You are on page 1of 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan diperlukan

adanya kesadaran, kemauan dan kemampuan semua komponen bangsa untuk

mewujudkan rakyat sehat sebagai kekuatan bangsa yang akhirnya menjadi

landasan dalam membentuk negara yang kuat.

Salah satu ukuran untuk menggambarkan tingkat pencapaian

pembangunan kesehatan suatu negara digunakan suatu indikator yang dikenal

dengan Indeks Pembangunan Manusia (human development index) yaitu

kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Ukuran pencapaian derajat kesehatan

kerap dipaparkan dengan berbagai indikator seperti mortalitas, morbiditas

serta umur harapan hidup.

Terapi diet yang tepat dan penyuluhan diet yang berhasil guna akan

mempercepat penyembuhan, mencegah terjadinya pelaksanaan gizi salah,

memperpendek hari rawat pasien, keadaan ini akan memberikan dampak

peningkatan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan rumah sakit.

Bagi para ahli gizi di rumah sakit, pengetahuan serta ketrampilan dalam

pengolahan gizi institusi dan klinik di rumah sakit, merupakan hal yang

sangat di perlukan. Dalam penatalaksanaan diet Di rumah sakit, peran ahli

gizi sangat diperlukan untuk penyembuhan penyakit dengan cara, bentuk dan

penampilan yang menarik sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan

1
menambah nafsu makan serta tetap memperhatikan syarat diet yang telah

ditetapkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ikut merubah keadaan

sosial ekonomi masyarakat Indonesia, tidak hanya berdampak positif tetapi

juga berdampak negative khususnya bidang kesehatan. Kecenderungan ini

tidak hanya semata-mata akibat usia lanjut, tetapi juga menyerang orang –

orang yang usia lebih muda. Salah satu faktor mungkin terjadi penyebabnya

adalah akibat gaya hidup. Mulai dari pola makan yang tidak sehat sampai

kurangnya aktifitas atau olahraga.

Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan dapat

dikatakan cukup berhasil sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai bebarapa

masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan pembangunan

kesehatan. Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari unsur kualitas

hidup serta unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya yaitu morbiditas dan

status gizi masyarakat.

2
B. Tujuan

1. Tujuan umum

Memberikan penatalaksanaan diet pada pasien dengan penyakit tertentu

menunjang dan mempercepat proses pemulihan penyakit

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan anamnesa kebiasaan makan pasien sehari sebelum

sakit .

b. Melaksanakan recall 1 hari sebelum terapi

c. Merencanakan dan melaksanakan terapi diet selama 3 hari berturut-

turut

d. Melaksanakan konsultasi gizi pada pasien dan keluarganya.

e. Melaksanakan pengukuran antropometri pasien

f. Menganalisa pemeriksaan fisik, klinis dan laboratorium yang

berhubungan dengan panyakit pasien.

g. Melakukan monitoring dan evaluasi diet yang diberikan

C. Jenis dan cara pengumpulan dan pengolahan data

1. Jenis data

a. Data primer

Data primer meliputi beberapa hal antara lain identitas pasien,

keadaan sosial ekonomi, kebiasaan makan sebelu sakit, kebiasaan

makan waktu sakit, riwayat penyakit pasien yaitu, riwayat penyakit

3
dahulu, keluhan utama, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit

sekarang dan riwayat gizi pasien meliputi kebiasaan makan sehat,

recall makan 1 x 24 jam sebelum terapi, kebutuhan energi dan zat

gizi lainnya.

b. Data sekunder

Pemeriksaan fisik meliputi suhu badan, tekanan darah, nadi,

respirasi, keadaan umum dan pemeriksaan laboratorium.

2. Cara pengumpulan data

a. Data indentitas pasien diperoleh melalui wawancara

b. Data konsumsi zat gizi sebelum studi kasus diperoleh dengan

wawancara langsung dengan kepada pasien dengan metode racall

24 jam

c. Data antropometri Diperoleh melalui pengukuran berat badan dan

tinggi badan

d. Pemeriksaan fisik dan laboratorium diperoleh dari catatan medic.

3. Pengolah data

Pengolaha data dilakukan dengan cara menyimpulkan semua data yang

diperoleh, selamjutnya ditabulasi dan disajikan dalam bentuk narasi

dan tabel. Data tinggi badan dan berat bada diperlukan untuk

menghitung besar energi yang diberikan. Data kebiasaan makan atau

pola makan dianalisis secara dekriptif.

4
D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari studi kasus adalah

1. Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan

mendapatkan pengalaman belajar dalam memberikan penatalaksanaan

diet.

2. Adanya pemantaun secara langsung terhadap perkembangan panyakit

yang diderta pasien yang khususnya dalam hal penatalaksanaan diet.

E. Waktu dan tempat penatalaksanaan studi kasus

Waktu pelaksanaan studi kasus dilaksanakan pada RSU prof.Dr. R.D Kandou

Manado tanggal 13 april - 15 april 2011 dengan tempat pelaksanaan di irina

C2 kamar 210 RSU Prof.Dr. R.D kandou Manado.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Identitas pasien

Nama : Tn. RR
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Minahasa/Indonesia
Alamat : Madidir Weru
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Swasta
Status perkawinan : Kawin
Tgl.MRS : 04 April 2011
Ruang rawat : Irina C3 Kamar 202
Diagnosa MRS : Hipertensi, nyeri pada ulu hati, pinggang

A. Data Subyektif

1. Keluhan Utama :

Nyeri ulu hati

2. Riwayat penyakit sekarang :

Nyeri ulu hati sejak ± 3 minggu yang lalu, nyeri ulu hati hilang timbul dan
menyebar samapi pinggang kiri. Mual dan muntah dengan frek. 3- 4 x
sehari , sebanyak ± 1 gelas aqua (± 100 cc) isinya sisa makanan dan cairan.
Demam pada sore hari ± 3 minggu yang lalu.

