You are on page 1of 10

Definisi Jin dan Syaithan

Jin menurut bahasa berasal dari lafatz ijtinan yang berarti istitar (sembunyi) dari lafazh
jannatul lail ajanahuu yaitu jika malam menutupinya. Mereka sembunyi dan tidak terlihat
oleh mata manusia maka disebut [...]

Jin menurut bahasa berasal dari lafatz ijtinan yang berarti istitar (sembunyi) dari lafazh
jannatul lail ajanahuu yaitu jika malam menutupinya. Mereka sembunyi dan tidak

terlihat oleh mata manusia maka disebut jin, mereka bisa melihat manusia tetapi mereka
tidak bisa dilihat oleh manusia sebagaimana firman Allah I :
Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu
tidak bisa melihat mereka."(Al A'raaf 27)

Jin menurut istilah adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam dalil-dalil dari Al Qur'an
dan hadits yang menunjukan bahwa jin diciptakan dari api. Allah berfirman:
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.(Al Hijr
27)

Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.(Ar Rahman 15)
Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhahhak berkata bahwa yang dimaksud dari firman
Allah: dari nyala api yaitu "Dari api murni" dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas:"Dari
bara api".(Di dalam tafsir Ibnu Katsir).
Dalil dari hadits, riwayat dari Aisyah t bahwasannya Rasulullah bersabda:
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari
apa yang disifatkan (diceritakan) bagi kalian".[yaitu dari air mani] (HR.Muslim di dalam
kitab Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).

Hakekat Syaithan

Syaithan adalah makhluk yang kafir dari bangsa jin atau manusia, berdasarkan dalil-dalil
baik dari Al Quran maupun As Sunnah. Tidaklah setan disebut kecuali selalu berarti
kekafiran dan keburukan. Berbeda dengan jin, sebagian mereka ada yang kafir dan
sebagian yang lain ada yang mukmin.

Syaithan menunjukan arti setiap yang sombong dan congkak yang diambil dari kata
syathana yang berarti jauh dari kebaikan atau dari kata syaatha yasyiithu yang berarti
hancur binasa atau terbakar. Maka setiap yang congkak, sombong serta tidak terkendali
baik dari kalangan jin, manusia atau hewan maka disebut syaithan.

Kesombongan Iblis

Termasuk dalam golongan syaithan adalah Iblis dan para pengikutnya. Permusuhan
antara manusia dengan syaithan telah menjadi sejarah yang cukup lama, dimulai sejak
penolakan iblis terhadap perintah Allah I untuk bersujud kepada nabi Adam u . Allah I
berfirman:
'Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu Aku
menyuruhmu? Menjawab iblis: 'Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari
api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah."(Al A'raaf 12)

Dalam hal ini iblis mendahulukan logika daripada perintah Allah I dan menempatkan
dirinya diatas kebenaran dengan menghukumi sesuatu sesuai dengan sebab akibat yang
dia anggap benar sementara jelas menentang Allah I . Padahal apabila telah datang dalil
yang jelas maka tidak dibutuhkan ijtihad. Yang ada hanya mentaati dan melaksanakan
perintah yang terkandung dalam dalil tersebut, iblis -semoga laknat Allah atasnya- sangat
faham bahwa Allah I adalah Rabb Yang Maha Pencipta, Maha Pemilik, Maha Pemberi
Rezeki dan Maha Pengatur tiada sesuatupun yang terjadi kecuali atas izin dan ketetapan-
Nya, akan tetapi dia tidak mentaati Allah I karena logikanya yang salah sebagaimana
ucapannya yang disebutkan di dalam firman Allah I :
Menjawab iblis:'Saya lebih baik daripadanya Engkau ciptakan saya dari api sedang dia
Engkau ciptakan dari tanah."(Al A'raaf 12)
Maka balasan yang adil atas keberanian Iblis dalam menentang perintah Allah I
sebagaimana disebutkan dalam firman- Nya:

