You are on page 1of 28

PDRB HIJAU

(KONSEP DAN METODOLOGI )

Oleh:
M. Suparmoko

Materi disampaikan pada Pelatihan Penyusunan PDRB Hijau dan


Perencanaan Kehutanan Berbasis Penataan Ruang
1
pada tanggal 4 - 10 Juni 2006
Hutan MODAL
Indonesia PEMBANGUNAN
NASIONAL

Manfaat : • Ekologi

• Sosial budaya

Fungsi : • Hutan Konservasi • Ekonomi


• Hutan Lindung

• Fungsi Produksi
2
dilaporkan
Produksi hutan
Fungsi (nilai tambah)

Hutan PDRB
Depresiasi
(deplesi + degradasi) Tak dilaporkan
/ tak tercermin

Tidak
PDRB memperhitungkan nilai
Coklat depresiasi (deplisi
(Konvensional) sumber daya alam dan
degradasi lingkungan)

3
Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB)

=
Jumlah Seluruh Nilai Tambah

=
Pendapatan Regional Sebelum
Dikurangi Penyusutan Modal
4
PDRB COKLAT, PDRB SEMI HIJAU,
dan PDRB HIJAU

PDRB yang tidak memasukkan unsur sumber daya


alam dan lingkungan disebut PDRB Konvensional
atau PDRB Coklat

PDRB yang memasukkan unsur deplisi sumber daya


alam disebut PDRB Semi Hijau

PDRB yang memasukkan unsur deplisi dan


degradasi sumber daya alam serta lingkungan
disebut sebagai PDRB Hijau

5
Tiga pendekatan utama dalam menghitung PDRB:

a. Menjumlahkan seluruh nilai tambah dari setiap


sektor kegiatan ekonomi

b. Menjumlahkan semua jenis pendapatan yang


diperoleh para pemilik faktor preoduksi (tenaga
kerja, modal, alat / perlengkapan dan sumber daya
alam, serta keahlian)

c. Menjumlahkan pengeluaran seluruh pengeluaran


masing-masing sektor

6
METODOLOGI

Cara menghitung kontribusi sektor pada PDRB

Nilai produksi sektor Rp …………


Intermediate inputs (bahan-bahan) - ………… (-)

(Nilai tambah) kontribusi pada Rp ………...


PDRB Coklat

7
Sektor-sektor dalam PDRB Hijau

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan &


Perikanan
2. Pertambangan dan penggalian
3. Perindustrian Pengolahan
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
5. Bangunan (konstruksi)
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Angkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa

8
Pendekatan Produksi

 Dalam pendekatan Produksi atau pendekatan nilai


tambah, yang dilakukan adalah menentukan
berapa nilai tambah dalam setiap kegiatan
produksi

 Nilai tambah dapat dihitung dengan mengurangkan


nilai input antara (bahan mentah dan bahan
penolong) dari nilai produksi.

PDRB = Nilai Produksi – Nilai Input Antara

9
Contoh penghitungan kontribusi sektor kayu lapis dg
pendekatan produksi

Nilai produksi kayu lapis Rp 750.000,-

Biaya input antara:


- biaya kayu Rp 300.000,-
- biaya Lem - 50.000,-
- biaya solar - 45.000,-
- biaya lain-lain - 80.000,- (+)
Rp 475.000,- ( - )

Kontribusi kayu lapis pada PDRB Rp. 275.000,-

10
KELEMAHAN PDRB COKLAT

• HANYA MENGUKUR KEGIATAN EKONOMI


BUKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI

• BIAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN DAN PERBAIKAN


LINGKUNGAN DIHITUNG SEBAGAI PENDAPATAN

• BERKURANGNYA SUMBERDAYA ALAM DAN


RUSAKNYA LINGKUNGAN TIDAK TAMPAK
DALAM NILAI PDRB

• STRUKTUR PEREKONOMIAN BERSIFAT SEMU

11
Mengapa PDRB Hijau ?

- PDRB Konvensional belum menghitung aset


atau modal alam (hutan, tambang, perikanan)
- Deplisi dan degradasi sumberdaya alam belum
dihitung sebagai biaya
- Lebih dapat mencerminkan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang sesungguhnya

12
Manfaat Penyusunan PDRB Hijau

Memberikan gambaran kondisi dan fungsi hutan


dalam perekonomian Kabupaten Berau.