3. Riwayat penyakit dahulu :

Jantung, ginjal, asam urat lebih kurang 3 tahun yang lalu

4. Riwayat penyakit keluarga : hanya pasien yang menderita penyakit ini.

6
5. Keadaan sosial ekonomi : Pasien tinggal di rumah beratap seng, dinding
beton,lantai mesel biasa, aliran listrik PLN, jumlah anggota rumah tangga
yang tinggal di rumah 6 orang, 3 orang anak-anak dan 2 orang dewasa,
serta 1 menantu. Sampah biasa di buang di lubang belakang rumah.
6. Kebiasaan Makan Pasien :

a. Sebelum sakit :

Sebelum sakit pasien makan biasa yaitu nasi satu piring sayur 3 kali

seminggu, protein hewani setiap hari, sedangkan buah-buahan kadang-

kadang.

b. Saat sakit :

Dalam masa perawatan pasien nafsu makan menurun, makanan yang

di konsumsi di batasi terutama yang berhubungan dengan penyakit

yang diderita. Pasien diberikan terapi diit renda protein III lunak

dengan frekuensi makan tiga kali sehari.

B. Data Objektif

1. Data Antropometri :
UMUR : 54 tahun
TB : 170 cm
BB : 72 kg

2. Pemeriksaan Fisik/Klinis :
KU : Sedang Kesadaran : CM

7
Tabel : I
Hasil Pemeriksaan Fisik/ Klinis
Pemeriksaan Hasil Ket Normal
TD 130/80 Tinggi 110/70 – 120/90 mmHg

Nadi mmHg Normal 80 – 90 x/menit

Respirasi 80 x/menit Normal 18 – 22 x/menit

Suhu badan 20 x/menit Normal 36 - 37° c

36,6° c

Ket :

- R = rendah

- C = cepat

- N = normal

- T = Tinggi

3. Pemeriksaan Laboratorium :

Tabel : II Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil april 2011 Keterangan Nilai Normal


Hb 6,3 /dl Rendah 12 – 16
Leukosit 1500/µl Normal 4rb – 10rb
Trombosit 14.000µl Normal 150rb – 450rb
Ureum 12 mg/dl Normal 10 – 50 mg/dl
Kreatinin 0,9 mg/dl Tinggi 21,5 mg/dl
Patrian serum 135 Normal 135 – 147 mmol/l
Kalium 3,7 Normal 3,5 – 5 mmol/l
Clorida 101 Rendah 100 -106 mmol/dl

Sumber : Catatan Medic Pasien 2011

Ket :

8
- R = rendah

- N = normal

- T = Tinggi

4. Pemberian Obat :

Tabel: III

Pemberian Obat-obatan

No Jenis Obat Dosis Kegunaan Keterangan


1 IVFD RL 18 gtt/u
2 sefikson 2 x 100 mg
3 Ranitidine 2x1
4 Amblopin 5 mg
5 Laseprasole 2 x 20
6 Tanor 3x1

C. Assessment

Diagnosa : Hipertensi, CKD (Chronic Kidney Disease)

BBI : 63 kg

IMT : 21,79 (Status gizi normal)

E. Planning

a. Terapi diet : teraoi diet rendah protein III

b. Bentuk makanan : lunak

c. Tujuan diet

9
- Memberikan makanan tanpa memberatkan kerja ginjal

- Menurunkan tekanan darah karena ada hipertensi

- Mencapai kadar ureum dan kreatinin sampai pada batas normal

d. Syarat diet.

- Energi cukup disesuaikan dengan kebutuhan sehari yaitu : 35

kalori/hari

- Protein rendah yaitu 0,6 gr/kg BB/hari = 37,8 gr/hari

- Lemak sedang yaitu : 15-20% dari kebutuhan energi total.

- Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan

melalui urine yaitu dengan kebutuhan cairan 2500 ml/hari

- Penggunaan natrium dibatasi yaitu dengan memberikan makanan yang

rendah garam.

e. Perhitungan kebutuhan zat gizi

1. Perhitungan kebutuhan energi

BEE= 66 + (13,7XBBi) + (5xTB)-(6,8xU)


BEE= 66 + (13,7X58,5) + (5x165)-(6,8x21)
= 66 + 801,45 + 825-1472,8=1549,65 kal
TEE= Bee x fa x fs
= 154,65 x 1,2x1,3 = 2417,45 kal

2. Perhitungan kebutuhan protein

Keb. Protein = 0,6 gr x 63 = 37,8 gr/hari x 4 kal = 151,2 kal

3. Perhitungan Kebutuhan lemak

= 20% x 2202,56 kal/hr

10
= 0,2 x 2202,56 kal/hr = 48,94 gr

4. Perhitungan kebutuhan karbonhidrat

= total energi – (energi dari protein + energi di lemak

= 2202,56 kal – (151,2 + 440,51)/4 = 402,71gr/hr

5. Perhitungan Toleransi

Energi = 2417,45 x 2% = 4,83 gr

(+) = 2417,45 + 4,83 = 2422,28 gr

(-) = 2417,45 – 4,83 = 2412,63 gr

Protein = 117 x 3% = 3,51 gr

(+) = 117 + 3,51 = 120,51 gr

(-) = 117 – 3,51 = 173,49 gr

Lemak = 57,72 x 3% = 1,61 gr

(+) = 57,72 + 1,61= 55,33 gr

(-) = 57,72 – 1,61= 52,11 gr

Kh = 366,49 x 5% = 1,83 gr

(+) = 366,49 + 1,83 = 368,32 gr

(-) = 366,49 – 1,83 = 364,66 gr

F. Konsultasi Gizi

Tempat : Irina C3 Kamar 202 di RSU Prof.Dr.R.D.kandau Manado

Waktu : 08.00 – 08.30 wita

Sasaran : Pasien dan keluarga

11
Metode : konsultasi

Tujuan :

 Agar pasien & keluarga mengerti tentang makanan yang

dianjurkan dan tidak dianjurkan sesuai dengan penyakit pasien.

 Agar pasien termotivasi untuk merubah pola makannya

menjadi pola makan yang dan sehat.

Sasaran : pasien

metode : Tanya jawab.