AllahI berfirman:
'Turunlah kamu dari Surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di
dalamnya, maka keluarlah,sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina."(Al
A'raaf 13)

Pengetahuan dan keyakinan iblis terhadap wujud dan sifat-sifat Allah I tidaklah
bermanfaat dan juga siapa saja yang mengedepankan logika daripada perintah Allah I
sehingga ia bisa dengan leluasa menerima atau menolaknya atau berhukum dengan
perintah Allah I tetapi menolak putusan-Nya, dalam hal ini maka ilmu dan kepercayaan
tentang Allah I tidaklah bermanfaat. Jadi iblis dinyatakan kafir dengan disertai ilmu dan
kepercayaan yang sangat cukup.

Allah berfirman:
Iblis menjawab, Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan. Allah e
berfirman Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh. Iblis
menjawab:'Karena Engkau menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka,dari kanan dan dari kiri mereka
dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."
(Al A'raaf 14-17)

Keinginan iblis yang sangat kuat dan jahat untuk menyesatkan anak Adam menyingkap
tabiat jahat iblis. Dia adalah makhluk yang benar-benar jahat bukan sifat yang hanya
bersifat sementara, dia makhluk pembangkang dan terkutuk yang murni jahat.
Sehingga iblis menjadi makhluk terlaknat dan terkutuk serta memiliki sifat sombong lagi
jahat dan Allah I memberikan kesempatan hidup yang sangat panjang. Terlaknat dan
terkutuknya iblis dikarenakan maksiat dan sombong kepada Allah I yang menjadikan ia
makhluk terhina padahal sebelumnya ia termasuk makhluk yang terhormat. Karena
penolakannya terhadap perintah Allah I untuk sujud kepada Nabi Adam u mengakibatkan
dia terusir dan terkutuk dari rahmat Allah I .

Sumpah Iblis Untuk Selalu Menggoda Keturunan Adam

Karena sebab itu iblis bersumpah dan berjanji untuk menyesatkan anak Adam dari jalan
Allah I yang lurus dan menutup rapat jalan bagi setiap orang yang ingin melintasinya.
Dan menutup rapat semua jalan menuju keimanan dan ketaatan yang bisa mendatangkan
ridha Allah I . Dan dia tidak akan berhenti menggoda setiap manusia dari seluruh penjuru
untuk menghalangi mereka dari keimanan dan ketaatan, Allah I menjawab ikrar iblis
dengan firman-Nya:
Allah berfirman:'Keluarlah kamu dari Surga itu sebagai orang terhina lagi terusir.
Sesungguhnya barangsiapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan
mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya.(Al A'raaf 18)
Dalam hal ini Allah memberi kesempatan bagi iblis dan pengikutnya untuk menyesatkan
dan Allah juga memberi kepada anak Adam u kesempatan memilih sebagai ujian dan
cobaan dan semua itu berdasarkan kehendak Allah I yang ditangan-Nya seluruh
keputusan di alam semesta ini, dengan kehendak Allah I iblis dijadikan makhluk yang
memiliki keistimewaan tertentu.

Tetapi Allah I tidak membiarkan kita berjuang tanpa petunjuk dan pedoman, serta senjata
untuk melawan kejahatan iblis. Al qur'an dan As Sunnah yang Shahih sangat cukup
sebagai petunjuk dan senjata untuk berlaga dalam pertempuran. Allahu'alam bishawab.

