You are on page 1of 10
esl past alone ULUMUL HADITS Mengenal Kitab-Kitab Hadits & Cara Mentakhrij Hadits Hay ll dyy-cill Ayslall aps okay dsoingll Seslalll aides 44 0:ll By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag. Mugadimah ¢ ‘Sunnah memiliki fungs! yang sangat penting dalam perundang-undangan Islam. Karena sunnah merupakan sumber hukum kedua, yang mau tidak mau seseorang tdak mungkin meninggalkan sunnah ketika menetapkan suatu hukum tertentu. Untuk itulah sebagai generas! yang telah jauh dari kehidupan para salafuna saleh, setikdaknya kita memiliki kewajiban untuk” mengenal kitab-kitab hadits secara baik. Sehingga manakala ingin ‘meruyuk’ dalam melihat dalil~ dalil dari sunnah, kita dapat melakukannya dengan baik, Juga agar kita dapat memahamt mengenai kitab-kitab mana saja yang shahin, hasan ataupun dhaif. Di samping mengenali kitab-kitab tersebut, Kita juga perlu mengetahui caré_untuk mentakhrijhadits-hadits, yang kemudian merujuk pada kitab-kitab induk hadits tersebut. Karena kenyataan di masyarakat kita, banyak sexali hadits-hadits yang beredar di masyarakat kita, yang ternyata tidak ada sumber otentiknya. Lagi pula agar setiap dai yang menyampaikan hadits* pada masyarakatnya, dapat memberikan rujukan yang jelas mengenai hadits tersebut. Apakah riwayat Imam Bukhari, Muslim, atau yang lainnya. Sehingga dan sini, kita dapat mengklasifikasikan mana hadits yang shahih dan mana hadits yang dhaif. ! l BAGIAN PERTAMA : MENGENAL KITAB-KITAB HADITS soctell Siyslall ides Ay yaill: Joill oxaill Pembagian Kitab-Kitab Hadits Secara umum, Kitab-kitab hadits terbagi menjadi dua, pertama kutub al-ahadits al- ‘mu'tamaaah (Kitab-kitab hadits induk/ primer) dan kedua, kutub al-ahadlts al-ghair mutamadah (kitab-kitab hadits sekunder). 1. Gaal ool OS) Kutub al-Ahadits al-Mu tamadah (Kitab-kitab hadits induk/ primer) Yaitu Kitab-kitab hadits yang citulis oleh para Imam-Imam hadits yang memiliki riwayat secara langsung dari Rasulullah SAW, melalui jalur sanadnya sendiri, secara keseluruhan dari awal hingga akhir. Seperti kitab Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa'i, sunan ibnu Majah, Musnad Imam Ahmad bin Hambal dsb. Kitab-kitab seperti inilah yang harus dikenali oleh generasi-generasi umat Islam saat ini, karena kapasitas kitab-kitab tersebut sebagai rujukan utama dalam sunnah Nabawiyah. Dan tidak mungkin bagi seseorang yang mengkaji hadits, meninggalkan kitab-kitab tersebut. 2, Gare ah eee Os) Kutub al-Ahadits al-Ghair Mu'tamadah (Kitab-kitab hadits sekunder) Yaitu kitab-kitab hadits, yang ditulis oleh para Imam-imam hadits namun tidak dengan jalur sanadnya sendiri. Melainkan berupa gabungan hadits-hadits melalul jalur sanad yang lain, yang diambil dari kitab-kitab hadits induk. Kitab-kitabnya seperti kitab Riyadhus Shalihin, Bulughul Maram, Nallul Authar, dsb. Hoowed ew Shall Shahi, 9 thabih sg Srna —? Shalt , hasty , eh Se Deont! 