Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
1. Menggambarkan bentuk molekul dalam tiga dimensi
2. Memberikan gambaran tentang setereo kimia
2. Metode VSEPR
VSEPR theory (Valence-Shell Electron-Pair Repulsion) atau dapat juga
dikatakan TPEKV (Tolak Pasangan Elektron Kulit Valensi). VSEPR ini
merupakan model pendekatan yang menjelaskan susunan geometri dari pasangan
electron di sekitar atom pusat sebagai akibat tolak-menolak antara pasangan
electron bebas (PEB). Kulit valensi adalah kulit terluar yang ditempati electron
dalam suatu atom yang biasanya terlibat dalam ikatan. Dua aturan umum dalam
teori VSEPR, yaitu :
a. Dalam kaitannya dengan tolak-menolak pasangan electron, ikatan
rangkap dua dan tiga dapat diperlakukan seperti ikatan tunggal. Tetapi pada
kenyataannya ikatan rangkap dua atau tiga lebih besar dibandingkan ikatan
tunggal, karena kerapatan yang lebih tinggi dari ikatan rangkap dua atau
rangkap tiga di antara dua atom akan membutuhkan ruang yang lebih besar.
b. Jika suatu model memiliki dua atom atau lebih struktur resonansi,
kita dapat menerapkan model VSEPR pada setiap struktur tersebut. Muatan
formal biasanya tidak ditunjukkan.
Dengan teori ini, kita dapat meramalkan bentuk molekul (termasuk ion)
secara sistematis. Untuk tujuan ini, molekul-molekul dibagi ke dalam dua
golongan yaitu :
Pasangan
ikatan saling tolak-menolak 1 sama
lain, maka pasangan tersebut terletak
pada ujung berlawanan dalam 1 garis
lurus.
Merupakan
susunan yang
paling stabil dengan sudut segitiga
sama sisi, dimana keempat atom
terletak pada bidang yang sama.
Atom-atom yang
terletak di atas dan di
bawah bidang segitiga menempati
posisi aksial dan pada bidang segitiga
menempati posisi ekuatorial.
b. Model yang atom pusatnya memiliki satu atau lebih pasangan electron
bebas (PEB).
Untuk memudahkan melihat jumlah total PEI dan PEB, maka diberikan
rumusan umum sebagai berikut :
MXxEy
X = atom terminal
E = PEB pada M
III. ALAT
1. Model pusat atom (plastik)
2. Pipa-pipa plastik
IV. CARA KERJA
1. Susunlah model atom berikut :
a. HCl :
Ambillah suatu pusat atom untuk inti hydrogen dan pusat untuk inti klor
hubungan dengan pipa plastik untuk menunjukkan ikatan
b. BeCl2 :
Bentuk molekulnya linier dalam wujud gas. Gunakan pusat atom yang
cabangnya linier sebagai Be.
Dua buah pipa plastik dimasukkan pada cabang ini sebagai ikatan
kemudian hubungkan dengan inti Cl.
c. BF3
Bentuk molekulnya segitiga dasar, semua ikatan adalah equivalent dengan
sudut FBF besarnya 1200. Gunakan sebagai pusat atomnya bentuk gambar
(1b).
o NH3
Mempunyai bentuk piramid dan pasangan elektron bebasnya menempati
bagian yang keempat dari posisi tetrahedral.
o H2O
terdapat 2 pasang elektron bebas dan 2 pasang elektron ikatan.
e. [PtCl4]2-
Ion yang bentuknya segiempat datar semua ikatan sama dan ion khlor
terletak pada sudut segiempatnya dan Pt pada pusatnya.
f. PF5
Gunakan benruk trigonal bipiramid.
Terdapat tiga ikatan ekuatorial yang equivalent dan dua ikatan yang axial.
A. B. C. D. E.
2. Buatlah bentuk molekul etana (C2H6) gunakan dua pusat inti yang tetrahedral
hubungan kedua inti C dengan pipa plastik.
Aturlah kedudukan hidrogen dengan jalan memutar ikatan C-C, agar
didapatkan kedudukan dimana H pada atom C yang satu tepat dibelakang H
atom C yang lain dan kedudukan lainnya dimana atom H pada atom yang
satu tepat diantara kedua atom H pada C yang lain.
4. Benzena
C6H6 mempunyai bentuk heksagonal datar. Panjang ikatan C-C semuanya sama
dengan sudut C-C-C adalah 1200.
Dalam penyusunan benzena gunakan pusat atom yang trigonal.
