Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.Tahu (Know)
Tahu artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajarinya.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-
komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi atau obyek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau informan. (Notoatmodjo, 2003)
2.2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek. (Notoatmodjo, 2003)
Allport (1954)menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok,yakni :
a. Kepercayaan (keyakinan),ide dan konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
c. Kecenderungan utuk bertindak (ternd to behave)
2.3 Ibu
2.3.1. Definisi Ibu
Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak,baik melalui hubungan biologis maupun sosial.
Umumnya,ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak.
Ibu adalah orang yang banyak bekerja keras,Ibu lebih banyak dilihat sebagai orang yanng
menyayangi dan rela berkorban
Tugas-tugas atau peran ibu/orang tua
• Memperkuat kendali terhadap impuls-impuls
• Bertanggung jawab
• Self-direcvon
• Atribut lainnya yang akan membantu anak hubungan secara efektif dengan orang lain.
(Cantiq,2007)
2.4. Anak
2.4.1. Definisi Anak
Menurut Suherman,2000 Anak adalah potensi dan penerus cita-cita bangsa, yang dasarnya telah
diletakkan oleh generasi sebelumnya.
Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini.anak juga bukan merupakan harta
atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara ekonomi,melainkan masa depan bangsa yang
berhak atas pelayanan kesehatan secara individual.
Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya
membutuhkan lingkungan yang bisa memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk
belajar mandiri.Lingkungan yang dimaksud bisa berupa keluarga (orang tua),pengurus panti (bila
anak berada di panti asuhan),dan atau tanpa orang tua bagi mereka yang hidupnya
menggelandang.Semua individu tersebut menjadi klien dari keperawatan anak.(Yupi,2004)
2.5 ASMA
2.5.1. DEFINISI ASMA
Menurut CLARK (1992) defenisi asma adalah penyakit yang ditandai dengan resistensi terhadap
aliran udara intrapulmonal yang sangat variabel dalam jangka waktu yang pendek.menurut SEARS
(1991) mengatakan bahwa dalam prakteknya adanya kombinasi keluhan sesak napas,rasa dada
yang terhimpit,suara napas ngiik-ngiik (wheezing) dan batuk,ditambah dengan sifat hilang-timbul
yang akan menjadi indikasi untuk menentukan diagnosis asthma
Asma merupakan penyakit saluran napas kronis (menahun) yang paling sering ditemukan,terutama
di negara maju. .(Halim,2000)
Asma adalah kelainan suatu penyakit ditandai oleh adanya variasi yung selama periode waktu yang
pendek dalam hal resistensi terhadap aliran udara dalam saluran napas intra pulmonal.(John
Dkk,1998)
Menurut Dr Rusepno Dkk,2005 asma adalah penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi
trakea dalam bronkus oleh berbagai macam pencetus di sertai dengan timbulnya penyempitan luas
saluran napas bagian bawah yang dapat berubah-ubah derajatnya secara spontan atau dengan
pengobatan.
2.5.2. Epidemiologi
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa penyakit asma dapat dijumpai seluruh dunai,dan
menyerang baik pria maupun wanita,dari seluruh lapisan sosial ekonomi dengan prevalensi yang
berkisar antara 1-10%.angka ini semakin meningkat walaupun peningkatan di Asia lebih kecil di
bandingkan dunia Barat,tetapi kenaikan ini nyata sekali.hal ini tampak pada berbagai penelitian
epidemiologis.
Serangan pertama dapat timbul pada masa kanak-kanak ataupun pada usai setengah umur.Pada
anak laki-laki lebih sering di jumpai asma dari pada anak perempuan,tetapi perbedaan ini tidak
begitu besar pada penderita dewasa ( Halim 2000)
2.5.3 Etiologi
Istilah penyebab asma ini sebenarnya kurang tepat,karena terus terang sampai saat ini penderita
asma belum di ketahui.Makanisme terjadinya asma,yaitu asma merupakan suatu proses inflamasi
(peradangan) kronik/menahun yang khas,melibatkan dinding saluran
respiratorik/napas,menyebabkan terbatasnya aliran udara,dan peningkatan reektivatas
(Hiperreaktif/hipersensitif) saluran napas.Hiperreaktivitas ini merupakan hal terjadinya penyempitan
saluran napas,sebagai respon terhadap berbagai macam rangsang.