Prinsip-Prinsip Islam Mengenai Jin dan Syaitan


1. Diantara dasar aqidah Islam adalah beriman kepada yang ghaib. Dan diantara bentuk
keimanan kita kepada yang ghaib adalah kita mengimani tentang keberadaan jin dan
syetan. Allah l berfirman:
َ ‫صلةَ َوِمّما َرَزْقَناُهْم ُينِفُقو‬
‫ن‬ ّ ‫ن ال‬ َ ‫ب َوُيِقيُمو‬
ِ ‫ن ِباْلَغْي‬َ ‫ن ُيْؤِمُنو‬ َ ‫اّلِذي‬
"… (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." [Qs. Al
Baqarah: 3]
Ibn Mas'ud mengatakan, "Yang ghaib" ialah apa yang ghaib dari kita dan hal itu diberi
tahukan oleh Allah l dan Rasul-Nya kepada kita.
a. Dalil dari Al-Qur`an
Allah l berfirman:
‫سسَنا‬
ِ ‫عَلسى َأنُف‬
َ ‫شسِهْدَنا‬ َ ‫عَلْيُكْم آَياِتي َوُينِذُروَنُكْم ِلَقساء َيسْوِمُكْم َهسسَذا َقساُلوْا‬
َ ‫ن‬
َ ‫صو‬
ّ ‫ل ّمنُكْم َيُق‬
ٌ‫س‬ُ ‫س َأَلْم َيْأِتُكْم ُر‬
ِ ‫لن‬
ِ ‫ن َوا‬
ّ‫ج‬
ِ ‫شَر اْل‬
َ ‫َيا َمْع‬
َ ‫سِهْم َأّنُهْم َكاُنوْا َكاِفِري‬
‫ن‬ ِ ‫عَلى َأنُف‬
َ ‫شِهُدوْا‬ َ ‫حَياُة الّدْنَيا َو‬
َ ‫غّرْتُهُم اْل‬َ ‫َو‬
"Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari
golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi
peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami
menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka
menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir."
[Qs. Al An'am: 130]
Allah l juga berfirman:

َ ‫ي َوّلْوا ِإَلى َقْوِمِهم ّمنِذِري‬


‫ن‬ َ‫ض‬ِ ‫صُتوا َفَلّما ُق‬
ِ ‫ضُروُه َقاُلوا َأن‬
َ ‫ح‬
َ ‫ن َفَلّما‬
َ ‫ن اْلُقْرآ‬
َ ‫سَتِمُعو‬
ْ ‫ن َي‬
ّ‫ج‬
ِ ‫ن اْل‬
َ ‫ك َنَفرًا ّم‬
َ ‫صَرْفَنا ِإَلْي‬
َ ‫َوِإْذ‬

"Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan
Al Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata:
"Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka
kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan." [Qs. Al Ahqaf: 29]
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur`an yang menyebutkan tentang keberadaan jin.

b. Diantara dalil dari As Sunnah


Muslim meriwayatkan di dalam shahihnya dari Ibn Mas'ud, ia berkata: "Kami pernah
bersama-sama Rasulullah n pada suatu malam, lalu kami kehilangan beliau sehingga
kami mencarinya ke beberapa lembah dan perkampungan. Kemudian kami berkata, dia
dibawa terbang atau terbunuh. Kemudian malam itu kami bermalam dengan keadaan
yang buruk bersama orang-orang. Pada pagi harinya tiba-tiba beliau datang dari arah
Hira`. Ibn Mas'ud berkata, 'Lalu kami berkata: "Wahai Rasulullah n, kami kehilangan
engkau lalu kami mencarimu, tetapi kami tidak menemukanmu sehingga kami bermalam
dengan keadaan yang buruk bersama orang-orang." Rasulullah n berkata: "Telah datang
kepadaku da'i dari bangsa jin, lalu aku pergi bersama mereka kemudian aku bacakan Al
Qur`an kepada mereka." Ibn Mas'ud berkata, 'Kemudian Rasulullah n pergi bersama kami
lalu memperlihatkan kepada kami bekas-bekas mereka dan bekas-bekas api mereka.
Mereka bertanya kepadanya tentang bekal (makanan) mereka, lalu Nabi n berkata, "Bagi
kalian setiap tulang yang disebutkan nama Allah l padanya (ketika menyembelihnya), ia
jatuh ke tangan kalian menjadi makanan dan setiap kotoran dari binatang kalian."
Kemudian Rasulullah n berkata, "Karena itu, janganlah kalian beristinja` dengan kedua
benda tersebut karena keduanya adalah makanan saudara-saudara kalian."