5. Isomer optik
Isomer optik mempunyai struktur dimana bayangan cerminnya tidak saling
menutupi salah satu sama lain. Hubungan yang sama seperti tangan kanan dan
tangan kiri disebut isomer optik karena dia bersifat optik aktif sehingga dia
memiliki kemampuan untuk memutar bidang polarisasi dari sinar yang
terpolarisasi.
Untuk pusat karbon yang tetrahedral molekulnya bersifat optic aktif bila tidak
memiliki pusat atau bidang simetri. Atom ini disebut asimetri atau chiral dalam
hal ini karbon mengikat 4 gugus yang berbeda.
Untuk mendapatkan gambar ini disusun bentuk molekul CH2Cl2, CH2ClBr dan
CHFBrCl.
V. HASIL PENGAMATAN
a) HCl : merupakan bentuk molekul yang diatomik sehingga bentuk
molekulnya linier.
2. C2H6 : untuk mengetahui bentuk molekul C2H6 maka molekul ini dipecah
menjadi dua pusat inti yaitu CH 3-CH3. Sehingga akan didapat bentuk
molekulnya adalah tetrahedral.
Eklips Stagger
3. Hidrokarbon siklik : dengan bentuk dasar molekul sikloheksana adalah
segienam, tetapi setelah dipecah akan didapat bentuk molekul sebagai berikut.
5. Isomer optik
Isomer optik mempunyai struktur dimana bayangan cerminnya tidak saling
menutupi satu sama lain. Hubungan yang sama seperti tangan kanan dan tangan
kiri. Disebut isomer optik karena dia bersifat optik aktif sehingga dia memiliki
kemampuan untuk memutar bidang polarisasi dari sinar yang terpolarisasi.
Untuk pusat karbon yang tetrahedral molekulnya bersifat optik aktif bila
tidak memiliki pusat simetri atau bidang simetri. Atom ini disebut asimetri atau
chiral dalam hal ini karbon mengikat 4 gugus yang berbeda. Gambar dari
persamaan :
CHFBrCl CH2ClBr CH2Cl2
VI. PEMBAHASAN
1. Data Pengamatan Pertama
a. HCl
Struktur Lewis HCl :
Ikatan yang terbentuk antara atom H dan Cl adalah ikatan kovalen, karena
terjadi penggunaan bersama pasangan elektron. Berdasarkan orbital hibrid
molekul HCl memiliki hibridisasi sp sehingga bentuk geometri HCl adalah linear.
Sehingga sudut ikatan yang terbentuk adalah 180o.
Dalam wujud cair HCl akan terurai menjadi H+ dan Cl-.
Ikatan yang terjadi pada HCl adalah ikatan kovalen polar karena terjadi
ikatan sebagai akibat penggunaan pasangan elektron bersama di antara atom-atom
berikatan yang pada HCl ikatan yang berlainan jenis. Kepolaran ikatan dalam HCl
terjadi karena perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang berikatan.
Keelektronegatifan Cl lebih besar daripada Keelektronegatifan H, hal ini
menyebabkan atom Cl menarik pasangan elektron lebih kuat dibandingkan
dengan atom H. Hal ini kemudian akan mengakibatkan terjadinya kutub negatif
pada Cl dan kutub negatif pada H, atau membentuk dipol ikatan.
Gambar Bentuk Molekul :
b. BeCl2
2 atom C : • •
Hibridisasi : s p
Ikatan yang terbentuk adalah ikatan ionik, sehingga terjadi serah terima elektron.
Elektron valensi Be akan tertarik ke arah atom Cl, karena atom Cl lebih
elektronegatif. Hibridisasi molekul BeCl2 adalah sp. Sehingga sudut ikatan yang
terbentuk adalah 180o dan gometri molekulnya adalah linear.
c. BF3
Susunan elektron Lewis dari senyawa BF3 :
o atom pusat =B
o atom terminal = 3F
o jumlah elektron = 3 + 3.7 = 3 + 21 = 24
Struktur Lewis :
3 atom F : • • •
Hibridisasi : s p2
BF3 merupakan salah satu pengeculian oktet, dengan hibridisasi sp2.
Bentuk BF3 adalah trigonal datar atau segitiga planar, dimana semua atom terletak
pada satu bidang datar. Semua sudut ikatannya sama, yaitu 1200. Kesamaan sudut
ikatan ini disebabkan oleh gaya tolak-menolak antara Pasangan Elektron Ikatan.
Aturan Oktet adalah aturan dimana atom pusat harus dalam keadaasn
stabil,atau dengan kata lain jumlah elektron kulit terluar dari atom pusat yaitu
delapan.Dalam hal ini BF3 tidak mengikuti aturan oktet karena jumlah elektron
pada kulit terluar B hanya terisi 6 elektron. Agar stabil, BF3 nantinya akan
menyumbangkan tempat kosong, sedangkan senyawa lain menyumbangkan
pasangan elektron bebas untuk dipakai bersama.
