikan
juga penderita menjalani diet ketat atau menjalani dialisa.
Pada penderita gagal ginjal kronis biasanya kadar trigliserida dalam
darah tinggi. Hal ini akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi, seperti
stroke dan serangan jantung. Untuk menurunkan kadar trigliserida, diberikan
gemfibrosil.
Kadang asuhan cairan dibatasi untuk mencegah terlalu rendahnya kadar
garam (natrium) dalam darah. Asupan garam biasanya tidak dibatasi kecuali
jika terjadi edema (penibunan cairan di dalam jaringan) atau hipertensi.
Makanan kaya kalium harus dihindari. Hiperkalemia (tingginya kadar
kalium dalam darah) sangat berbahaya karena meningkatkan resiko
terjadinya gangguan irama jantung dan cardiac arrest. Jika kadar kalium
terlalu tinggi, maka diberikan natrium poliseteren sulfonat untuk mengikat
kalium, sehingga kalium dapat dibuang bersama tinja.
Kadar fosfat dalam darah dikendalikan dengan membatasi asupan
makanan kaya fosfat (misalnya produk olahan susu, hati, polong, kacang-
28
kacangan, dan minuan ringan). Bisa diberikan obat-obatan yang bisa
mengikat fosfat, seperti kalsium karbonat, kalsium asetat dan alumunium
hidroksida.
Anemia terjadi karena gagal ginjal menghasilkan eritropoetin dalam
jumlah yang mencukupi. Eritropoetin adalah horon yang merangsang
pembentukan sel darah merah. Respon terhadap penyuntikan poietin sangat
lambat. Transfuse darah hanya diberikan jika anemianya berat atau
menimbulkan gejala. Kecenderungan mudahnya terjadi perdarahan untuk
sementara waktu bisa diatasi dengan transfuse sel darah merah atau platelet
atau dengan obat-obatan (misalnya desmopresin atau estrogen). Tindakan
tersebut mungkin perlu dilakukan setelah penderita mengalami cedera atau
sebelum menjalani prosedur pembedahan maupun pencabuatan gigi.
Gejala gagal ginjal biasanya terjadi akibat penimbunan cairan dan
natrium. Pada keadaan ini dilakukan pembatasan asupan natriu atau
diberikan diuretic (misalnya furosemid, bumetanid, dan torsemid). Hipertensi
sedang maupun hipertensi berat diatasi dengan obat hipertensi standa.
Jika pengobatan awal untuk gagal ginjal tersebut tidak lagi efektif,
maka dilakukan dialisa jangka panjang atau pencangkokan ginjal.
29
F. Terapi Diet
Tujuan
ginjal kronis biasanya kadar trigliserida dalam darah tinggi. Hal ini akan
30
cardia carrest. Jika kadar kalium terlalu tinggi, maka diberikan natrium
asupan makanan kaya fosfat (misalnya produk olahan susu, hati, polong,
hidroksida.
sementara waktu bisa diatasi dengan transfusi sel darah merah atau platelet
Gejala gagal ginjal biasanya terjadi akibat penimbunan cairan dan natrium.
31
G. Syarat Diet
5. Pada penderita gagal ginjal akut yang disertai edema dan hipertensi
batasi asupan natrium 2 - 4 gr/hari.
6. Cairan disesuaikan dengan balans diuresis setiap harinya.
7. Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.