Gambaran khas adanya inflamasi saluran napas adalah aktivasi sel-sel dalam darah dan sel berupa
eosinofil,sel mast,makrofag,dan sel limfosit T pada mukosa (selaput lendir) dan lumen (muara)
saluran napas.perubahan ini dapat terjadi,meskipun secara klinis asmanya tidak bergejala.sejalan
dengan proses peradangan,perlukaan epitel ( lapisan terluar ) Bronkus ( batang paru-paru)
merangsang proses perbaikan saluran napas yang menghasilkan perubahan struktural dan
fungsional,dikenal dengan istilah remodelling
2.5.3 Patofisiologi
Seperti telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Asma,sehingga
belum ada patofisiologi yang dapat menerangkan semua penemuan pada penyeledikan Asma.
Salah satu sel yang memegang peranan penting pada patofisiologi Asma ialah sel mast.Sel mast
dapat terangsang oleh berbagai pencetus misalnya alergen,”exercise” dan lain-lain.Sel ini akan
mengalami degranulasi dan mengeluarkan bermacam-macam mediator misalnya histamin,slow
reacting substance or anaphylaxis,(SRS-A),yang dikenal sebagai lekotrin,eoxinophy chemotactic of
anaphilaxis (ECF-A),dan lain-lain.Selain sel mast.sel basofil dan beberapa sel lain dapat juga
mengeluarkan mediator.
Bila alergen sebagai pencetus maka alergen yang masuk kedalam tubuh merangsang sel plasma
atau sel pembentuk anti bodi lainnya untuk menghasilkan antibodi reagenik,yang disebut juga
Immunoglobulin E(IgE).Selanjutnya IgE akan beredar dan menempel pada resepor yang sesuai
pada dinding sel mast.sel mast yang demikian disebut sel mast yang tersensitisasi.apabila alergen
yang serupa masuk kedalam tubuh,alergen tersebut akan menempel pada sel mast yang
tersensitisasi kemudian akan terjadi degradasi dinding dan degranulasi sel mast. Mediatot dapat
bereaksi langsung dengan reseptor dimukosa bronkus sehingga menurunkan siklik AMP kemudian
terjadi bronkokontriksi.mediator dapat juga menyebabkan bronkokontriksi dengan mengiritasi
reseptor iritant.
faktor pencetus bermacam-macam dan tiap-tiap penderita mungkin mempunyai faktor pencetus
yang berlain-lainan,faktor-faktor pencetus yang sering di jumpai antara lain:
1. alergen
alergen merupakan faktor pencetus asma yang sering di jumpai pada penderita asma.debu
rumah,tungau debu rumah,spora jamur,serpihan kulit kucing,anjing dan sebagainya dapat
menimbulkan serangan asma pada penderita yang peka.alergen biasanya berupa alergen
hirupan,meskipun kadang-kadang makanan dan minuman dapat juga menimbulkan serangan.debu
rumah terdiri atas berbagai sisa makanan,potongan rambut dan berbagai kulit binatang sampai
kecoak dan serangga. tungau debu rumah (Dermatophagoides pteronyssynus atau D.
farinale).tungau ini selalu terdapat dalam debu rumah apalagi di daerah yang lembab.
3. Tekanan jiwa
Tekanan jiwa jiwa bukan penyebab asma tetapi pencetus asma,karena banyak orang yang
mendapat tekanan jiwa tetapi tidak menjadi penderita asma. Tekanan jiwa selain sebagai pencetus
asma, juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.Disamping gejala asma yang timbul
harus segera diobati,penderita asma yang mengalami tekanan jiwa juga perlu mendapat nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya.