Waktu : 15 menit

Materi :

Isi materi :

Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan

fungsi ginjal yang menahun bersifat progesif ineversal dimana kemampuan tubuh

gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan

elektrolit menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah mikrogen lain dalam

darah). Gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil

dengan proses normal bagi setiap manusia seiring bertambahnya usia namun hal

ini tidak menyebabkan kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam

batas wajar yang dapat di toleril ginjal dan tubuh kadar ureum darah dan kreatenin

yang meningkat dan biasanya penderita akan mengalami kelelahan, hilang nafsu

makan, mual dan muntah jika keadaan sudah demikian yang perlu di batasi adalah

12
cairan maksimal 500-1000 ml, dan hindari pemberian protein nabati seperti

kacang-kacangan dan hasil olahan lainnya.

* BM yang dianjurkan

Nasi, bihun, jagung, kentang, macaroni, mi, tepung-tepungan, singkong,

ubi, selai, madu, permen, telur, daging, ikan, ayam, susu, minyak jagung,

minyak kacang tanah, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, margarine,

mentega rendah garam, dan semua sayuran dan buah kecuali pasien dengan

hiperkalemia.

* BM yang tidak dianjurkan

Kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti tempe dan tahu.Kelapa,

santan, minyak kelapa, margarine, mentega biasa dan lemak hewan.

13
BAB III

PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI

A. Penilaian Makanan

1. Asupan Makanan

Penilaian asupan makanan pasien dilakukan dengan mengamati selama

3 hari yaitu pada saat pelaksanaan studi kasus. Selama dilakukan terapi

nutrisi selama 3 hari pada pasien nafsu makan pasien baik. Asupan

makanan pasien selama 3 hari dirata-ratakan dibandingkan dengan

kebutuhan makanan pasien dikali 100%.

Rumus perhitungan tingkat konsumsi adalah :

Tingkat konsumsi : Konsumsi Zat Gizi


x 100%
Kebutuhan Zat Gizi

Penentuan tingkat konsumsi energi dan zat gizi didasarkan pada kriteria

Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2002 (modifikasi dalam penggunaan

di RSU Dr. Saiful Anwar Malang), dengan kriteria sebagai berikut :

>100% kebutuhan : Lebih

80-100% kebutuhan : Baik

≤80% kebutuhan : Kurang

14
Tabel 7. Presentase Asupan Zat GiziTerapi Hari Pertama

Energi Protein Lemak Karbohidrat


Asupan Zat Gizi
(Kal) (gr) (gr) (gr)
Konsumsi 794,3 35,4 2,7 152,6

Kebutuhan 2202,56 37,8 48,94 402,71


Tingkat Konsumsi (%)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa asupan makanan pasien yang

diperoleh dari energi protein, lemak karbonhidrat sewaktu sehat adalah lebih dari

pada kebutuhan konsumsi pasien sewaktu sakit.

Tabel 8 Presentase Asupan Zat Gizi Terapi Hari II

Energi Protein Lemak Karbonhidrat


Asupan Zat Gizi
(kal) (gr) (gr) (gr)
Konsumsi

Kebutuhan 1447,1 42,0 17,6 270,9


Tingkat Konsumsi %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa asupan makanan pasien yang di

peroleh dari energi dan kabonhidrat adalah baik. Sedangkan protein agak lebih

sedikit dan kebutuhan lemak kurang.

Tabel 9 presentase asupan zat gizi terapi hari III

Energi Protein Lemak Karbonhidrat


Asupan Zat Gizi
(kal) (gr) (gr) (gr)

15
Konsumsi

Kebutuhan 1339,3 40,8 20,2 241,1


Tingkat Konsumsi %

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa asupan makanan pasien yang

diperoleh dari energi dan karbonhidrat adalah kurang sedangkan protein lebih dan

lemak kurang.

2. Sisa Makanan

Berdasarkan pengamatan terapi diet selama 3 (tiga) hari terdapat

sisa makanan pada terapi hari kedua yaitu pada makan siang

3. Perkembangan Diet

Dari ananamnesa kebiasaan makan melalui recall yang dilakukan

terhadap pasien sebelum sakit, kebiasaan makan pasien baik. Kebiasaan

makan penderita sebelum sakit adalah 3x makan pokok yaitu makan pagi,

makan siang, dan makan malam. Makanan yang biasa dikonsumsi yang

terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati dan sayuran.

Penderita juga mengkonsumsi buah, antara lain pepaya. Setelah sakit

pasien diberikan Diet rendah TKTP Penderita makan 3x dalam sehari.

B. Penilaian Perkembangan Kesehatan

1. Monitoring Perkembangan Data Antropometri

16
Pemeriksaan antropometri yang dilakukan pada pasien yaitu

pengukuran tinggi badan dan berat badan. Pengukuran yang dilakukan

pada tanggal 28 Maret 2011 dengan hasil TB=165 cm dan BB: 60 kg

2. Monitoring Perkembangan Diet

Pengamatan intake energi dan zat gizi dilakukan selama 3 hari

yaitu mulai tanggal 13-15 April 2011. Intake energi dan zat gizi terdiri dari

keseluruhan intake energi, protein, lemak dan karbohidrat cukup sesuai

dengan keadaan pasien, meskipun sebenarnya pada perhitungan masih

kurang, namun dapat menurunkan penyakit pasien secara bertahap, dapat

diketahui pada hasil pemeriksaan lab

 Energi

Energi sangat berfungsi untuk memberi tenaga, atau kalori bagi kelangsungan

hidup, energi sangat terikat dengan sangat dibutuhkan terutama bagi pasien yang

mengalami penurunan berat badan, dari hasil pantauan selama pemberian terapi

 Protein

Protein berfungsi sebagai zat pembangun yaitu memperbaiki sel yang rusak

dan mengganti dengan sel baru.

 Lemak

17
Lemak berfungsi sebagai sumber energi untuk mencegah penggunaan protein

sebagai sumber energi pada kondisi kegawatdaruratan. .

 Karbohidrat

KH diberikan cukup sisa dari kebutuhan energi sesuai kebutuhan untuk

membantu mengendalikan kadar gula darah pasien. Konsumsi karbohidrat selama

pengamatan dapat dilihat pada Grafik 4.