Dari Abu Sa'id Al Khudri a, ia berkata, "Rasulullah n bersabda kepadaku: "Aku


melihatmu suka kepada kambing dan padang (gembalaan). Jika kamu berada di tengah
kambingmu dan padang (gembalaan)mu lalu kamu adzan untuk shalat maka keraskanlah
suara adzanmu karena sesungguhnya tidaklah jin, manusia atau apa saja yang mendengar
gema suara seorang muadzin kecuali akan menjadi saksinya pada hari Kiamat."

c. Dalil 'Aqli: Tidak terlihat bukan berarti tidak ada


Tidak terlihatnya jin bukan berarti tidak ada. Berapa banyak hal yang tidak dapat kita
lihat tetapi benda itu ada. Misalnya arus listrik, ruh, udara, yang mana kita meyakini
keberadaannya.

2. Islam menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber rujukan dalam


mengenal masalah ghaib. Setiap informasi tentang yang ghaib selain dari keduanya harus
kita tolak, kecuali yang selaras dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah l berfirman:
‫عِليٌم‬
َ ‫سِميٌع‬
َ ‫ل‬
َّ ‫ن ا‬
ّ ‫ل ِإ‬
َّ ‫سوِلِه َواّتُقوا ا‬
ُ ‫ل َوَر‬
ِّ ‫ي ا‬
ِ ‫ن َيَد‬
َ ‫ل ُتَقّدُموا َبْي‬
َ ‫ن آَمُنوا‬
َ ‫َيا َأّيَها اّلِذي‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” [Qs. Al Hujurat: 1]

3. Allah menciptakan jin dan manusia untuk satu tujuan yakni mengabdi kepada Allah
l.
Allah l berfirman:

ِ ‫س ِإلّ ِلَيْعُبُدو‬
‫ن‬ َ ‫لن‬
ِْ ‫ن َوا‬
ّ‫ج‬ِ ‫ت اْل‬
ُ ‫خَلْق‬
َ ‫َوَما‬
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku." [Qs. Adz-Dzariyyat: 56]
Allah l berfirman:

‫سسَنا‬
ِ ‫عَلسى َأنُف‬
َ ‫شسِهْدَنا‬ َ ‫عَلْيُكْم آَياِتي َوُينِذُروَنُكْم ِلَقساء َيسْوِمُكْم َهسسَذا َقساُلوْا‬
َ ‫ن‬
َ ‫صو‬
ّ ‫ل ّمنُكْم َيُق‬
ٌ‫س‬ُ ‫س َأَلْم َيْأِتُكْم ُر‬
ِ ‫لن‬
ِ ‫ن َوا‬
ّ‫ج‬
ِ ‫شَر اْل‬
َ ‫َيا َمْع‬
َ ‫سِهْم َأّنُهْم َكاُنوْا َكاِفِري‬
‫ن‬ ِ ‫عَلى َأنُف‬
َ ‫شِهُدوْا‬ َ ‫حَياُة الّدْنَيا َو‬
َ ‫غّرْتُهُم اْل‬
َ ‫َو‬

"Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari
golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi
peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami
menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka
menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir." [Al
An'am: 130]

4. Jin diciptakan dari percikan api neraka sebelum manusia diciptakan. Banyak nash-
nash yang menjelaskan tentang asal penciptaan jin. Ayat-ayat Al Qur`an dan hadits-hadits
Nabi n menunjukkan secara tegas bahwa jin diciptakan dari api.
Allah l berfirman:
‫ج ّمن ّناٍر‬
ٍ ‫ن ِمن ّماِر‬
ّ ‫جا‬
َ ‫ق اْل‬
َ ‫خَل‬
َ ‫َو‬
"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api." [Qs. Ar Rahman: 15]
Ibn 'Abbas dalam tafsir ayat ini, berkata: "Dari nyala api" yakni dari inti api. Dalam
riwayat lain, yakni dari ujung nyalanya.
Allah l juga berfirman:

ِ‫سُموم‬
ّ ‫ل ِمن ّناِر ال‬ ُ ‫خَلْقَناُه ِمن َقْب‬
َ ‫ن‬ّ ‫جآ‬
َ ‫َواْل‬
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." [Qs. Al
Hijr: 27]
Allah l berfirman:
ٍ ‫طي‬
‫ن‬ ِ ‫خَلْقَتُه ِمن‬
َ ‫خَلْقَتِني ِمن ّناٍر َو‬ َ ‫خْيٌر ّمْنُه‬
َ ‫ل َأَنْا‬
َ ‫ك َقا‬
َ ‫جَد ِإْذ َأَمْرُت‬
ُ‫س‬ْ ‫ل َت‬
ّ ‫ك َأ‬
َ ‫ل َما َمَنَع‬
َ ‫َقا‬
"Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di
waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau
ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah"." [Qs. Al A'raf: 12]
Muslim dan Ahmad meriwayatkan dari 'Aisyah s, ia berkata, "Telah berkata Rasulullah n:

‫ )رواه مسلم‬.‫ف َلُكْم‬


َ ‫ص‬
َ ‫ق آَدُم ِمّما َو‬
َ ‫خِل‬
ُ ‫ج ِمنْ نَاٍر َو‬
ٍ ‫ن َماِر‬
ْ ‫ن ِم‬
ّ ‫ق الجَا‬
َ ‫خِل‬
ُ ‫ن ُنْوٍر َو‬
ْ ‫لِئَكُة ِم‬
َ ‫ت الَم‬
ِ ‫خِلَق‬
ُ

"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari
apa yang telah dijelaskan-Nya kepada kalian."
5. Jin mengutamakan tempat-tempat yang sepi dari manusia sebagai tempat tinggalnya
seperti padang pasir, sebagaimana hadits yang menerangkan bahwasannya Rasulullah n
membacakan Al Qur`an kepada mereka, dan hal itu terjadi di padang pasir.
Diantara mereka ada juga yang tinggal di tempat-tempat kotoran dan sampah, karena
mereka memakan sisa-sisa makanan manusia.
Ada juga yang tinggal bersama manusia. Al Hafidz berkata: Ibn Abi Dunya telah
meriwayatkan dari jalan Yazid bin Yazid bin Jabir, salah seorang perawi kepercayaan
negeri Syam dan tabi'in yang paling muda, ia berkata: Di setiap rumah ada jin yang
tinggal di atapnya, setiap kali makanan siang diletakkan maka mereka turun dan makan
bersama penghuni rumah, demikian pula pada waktu makan sore.
Jin juga tinggal di lobang-lobang. Diriwayatkan oleh An Nasa`i dengan sanadnya dari
Qatadah dari Abdullah bin Sarjas bahwa Nabi n berkata, "Janganlah kalian kencing di
lobang." Mereka bertanya kepada Qatadah. Ia menjawab: "Dikatakan bahwa ia adalah
tempat tinggal jin."

6. Jin juga makan dan minum seperti halnya manusia.


Muslim meriwayatkan dari hadits Abdullah bin Umar a bahwa Rasulullah n berkata,
"Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan
kanannya dan apabila minum, maka minumlah dengan tangan kanan, karena
sesungguhnya syetan makan dan minum dengan tangan kirinya."
Nabi n juga bersabda kepada para jin ketika mereka menemui Nabi n di padang pasir,
"Bagi kalian setiap tulang yang disebutkan nama Allah l padanya (ketika
menyembelihnya), ia jatuh ke tangan kalian menjadi makanan dan setiap kotoran dari
binatang kalian." Kemudian Rasulullah n berkata, "Karena itu, janganlah kalian
beristinja` dengan kedua benda tersebut karena keduanya adalah makanan saudara-
saudara kalian."
Ini menunjukkan mereka makan dan minum, diantara makanannya adalah tulang dan
kotoran hewan.