Menyajikan depresiasi (deplisi sumber daya hutan


dan degradasi lingkungan), dalam PDRB Hijau
Berau.

Sebagai masukan dalam perumusan rencana


pengelolaan kehutanan dan perekonomian
Kabupaten Berau.

13
Cara menghitung PDRB Hijau

Nilai produksi hutan Rp …………


Intermediate inputs (bahan-bahan) Rp …………

Kontribusi hutan pada PDRB Coklat Rp ………...


Deplisi SD Hutan Rp ………...

Kontribusi semi hijau kehutanan Rp …………


Degradasi Lingkungan hutan Rp ………...

Kontribusi HIJAU kehutanan Rp …………

14
Penghitungan Deplisi
Sumberdaya Hutan

Identifikasi dan kuantifikasi


sumberdaya hutan yang
di deplisi

Valuasi
(dicari nilai ekonominya)
dengan Unit Rent

Kontribusi Kehutanan Semi Hijau


15
Menghitung Unit Rent

Harga produk per unit Rp………


Biaya produksi per unit
- Biaya eksploitasi per unit Rp………
- Biaya pemasaran, dsb per unit Rp……… +
Rp……… _

Laba Kotor per unit Rp………


Laba perusahaan Rp……… _
(Balas jasa investasi)

UNIT RENT Rp………

16
Penghitungan Nilai Degradasi Lingkungan

Untuk menilai degradasi perlu diadakan penelitian


pendahuluan mengenai sumberdaya alam dan komponen
lingkungan yang mana yang mengalami degradasi pada
tahun yang bersangkutan.

mengkuantifikasi besaran atau luasan degradasi yang bersangkutan,


selanjutnya memperkirakan besarnya nilai degradasi (valuasi)
sumberdaya alam yang bersangkutan

17
Cara menilai degradasi lingkungan

Untuk sumberdaya ekstraktif dapat didekati dengan


menggunakan harga pasar dan unit rent.

Untuk hal-hal yang merupakan jasa lingkungan dan jasa


keanekaragaman hayati penilaiannya akan didekati
dengan :

• Menggunakan nilai biaya pengganti,


• Nilai kesenangan (hedonik)
• Biaya perjalanan (travel cost),
• Survei (contingent valuation) dengan meneliti tentang
kesediaan membayar (willingnes to pay) atau
kesediaan untuk menerima ganti rugi (willingnes to
accept). 18
Definisi dan permasalahan Degradasi

• Menurunnya fungsi dan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan:

- natural resources inputs


- environmental services dan biodiversity services
- amenity services
- natural assimilator

• Dampak degradasi lingkungan mempengaruhi produktivitas faktor


produksi lainnya.

19
Penghitungan Degradasi Lingkungan

Penghitungan nilai degradasi lingkungan:


• Lebih kompleks
• Perlu menggunakan berbagai perkiraan sesuai dengan jenis
sumberdaya alam dan lingkungan yang terdegradasi.

Perlu pemahaman tentang hubungan sebab akibat antara sumber


kerusakan (kebakaran hutan,penambangan, pencemaran air) dan
dampak yang timbul yang dapat berupa kerusakan, sakit,
kematian, maupun kerusakan pada lingkungan alam yang lain.

20
Penurunan kualitas
sumberdaya alam dan lingkungan

• Dapat dirasakan melalui panca indera seperti penglihatan, penciuman,


pengecap, pendengaran, maupun perasa (kulit).

• Dapat diukur dengan menggunakan metode before and after project.

• Dapat pula digunakan penilaian untuk waktu atau tahun yang


berbeda.

• Dapat diukur secara kuantitatif, dinilai secara ekonomi (valuasi


ekonomi) dengan menggunakan teknik penilaian (valuasi) tergantung
pada jenis dan manfaat atau pelayanan lingkungan yang ada.

21
Valuasi ekonomi degradasi lingkungan

• Nilai ekonomi = Jumlah maksimum nilai atau harga di


mana seseorang bersedia membayar
untuk mengkonsumsi suatu barang

• Penghitungan biaya kerusakan menggunakan anggapan


bahwa sumberdaya alam dan lingkungan memberikan
pelayanan atau jasa secara langsung maupun tidak langsung

• Penghitungan kerusakan ditentukan oleh bagaimana


rehabilitasi itu dilakukan.