8. Bentuk makanan : Makanan Biasa.
32
BAB V
PEMBAHASAN
Sesuai dengan diagnosa dokter mulai dari pasien masuk RS, pasien menderita
penyakit gagal ginjal kronik.pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama
nyeri ulu hati sejak ± 3 minggu yang lalu, nyeri ulu hati hilang timbul dan
menyebar sampai pinggang kiri. Mual-mual dan muntah dengan flek lendir 3-4 x
sehari sebanyak ± 1 gelas aqua isinya sisa makanan dan cairan. Demam pada sore
hari sejak 3 minggu yang lalu, nafsu makan sebelum sakit baik. Dapat dilihat pada
pemeriksaan klinis sebelum terapi pemeriksaan tekanan darah normal sejak pra
terapi, terapi hari ke-1 tekanan darah tinggi sedangkan pemeriksaan pada tekanan
darah pada terapi hari pertama terdapat perubahan sedangkan selama terapi dan
sehari setelah terapi nadi normal namun pada hari kedua terapi menurun dan
kemudian selanjutnya kembali normal, tetapi respiratory (RR) yang pra terapi
sampai masuk pada terapi hari 3 dan setelah terapi tidak terjadi perubahan
respiratory, masih normal. Suhu badan pasien dari pra terapi sampai selama terapi
normal.
Hasil pemeriksaan laboratorium sebelum masuk rumah sakit yaitu tekanan
darah yang meningkat serta pemeriksaan ureum dan kreatinin yang meningkat /
tinggi menunjang diagnosa bahwa pasien menderita penyakit Gagal kronik dan
komplikasi Hipertensi.
33
Selama diterapi pasien diberikan Diet rendah garam III 4gr/hr, diet protein 40
gr/hr dan cairan disesuaikan dengan balans diuresis. Penderita makan 3x dalam
sehari dan mengkonsumsi susu setiap harinya.
Perkembagan fisik selama dan sesudah terapi terlihat cukup, nafsu makan
pasien baik. Pemeriksaan klinis selama terapi yaitu takanan darah dan suhu badan
masih dalam keadaan baik sedangkan nadi dan respirasi belum mengalami
perubahan masih cepat. Selama terapi diet disetiap kali pemberian makanan
pasien selalu diberikan motivasi dan konsultasi agar pasien khususnya keluarga
pasien lebih paham dan megerti tentang pentingnya terapi nutrisi.
Pemberian terapi diet kecukupan rata-rata asupan gizi pasien belum terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan perhitungan zat gizi yang dperlukan. Pemeberian diet
pada pasein diberikan makan pagi, siang dan malam pasien juga diberikan makan
selingan sore pudding, dan buah.
Terapi diet diberikan selama 3 hari untuk melihat apakah ada perubahan
keadaan penderita kearah yang lebih baik, selama terapi diet pasien diberikan
obat-obatan yang juga menunjang perubahan keadaan penderita kearah yang lebih
baik. Obat-obatan yang diberikan kepada pasien yaitu sefiksum, ranitidin,
anlodipo, tanor.
34
BAB VI
RINGKASAN PELAYANAN GIZI
35
Antropometri
Dapat di ukur dgn
timbangan.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data-data laboratorium dapat disimpulkan
bahwa pasien ini menderita penyakit Gagal Ginjal Kronis diagnosa ini
disimpulkan dilihat dari hasil laboratorium seperti SGPT = 139 , SGOT = 583
TENSI= 130/80 . Untuk itu dalam penangannya diberikan terapi diet rendah
protein III dan diet rendah garam. Pasien diberikan makanan dalam bentuk
lunak. Ini dilihat dari kemampuan pasien dalam menerima makanan. Setelah
dilakukan terapi diet selama 3 hari ada pemeriksaan laboratorium seperti
SGPT = 33, SGOT = 255 dan TENSI= 100/80
B. Saran
1. Bagi pasien dan keluarga supaya dapat memperhatikan makanan yang
dikonsumsi setiap hari sesuai dengan saran yang telah dianjurkan ahli gizi
yaitu pola makan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan.
2. Perlu dilakukan konsultasi dalam rangka menambah pengetahuan pasien
dan keluarga pasien tentang bahan makanan apa saja yang perlu
dikonsumsi untuk membantu penyembuhan penyakit pasien tersebut.
3. Kurangi aktifitas yang berat yang dapat menyebabkan bertambah beratnya
penyakit yang diderita.