7. Diantara jin, ada yang laki-laki dan ada yang perempuan.


Di dalam Ash Shahihain disebutkan dari Anas a, ia berkata: Apabila masuk WC, Nabi n
membaca doa:

ِ‫خَباِئث‬
َ ‫ث َو ال‬
ِ ‫خُب‬
ُ ‫ن ال‬
َ ‫ك ِم‬
َ ‫عْوُذِب‬
ُ ‫َالّلُهّم ِإّني َأ‬
"Ya Allah l aku berlindung kepada-Mu dari jin laki-laki dan jin perempuan."
Bukhari berkata: Sa'id bin Zaid berkata: telah menceritakan kepada kami Abdul 'Aziz: :
Apabila masuk" . Ibn Al Atsir berkata: al khubutsi bentuk jama' dari al khabits sedangkan
al khabaits bentuk jama' dari khabitsah yakni syetan laki-laki dan syetan perempuan.
Disini dapat difahami bahwa ada jin lelaki dan ada pula jin perempuan. Wallahu A'lam
bish Shawab.

8. Jin juga menikah dan memiliki keturunan.


Allah l befirman:

‫خُذوَنُه َوُذّرّيَت سُه َأْوِلَيسساء ِمسسن ُدوِنسسي‬


ِ ‫ن أَْمِر َرّبِه َأَفَتّت‬
ْ‫ع‬َ ‫ق‬
َ‫س‬َ ‫ن َفَف‬
ّ‫ج‬
ِ ‫ن اْل‬
َ ‫ن ِم‬
َ ‫س َكا‬
َ ‫ل ِإْبِلي‬
ّ ‫جُدوا ِإ‬
َ‫س‬
َ ‫لَدَم َف‬
ِ ‫جُدوا‬
ُ‫س‬
ْ ‫لِئَكِة ا‬
َ ‫َوِإْذ ُقْلَنا ِلْلَم‬
ً ‫ن َبَد‬
‫ل‬ َ ‫ظاِلِمي‬
ّ ‫س ِلل‬
َ ‫عُدّو ِبْئ‬ َ ‫َوُهْم َلُكْم‬
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam , maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia
mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya
sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah
iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim." [Qs. Al Kahfi: 50]
Sebagian Ulama berdalil dengan firman Allah l:
ّ ‫جا‬
‫ن‬ َ ‫ل‬
َ ‫س َقْبَلُهْم َو‬
ٌ ‫ن ِإن‬
ّ ‫طِمْثُه‬
ْ ‫ف َلْم َي‬
ِ ‫طْر‬
ّ ‫ت ال‬
ُ ‫صَرا‬
ِ ‫ن َقا‬
ّ ‫ِفيِه‬
"Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya,
tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang
menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin." [Qs. Ar Rahman: 56]

9. Syetan mempunyai tanduk.


Sebagaimana disebutkan di dalam sebuah riwayat dari Amir bin Anbasah a, ia berkata:
telah berkata Rasulullah n: "Sesungguhnya matahari terbit diantara dua tanduk syetan dan
terbenam diantara dua tanduk syetan."

10. Jin, sama seperti manusia dalam masalah Aqidah. Ada yang Muslim, Nashrani dan
Yahudi. Bahkan di kalangan jin Muslim sebagaimana manusia Muslim, ada yang
menganut aliran Qadariyah, Syi'ah. Ahlus Sunnah, Ahlu Bid'ah dan lain sebagainya. Ada
juga yang bertaqwa, ta'at dan bermaksiat. Allah l berfirman: "Dan sesungguhnya di antara
kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian
halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda." [Qs. Al jin: 11]

11. Jin takut kepada manusia. Mujahid berkata: "Sesungguhnya mereka takut kepada
kalian sebagaimana kalian juga takut kepada mereka." Diriwayatkan pula dari Mujahid,
ia berkata: "Syetan lebih takut kepada salah seorang dari kalian, karena itu jika dia
menampakkan dari kepada kalian janganlah kalian takut karena akan mengalahkan
kalian, tetapi bersikap keraslah kepadanya karena dia akan pergi."