7 sheth heron, dhecp, sarah, gadbail eed Sona used 7 thabuh choven, aheg gags titel pur Be ar Bal MengenaliKitab-Kitab Hadits Induk Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa kitab-kitab hadits induk, sangat penting terutama dalam mengkaji dan menganalisa mengenai sunnah. Karena tidak mungkin bagi seseeorang yang mengkaji sunnah, meninggalkan kitab-kitab tersebut. Diantara kitab-kitab tersebut adalah sebagai berikut: Pertama: Kitab Shahih Bukhari Sejarah singkat penulis kitab shahih Bukhari 1. Nama Lengkap Imam Bukhari Imam Bukhari, itulah penulis kitab shahih Bukhari. Beliau bernama lengkap Al-imam Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah. Kakek beliau yaitu Bardizbah, mulanya beragama Majusi, kemudian masuk Islam dengan perantarean al- Juffi Oleh Karena itulah beliau juga memiliki nisbah al-Ju‘fi. Beliau memiliki panggilan Abu Abdullah. Selain al-Ju'fi, beliau juga memiliki nisbah pada daerah kelahirannya, yaitu Bukhara. Sehingga beliau dikenal dengan sebutan Imam Bukhari. 2. Kelahiran dan Perkembangan Imam Bukhari Imam Bukhari lahir pada hari jum’at 13 syawal 194.H, di Bukhara. Ayahnya meninggal dunia ketika beliau masih kanak;kanak, sehingga beliau di rawat oleh ibunya seorang. Pada waktu kecilnya, beliau pernah teytimpa Kebutaan, yang membuat Ibunya sangat sedih. Setiap hari ibunya bermunajat dan berdoa kepada Allah agar mengembalikan matanya menjadi dapat melinat kemibail, Maka pada suatu malam, la bermimipi bertemu dengan Nabi Ibrahim as yang mengatakan padanya, ‘Wanai ibu, sesungguhnya Allah SWT telah mengembalikan penglinatan anakmu, berkat banyaknya doa yang engkau pohonkan kepada Allah. Maka pada subuh harinya, ia melihat Bukhari sudah dapat melihat kembali sebagaimana sediakala. Ja sanget senang dan bersyukur kepada Allah SWT. Ini merupakan karamah Allah yang diberikan kepada Imam @ukhari ketika masih kecil, Kemudian Imam Bukhari pergi haji bersama ibunya, meskipun beliau masth kecil, bersama dengan kakaknnya Ahmad, Beliau menetap di sana, untuk menuntut imu. Allah memberikan kelsumewaan kepada beliau berupa otak yang cemerlang dan hau yang terjaga, sehingga beliau dapat dengan mudah untuk dapat mengambil ilmu dari para guru-gurunya. Pada usianya yang ke 16 tahun, beliau telah mendatangi hampir seluruh ulama yang ada di tempatnya, dan beliau telah menghafal kitabnya lbnu Mubarak, Waki’, memahami pemikiran ahlu ra'yi dsb. 3 Pengembaraan Imam Bukhari Dalam Menuntut Iimu dan Mencar Hadits Beliau mierupakan teladan yang baik dalam pengembaraan mencari ilmu dan hadits. Diriwayatkan, bahwa beliay mengatakan, ‘Aku mengunjungi Syam, Mesir, Hijaz, ke Jazirah dua kali, kemudian ke Bashrah empat kali, lalu aku tinggal di Hijaz enam tahun. Aku sendiri tidak dapat menghitung bérapa kali aku masuk ke Kufah dan Baghdad bersama para ahii hadits.’ : Ketika ke Baghdad (pada waktu itu sebagai ibu kota Kekhilafahan), beliau sering bertemu dengan Imam Ahmad bin Hambal, yang senantiasa memotivasinya untuk tnggal di Baghdad, serta menasehatinya agar tidak tinggal di Khurasan. Bersamaan dengan pengembaraannya tersebut, beliau senantiasa menulls dan mengumpulkan hadits. 4 Kekuatan Hafalan Imam Bukhari Imam Bukhari merupakan seorang Imam yang memmiliki ketajaman dan kecemerlangan otak yang sangat luar biasa. Cukuplah sebagai bukti Kecemeriangan otaknnya, ketika beliau pergi ke Baghdad. Pada waktu itu, seluruh ulama Baghdad berkumpul untuk ‘menguji’ kemampuan beliau. Mereka mengumpulkan seratus hadits, yang antara sanad dan matannya ditukar satu dengan yang lainnya, yang kemudian seratus hadits tadi dibagi pada sepuluh orang penguii. Sehingga setiap ulama memegang sepuluh hadits yang telah diputar balik antara sanad dan matdnnya. Ketika Imam Bukhari datang, masing-masing dari sepuluh orang ini ‘bertanya kepada, Imam Bukhari mengenai hadits-hadits tadi. Dan setiap kali disebut sebuah hadits, Iman bukhari mengatakan. ‘aku tidak mengetahui hadits tersebut.’ Demikianiah hingga mencapai seratus hadits, dan Imam Bukhari hanya mengatakan aku tidak tahu. Hingga banyak orang-orang yang tidak faham menyangka bahwa Imam Bukhert tidak tahu apa-apa. Namun setelah seluruhnya selesal, beliau berkata pada orang pertama yang menanyai beliau sepuluh hadts tadi dan mengatakannya, bahwa hadits anda yang anda katakan dari fulan bin fulan... adalah salah, Namun yang benar adalah dari fulan bin fulan, Rasulullah SAW mengatakan demikian. Imam Bukhari satu persatu_menjawabnya hingga tuntuas sampai seratus hadits tadi. Mengenai ‘ujlan’ ini, banyak dianatara hadirin yang berkomentar, ‘bahwa yang membuat heran itu bukannya beliau hafat seratus hadits shahih dengan matan yang benar, namun yang\ menakjubkan adalah beliau juga hafal seratus hadits yang diputarbalikkan oleh para ulama penguji beliau itu, lalu kemudian betiau benarkan satu persatu.’ Mengenai kekuatan dan kecemerlangan hafalan beliau, Imam Tbnu Hajar mengatakan: ale Ye HSB PWN aly Goth coi o pat ge pelt of Ge LUI OU on Sekifanya engkau membuka lembaran pujian ulama yang hidup seteiah masa beliau terhadapnya, sungguh akan habislah Kertas dan sirnalah nafas, karena beliau seperti lautan yang tidak bertepi. 5 Wafatnya Imam Bukhari ° Bellau wafat pada malam Idul Fitri tahun 256 H, di daerah Samarkindi. Beliau di makamkan pada Idul Fitri ba’da Dzuhur. 6 Karya-karya beliau Imam Bukhari memilki banyak karya peningglan yang sangat berarti dalam khazanah kellmuan keistaman, terutama dalam bidang sunnah. Diantara karya-kearya beliau adalah: Al-Jami’ al-Shahih (Shahih Bukhari) Al-Adab al-Mufrad. Al-Tarikh al-Shaghir, Al-Tarihkh al-Ausath, AlTarikh al-Kabir, Al-Tafsir al-Kabir. ‘Al-Musnad al-Kabir, Kitabul Tal. RoF'ul Yadain fis Shalt, Birul Walidain, Kitabul Asyribah Al-Qira‘ah Khalful Iman. |. Kitabud Dhu‘afa’. Usama Shahabah. Kitabul Kuna. eparnyrsespange Kitab Shahih Bukhari Para Imam-imam hadits sebelum Imam Bukhari, belum ada yang menuliskan hadits secara khusus pada hadits-hadits shahih saja, namun masih berupa campuran antara hadits shahih, hasan dan dhaif. Oleh kaena itulah, Imam Bukhari berinisiatif untuk menuliskan hadits- hadits yang shahih dan tidak memasukkan hadits-hadits dhaif. Dan muncullah sebuah kitab yaitu Al-Jami’ al-Shahih, yang secara lengkap memiliki nama: waUly cng plerg Le Bib dee dil Sys gl ope paral cereal Anal ett Oleh karena itulah, Imam Bukhar! disebut sebagai Imam hadit pertama yang secara khusus menulis sebuah kitab hadits-hadits shahin. 