36
4. pengobatan secara rutin harus dilakukan untuk penyembuhan yang
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2007. Penuntun Diet Edisi Baru. PT. Gramedia Pustaka,
Jakarta.
Suparisa. L.D.N, dkk, 2010. Penilaian Status Gizi, EGC, jakarta
http:// Teguh Subianto. Blog spot. Com. CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)
37
Lampiran 1
a. Energi
= 60,29 gr/hari
= 53,59 gr/hari
38
d. KH = 2411,64 – (241,16 + 420,31)/4
= 437,54 gr
39
(-) = 2417,45 – 4,83 = 2412,63 gr
Protein = 117 x 3% = 3,51 gr
(+) = 117 + 3,51 = 120,51 gr
(-) = 117 – 3,51 = 173,49 gr
Lemak = 57,72 x 3% = 1,61 gr
(+) = 57,72 + 1,61= 55,33 gr
(-) = 57,72 – 1,61= 52,11 gr
Kh = 366,49 x 5% = 1,83 gr
(+) = 366,49 + 1,83 = 368,32 gr
(-) = 366,49 – 1,83 = 364,66 gr
Lampiran 2
Anamnesa makan pasien sebelum sakit
Jenis Berat E P L KH
Waktu Menu Bahan (gr) (kal) (gr) (gr) (gr)
Makanan
Pagi Nasi goreng Beras 100 360,9 6,7 0,6 79,5
Telur 60 93,1 7,6 6,4 0,7
Ketimun 20 2,4 0,1 0,0 0,4
The manis Teh 5 2,5 0,0 0,0 0,5
Gula pasir 10 38,7 0,0 0,0 9,4
40
Sup sayuran Wortel 40 10,3 0,4 0,1 1,9
Kentang 30 27,9 0,6 0,0 6,5
Labu siam 20 4,0 0,2 0,1 0,9
Buah Jeruk manis 100 47,1 0,9 0,1 11,8
Susu Susu skim 35 12,2 0,2 0,1 1,7
Gula pasir 10 38,7 0,0 0,0 9,4
1
Total 1984,8 75,4 22,3 359,0
Lampiran 3
Menu Terapi Hari I
Berat E P L H
Bahan
Waktu Menu (gr) (kal) (gr) (gr) (gr)
Makanan
41
Pagi Bubur Beras 25 90,2 1,7 0,2 19,9
07.00 Ikan segar cakarang 50 52,5 9,3 1,5 0,0
Nasi lembek
Siang Sup sayuran Beras 75 270 5,10 0,53 59,18
12.00 Wortel 30 7,7 0,3 0,1 1,4
Kentang 30 27,9 0,6 0,0 6,5
Caisin 20 2,2 0,1 0,0 0,5
Minyak jagung 5 44,2 0,0 5,0 0,00
Papaya Cakalang 100 39,0 0,6 0,1 9,8
Lampiran 4
42
(gr) (kal) (gr) (gr) (gr)
Makanan
Pagi Bubur Beras 25 90,2 1,7 0,2 19,9
07.00 Ikan kuah Ikan cakalang 35 36,7 6,5 1,0 0,0
Cah labu siam Labu siam 30 6,0 0,3 0,1 1,3
Lampiran 5
43
(gr)
Makanan (kal) (gr) (gr) (gr)
Pagi Bubur Beras 25 90,2 1,7 0,2 19,9
07.00 Ikan cakalang Ikan cakalang 50 7,1 0,5 0,3 0,7
Tomat Tomat 10 2,0 0,1 0,0 0,3
Labu siam Labu siam 40 8,0 0,4 0,1 1,7
Minyak kelapa Minyak kelapa 5 43,1 0,0 5,0 0,0
STUDI KASUS
44
CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) DENGAN
HIPERTENSI
DI SUSUN OLEH :
IRENE F. BANGSA
PO. 717131008024
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN GIZI
2011
45