3. Monitoring Perkembangan Data Fisik/Klinis

Pemeriksaan fisik/klinis dilakukan setiap hari serta dimonitor oleh tenaga

medis dalam memberikan terapi perawatan bagi pasien. Perkembangan

pemeriksaan fisik/klinis dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 12. Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik/Klinis

18
No Tanggal Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan
Pemeriksaan

01. Sebelum terapi TD 130/80 110/70 – 120/90 mmHg Tinggi


12 April 2011 Nadi mmHg 80 – 90 x/menit Normal
Respirasi 84 x/menit 18 – 22 x/menit Cepat
Suhu badan 24 x/menit 36 – 37° C Normal
36,5° C
02. Terapi Hari I TD 120/80 110/70 – 120/90 mmHg Normal
13 April 2011 Nadi mmHg 80 – 90 x/menit Normal
Respirasi 84 x/menit 18 – 22 x/menit Cepat
Suhu badan 24 x/menit 36 – 37° C Normal
36.5oC
03. Terapi Hari II TD 120/80 110/70 – 120/90 mmHg Normal
14 April 2011 Nadi mmHg 80 – 90 x/menit Normal
Respirasi 84 x/menit 18 – 22 x/menit Cepat
Suhu badan 24 x/menit 36 – 37° C Normal
36,5oC
04. Terapi Hari III TD 130/80 110/70 – 120/90 mmHg Normal
15 April 2011 Nadi mmHg 80 – 90 x/menit Normal
Respirasi 80 x/menit 18 – 22 x/menit Normal
Suhu badan 20 x/menit 36 – 37° C Normal
36oC
05. Sesudah Terapi TD 100/80 110/70 – 120/90 mmHg Normal
16 April 2011 Nadi mmHg 80 – 90 x/menit Normal
Respirasi 84 x/menit 18 – 22 x/menit Cepat
Suhu badan 24 x/menit 36 – 37° C Normal
36,4oC

Keadaan pasien dari pra terapi sampai selama terapi berlangsung keadaan

pasien baik. Hal ini ditandai dengan pemeriksaan dan pemantauan keadaan umum

(KU) pra terapi sampai terapi hari 3 cukup dengan kesadaran CM. Pemantauan

19
dan pemeriksaan tekanan darah pra pengamatan tinggi hingga hari I terapi rendah,

kemudian pada hari II dan III terapi sudah kembali normal. Sedangkan

pemantauan dan pemeriksaan suhu badan tetap normal. Kemudian untuk

pemantauan dan pemeriksaan nadi sempat turun pada hari I dan respiratory (RR)

mulai dari pra terapi sampai masuk pada terapi hari 3 dan setelah terapi tetap pada

keadaan normal, bgitu juga dengan nadi

4. Monitoring Perkembangan Data Laboratorium

Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Laboratorium SebelumTerapi

Pemeriksaan Hematologi

20
NO TGL PEMERIKSAAN HASIL NORMAL KET

PEMERIKS

AAN
01. 06 April 2011 Hemoglobin 9,3 g/dl

Leukosit 10300 g/dl

Trombosit 579.000 g/dl

Eritrosit 3,64.

PCV 27,8

MCHC -
02. 9 April 2011 Hemoglobin 8,5 g/dl

Leukosit 11100 g/dl

Trombosit 635800

Eritrosit 310

PCV 23,4

MCHC -
03. 13 April 2011 Hemoglobin 8,1 g/dl

Leukosit 8000 g/dl

Trombosit 500000

Eritrosit 2,90

PCV 21,0

MCHC
Pemeriksaan Kimia Klinik

NO TGL PEMERIKSAAN HASIL NORMAL KET

PEMERIKS

AAN
01. 06 April 2011 GDS 98

Ureum 47

21
Kreatinin 44,4

Uric Acid -

Protein Total -

Albumin -

Globulin -
02. 9 April 2011 GDS 76

Ureum 59

Kreatinin 4,8

Uric Acid -

Protein Total 6,2

Albumin 3,3

Globulin 2,9
03. 13 April 2011 GDS -

Ureum -

Kreatinin -

Uric Acid -

Protein Total -

Albumin -

Globulin -
Pemeriksaan Elektrolit Darah

NO TGL PEMERIKSAAN HASIL NORMAL KET

PEMERIKSAAN
01. 06 April 2011 Na 125 135-153 mEq/l

K 4 3,5-4,5 mEq/l

Cl
02. 9 April 2011 Na 137 135-153 mEq/l

K 4,0 3,5-4,5 mEq/l

22
Cl -
03. 13 April 2011 Na 135 135-153 mEq/l

K 4,3 3,5-4,5 mEq/l

Cl -

Pemeriksaan Urinalisis

NO TGL PEMERIKSAAN HASIL NORMAL KET

PEMERIKSAAN
01. 06 April 2011 Epitel - -

Leukosit - -

Eritrosit - -
02. 9 April 2011 Epitel 6-8

Leukosit 2-4

Eritrosit 1-2

03. 13 April 2011 Epitel - -

23
Leukosit - -

Eritrosit - -
04 14 April 2011 Epitel 2-3

Leukosit 6-7

Eritrosit 20-22

Tabel 14. Hasil Pemeriksaan Laboratorium SesudahTerapi

Pemeriksaan Hematologi

NO TGL PEMERIKSAN HASIL NORMAL

PEMERIKSAAN
01 13 April 2011 Hemoglobin 9,1 Mmhg

Leukosit 13600

Trombosit 691000

Eritrosit 2,91

PCV 24,3

MCHC -

24
Pemeriksaan Kimia Klinik

NO TGI PEMERIKSAAN HASIL NORMAL

PEMERIKSAAN
01 13 April 2011 GDS -

Ureum 30

Kreatinin 1

Uric Acid -

Protein Total -

Albumin -

Globulin -
Pemeriksaan Elektrolit Darah

NO TGI PEMERIKSAAN HASIL NORMAL

PEMERIKSAAN
01 13 April 2011 Na -

K -

Cl -

Pemeriksaan Urinalisis

NO TGI PEMERIKSAAN HASIL NORMAL

PEMERIKSAAN
01 13 April 2011 Epitel -

Leukosit -

Eritrosit -

25
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Gagal Ginjal Kronis adalah kemunduran perlahan dari fungsi ginjal yang
menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (azotemia).

