Professional Documents
Culture Documents
- Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan
pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
- Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan
ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.
- Abortus inkomplit yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal
adalah desidua atau plasenta.
- Abortus komplit artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga
rongga rahim kosong.
- Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan
sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam
kandungan selama 6 minggu atau lebih.
- Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-
turut atau lebih.
Selanjutnya dalam laporan kasus kali ini akan membahas mengenai abortus inkomplit infeksiosa
provokatus. Seperti yang sudah dijelaskan diatas abortus inkomplit adalah keluarnya sebagian
hasil konsepsi dari kavum uteri, tetapi masih ada yang tertinggal dan bila disertai dengan infeksi
genitalia disebut abortus inkomplit infeksiosa.1,2,3,6,7
Sedangkan abortus provokatus kriminalis merupakan abortus yang dilakukan tanpa indikasi
medis. Sedikitnya kasus abortus ilegal yang diproses secara hukum sebenarnya tidak lepas dari
kolusi antara wanita hamil dan pelaku abortus, disamping sulitnya menemukan bukti-bukti oleh
para penegak hukum mengenai terjadinya tindak abortus ilegal. Keadaan ini menunjukkan bahwa
pihak-pihak yang bersangkutan dengan abortus telah mengetahui abortus melanggar hukum,
sehingga mereka berusaha menyembunyikan dari mata penegak hukum.1
INSIDEN
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15 %. Namun demikian, frekuensi
seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan, karena abortus buatan banyak yang tidak
dilaporkan, kecuali bila telah terjadi komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya
disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak datang ke dokter atau rumah sakit.3
Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika. Akan tetapi gambaran
dibawah ini memberikan kita bahan untuk dipertimbangkan. Seperti tertulis dalam buku “Facts
of Life” oleh Brian Clowes, Phd.
Para wanita pelaku aborsi adalah: 8
Wanita Muda
Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang berusia dibawah 25
tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah 19 tahun.
Usia
Jumlah
Dibawah 15 tahun
14.200
0.9%
15-17 tahun
154.500
9.9%
18-19 tahun
224.000
14.4%
20-24 tahun
527.700
33.9%
25-29 tahun
334.900
21.5%
30-34 tahun
188.500
12.1%
35-39 tahun
90.400
5.8%
40 tahun keatas
23.800
1.5%
Belum Menikah
Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan aborsi. Jadi, para
wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah akan memilih membunuh
anaknya sendiri
Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat Timur, kehamilan
diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi yang sangat tidak bisa diterima
masyarakat maupun lingkungan keluarga.
ETIOLOGI
- Faktor anatomi : Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan timbul pada 10-15 %
wanita dengan abortus spontan yang rekuren.
o Lesi anatomi kogenital yaitu kelainan duktus Mullerian (uterus bersepta). Duktus mullerian
biasanya ditemukan pada keguguran trimester ke dua.
o Kelainan yang didapat misalnya adhesi intrauterun (synechia), leimioma, dan endometriosis.
9,10
o Insufisiensi fase luteal ( fungsi corpus luteum yang abnormal dengan tidak cukupnya produksi
progesteron).
- Faktor infeksi
- Faktor imunologi
PATOGENESA
Fetus dan plasenta keluar bersamaan pada saat aborsi yang terjadi sebelum minggu ke sepuluh,
tetapi terpisah kemudian. Ketika plasenta, seluruh atau sebagian tertinggal didalam uterus,
perdarahan terjadi dengan cepat atau kemudian.12 Pada permulaan terjadi perdarahan dalam
desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil
konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus akan berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya,
karena vili korialis belum menembus desidua terlalu dalam; sedangkan pada kemailan 8-14
minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal.3
Hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari aktivitas kontraksi dan retraksi miometrium
menyebabkan banyak terjadi perdarahan.12
Pada abrotus provokatus kriminalis, mikroorganisme dapat mencapai vulva, vagina dan uterus
dengan slah satu cara di bawah ini:1
- Debu
Kemampuan dari beberapa bakteri tergantung dari luasnya enzim yang bekerja ektraseluler.
Contohnya banyak bakteri Gram positif memproduksi hyaluronidase dan kollagenase. Enzim ini
meningkatkan difusi melalui jaringan penyambung dengan cara depolimerase asam
hyaluronidase. Pada abortus provokatus kriminalis, invasi mikroba sangat dipermudah dengan
adanya jejas pada mukoa uterus.
