You are on page 1of 11

SMA ISLAM

PB.SOEDIRMAN
1 BEKASI
[KARYA ILMIAH TENTANG RAGI]
Arqhi
Karya ilmiah ini menjelaskan tentang ragi,manfaatnya,dan
Deanansa
proses pembuatan berbagai macam makanan dengan ragi
M . Gibran . A
M . Faizal
M . Ikhsan . Y
2
3

Kata pengantar

Bismillahirrohmannirrohim.

Ucapan puji syukur kepada Allah swt karena kami dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul ‘ manfaat ragi dalam pembuatan temped dan tape ‘ dengan
lancar dan baik.

Karya Ilmiah ini berisikan tentang manfaat ragi dalam pembuatan temped dan
tape . kami membuat karya ilmiah ini melalui pengamatan – pengamatan yang
sebelumnya telah kami lakukan

Didalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-


besarnya atas dorongan dan bantuan baik secara moril, spiritual maupun materil
kepada seluruh pihak yang membantu hingga karya ilmiah ini selesai.

kami menyadari bahwa karya ilmiah ini, masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan-kekurangannya, oleh karena itu kami dengan sangat terbuka
menerima masukan dan kritik demi kebaikan karya ilmiah ini di masa yang akan
datang . Harapan kami, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat
diterima dengan baik.
4

Daftar isi
Cover . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
BAB I
Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4) – (5)
BAB II
Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6)
o Pengertian Ragi

BAB III
Isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(7) – (9)
o Proses pembuatan scar dengan ragi
o Proses pembuatan tempe dengan ragi
o Proses pembuatan tapedengan ragi
o Proses pembuatan roti dengan ragi

BAB IV
Penutup. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(10)
o Sumber
o Kesimpulan
o Saran
5

Bab I

a. Latar belakang masalah


Ragi merupakan bahan yang sering digunakan dalam fermentasi
makanan. Seperti dalam pembuatan tape , tempe , acar dan roti. Walaupun
banyak orang yang tahu kegunaan ragi , tetapi tidak banyak orang yang tahu
bagaimana cara kerja ragi untuk memfermentasikan makanan. Oleh karena itu
kami membuat karya ilmiah ini agar para pembaca dapat lebih memahami
tentang manfaat ragi lebih dalam lagi .

b. Rumusan masalah
1. Apakah manfaat ragi dalam kehidupan manusia ?
2. Apakah dampak positif maupun negative dalam penggunaan ragi bagi
kehidupan manusia ?
3. Bagaimanakah proses pembuatan acar, tempe, tape, roti, dan Dengan
ragi?
4. Apa yang menyebabkan makanan yang di beri ragi dapat di fermentasi ?

c. Tujuan
Untuk mengetahui lebih lanjut manfaat ragi dalam pembuatan acar, tempe,
tape, roti, dan bir.

d. Manfaat penulisan
Maksud kami membuat tulisan ini adalah supaya kita dapat menambah
pengetahuan pembaca karya ilmiah ini tentang apa gunanya ragi dan apa
manfaatnya dalam kehidupan kita. Kami berharap karya Ilmiah kami yang
membahas tentang ragi dapat menambah pengetahuan para pembaca
tentang ragi sehingga dapat membantu kehidupan sehari-hari para pembaca .
6

e. Metode penelitian
Metode Penelitian yang kami lakukan Adalah dengan melihat hasil
survey yg dilakukan oleh beberapa nara sumber, dan juga membandingkan
hasil survey yang telah mereka lakukan, setelah itu kita memilah dan memilih
hal hal yang kami anggap penting tentang ragi.
Kami juga meniliti langsung objek(ragi) baik dalam bentuk yang belum
tercampur dengan kedelai agar dapat merefleksikan semua hal tentang ragi

f. Sistematika penulisan
7

Bab II
Ragi

R agi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya
mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan
bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran
kecil atau cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri makanan untuk
membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar, tempe, tape, roti.

Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri
dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus, Aspergillus, Mucor, Amylomyces,
Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala,, Lactobacillus, Acetobacter, dan
sebagainya.

Berbagai jenis ragi yang digunakan di berbagai negara dan kebudayaan di dunia
dibuat menggunakan media biakan tertentu dan campuran tertentu galur fungi dan
bakteri.
8

Bab III
Proses pembuatan makanan dengan ragi

D alam pembuatan acar adalah dengan cara mengawetkan makanan dengan


menggunakan cuka dan/atau brine. Biasanya yang dibuat acar adalah timun,
tapi juga cabai, bawang, tomat, dan sebagainya.

D alam pembuatan tempe di Indonesia secara umum terdiri dari tahapan


perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi
dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi.

Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini
berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak
mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya
nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman.

Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat
menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan
dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.

Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi
biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar
diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam
laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat
pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak
optimum (misalnya di negara-negara subtropis, asam perlu ditambahkan pada air
rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat
meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-bakteri beracun.

Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin


dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan
kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.

Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru.
Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau
daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam
9

medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun
kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar
Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum
pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur
merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung
pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.

Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk
fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya
daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan
memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk
tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang
dengan cara ditusuk-tusuk.

Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi.
Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai,
menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C
selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang
menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses
tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi
sampai 36 jam.

D alam pembuatan tapai ketan, beras ketan perlu dimasak dan dikukus terlebih
dahulu sebelum dibubuhi ragi. Campuran tersebut ditutup dengan daun dan
diinkubasi pada suhu 25-30 °C selama 2-4 hari sehingga menghasilkan alkohol dan
teksturnya lebih lembut.

Untuk membuat tapai singkong, kulit singkong harus dibuang terlebih dahulu.
Singkong dicuci lalu dikukus dan ditempatkan pada keranjang bambu yang dilapisi
daun pisang. Ragi disebar pada singkong dan lapisan daun pisang yang digunakan
sebagai alas dan penutup. Keranjang tersebut kemudian diperam pada suhu 28 –
30 °C selama 2 – 3 hari.

Selain rasanya yang manis dan aroma yang memikat, tapai juga dibuat dengan
beberapa warna berbeda. Warna tersebut tidak berasal dari pewarna buatan yang
berbahaya, melainkan berasal dari pewarna alami. Untuk membuat tapai ketan
berwarna merah, digunakan angkak, pigmen yang dihasilkan oleh Monascus
purpureus. Sedangkan tapai ketan warna hijau dibuat menggunakan ekstrak daun
pandan.
10

Pembuatan tapai memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong
atau ketan dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan
baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tapai. Agar pembuatan
tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih,
terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk
mengolah bahan tapai bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan
juga harus bersih menggunakan air hujan bisa mengakibatkan tapai tidak berhasil
dibuat.

D alam pembuatan roti bahan dasar utamanya adalah tepung dan air yang
difermentasikan oleh ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Nemun
kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan seperti
garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di
dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu
11

Bab IV

Sumber :
 www.wikipedia.com
 www.google.co.id
 www.kaskus.us
 Dan berbagai sumber lainnya

Kesimpulan :
proses penggunaan ragi pada beberapa fermentasi makanan tidak selalu
sama . ragi yang paling sering digunakan adalah ragi yang berbentuk bubuk .
ragi sangat dibutuhkan dalam pembuatan tempe , tape , roti , acar dan roti .
jadi , dalam industri makanan ragi sangat dibutuhkan untuk fermentasi
makanan .

Saran :
 Jangan pernah menganggap remeh sesuatu seperti menganggap remeh
ragi , karena ragi juga memiliki peran yang sangat besar bagi industri
makanan di tanah air .
 Agar orang – orang dapat memanfaatkan ragi sebaik mungkin setelah
mengetahui banyaknya manfaat dari ragi
 Manusia harus lebih bersyukur lagi kepada Allah SWT , karena walaupun
ragi berukuran kecil tapi memiliki banyak manfaat . ini menunjukkan
kebesaran Allah SWT .

You might also like