B. Penyebab
Penyebab dari gagal ginjal kronis adalah:
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Penyumbatan saluran kemih
- Glomerulonefritis
- Kelainan ginjal, misalnya penyakit ginjal polikista
- Diabetes melitus (kencing manis)
- Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik.

C. Gejala
Pada gagal ginjal kronis gejala-gejalanya berkembang secara perlahan.
Pada awalnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat
diketahui dari pemeriksaan laboratorium.
Pada gagal ginjal kronis ringan sampai sedang, gejalanya ringan meskipun
terdapat peningkatan urea dalam darah. Pada stadium ini terdapat:

26
- Nokturita : Penderita sering berkemih di malam hari karena ginjal tidak
dapat menyerap air dari air kemih, sehingga akibatnya volume air kemih
bertambah.
- tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan
garam dan air. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan stroke atau gagal
ginjal.

Sejalan dengan perkembangan penyakit, maka lama-lama limbah


metabolik yang tertimbun yang tertibun di darah semakin banyak. Pada
stadium ini, penderita menunjukkan gejala-gejala :
- Letih, mudah lelah, kurang siaga
- Kedutan otot, kelemahan otot, kram
- Perasaan tertusuk jarum pada anggota gerak
- Hilangnya rasa di daerah tertentu
- Kejang terjadi jika tekanan darah tinggi atau kelainan kimia darah
menyebabkan kelainan fungsi otak .
- Nafsu makan menurun, mual, muntah
- Peradangan lapisan mulut (stomatitis)
- Rasa tidak enak di mulut
- Malnutrisi
- Penurunan berat badan

Pada stadium yang sudah sangat lanjut, penderita bisa menderita ulkus
dan perdarahan saluran pencernaan. Kulitnya berwarna kecoklatan dan kadang
konsentrasi urea sangat tinggi sehingga terkristalisasi dari keringat dan
membentuk serbuk putih di kulit (bekuan uremik). Beberapa penderita
merasakan gatal di seluruh tubuh.

D. Diagnosa
Pada pemeriksaan darah akan ditemukan :
- Peningkatan kadar urea dan kreatinin

27
- Anemia
- Asidosis (Peningkatan keasaman darah)
- Hipokalseia (Penurunan kadar kalsium)
- Hiperfosfatemia (Peningkatan kadar fosfat)
- Peningkatan kadar hormone paratiroid
- Penurunan kadar vitamin D
- Kadar kalium normal atau sedikit meningkat
Analisa air kemih menunjukkan berbagai kelainan, berupa ditemukannya sel-
sel yang abnormal dan konsentrasi garam yang tinggi.

E. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan
komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Penyebab dan
berbagai keadaan yang memperburuk gagal ginjal harus segara dikoreksi.
Diet rendah protein (0,4-0,8 gram/kg BB) bisa memperlambat
perkembangan gagal ginjal kronis. Tambahan vitamin B dan C diberikan
juga penderita menjalani diet ketat atau menjalani dialisa.
Pada penderita gagal ginjal kronis biasanya kadar trigliserida dalam
darah tinggi. Hal ini akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi, seperti
stroke dan serangan jantung. Untuk menurunkan kadar trigliserida, diberikan
gemfibrosil.
Kadang asuhan cairan dibatasi untuk mencegah terlalu rendahnya kadar
garam (natrium) dalam darah. Asupan garam biasanya tidak dibatasi kecuali
jika terjadi edema (penibunan cairan di dalam jaringan) atau hipertensi.
Makanan kaya kalium harus dihindari. Hiperkalemia (tingginya kadar
kalium dalam darah) sangat berbahaya karena meningkatkan resiko
terjadinya gangguan irama jantung dan cardiac arrest. Jika kadar kalium
terlalu tinggi, maka diberikan natrium poliseteren sulfonat untuk mengikat
kalium, sehingga kalium dapat dibuang bersama tinja.
Kadar fosfat dalam darah dikendalikan dengan membatasi asupan
makanan kaya fosfat (misalnya produk olahan susu, hati, polong, kacang-

28
kacangan, dan minuan ringan). Bisa diberikan obat-obatan yang bisa
mengikat fosfat, seperti kalsium karbonat, kalsium asetat dan alumunium
hidroksida.
Anemia terjadi karena gagal ginjal menghasilkan eritropoetin dalam
jumlah yang mencukupi. Eritropoetin adalah horon yang merangsang
pembentukan sel darah merah. Respon terhadap penyuntikan poietin sangat
lambat. Transfuse darah hanya diberikan jika anemianya berat atau
menimbulkan gejala. Kecenderungan mudahnya terjadi perdarahan untuk
sementara waktu bisa diatasi dengan transfuse sel darah merah atau platelet
atau dengan obat-obatan (misalnya desmopresin atau estrogen). Tindakan
tersebut mungkin perlu dilakukan setelah penderita mengalami cedera atau
sebelum menjalani prosedur pembedahan maupun pencabuatan gigi.
Gejala gagal ginjal biasanya terjadi akibat penimbunan cairan dan
natrium. Pada keadaan ini dilakukan pembatasan asupan natriu atau
diberikan diuretic (misalnya furosemid, bumetanid, dan torsemid). Hipertensi
sedang maupun hipertensi berat diatasi dengan obat hipertensi standa.
Jika pengobatan awal untuk gagal ginjal tersebut tidak lagi efektif,
maka dilakukan dialisa jangka panjang atau pencangkokan ginjal.

29
F. Terapi Diet

Tujuan

Tujuan terapi adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan

komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Penyebab dan

berbagai keadaan yang memperburuk gagal ginjal harus segera dikoreksi.

Diet rendah protein (0,4-0,8 gram/kg BB) bisa memperlambat

perkembangan gagal ginjal kronis. Tambahan vitamin B dan C diberikan jika

penderita menjalani diet ketat atau menjalani dialisa.Pada penderita gagal

ginjal kronis biasanya kadar trigliserida dalam darah tinggi. Hal ini akan

meningkatkan resiko terjadinya komplikasi, seperti stroke dan serangan

jantung. Untuk menurunkan kadar trigliserida, diberikan gemfibrozil.Kadang

asupan cairan dibatasi untuk mencegah terlalu rendahnya kadar garam

(natrium) dalam darah.