1. Faktor Yang Memotifasi Beliau Menulis Kitab Shahih Faktor yang memotivasi beliau menulis kitab Shahih adalah mimpi beliau pada suatu malam di mana dalam mimpi tersebut beliau bertemu dengan Rasulullah SAW, seolah-olah beliau berdiri di hadapan beliau, dan di tangan beliau terdapat kipas yang bellau kipaskan ke Rasulullah SAW. Akhirnya beliau bertanya pada ahii tafsir mimpi, dan mereka mengatakan, bahwa engkau mengipaskan (menghilangkan) dusta-dusta dari hadits Rasulullah SAW. Hal Inilah yang memotivasi beliau untuk menuliskan kitab Shahih. Di tambah lagi dengan syekh beliau yaitu Ishaq bin Rohawaeh mengusulkan padanya, agar beliau menulis kitab shahih; hese Bh he Bt Spy ee ones ak US gant Sekiranya engkau menuliskan sebuah kitab shahih yang ringkas tentang sunah-sunah Rasuluilah SAW. Lalu beliau mengatakan, ungkapan ini membekas dalam hati, [alu aku mulailah menulis kitab shahih Bukhari. { . Metodologi Imam Bukhari Dalam Menusli Kitab Shahih Imam Bukhari sangat hati-hati dalam memasukkan hadits-hadits ke Kitab Shahihnya. Setidaknya terdapat dua faktor kehati-hatian yang beliau lakukan: Pertama dari segi kellmiahannya. Dimana beliau sangat menyeleksi hadits-hadits dengan melakukan perbandingan’ dengan riwayat lain, menganalisanya secara mendalam dan seterusnya. Hingga untuk menyelesesaikan kitab ini beliau membutuhkan waktu 16 tahun. Kedua dari segi ruhiyah, di mana beliau sendiri mengatakan, ‘aku tulis kitab shahih ini di Masjidil Haram, dan aku tidak memasukkan satu haditspun kecuali aku melakukan istikharah terlebih dehulul kepada Allah, aku shalat terlebih dahulu dua rakaat, dan aku bertabayun dahulu mengenai keshahifjannya.’ Bahkan dalam riwayat lain beliau mengatakan, cS coho AS JS LH YE te pert AS GOT Tidaklah aku menulis satu hadits dalam Kitab shahih ini, melainkan sebelumnya aku mandi terlebih dahulu dan aku shalat dua rakaat. . Syarat Beliau Dalam Mengkategorikan Keshahihan Sebuah Hadits Imam Bukhari dikenal sebagai Imam yang sangat hati-hati dalam ‘menshahihkan’ sebuah hadits, Karena persyaratan yang beliau syaratkan terhadap hhadits shehih ity merupakan syarat tertinggi diantara Imam-Imam hadits lainnya. Selain kelirna syarat hadits shahih, yaitu sanadnya bersambung, perawinya harus adi! dan dhabit, dan hadits tersebut tidak boleh merupakan hadits yang syédz atau yang mu’al, Imam Bukhari juga memiliki syarat lain yaitu bahwa untuk menetapkan ittisal sanad (sanad haditsnya harus bersambung), bagi beliau tidak cukup bahwa kedua perawi itu sekedar semasa. Namun harus ada bukti bahwa mereka berdua pemah bertemu, walaupun hanya sekali. Syarat seperti ini, sama dengan syarat syekh beliau yatiu Ali bin al-Madini. . Metodologi Penyususnan Kitab Shaih Bukhari. Imam Bukhari menyusun kitabnya itu berdasarkan bab Figh. Pertama-tama beliau membagi dalam beberapa kitab, dan di bawah Kitab ini beliau melettakkan bab-bab yang berkaitan dengan kitab tersebut. Jumlah kitab dalam shahihnya ini ada 97 kitab, dan 3450 bab. ._Hedits-hadits Mu’allaq Dalam Shahih Bukhari Yang dimaksud dengan hadits mu‘allaq adalah hadits yang pada awal sanadnya terdapat perawi yang dihilangkan satu atau lebih. Seperti umpamanya ungkapan Imam Bukhari: Malik berkata dari Nafi’ dan ibnu Umar... Atau beliau mengatakan, Mujahid berkata dari Ionu Abbas dari Rasulullah SAW.!. Kedua contoh di atas merupakan mu‘allaq, Karena antara Imam Bukhari dengan Imam Malik dan Mujahid terdapat beberapa perawi yang tidak disebut, dan ini disebut hadits muallag Bukhrai dalam Shahihnya. Hadits-hadits Mualiag ini, ada yang shahih dan ada yang tidak shahih, Namun yang paling penting di fahami adalah bahwa