You are on page 1of 2

c  


  
 
 
  




Prolog:
Awal mula perjalanan ini berasal dari pesan singkat Om Jawul yang menginginkan variasi
petualangan.
³Petualangan itu tidak harus melulu mendaki dan mendaki ketinggian. Seorang petualang
juga butuh variasi
petualangan sehingga dalam perjalanan berikutnya greget berpetualang itu terus ada dan
meledak-ledak
dalam hati sanubari´, pesannya.

Tidak harus terdepan untuk menjadi Sang Pendaki Sejati. Tidak harus selalu menyalip
pendaki lain untuk
menunjukkan kompetensi diri. Dan juga tidak harus berpenuh beban di pundak untuk
merangkap kesejatian.

Isi:
Tak ada lagi yang tersisa dari masa lalu selain cerita dan kemanualannya dalam
menyelesaikan persoalan hidup.
Begitupun yang terjadi di sini, sebuah tempat penanda kesepakatan dalam menjalin
keberlangsungan hidup
suatu bangsa-Kerajaan Jenggolo dan Kerajaan Kadiri. Kami datang dengan menumpangi 2
Wilis Om Jawul.

Sigolo-golo merupakan kombinasi hutan, sungai, dan tebing dengan ketinggan kurang lebih
300 m dari aliran sungai. Ada beberapa tempat menarik yang harus dikunjungi di tempat ini.

Bagi seorang petualang melewati tebing dengan kemiringan 80 derajat akan sangat
memuaskan hati. Memanjat akar-akaran yang berukuran cukup besar sebelum sampai di
sebuah gua yang menurut juru kunci, Mbah Pram merupakan pertapaan seorang putri yang
lari karena kehilangan sang kekasih. Gua yang berukuran cukup besar menghadap ke sisi
timur memang cocok untuk dipakai sebagai tempat menjalin sisi spiritual seseorang.

Tidak selesai sampai di situ, usai melewati gua tersebut kita akan dihadapkan tebing yang
lebih ekstrem lagi dengan kemiringan hampir 90 derajat yang sangat diidam-idamkan seorang
penggila ketinggian. Meski ekstrem, namun tidak perlu menggunakan tali untuk
menyelesaikan tebing ini. Andai saja tebing ini memiliki jarak yang lebih panjang lagi dan
berada dalam ketinggian 3.000 m dpl pasti akan lebih seru.

Usai melewati tempat ini, ada lagi satu tempat yang merupakan maskot dari Sigolo-golo,
yaitu tugu perbatasan Kerajaan Jenggala-Kadiri. Perjalanan untuk mencapai tempat ini cukup
menantang. Diiringi hujan deras dan tebing licin untuk menuruni tebing untuk sampai di
sungai panjang yang kiranya disusuri akan sampai di air terjun pengajaran yang cukup
terkenal di Jombang. Sekitar tahun 2003 penulis sendiri pernah menyusuri sungai air terjun
pengajaran. Suasana yang tersaji di sepanjang perjalanan sangat beresiko tinggi. Rawan
longsor, banjir dadakan dan potensi bahaya lain dari pepohonan tumbang dan hewan
berbahaya.
Sekitar 1,5 jam kita sampai di sungai yang mengalirkan air yang sangat jernih. Perjalanan di
lanjutkan dengan menyusuri area sisi sungai yang memiliki rerumputan hijau dikombinasikan
pepohonan dan tanah becek. Hujan tak kunjung reda.

Setengah jam kemudian sampailah kita di sebuah pemandangan yang istimewa tepat di
bawah Tugu Perbatasan Kerajaan Jenggala-Kadiri.

You might also like