Gambar bentuk Molekul :
d. CH4
Struktur Lewis CH4 :
4 atom H : • • • •
Hibridisasi : s p3
e. NH3
o NH3 :
Struktur Lewis :
Konfigurasi electron N : 1s2 2s2 2p3 →
3 atom H : • • •
Hibridisasi : s p3 ,
NH3 memiliki hibridisasi sp3, bila dilihat dari hibridisasinya adalah sama
dengan hibridisasi CH4, namun yang membedakan antara kedua molekul terebut
adalah pada NH3 terdapat 1 PEB, sehingga besar sudut ikatannya pun akan lebih
kecil 109.5o. Bentuk geometri NH3 adalah piramida dengan besar sudut 107.3o.
Ikatan yang terjadipada NH3 adalah ikatan kovalen polar karena pada NH3
terdapat satu PEB. PEB tersebut menyebabkan terjadinya perubahan sudut ikatan
dan perubahan bentuk molekul. PEB pada atom pusat N menekan atom H ke
bawah. Hal ini disebabkan oleh gaya tolakan yang dialami oleh PEB dengan atom
H, dimana gaya tolakan antara PEB dengan atom H lebih besar daripada gaya
tolak antara atom H dengan atom H. Sehingga terbentuk molekul segitiga
piramida dengan sudut ikatan 1070. Gambar bentuk molekul :
f. H2O
g. [PtCl4]2-
[PtCl4]2- merupakan salah satu ion kompleks (senyawa koordinasi) yang
merupakan ciri khas dari logam golongan transisi, sehingga dalam melakukan
hibridisasi akan melibatkan orbital d. Hibridisasi ion [PtCl4]2- adalah sp2d
dengan bentuk geometri segiempat planar.
Bilangan oksidasi Pt dalam [PtCl4]2- adalah :
Biloks Pt + 4 Biloks Cl = -2
Biloks Pt + 4 (-1) = -2
Biloks Pt = -2 + 4
Biloks Pt = +2
Ikatan antara Pt dan Cl adalah ikatan kovalen koordinasi karena adanya
pemakaian bersama pasangan elektron dari Cl.
h. PF5
Konfigurasi electron P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3 →
5 atom F : • • • • •
Hibridisasi : s p3 d
PF5 memiliki hibridisasi sp3d dan merupakan salah satu pengecualian
oktet. Fosfor memberikan kontribusi 5 elektron, dan lima fluor memberikan 5
lagi, memberikan 10 elektron dengan 5 pasang disekeliling atom pusat. Karena
fosfor membentuk lima ikatan, tidak dapat membentuk pasangan mandiri.
Lima pasang elektron disusun dengan menggambarkan bentuk trigonal
bipyramid. Tiga fluor terletak pada bidang 120o satu sama lain; dua yang lainnya
terletak pada sudut sebelah kanan bidang. Trigonal bipiramid karena itu memiliki
dua sudut yang berbeda 120odan 90o.
Pada senyawa PF5 tidak terdapat PEB di sekitar atom P.
atom pusat : P
atom terminal : 5 atom F
jumlah elektron : 5 + 5 (7) = 5 + 35 = 40
struktur Lewis :
Dimana posisi aksial adalah posisi atom-atom yang terletak di atas dan di
bawah bidang segitiga, sedangkan posisi ekuatorial adalah posisi atom-atom yang
terletak pada bidang segitiga. Dengan sudut ikatan antara dua ikatan ekuatorial
adalah 1200, sudut ikatan antara ikatan ekuatorial dan ikatan aksial adalah 900, dan
sudut antara dua ikatan aksial adalah 1800.
Bentuk kursi lebih stabil daripada bentuk kapal karena bentuk kursi
membentuk 1,3 – diaksial, dimana tegangan atau tolakan antar atom C relatif lebih
kecil daripada bentuk kapal yang merupakan 1,4 – diaksial. Pada gugus-gugus
aksial akan terjadi interaksi aksial yang menimbulkan tolakan gugus metil pada
posisi ekuatorial.
e) Bentuk linier
4. Berubahnya sudut ikatan dan bentuk molekul disebabkab oleh adanya PEB
yang menyebabkan gaya tolak-menolak antar elektronnya berbeda.
tolakan antara PEB vs PEB > tolakan antara PEB vs PEI > tolakan antara
PEI vs PEI
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima.
Jakarta : Binarupa Aksara.