Asupan garam biasanya tidak dibatasi kecuali jika terjadi edema

(penimbunan cairan di dalam jaringan) atau hipertensi.Makanan kaya kalium

harus dihindari. Hiperkalemia (tingginya kadar kalium dalam darah) sangat

berbahaya karena meningkatkan resiko terjadinya gangguan irama jantung dan

30
cardia carrest. Jika kadar kalium terlalu tinggi, maka diberikan natrium

polisteren sulfonat untuk mengikat kalium, sehingga kalium dapat dibuang

bersama tinja.Kadar fosfat dalam darah dikendalikan dengan membatasi

asupan makanan kaya fosfat (misalnya produk olahan susu, hati, polong,

kacang-kacangan dan minuman ringan). Bisa diberikan obat-obatan yang bisa

mengikat fosfat, seperti kalsium karbonat, kalsium asetat dan alumunium

hidroksida.

Anemia terjadi karena ginjal gagal menghasilkan eritropoeitin dalam

jumlah yang mencukupi. Eritropoietin adalah hormon yang merangsang

pembentukan sel darah merah. Respon terhadap penyuntikan poietin sangat

lambat. Transfusi darah hanya diberikan jika anemianya berat atau

menimbulkan gejala.Kecenderungan mudahnya terjadi perdarahan untuk

sementara waktu bisa diatasi dengan transfusi sel darah merah atau platelet

atau dengan obat-obatan (misalnya desmopresin atau estrogen). Tindakan

tersebut mungkin perlu dilakukan setelah penderita mengalami cedera atau

sebelum menjalani prosedur pembedahan maupun pencabutan gigi.

Gejala gagal ginjal biasanya terjadi akibat penimbunan cairan dan natrium.

Pada keadaan ini dilakukan pembatasan asupan natrium atau diberikan

diuretik (misalnya furosemid, bumetanid dan torsemid).

31
G. Syarat Diet

Syarat – syarat diet gagal ginjal akut adalah:

1. Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen


positif dan kebutuhan energi pada penderita gagal ginjal akut
diperhitungkan secara individual

2. Protein diberikan 35 gr/kgbb ditambah dengan protein yang hilang


melalui urin selama 24 jam (jika ada).

3. Asupan kolesterol dan lemak dibatasi. Lemak yang dianjurkan


adalah lemak tidak jenuh

4. Karbohidrat dapat diberikan dalam jumlah yang tinggi untuk


memenuhi kebutuhan energi . Jenis Karbohidrat yang diberikan
dalah karbohidrat kompleks.

5. Pada penderita gagal ginjal akut yang disertai edema dan hipertensi
batasi asupan natrium 2 - 4 gr/hari.
6. Cairan disesuaikan dengan balans diuresis setiap harinya.
7. Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.
8. Bentuk makanan : Makanan Biasa.

32
BAB V
PEMBAHASAN

Sesuai dengan diagnosa dokter mulai dari pasien masuk RS, pasien menderita
penyakit gagal ginjal kronik.pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama
nyeri ulu hati sejak ± 3 minggu yang lalu, nyeri ulu hati hilang timbul dan
menyebar sampai pinggang kiri. Mual-mual dan muntah dengan flek lendir 3-4 x
sehari sebanyak ± 1 gelas aqua isinya sisa makanan dan cairan. Demam pada sore
hari sejak 3 minggu yang lalu, nafsu makan sebelum sakit baik. Dapat dilihat pada
pemeriksaan klinis sebelum terapi pemeriksaan tekanan darah normal sejak pra
terapi, terapi hari ke-1 tekanan darah tinggi sedangkan pemeriksaan pada tekanan
darah pada terapi hari pertama terdapat perubahan sedangkan selama terapi dan
sehari setelah terapi nadi normal namun pada hari kedua terapi menurun dan
kemudian selanjutnya kembali normal, tetapi respiratory (RR) yang pra terapi
sampai masuk pada terapi hari 3 dan setelah terapi tidak terjadi perubahan
respiratory, masih normal. Suhu badan pasien dari pra terapi sampai selama terapi
normal.
Hasil pemeriksaan laboratorium sebelum masuk rumah sakit yaitu tekanan
darah yang meningkat serta pemeriksaan ureum dan kreatinin yang meningkat /
tinggi menunjang diagnosa bahwa pasien menderita penyakit Gagal kronik dan
komplikasi Hipertensi.

33
Selama diterapi pasien diberikan Diet rendah garam III 4gr/hr, diet protein 40
gr/hr dan cairan disesuaikan dengan balans diuresis. Penderita makan 3x dalam
sehari dan mengkonsumsi susu setiap harinya.
Perkembagan fisik selama dan sesudah terapi terlihat cukup, nafsu makan
pasien baik. Pemeriksaan klinis selama terapi yaitu takanan darah dan suhu badan
masih dalam keadaan baik sedangkan nadi dan respirasi belum mengalami
perubahan masih cepat. Selama terapi diet disetiap kali pemberian makanan
pasien selalu diberikan motivasi dan konsultasi agar pasien khususnya keluarga
pasien lebih paham dan megerti tentang pentingnya terapi nutrisi.
Pemberian terapi diet kecukupan rata-rata asupan gizi pasien belum terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan perhitungan zat gizi yang dperlukan. Pemeberian diet
pada pasein diberikan makan pagi, siang dan malam pasien juga diberikan makan
selingan sore pudding, dan buah.

Terapi diet diberikan selama 3 hari untuk melihat apakah ada perubahan
keadaan penderita kearah yang lebih baik, selama terapi diet pasien diberikan
obat-obatan yang juga menunjang perubahan keadaan penderita kearah yang lebih
baik. Obat-obatan yang diberikan kepada pasien yaitu sefiksum, ranitidin,
anlodipo, tanor.