2. Reaksi hipersensitivitas
Ada banyak infeksi dimana mikroorganisme tidak dapat dieliminasi dari tubuh tetapi menetap
pada hospes selama beberapa bulan, tahun atau seumur hidup. Hal ini dilihat sebagai kegagalan
dari mekanisme pertahanan tubuh yang memang telah dibentuk untuk mengeliminasi
mikroorganisme-mikroorganisme yang menyerang jaringan.
INTERAKSI ANTIMIKROBA-MIKROBA
Antimikroba ada yang bersifat menghalangi pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas
bekteriostatik dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebgai aktivitas bakterisid.
Sebagai contoh Penisilin G aktif terhadap bakteri gram positif tetapi tidak pada gram negatif.
3. Resistensi mikroba
Resistensi pada suatu sel mikroba ialah suatu sifat dimana kehidupannya tidak diganggu oleh
antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup.
GAMBARAN KLINIS
Gejala abortus inkomplit berupa amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas. Perdarahan bisa sedikit
atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku); sudah ada keluar fetus atau jaringan. Pada
abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang
tidak ahli, sering terjadi infeksi. Tanda-tanda infeksi alat genital berupa demam, nadi cepat,
perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, luekositosis. Pada pemeriksaan
dalam untuk abortus yang baru saja terjadi didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba
sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari
seharusnya.3
- ada juga dilaporkan jatuh dari tempat yang tinggi, berdansa, melakukan hubungan seksual
dengan keras dan dalam waktu yang lama.
DIAGNOSIS
- Anamnesis 3
o Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus, dapat juga menonjol
keluar, atau didapatkan di liang vagina.
- Pemeriksaan Penunjang 2
1. Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu bekuan, waktu
perdarahan, trombosit., dan GDS.
2. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi.
DIAGNOSIS BANDING 9
- Abortus komplit
- Kehamilan ektopik
PENATALAKSANAAN 2,3
1. Memperbaiki keadaan umum. Bila perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan cairan yang
cukup.
3. 24 sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan
yang banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
4. Pemberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita.
Semua pasien abortus disuntik vaksin serap tetanus 0,5 cc IM. Umumnya setelah tindakan
kuretase pasien abortus dapat segera pulang ke rumah. Kecuali bila ada komplikasi seperti
perdarahan banyak yang menyebabkan anemia berat atau infeksi.2 Pasien dianjurkan istirahat
selama 1 sampai 2 hari. Pasien dianjurkan kembali ke dokter bila pasien mengalami kram
demam yang memburuk atau nyeri setelah perdarahan baru yang ringan atau gejala yang lebih
berat.13 Tujuan perawatan untuk mengatasi anemia dan infeksi. Sebelum dilakukan kuretase
keluarga terdekat pasien menandatangani surat persetujuan tindakan.2
KOMPLIKASI 1,6
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.
Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan
atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya
perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora normal.
Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli,
Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis,
sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli,
Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi
terbatas padsa desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke
perimetrium, tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme yang paling sering
bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus,
Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium
perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus
dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat
membentuk gas.
PROGNOSIS 9,10
- Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren mempunyai
prognosis yang baik sekitar >90 %
- Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan
kehamilan sekitar 40-80 %
- Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin pada kehamilan
5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak jelas.
Daftar Pustaka
1. Rieuwpassa C, Rauf S, Manoe IMS. M. Pola Bakteri Aerob Pada Penderita Abortus Inkomplit
Infeksiosa Provokatus Kriminalis Pada Beberapa Rumah Sakit Di Makassar dalam Kumpulan
Makalah Ilmiah POGI Cabang Makassar. Bagian/UP. Obstetri dan Ginekologi FKUH, Makassar,
2003.
2. Manoe IMS. M., Rauf S., Usmany H. Abortus dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri
Dan Ginekologi, Bagian/SMF Obstetri Dan Ginekologi FKUH RSUP dr. Wahidin Sudiro
Husodo, Ujung Pandang, 1999. Hal.97-103
3. Mochtar R. Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan dalam Sinopsis Obstetri, Jilid 1,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998. Hal: 209-214
12. Pritchard JA, MacDonald PC, Gant NF. Abortion in William Obtetrics, 7th ed. Appleton-
Century-Crofts, USA, 1985. p. 467-488
Martin E. Incomplete Miscarriage. Available at: http://www.abn.it.org Accessed on Accessed on
January,21 2006