12. Iblis adalah keturunan jin yang membangkang dari perintah Allah, dan bukan dari
golongan malaikat.
Allah l berfirman: "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah
dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil
dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah
musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang
zalim." [Qs. Al Khafi: 50]

13. Syetan adalah sebutan bagi pembangkang dari golongan jin dan manusia, sebagai
musuh dari setiap orang beriman.
Allah l berfirman: "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan
kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
(manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka
tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan." [Qs. Al-An'am:112]
14. Jin bisa melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat jin.
Allah l berfirman: "Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari
keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya
ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-
pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." [Qs. Al A'raf: 27]

15. Jin tidak dapat menampakkan diri kepada manusia dalam bentuk aslinya, tetapi jin
bisa melakukan penyerupaan ke dalam bentuk tertentu sehingga ia dapat memperlihatkan
dirinya dalam bentuk tersebut, bukan dalam bentuk aslinya.
Dari Abu Qilabah a dari Nabi n, ia bersabda: "Sekiranya anjing itu bukan satu umat
niscaya aku memerintahkan untuk membunuhnya, tetapi aku takut memusnahkan satu
umat, karena itu bunuhlah setiap yang berwarna hitam legam darinya sebab dia adalah
jinnya atau dari jinnya."
Juga hadits Abu Hurairah yang menerangkan bahwa ia disuruh oleh Nabi n untuk
menjaga (harta) zakat Ramadhan.
Iblis juga pernah menyerupai Suraqah bin Malik dalam perang Badar.
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah berkata: "Jin bisa menyerupai bentuk manusia dan
binatang, seperti ular, kalajengking, onta, sapi, kambing, kuda, bighal, keledai, burung
dan anak keturunan Adam."

16. Sebagian binatang dapat melihat syetan.


Dari Abu Hurairah a bahwa Rasulullah n bersabda: "Jika kalian mendengar suara keledai
maka berlindunglah kepada Allah l dari syetan karena sesungguhnya dia melihat syetan,
dan jika kalian mendengar kokok ayam maka memohonlah karunia dari Allah l karena
sesungguhnya dia melihat malaikat."

17. Setiap manusia diikuti oleh dua qarin dari jin dan dari malaikat. Qarin dari malaikat
selalu membisikkan kebaikan, sebaliknya qarin dari jin selalu membisikkan kejelakan
dan kejahatan. Sedangkan qarin dari jin yang mendampingi Rasulullah Saw telah masuk
Islam.
Rasulullah n bersabda: "Tidaklah salah seorang dari kalian, kecuali telah didampingi oleh
qarinnya dari golongan jin dan malaikat. Para sahabat bertanya, “Dan engkau juga ya
Rasulullah/” Rasulullah menjawab, “Demikian juga dengan saya. Tetapi Allah telah
membantu saya atasnya. Maka dia masuk Islam. Dan ia tidak memerintahkan saya
kecuali dalam kebaikan.” [HR. Muslim]

18. Jin mencuri pendengaran dari langit.


Allah l berfirman: "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan
sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk
mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba)
mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai
(untuk membakarnya)." [Qs. Al-Jin: 8-9]
Dari 'Aisyah s, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah n, sesungguhnya para tukang
ramal (dukun) itu meramalkan sesuatu kemudian terjadi sesuai dengan yang diramalkan?
Nabi n bersabda: "Itu adalah kalimat yang benar yang dicuri oleh jin kemudian
disampaikannya ke telinga walinya kemudian dia menambahnya dengan seratus
kebohongan".

19. Syetan dibelenggu pada bulan Ramadhan.


Dari Abu Hurairah a, ia berkata: telah bersabda Rasulullah n: "Bila datang bulan
Ramadhan, pintu-pintu syurga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan
dibelenggu".

