You are on page 1of 11

ARTIKEL

PERILAKU MENYIMPANG

DISUSUN

OLEH

INDAH INTAN SURI

Kelas X.6

SMA NEGERI 2
KOTA PARIAMAN
T.A 2010 / 2011

0
Perilaku Menyimpang

Dewasa ini, banyak kejadian-kejadian yang diberitakan, bahkan sangat

dirasakan benar bahwa peristiwa tersebut tidak sesuai dengan norma-norma atau

nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Demonstrasi, pelecehan seksual, korupsi,

tawuran, dan Iain-lain sangat meresahkan warga dan menimbulkan rasa tidak

aman dan rasa takut menjadi korban. Berbagai kejadian yang timbul sering

membuat kita bertanya-tanya, mengapa mereka melakukan itu? Faktor apa yang

mendorong mereka melakukan itu? Serta apa fungsi dari pengendalian sosial serta

adanya lembaga-lembaga sosial jika kejadian demi kejadian terus berlangsung?

1. Defenisi Perilaku Menyimpang

James V. Zanden mengemukakan penyimpangan merupakan perilaku

oleh sejumlah besar orang, dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas

toleransi. Menurut Robert M. Z. Lawang, penyimpangan berarti tindakan yang

menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan

menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yang

menyimpang atau abnormal tersebut. Dengan demikian, yang dimaksud

penyimpangan, adalah tindakan atau perilaku seseorang atau suatu kelompok

yang mengabaikan norma-norma atau nilai-nilai yang ditetapkan dalam

masyarakat.

Setiap perilaku yang menyimpang akan mendapatkan sanksi sesuai

dengan bentuk penyimpangan yang dilakukan. Jika yang dilakukan

penyimpangan berskala kecil, maka ia akan mendapatkan sanksi yang ringan.

Misalnya, seseorang yang meludah sembarangan, sanksi yang akan diterima

1
akan mendapatkan cemoohan dari orang lain. Begitu juga apabila seseorang

melakukan penyimpangan berskala besar, ia pun akan mendapatkan sanksi

sesuai dengan penyimpangan yang dilakukan. Misalnya, seseorang yang

melakukan pembunuhan, ia akan mendapatkan sanksi sesuai dengan Undang-

Undang hukum pidana dengan kurungan penjara dan setelah bebas ia tidak

akan diterima tinggal di masyarakat umum.

Nilai dan norma dibentuk agar dipatuhi oleh seluruh masyarakat. Nilai

dan norma yang berfungsi sebagai batas dan pengawas atau pengontrol segala

tingkah laku masyarakat. Namun, nilai dan norma tidak akan berjalan dengan

baik apabila tidak dibantu dengan adanya pengendalian sosial. Pengendalian

sosial diciptakan untuk mendidik, mengajak bahkan memaksa seseorang atau

kelompok untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

Apabila pengendalian sosial berjalan dengan baik, akan tercipta perdamaian

dan kerukunan dalam masyarakat. Sebaliknya, apabila pengendalian sosial ini

tidak berjalan dengan baik maka jika dibiarkan akan mengganggu dan

mengancam stabilitas dan keamanan nasional.

2. Macam-macam Penyimpangan

a. Tindakan Kriminal dan Kejahatan

Tindakan kriminal dan kejahatan adalah salah satu penyimpangan

yang umumnya telah direncanakan dan ditujukan dengan maksud tertentu.

Tindakan kriminal dan kejahatan ini biasa dilakukan secara perorangan,

namun biasa juga secara kelompok. Tindakan kriminal dan kejahatan

secara perorangan seperti mencuri, sedangkan tindakan kriminal dan

2
kejahatan yang dilakukan secara berkelompok seperti merampok bank,

penjarahan secara massal, dan Iain-lain. Tindakan kejahatan ini juga biasa

ditujukan kepada manusia secara langsung, dapat juga ditujukan pada

negara. Misalnya, kejahatan yang ditujukan pada manusia seperti

membunuh, pelecehan seksual, dan Iain-lain. Sedangkan kejahatan yang

ditujukan pada negara seperti korupsi dan tindakan para teroris. Kejahatan

dan kriminal semacam ini, perlahan tapi pasti akan mengganggu dan

mengancam stabilitas dan keamanan negara.

b. Kenakalan Anak (Juvenile Delinquency)

Kenakalan (delinquency) menurut Prof. Dr. Fuad Hasan, yaitu

perbuatan anti-sosial yang dilakukan oleh anak atau remaja yang bila

dilakukan oleh anak dewasa termasuk tindakan kejahatan.