hadits-hadits muallag yang beliau masukkan dalam shahihnya ini bukanlah merupakan ‘ushul’ kitabnya. Namun hadits-hadits tersebut hanya sebagai penguat terhadap makna atau ungkapan atau juga untuk mentarjih suatu pendapat, atau bisa juga untuk tujuah lainnya, Oleh karena itulah, tidak penting untuk membahas masalah ini secara terperinci. \ \ 6, Jumiah hadts Dalam Kab ‘Shahih Bukhari ‘Adalah Imam Ibnu Hajat al-Atsgalani, seorang ulama yang mensyarahkan kitab Shahih Bukhari’ menghitung jumlah hadits dalam shahih Bukhari secara terperincl. Beliau mengemukakan bahwa a. jumlah hadits dalam shahihnya tanpa ulangan sebanyak 2602 hadits. b. Matan-matan hadits muallaq yang tidak beliau sambung dalam tempat lain sebanyak 159 hadits. c. Jumlah seluruh hadits dengan pengulangan 7397 hadits. dlumish beat -hadits mutaba‘ah 344 hadits. 3umlah hadits keseluruhan dalam kitab shahih Bukhari sebanyak 9082 hadits. 7 Syerah Kitab Shahih Bukhari Kitab Shahin Bukhari sebagai kitab rujukan pertama dalam hadits-hadits shahih, tentunya mendapatkan perhatian yang sangat luar biasa dari para ulama sesudah masa beliau. Oleh karena itulah benyak para ulama yang memberikan syarah kitab beliau ini, diantaranya adalah: a. Syekh al-Alamah Muhammad bin Yusuf bin Ali al-Kirmani w.786 H. yang beliau beri judul Al-Kawakib al-Durari fi Syarh Shahih Al-Bukhari. b. Imam al-Hafidz Abu al-Fad! Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Hajar al- ‘Atsqalani. W.852.H. beliau memberikan syarah yang sangat luas dan lengkap dengan judul Fath al-Barri bi Syarh Shahih al-Bukhari. Kitab ini merupakan kitab rujukan utama dalam syarah shahih Bukhari. Terdiri dari sekitar 18 jilid besar; dibukukan dan dicetak. . Imam Badruddin Matimud bin Ahmad al-Aini al-Hanafi w.855 H. Beliau menuliskan syarah dengan judul Umdatul Qari fi syarh Shahih Bukhari. d. Imam Sykeh Syihabyddin Ahmad bin Muhammad al-Khatb al-Mishrial-Syafii al- Qastalani. Belau mens syaran Kitab Bukhari dengan judul Irsyadus Sar il shahin al Bukhari, kitab Shahi Bukhari sebagai rujukan awal hadits-hadits shahih sangat banyak di dapat balk diperpustakaan maupun di toko-toko buku. Karena banyak penerbit yang mencetaknya. Diantaranya adalah: Dar Ibnu Katsri (Beirut) tahun 1987, dengan 6 jilid. Kedua: Kitab Shahih Muslim Cyverd “Polines) Sejarah Singkat Penulis Kitab Shahih Muslim 1. Nama Lengkap Imam Muslim. Imam Muslim memilki nama tengkap Imam Abu al-Husain Mushm bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi al-Nisabury. Baliau lahir pada tahun 206 (ada yang mengatakan 204). Beliau memiliki dua nasab yaitu: usyairi, yaitu sebuah kabilah Arab. lisaburi, yaitu yaitu.sebuah kota besar di daerah Khurasan. 2. Kehidupan dan Pengembaraannya Dalam Menuntut Iimu. Kehidupannya di warnai dengan suasana menuntut imu. Hal ini karena di tempat pertumbuhannya yaitu Naisabur, merupakan daerah yang hidup dengan berbagai kellmuan. Beliau menuntut ilmu ketika masih sangat muda belia. Diriwayatkan beliau pertama kali mendengar hadits pada usia ke 12 th (th 218) dari syekhnya yaitu Yahya bin Yahya Al- Tamimi. Kemudian beliau mengembara ke Baghdad berkali-kali dan bertemu dengan para Imam-imam hadits dalam perjalanannya ke Hijaz, Iraq, Syam, Mesir dan sebagainya. Beliau sering