22
Nilai Ekonomi Total
Nilai ekonomi total kerusakan (degradasi) sumberdaya alam dan
lingkungan : Nilai sekarang (present value) dari kerusakan sumberdaya
alam dan lingkungan sepanjang umur kerusakan itu
sendiri.

NTD t
NTD==ΣΣDDt t//(1
(1+
+i)i)t

Di mana: NTD = nilai total degradasi


D = nilai degradasi
t = jumlah tahun
i = tingkat bunga
Σ = tanda penjumlahan
Penghitungan degradasi lingkungan sangat tergantung pada masukan dan kerja
sama dengan para ilmuwan dari disiplin ilmu yang berbeda-beda.

23
Permasalahan
Degradasi sumberdaya alam dan lingkungan lebih mudah dirasakan
dan dilihat, tetapi akan ditemui kesulitan pada saat:

• Mengukur seberapa jauh penurunan kualitas sumberdaya alam


dan lingkungan itu.
• Menghitung penyebaran degradasinya
• Mengetahui sumber atau penyebab degradasi yang bersangkutan.
• Mengetahui sektor mana yang harus dibebani dengan pengurangan nilai
degradasi sumberdaya alam dan lingkungan; apakah sektor yang
menyebabkan timbulnya degradasi ataukah sektor yang terkena dampak
dari adanya degradasi sumberdaya alam dan lingkungan yang
bersangkutan.

Contoh: Tercemarnya sumberdaya air yang terjadi karena adanya


pencemaran sungai oleh sektor industri atau sektor rumah tangga
(domestic waste) yang membuang limbahnya ke badan air di sungai.
24
Menentukan Instrumen Penilaian
Sumber daya Alam & Lingkungan

Sumberdaya Alam

Nilai Penggunaan Nilai Tanpa Penggunaan

Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai


penggunaan penggunaan penggunaan pewarisan Keberadaan
langsung tak langsung alternatif

25
Tahap - tahap penghitungan PDRB Hijau

1. Menghitung nilai tambah sektor kehutanan


2. Mengidentifikasi jenis dan volume sumberdaya hutan yang diambil
3. Memberikan nilai ekonomi terhadap sumberdaya hutan yang diambil
4. Mengurangi nilai tambah PDRB sektor kehutanan dengan nilai
deplesi sumberdaya hutan diperoleh nilai kontribusi semi hijau
sektor kehutanan
5. Mengidentifikasi kerusakan atau degradasi tanah/lahan, air dan udara
akibat kegiatan kehutanan
6. Menghitung volume kerusakan atau degradasi sumberdaya alam karena
kegiatan kehutanan
7. Menentukan nilai ekonomi (valuasi) degradasi lingkungan
8. Nilai degradasi dikurangkan dari nilai kontribusi Semi Hijau sektor
kehutanan dan diperolehlah nilai kontribusi Hijau dari sektor kehutanan

26
Kontribusi Hijau dan Nilai Tambah Sektor Kehutanan
Pada PDRB Kabupaten Berau (Rp Milyar) 2000-2003

Tahun
2000 2001 2002 2003
Kontribusi sektor Kehutanan
pada PDRB*) 374,79 373,25 376,89 381,03
Deplisi Sumberdaya Hutan
232,56 298,71 193,07 155,14
Kontribusi Semi Hijau sektor
Kehutanan pada PDRB
142,23 74,54 183,82 225,88

Degradasi SDH 543,31 620,12 370,23 260,15


Kontribusi Hijau sektor
Kehutanan pada PDRB -401,08 -545,58 -186,41 -34,27
Nilai Tambah Sektor
Kehutanan 1.150,65 1.292,08 940,19 796,32
Sumber : Laporan penyusunan PDRB Hijau Sektor Kehutanan Kabupaten Berau, Pusat Rencana dan
Statistik Kehutanan, Departemen Kehutanan.
27
Catatan : *) Sektor Kehutanan termasuk di dalamnya nilai kontribusi Industri pengolahan kayu pada PDRB
TERIMA KASIH

28

You might also like