4. Olahraga/kegiatan jasmani
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan asma jika melakukan olah raga yang
cukup berat.penyelidikan menunjukan bahwa macam,lama,dan beratnya olah raga menentukan
timbulnya asma.lari cepat paling mudah menimbul kan asma,kemudian bersepeda,sedangkan
renang dan jalan kaki yang paling kecil resikonya.
5. Obat-obatan
Yang tersering yaitu obat-obat yang termasuk golongan penyekat reseptor-beta atau lebih populer
dengan nama”beta-blocker”.golongan tersebut sangat sering di pakai untuk penyakit jantung koroner
dan darah tinggi.
6. Polusi udara
Polusi udara di dalam rumah pun sering terjadi.asap rokok,semprotan obat nyamuk,semprotan
rambut dapat mencetuskan serangan asma.penderita anak-anak lebih sering mendapat serangan
asma bila di rumahnya ada yang merokok.
7. Lingkungan kerja
Keluhan terjadi setelah penderita berkontak (terpapar ) dengan zat-zat yang ada di tempat kerja
seperti debu kopi,debu kapas,dan lain-lain,tetapi ada kalanya gejala baru timbul setelah 6-12 jam
terpapar.sehingga bila penderita bekerja di pagi hari,gejala baru timbul sore atau malam hari,setelah
penderita di rumah.(Heru,2007)
II
III
Parameter klinis,
kebutuhan obat,
dan faal paru Asma episodik
Jarang Asam episodik
sering Asma persisten
1. frekuensi
serangan <1x/bulan >1x/bulan Sering
2. Lama serangan <1 minggu >1 minggu Hampir sepanjang tahun,tidak ada periode bebas
serangan
3. Intensitas
serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
4.Diantara
serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan
Malam
5. tidur dan
aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
6. pemeriksaan
Fisik diluar
serangan Normal (tidak
Ditemukan kelainan) Mungkin terganggu (ditemukan kelainan) Tidak pernah normal
7. obat pengendali (anti inflamasi) Tidak perlu Perlu Perlu
8. uji faal paru (diluar serangan) PEF/FEV1>80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1<60% variabilitas
20-30%
9. variabilitas faal paru (bila ada serangan) Variabilitas >15% Variabilitas >30% Variabilitas >50%
Tujuan tatalaksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin tercapainya potensi tumbuh
kembang anak secara optimal.secara lebih rinci,tujuan yang ingin dicapai adalah :
• Anak dapat menjalani aktivitas normalnya,termasuk bermain dan berolahraga.
• Sesedikit mungkin angka absensi sekolah.
• Gejala tidak timbu siang ataupun malam hari.
• Uji fungsi paru senormal mungkin,tidak ada variasi diurnal(dalam 24 jam) yang mencolok.
• Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan.
• Efek samping obat dapat dicegah agar tidak atau sesedikit mungkin timbul,terutama yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
2.5.5 Pengobatan
Cara pemberian obat asma harus disesuaikan dengan umur anak,karena perbedaan kemampuan
menggunakan alat inhalasi. Perlu dilakukan pelatihan yang benar dan berulang kali.
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangi deposisi (pemupukan) obat dalam mulut
(orofharing),sehingga mengurangi jumlah obat yang tertelan,dan mengurangi efek sistemik.Deposisi
(penyimpanan) dalam paru pun lebih baik,sehingga didapatkan efek terapetik (pengobatan) yang
baik.Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (DPI=Dry Powder Inhaler) seperti :
Spinhaler,Diskhaler,Rotahaler,turbuhaler,Easyhaler,Twisthaler memerlukan inspirasi (upaya
menarik/menghirup napas) yang kuat.umumnya bentuk ini dianjurkan untuk anak usia sekolah.