3
c. Penyimpangan seksual

Penyimpangan seksual adalah bentuk penyimpangan trhadap norma-

norma dalam masyarakat. Penyimpangan seksual dapat berupa

homoseksual, lesbianisme, dan transeksual. Penyimpangan-penyimpangan

terjadi biasanya karena faktor lingkungan sosial, seperti orang-orang

sekitar dan pola pergaulannya.

d. Penyalahgunaan narkotika

Penyalahgunaan narkotika merupakan bentuk penyelewenangan perilaku,

karena melanggar norma hukum yang berlaku di masyarakat.

e. Hubungan Seksual Sebelum Nikah

Hubungan seks yang dilakukan sebelum nikah bukan merupakan hal tabu

lagi bagi anak-anak zaman sekarang. Padahal sesungguhnya aktivitas

mereka telah menyimpang dan melanggar norma agama, norma sosial,

dan moral. Perbuatan ini merusak nilai-nilai kehidupan keluarga karena

itu harus diberi sanksi. Dalam masyarakat kita, sesungguhnya hal-hal

tersebut adalah hal yang sangat tidak diinginkan, pelaku tidak dihormati

dalam kehiduapn sosialnya, dikucilkan dan dianggap sampah masyarakat.

4
Akibat-akibat perilaku seksual diluar nikah antara lain:

(1) menumbuhkan dan menyebarluaskan penyakit kulit dan kelamin;

(2) merusak sendi-sendi kehidupan keluarga;

(3) memberikan pengaruh demoralisasi pada lingkungan; dan

(4) merusak sendi-sendi moral, susila, hukum, dan agama.

3. Bentuk-Bentuk Penyimpangan

Lemert (1951), berpendapat penyimpangan terbagi menjadi dua

bentuk, yaitu:

a. Penyimpangan Primer

Penyimpangan primer, yaitu perbuatan menyimpang yang

dilakukan oleh seseorang dalam aspek kehidupan lainnya, selalu sesuai

dengan norma-norma yang berlaku. Penyimpangan ini merupakan bentuk

penyimpangan kecil, sehingga mudah untuk disembunyikan dan

dimaafkan. Misalnya, anak yang bolos sekolah, pelanggaran rambu-rambu

lalu lintas, dan Iain-lain.

b. Penyimpangan Sekunder

Penyimpangan sekunder, yaitu suatu perbuatan yang oleh

masyarakat dianggap sebagai perbuatan sekunder, perbuatan yang

seringkali melakukan tindakan yang meresahkan orang lain.

Penyimpangan ini merupakan bentuk penyimpangan yang sulit diterima

dan sulit dimaafkan oleh masyarakat. Misalnya, pembunuhan, perkosaan,

dan Iain-lain.

5
4. Sifat-sifat Penyimpangan

a. Penyimpangan Positif

Penyimpangan positif, yaitu penyimpangan yang mempunyai

dampak positif karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan

memperkaya alternatif. Penyimpangan positif ini sebetulnya memiliki

tujuan baik, menuju pada perbaikan hanya cara yang dilakukan

menyimpang dari norma yang berlaku. Misalnya, para demonstran aksi

damai seribu payung, yang dilakukan masyarakat dengan tuntutan

meminta presiden menurunkan dan mengesahkan Undang-Undang anti

kekerasan dalam rumah tangga.

b. Penyimpangan Negatif

Penyimpangan negatif, yaitu penyimpangan yang cenderung

bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat

buruk. Penyimpangan-penyimpangan negatif yang dilakukan tidak dapat

ditoleransi oleh masyarakat. Misalnya, perkosaan dan pembunuhan.

Begitu banyak penyimpangan yang terus terjadi di masyarakat.

Menurut kalian, mengapa penyimpangan sosial dapat berkembang pada

suatu masyarakat? Tuangkan pendapat kalian dalam bentuk esai, lalu

serahkan kepada guru untuk dinilai!

6
PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MENYIMPANG

1. Penyimpangan Sebagai Proses Sosial yang Tidak Sempurna

Perilaku menyimpang dapat terbentuk karena proses sosialisasi yang

tidak sempurna. Para pelaku penyimpangan tidak pernah memiliki rasa

bersalah atau pun penyesalan atas segala yang dilakukannya, meski yang

dilakukannya telah melanggar norma-norma, bahkan sampai menelan korban

jiwa. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, keluarga adalah

media terpenting dalam pembentukan kepribadian. Kepribadian yang

menyimpang biasa saja, disebabkan karena faktor keluarga yang salah dalam

membentuk pribadi seseorang. Namun, bukan berarti semua perilaku

menyimpang disalahkan kepada keluarga. Perilaku menyimpang juga dapat

dipelajari individu dari media lain. Setiap individu, akan mudah terpengaruh,

apabila dalam diri seseorang tidak memiliki pendirian, sehingga tidak dapat

membedakan yang benar dan yang salah.