34
BAB VI
RINGKASAN PELAYANAN GIZI

Masalah Indikasi Tindakan Evaluasi


Diagnosa : Gagal ginjal Pemeriksaan fisik : Memberikan terapi  Tidak ada
kronik KU : Sedang diet selama tiga hari penambahan berat
komplikasi hipertensi kepada pasien dengan badan.
protein rendah dan,  Asupan makan
Status gizi pasien : Pemeriksaan klinis : rendah garam. pasien selama
TD : 130/80 Bentuk makanan terapi baik.
mmHg lunak.  Hasil pemeriksaan
Nadi : 80 x/menit laboratorium
Respirasi : 20 x/menit Obat yang diberikan : setelah terapi :
Suhu tubuh : 36,6° C  sefiksum
 anlodipo
Pemeriksaan  Ranitidin
Laboratorium :  lansoprasol
Albumin : 3.3 g/dl
 tanor
Ureum : 59 g/dl
Kreatinin :4,8 mg/dl
HB : 8,5 g/dl

35
Antropometri
Dapat di ukur dgn
timbangan.

BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data-data laboratorium dapat disimpulkan
bahwa pasien ini menderita penyakit Gagal Ginjal Kronis diagnosa ini
disimpulkan dilihat dari hasil laboratorium seperti SGPT = 139 , SGOT = 583
TENSI= 130/80 . Untuk itu dalam penangannya diberikan terapi diet rendah
protein III dan diet rendah garam. Pasien diberikan makanan dalam bentuk
lunak. Ini dilihat dari kemampuan pasien dalam menerima makanan. Setelah
dilakukan terapi diet selama 3 hari ada pemeriksaan laboratorium seperti
SGPT = 33, SGOT = 255 dan TENSI= 100/80
B. Saran
1. Bagi pasien dan keluarga supaya dapat memperhatikan makanan yang
dikonsumsi setiap hari sesuai dengan saran yang telah dianjurkan ahli gizi
yaitu pola makan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan.
2. Perlu dilakukan konsultasi dalam rangka menambah pengetahuan pasien
dan keluarga pasien tentang bahan makanan apa saja yang perlu
dikonsumsi untuk membantu penyembuhan penyakit pasien tersebut.
3. Kurangi aktifitas yang berat yang dapat menyebabkan bertambah beratnya
penyakit yang diderita.

36
4. pengobatan secara rutin harus dilakukan untuk penyembuhan yang
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2007. Penuntun Diet Edisi Baru. PT. Gramedia Pustaka,
Jakarta.
Suparisa. L.D.N, dkk, 2010. Penilaian Status Gizi, EGC, jakarta

http:// Teguh Subianto. Blog spot. Com. CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)

gagal ginjal kronik.

http:// Belibis-a17-Com. Gagal Ginjal Kronik (GKK)

37
Lampiran 1

1. Perhitungan zat gizi sehat

a. Energi

BMR = 1 kal x 24 jam x BB

1 kal x 24 jam x 63 kg = 1512 kal

Koreksi tidur = 0,1 x 8 jam x 63 kg = 50,4 kal -


1461,6 kal

Aktivitas = 50 % x 1461,6 kal = 730,8 kal +


2192,4 kal

SDA = 10 % x 2192,4 kal = 219,24 kal +


2411,64 kal

b. Protein = 10 % x 2411,64 kal = 241,164/4

= 60,29 gr/hari

c. Lemak = 20 % x 2411,64 kal = 482,32/9

= 53,59 gr/hari

38
d. KH = 2411,64 – (241,16 + 420,31)/4

= 2411,64 – 661,47/4 = 1750,17/4

= 437,54 gr

2. Perhitungan zat gizi sehat


Energi = (harris benedict)
1. Perhitungan kebutuhan energi

BEE= 66 + (13,7XBBi) + (5xTB)-(6,8xU)


BEE= 66 + (13,7X58,5) + (5x165)-(6,8x21)
= 66 + 801,45 + 825-1472,8=1549,65 kal
TEE= Bee x fa x fs
= 154,65 x 1,2x1,3 = 2417,45 kal

2. Perhitungan kebutuhan protein

Keb. Protein = 0,6 gr x 63 = 37,8 gr/hari x 4 kal = 151,2 kal


3. Perhitungan Kebutuhan lemak
= 20% x 2202,56 kal/hr
= 0,2 x 2202,56 kal/hr = 48,94 gr
4. Perhitungan kebutuhan karbonhidrat
= total energi – (energi dari protein + energi di lemak
= 2202,56 kal – (151,2 + 440,51)/4 = 402,71gr/hr
5. Perhitungan Toleransi

Energi = 2417,45 x 2% = 4,83 gr


(+) = 2417,45 + 4,83 = 2422,28 gr

39
(-) = 2417,45 – 4,83 = 2412,63 gr
Protein = 117 x 3% = 3,51 gr
(+) = 117 + 3,51 = 120,51 gr
(-) = 117 – 3,51 = 173,49 gr
Lemak = 57,72 x 3% = 1,61 gr
(+) = 57,72 + 1,61= 55,33 gr
(-) = 57,72 – 1,61= 52,11 gr
Kh = 366,49 x 5% = 1,83 gr
(+) = 366,49 + 1,83 = 368,32 gr
(-) = 366,49 – 1,83 = 364,66 gr

Lampiran 2
Anamnesa makan pasien sebelum sakit

Jenis Berat E P L KH
Waktu Menu Bahan (gr) (kal) (gr) (gr) (gr)
Makanan
Pagi Nasi goreng Beras 100 360,9 6,7 0,6 79,5
Telur 60 93,1 7,6 6,4 0,7
Ketimun 20 2,4 0,1 0,0 0,4
The manis Teh 5 2,5 0,0 0,0 0,5
Gula pasir 10 38,7 0,0 0,0 9,4

Snek Roti manis Roti putih 80 170,9 4,7 1,6 34,0


Margarin 5 31,8 0,0 3,6 0,0
Gula pasir 10 38,7 0,0 0,0 9,4

Nasi Beras 100 360,9 6,7 0,6 79,5


Siang
Cap cay wortel 40 10,3 6,4 0,1 1,9
Caisin 30 3,3 0,2 0,1 0,7
Hati ayam 20 47,1 7,3 1,6 0,3
Ikan bakar Tude 100 98,0 18,1 2,4 0,0
Buah Papaya 100 12,9 0,5 0,1 0,0