Bagi anak kecil latihan pernafasan lebih mudah dibangun dalam suatu permainan atau
menggunakan latihan asma rutinnya pada dasar latihan yang teratur.Gerakan berikut khususnya
untuk kesehatan tulang,dada dan kesehatan otot pernapasan.
Tarik nafas dan regangkan tubuh sepenuhnya hingga batas tertinggi,kemudian tiupkan napas
semampunya dan sentuh jari kaki.sambil berdiri,jagalah agar tubuh bagian bawah dalam keadaan
yang tetap,putar bahu kebelakang,tarik nafas.saat mengeluarkan nafas,dorong suara “hmmmmm”
dengan nafas anda.
Sambil berdiri,gerakkan lengan dari anda bergerak kekanan.Latihan ini dapat dilakukan sambil
bermain dengan pemukul golf,tongkat pemukul.
Untuk membuka dinding dada anda,bersandarlah diatas sofa atau bola swiss sambil bernafas
dalam perut melalui hidung,rendah dan pelan,atau baringkan perut sambil nonton tv.melakukan
latihan ini setidaknya selama setengah jam.(Smith,dkk 2007)
3.2.1. Pengetahuan
Definisi konseptual : Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2003)
Definisi operasional: Pengetahuan adalah hal-hal yang diketahui ibu tentang penyakit Asma.
3.2.2. Sikap
Definisi konseptual: Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. (Notoatmodjo, 2003)
Definisi operasional: Sikap adalah tanggapan / respon ibu tentang penyakit asma.
3.2.3. Asma
Definisi konseptual: Asma adalah penyakit yang ditandai dengan resistensi terhadap aliran udara
intrapulmonal yang sangat variabel dalam jangka waktu yang pendek. (Dr.Halim dkk,2000)
Definisi operasional: Asma adalah penyakit saluran nafas yang ditandai serangan berulang batuk
atau mengi.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.2.3. Sampel
Pengambilan sampel ini dia mbil dengan menggunakan tehnik Quota sampling,yaitu pengambilan
sampel dengan cara menetapkan jumlah anggota sampel secara Quotum atau jatah.Besar jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 30 0rang,sampel adalah bagian dari populasi dengan kriteria
sampel yang telah ditentukan sebagai berikut :
1. Ibu yang mempunyai anak usia 6 – 15 tahun yang ada diwilayah cakupan puskesmas Delitua.
2. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
3. Mampu berbahasa Indonesia dan berkomunikasi dengan baik.
4. Tahu membaca.
Kuisioner sikap
Pengukuran sikap ibu berdasarkan kuisioner yang dibuat berdasarkan Skala Likert dan terdiri dari
10 pertanyaan, dengan pilihan jawaban Pernyataan positif Jawaban ”sangat setuju” diberi skor
5,Jawaban ”setuju” diberi skor 4,Jawaban ”ragu-ragu” diberi skor 3,Jawaban ”tidak setuju” diberi
skor 2.Jawaban ”sangat tidak setuju” diberi skor 1.Sedangkan untuk pernyataan negatif, pilihan
jawaban dan nilai
Jawaban ”sangat setuju” diberi skor 1,Jawaban ”setuju” diberi skor 2,Jawaban ”ragu-ragu” diberi
skor 3,Jawaban ”tidak setuju” diberi skor 4,Jawaban ”sangat tidak setuju” diberi skor 5.
Dari pengolahan data statistic deskriptif,didapatkan frekuensi dan persentasi untuk mendeskripsikan
tentang data demografi,pengetahuan dan sikap.serta memperlihatkan total skor dan kategori
pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit asma pada anak.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
Penelitian telah dilakukan pada bulan januari 2009 di Puskesmas Delitua,dengan responden
sebanyak 30 ibu yang memiliki anak penyakit asma.
Berikut tabulasi hasil dari karakteristik responden pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit asma
pada anak usia 6-15 tahun di Puskesmas Delitua.