20. Syetan lari ketika mendengar adzan dikumandangkan.


Rasulullah n bersabda: "Jika adzan dikumandangkan, maka syetan pun segera lari
(sejauh-jauhnya) sambil membuang "angin" sampai ia tidak lagi mendengar suara adzan
tersebut. Jika adzan telah selesai dikumandangkan, syetan pun kembali (ke hadapan
manusia). Jika shalat sudah didirikan (iqamat dikumandangkan), maka syetan pun
kembali lari menjauh, dan jika iqamat sudah selesai dikumandangkan, syetan pun
kembali (dan mulailah) mengganggu, memaling-malingkan konsentrasi dan membisik-
bisikkan: "Ingatlah ini, ingatlah itu!" Hingga akhirnya muslim yang shalat tadi tidak tahu
lagi sudah berapa rekaat shalat yang sudah dia kerjakan." [HR. Bukhari dan Muslim]

21. Memohon perlindungan kepada jin adalah haram, seperti minta perlindungan
terhadap dirinya, kesehatannya, keselamatannya, hartanya, rumahnya, kantornya,
kebunnya, kenadaraannya, jabatannya, usahanya, agamanya, dsb.
Allah l berfirman: "Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah
bagi mereka dosa dan kesalahan." [Qs. Al-Jin: 6]

22. Jin bisa merasuk ke dalam jasad manusia dan mengalir dalam tubuh manusia
melalui aliran darah. Sebagaimana Sabda Rasulullah n:
Rasulullah n bersabda: “Sesungguhnya syaitan itu mengalir dari tubuh manusia melalui
jalan darah.” [HR. Bukhari dan Muslim]

23. Syetan atau jin pembangkang tidak akan mampu menguasai orang yang beriman
dan selalu bertawal kepada Allah.
Allah l berfirman: "Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang
yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya." [Qs. An-Nahl: 99]

24. Syetan berjanji akan menggelincirkan seluruh manusia kecuali orang-orang yang
ikhlash.
Allah l berfirman: "Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan
mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." [Qs. Shad:
82-83]

25. Orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan syirik,
mereka mendapat jaminan keamanan dan jaminan petunjuk dari Allah. Allah l berfirman:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." [Qs. Al-An'am: 82]

26. Iblis memiliki bala tentara yang dibekali ketrampilan khusus dan ditugasi pekerjaan
yang khusus pula, diantaranya:

1. Al-Walahan, syetan spesialis penggoda orang yang wudhu. Nabi bersabda: "Pada
wudhu itu ada setan yang menggoda, disebut dengan Al-Walahan, maka hati-
hatilah terhadapnya." [HR Ahmad]
2. Khanzab, syetan spesiali penggoda orang yang shalat. Dalam sebuah riwayat
disebutkan, Utsman pernah bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, setan
telah mengganggu shalat dan bacaanku.” Beliau bersabda: “Itulah setan yang
disebut dengan Khanzab, jika engkau merasakan kehadirannya maka bacalah
ta’awudz kepada Allah dan meludah kecillah ke arah kiri tiga kali.” [HR Ahmad]
3. Utsman melanjutkan: “Akupun melaksanakan wejangan Nabi tersebut dan Allah
mengusir gangguan tersebut dariku.”
4. Al-Masuth, syetan penyebar gosip. Qatadah menyebutkan, Iblis memiliki anak
bernama Al-Masuth yang bertugas khusus untuk membuat gosip, menyebarkan
kabar burung yang tak jelas asalnya dan belum tentu kebenarannya, sekaligus
menyebarkan kedustaan
5. Al-A'war, syetan penyeru zina. Mujahid bin Jabr, murid utama Ibnu Abbas
menyebutkan bahwa Iblis memiliki 5 anak, satu di antaranya bernama Al-A’war.
Dia memiliki tugas khusus menyeru orang untuk berbuat zina dan menghiasinya
agar nampak baik dalam pandangan manusia.

Demikianlah makalah yang sederhana ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita
semua dalam rangka menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar dan menjaga kemurnian
aqidah kita.

You might also like