Perilaku menyimpang dapat pula terbentuk karena cacat bawaan,

gangguan mental atau goncangan jiwa. Sikap masyarakat mengasingkan

orang-orang yang memiliki kekurangan seperti itu, menyebabkan kurangnya

pergaulan sehingga tidak bisa menyerap norma atau nilai yang berlaku dalam

masyarakat, yang pada akhirnya terjadi perilaku menyimpang. Faktor-faktor

penyebab terbentuknya perilaku menyimpang, adalah:

(a) sikap mental tidak sehat;

(b) berasal dari keluarga bermasalah (broken home);

(c) dorongan kebutuhan ekonomi;

7
(d) pengaruh lingkungan dan media massa;

(e) proses belajar yang menyimpang;

(f) akibat kegagalan proses sosialisasi.

2. Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang sebagai Hasil Proses Sosiaiisasi

Nilai Budaya yang Menyimpang

Para pelaku penyimpangan setelah dikucilkan dan dianggap rendah

oleh masyarakat, maka ia berusaha mencari komunitas yang sama-sama telah

dibuang oleh masyarakat. Mereka yang bertemu lalu membentuk kelompok

untuk mendapatkan status, kesenangan, dan pendapatan meski melalui

penyimpangan lagi. Dalam aktivitasnya, mereka selalu berkumpul bersama

untuk tujuan tertentu dengan saling membantu dan memberikan suasana

tertentu. Misalnya, geng kejahatan, kelompok pemakai narkotika, penjudi, dan

Iain-lain.

3. Teori-teori Mengenai Penyimpangan

Ada beberapa teori yang mengemukakan terbentuknya perilaku

menyimpang, di antaranya:

a. Teori Biologis

Teori ini menilai bahwa faktor biologis sebagai penyebab dari sebagian

besar penyimpangan.

b. Teori Psikologis

Teori ini menganggap ketidakmampuan menyesuaikan diri secara

psikologislah yang merupakan penyebab dari sebagian besar

penyimpangan. Dewasa ini teori ini kurang diterima.

8
c. Teori Konflik

Teori konflik, yaitu teori ini menganggap bahwa penyimpangan perilaku

disebabkan oleh adanya pertentangan norma antara berbagai kebudayaan,

oleh adanya pertentangan norma antara berbagai kebudayaan khusus

yang berlainan (teori konflik budaya) dan karena adanya benturan antara

kepentingan kelas-kelas sosial yang berbeda (teori kelas sosial).

d. Teori Sosialisasi

Teori ini didasarkan pada pandangan teori fungsional yang mengatakan,

ada norma inti dan nilai-nilai tertentu yang disepakati oleh segenap

anggota masyarakat.

4. Media Pembentukan Kepribadian Menyimpang

Sosialisasi dapat berjalan dengan baik, karena adanya media sosialisasi.

Begitu pula dengan kepribadian menyimpang. Kepribadian seseorang akan

menyimpang karena ada media-media yang memfasilitasi kepribadian

menyimpang terus berkembang. Media penyimpangan tersebut, di antaranya:

a. Keluarga

Proses sosialisasi dimulai dari media keluarga. Oleh karena itulah,

media keluargalah yang memiliki peranan penting dalam pembentukan

kepribadian seseorang. Apabila proses sosialisasi tidak berjalan dengan

baik, maka akan menghasilkan kepribadian yang menyimpang.

Kepribadian seseorang akan berkembang dengan baik apabila ia terlahir di

keluarga yang normal, terlahir di keluarga yang dipenuhi cekcok, orangtua

yang suka minum alkohol, pecandu narkotika, suka berjudi dan Iain-lain.

9
b. Lingkungan tempat tinggal

Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi pembentukan

kepribadian. Apabila seseorang tinggal di lingkungan yangbaik, para

anggota masyarakatnya suka bekerja dan selalu melakukan perbuatan

positif maka akan terbentuk kepribadian yang baik pula.

c. Kelompok bermain

Kelompok bermain sama pentingnya dalam membentuk kepribadian.

Apabila seseorang dapat memilih teman dan akhirnya dapat berteman

dengan orang baik maka kepribadian yang terbentuk adalah kepribadian

yang baik pula.

d. Media massa

Melalui media massa kita bisa mengetahui perkembangan dunia. Apabila

kita menyaksikan idola kita memerankan peran yang positif maka tidak

jarang penonton akan mengikuti aktivitas idolanya.

10

You might also like