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan umur di Puskesmas Delitua Tahun 2009
Berdasarkan tabel diatas responden yang paling banyak dijumpai pada kelompok umur 19-30 tahun
yaitu 18 orang (60%).
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas Delitua Tahun 2009
Berdasarkan tabel diatas responden paling banyak dijumpai pada kelompok pendidikan SMP yaitu
11 orang (36.7%)
Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Delitua Tahun 2009
Berdasarkan tabel diatas responden paling banyak dijumpai pada kelompok pekerjaan IRT yaitu 26
orang (86.6%)
Tabel 5.4 Distribusi pengetahuan responden tentang penyakit asma pada anak usia 6-15 tahun di
Puskesmas Delitua tahun 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden lebih banyak pada tingkat pengetahuan
sedang yaitu 14 orang (46.7%)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sikap responden lebih banyak adalah sikap positif
yaitu 20 orang (66.7%).
5.2 Pembahasan
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu.Pengetahuan atau kognitif merpakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa Pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit asma
pasa anak usia 6-15 tahun di Puskesmas Delitua tahun 2009 dengan pengetahuan paling banyak
pada kategori sedang yaitu sebanyak 14 orang (46.7%), yang berpengetahuan baik sebanyak 10
orang (33.3%), yang berpengetahuan buruk 6 orang (20%).,Hal ini disebabkan oleh banyaknya
pemberian informasi mengenai penyakit asma pada ibu yang memiliki anak usia 6-15 tahun
diPuskesmas Delitua.
Menurut asumsi peneliti,Ibu dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan dalam proses
penyembuhan melalui pencegahan, pengobatan dan perawatan dari para medis.Peran petugas
kesehatan yang sering berinteraksi dan memiliki tanggung jawab dalam hal proses penyampaian
informasi mengenai penyakit asma serta petugas kesehatan juga harus berperan aktif dalam
pelaksnaannya bagi pasien dalam membantu proses pengobatan.Pada saat peneliti membagikan
kuisioner,responden tidak terlihat bingung dan mengerti tentang penyakit asma.walaupun masih ada
yang berpengetahuan buruk kita kembalikan pada ibu tersebut,dan tugas tenaga medis adalah lebh
meningkatkan informasi mengenai penyakit asma .
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa pengetahuan dan sikap ibu tentang penyakit asma
pada anak usia 6-15 tahun diPuskesmas Delitua tahun 2009 dengan sikap yang paling banyak pada
kategori sikap positif yaitu sebanyak 20 orang (66.7%), dan sikap negatif yaitu sebanyak 10 orang
(33.3%).
Berdasarkan asumsi peneliti,sikap positif dikarenakan ibu memiliki sikap yang baik dalam
melakukan tindakannya terhadap penyakit yang diderita anaknya.Dukungan dari keluarga yang lain
juga berperan aktif dalam memantau kesehatan anak tersebut dengan dasar memiliki pengetahuan
tentang penyakit asma .Pihak tenaga kesehatan dituntut peranannya dalam menangani penyakit ini
dalam hal pengobatan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengetahuan ibu tentang penyakit asma pada anak usia 6-15 tahun paling banyak pada kategori
sedang di Puskesmas Delitua tahun 2009.
2. Sikap ibu tentang penyakit asma pada ank usia 6-15 tahun paling banyak pada kategori positif di
Puskesmas Delitua tahun 2009.
3. Petugas kesehatan berperan aktif dalan proses pengobatan penyakit asma di Puskesmas Delitua.
Saran
1. Kepada petugas kesehatan perlu memberikan lebih pengetahuan kepada ibu tentang penyakit
asma.
2. Perlu diberikan motivasi kepada ibu mengenai bagaimana sikap yang baik dalam pengobatan
penyakit asma.
3. Pada petugas kesehatan harus lebih berperan aktif dalam peningkatan pengobatan bagi anak
penyakit asma.