Snek Pudding Maizena 20 76,2 0,1 0,0 18,3


coklat Gula pasir 10 38,7 0,0 0,0 9,4
Bubuk coklat 10 34,2 2,0 2,5 1,1

Nasi Beras 100 360,9 6,7 0,6 79,5


Malam
Ikan saus Cakalang 60 63,0 11,1 1,7 0,0

40
Sup sayuran Wortel 40 10,3 0,4 0,1 1,9
Kentang 30 27,9 0,6 0,0 6,5
Labu siam 20 4,0 0,2 0,1 0,9
Buah Jeruk manis 100 47,1 0,9 0,1 11,8
Susu Susu skim 35 12,2 0,2 0,1 1,7
Gula pasir 10 38,7 0,0 0,0 9,4

1
Total 1984,8 75,4 22,3 359,0

Lampiran 3
Menu Terapi Hari I

Berat E P L H
Bahan
Waktu Menu (gr) (kal) (gr) (gr) (gr)
Makanan

41
Pagi Bubur Beras 25 90,2 1,7 0,2 19,9
07.00 Ikan segar cakarang 50 52,5 9,3 1,5 0,0

Snack Puding maizena Gula pasir 25 87,75 0,08 0,00 21,25


10.00 Maizena 10 38,7 0,0 0,00 9,4

Nasi lembek
Siang Sup sayuran Beras 75 270 5,10 0,53 59,18
12.00 Wortel 30 7,7 0,3 0,1 1,4
Kentang 30 27,9 0,6 0,0 6,5
Caisin 20 2,2 0,1 0,0 0,5
Minyak jagung 5 44,2 0,0 5,0 0,00
Papaya Cakalang 100 39,0 0,6 0,1 9,8

Snack Pudding Biskuit Agar-agar 5 0,0 0,0 0,0 0,0


16.00 Gula pasir 10 38,7 0,0 0,00 9,4
Biscuit 35 174,5 2,2 9,0 20,8

Malam Nasi lembek Beras 75 270 5,10 0,53 59,18


19.00 Ikan pepes cakalang 50 52,5 9,3 1,5 0,0
Tumis labu siam Labu siam 40 8,0 0,4 0,1 1,7
Labu kuning 30 11,7 0,3 0,2 2,6
Minyak jagung 5 214,2 0,0 5,0 0,00
Buah Papaya 100 39,0 0,6 0,1 9,8

TOTAL 1281,45 41,02 29,16 231,56

Lampiran 4

Menu Terapi Hari II

Waktu Menu Bahan Berat E P L KH

42
(gr) (kal) (gr) (gr) (gr)
Makanan
Pagi Bubur Beras 25 90,2 1,7 0,2 19,9
07.00 Ikan kuah Ikan cakalang 35 36,7 6,5 1,0 0,0
Cah labu siam Labu siam 30 6,0 0,3 0,1 1,3

Snack Puding Biskuit Agar-agar 5 - - - -


10.00 Maizena 25 95,2 0,1 0,0 22,8
Gula pasir 20 77,4 0,0 0,0 18,8
Biscuit 30 152,1 3,1 5,3 23,4

Siang Nasi lembek Beras 100 360,9 6,7 0,6 79,5


12.00 Cakalang mentah Cakalang 50 52,5 9,3 1,5 0,0
Bumbu tomat Tomat 20 3,9 0,2 0,0 0,6
Cah wortel tomat Wortel 30 7,7 0,3 0,1 1,4
Buah Papaya 100 12,9 0,5 0,1 2,4

Snack Puding coklat Agar-agar 5 - - - -


16.00 Gula pasir 20 77,4 0,0 0,0 18,8
Serbuk coklat 20 68,5 4,0 4,9 2,2

Malam Nasi lembek Beras 100 360,9 6,7 0,6 79,5


19.00 Cakalang mentah Cakalang 50 52,5 9,3 1,5 0,0
Kuah sumbiki Labu kuning 30 11,7 0,3 0,2 2,6
Tomat Tomat 10 2,0 0,1 0,0 0,3
Buah Papaya 100 12,9 0,5 0,1 2,4

Total 1447,1 42,0 17,6 270,9

Lampiran 5

Menu Terapi Hari III

Waktu Menu Bahan Berat E P L H

43
(gr)
Makanan (kal) (gr) (gr) (gr)
Pagi Bubur Beras 25 90,2 1,7 0,2 19,9
07.00 Ikan cakalang Ikan cakalang 50 7,1 0,5 0,3 0,7
Tomat Tomat 10 2,0 0,1 0,0 0,3
Labu siam Labu siam 40 8,0 0,4 0,1 1,7
Minyak kelapa Minyak kelapa 5 43,1 0,0 5,0 0,0

Snack Pudding coklat Agar-agar 5 - - - -


10.00 Maizena 20 76,2 0,1 0,0 18,3
Bubuk coklat 20 68,5 4,0 4,9 2,2

Siang Nasi lembek Beras 100 360,9 6,7 0,6 79,5


12.00 Tumis wortel Wortel 40 10,3 0,4 0,1 1,9
Ikan cakalang Tomat 20 3,9 0,2 0,0 0,6
Cakalang 50 52,5 9,0 1,5 0,0
Buah Papaya 100 12,9 0,5 0,1 2,4

Snack Maizena 20 76,2 0,1 0,0 18,3


16.00 Pudding maizena Gula pasir 10 38,7 0,0 0,0 9,4

Malam Nasi lembek Beras 100 360,9 6,7 0,6 79,5


19.00 Tumis labu kuning Labu kunig 40 15,6 0,4 0,2 3,5
Ikan kuah Tomat 10 2,0 0,1 0,0 0,3
Cakalang 50 52,5 9,0 1,5 0,0
tomat 10 2,0 0,1 0,0 0,3
Minyak kelapa 5 43,1 0,0 5,0 0,0
Buah Papaya 100 12,9 0,5 0,1 2,4

Total 1339,3 40,8 20,2 241,1

STUDI KASUS

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

44
CHRONIC KIDNEY DESEASE (CKD) DENGAN
HIPERTENSI

DI SUSUN OLEH :

IRENE F. BANGSA
PO. 717131008024

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN GIZI
2011

45

You might also like