mendatangi Imam bukhari manakala Imam Bukhari sedang mengunjungi Khurasan. Beliau juga berguru dengan Imam Ahmad, Ishaq bin Rohawaeh dsb. 3. Kecemerlangan Hafalannya Beliau merupakan seorang Imam yang memiliki hafalan yang sangat cemerlang. Mengenai hal ini Muhammad bin Basyar Bundar mengatakan; Hufadz di dunia ini ada empat; Abu Zur’ah di daerah Ray, Mustim di Naisabur, Abdullah ai-Darimi di Samarkindi dan Muhammad bin ismail;di Bukhara. | | 4. Wafatnya Imam Muslim setelah menjani kehidupan yang berkah penuh dengan ilmu, akhimnya meninggal dunia pada hari ahad dan di makamkan di daerah Naisabur pada hari senin di bulan Rajab tahun 261 H. 5, Karya-karyanya. : Beliau rmemiliki karya yang cukup banyak, diantaranya adalah: Al-Jami’ al-Shahih.. | ‘Al-Musnad al-Kabir alar Rijal Kitabul Asma’ wal kuna Kitabul Tal Kitabul Agran dsb. paase Kitab Shahih Muslim Kitab shahih Muslim’ merupakan salah satu dari dua Kitab paling shahih setetah Kitabullah. Kitab ini pun telah mendapatkan kesepakatan dari kaum muslimin akan keshahihannya. Sebagaimana shahih Bukhari, kita shahih Muslim juga merupakan kitab yang itulis dengan kehati-hatian yang tinggi, yang merupakan buah dari kehidupan penulisnya yang penuh dengan keberkahan dalam menuntut ilmu. Jika Imam Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun dalam menusli shahihnya, maka Imam Muslim menghabiskan waktu 15 tahun guna menuliskan kitab shahihnya ini, Diriwayatkan bahwa Ahmad bin Salamah mengatakan: cee all pe gH pty ee Byte oh teres idl Gp er Aku bersama Imam Muslim menulis shahihnya selama lima belas tahun, yang mencakup © sebanyak dua belas ribu hadits. Imam Muslim sendiri mengémukakan mengenai kehati-hatian beliau dalam menulis Kitab shahihnya itu sebagai berikut:! Rest US on cet Ly cin YMA Sg Tidaklah aku meletakkan satu haditspun dalam kitabku ini, melainkan dengan hujjah, Dan aku tidak pula menghilangkan sesuatu dari padanya melainkan dengan hujah, ney 1. Manhaj Imam Muslim Dalam Menulis Shahihnya Imam Muslim tidak pernah secara nash mengatakan bahwa syarat beliau dalam meshahihkan sebuah hadits adalah begini dan begitu. Akan tetapi para ulamalah yang mengistimbat hal tersebut dari kitab shahihnya, melalui hadits-haditsnya. Diantaranya adalah @. Beliau tidak mencantumkan hadits melainkan yang diriwayatkan dari perawi yang adil dan dhabit. b. Perawi juga harus yang telah ditsiqahi kejujuran dan keamanahannya. . Kemudian perawi harus orang yang hafidz dan tidak pelupa d. Beliau hanya mencantumkan hadits-hadits yang memihky sanad marfu' hingga Rasulullah SAW. i‘ Namun Imam Musiim tidak memiliki syarat sebagaimana yang dimiliki ofeh Imam Bukhan. Imam Muslim tidak mensyaratkan bukti adanya pertemuan antara dua perawi. Namun baginya cukup semasa saja. 2, Metodologi Penyusunan Kitab Shahih Muslim ‘Abu Syahbah mengatakan, bahwa sebenarnya Imam Muslim tidak menyusun kitabnya itu berdasarkan bab perbab. Akan tetapi beliau mengumpulkan hadits-hadits yang berkaitan dalam satu maudhu' dan satu tempat. Adapun sebagaimana yang kita lihat sekarang adanya pembaban dan pengkitab:kitaban dalam shahih beliau adalah’ penambahan dari para pensyarah Kitab shahih muslim, terutama Imam Nawawi ra. 3. Jumlah Hadits Shahih Muslim

You might also like