You are on page 1of 5

Sebelum kita lebih lanjut masuk dalam pembahasan inkulturasi pertama yang perlu

kita ketahui dan pahami yakni definisi / pengertian dari inkulturasi tersebut.

Inkulturasi adalah istilah yang baru muncul yang berasal dari urat kata In yang

artinya masuk dan kultur yang artinya kebudayaan, sehingga Inkulturasi dapat

didefinisikan sebagai suatu proses pemasukkan / masuknya pengaruh suatu kebudaaan

kedalam kebudayaan yang ada dalam suatu daerah atau suau tempat sehingga lebih

memperkaya corak dan khasanah budaya dari suatu daerah / suatu tempat tertentu.

Inkulturasi dapat diuraikan dalam 4 ( empat ) bagian antara lain :

1. Saluran Inkulturasi

2. Objek Inkulturasi

3. Bimbingan dan Kontrol Inkulturasi

4. Ketegangan antara Inkulturasi dan Daya Cipta

1. Saluran Inkulturasi

Yang dimaksud dengan saluran inkulturasi adalah tempat terjadinya atau

berlangsungnya proses pemasukkan suatu budaya tersebut. Ini merupakan

jaringan padat dari berbagai pengaruh yangmengelilingi seorang individu agar

dapat memenuhi kaidah-kaidah dari kelompok sosil dimana dia / kita bergerak

sehingga kita bisa menyesuaikan diri kepada umum, pendapat umum dan

Fakultas Brahma Widya Page 1


harapan umum sehingga dilingkungan yang semakin luas dia / kita dibimbing

menjadi anggota keluarga, anak sekolah, penduduk negara dan warga dunia

yang bak yang merupakan syarat untuk diterima sepenuhnya dan ikut serta

dalam memajukan kebudayaan dalam horison yang semakin luas.

Bahasa dalam hal ini merupakan alat utama dalam proses inkulturasi yang

di dapat dari pendidikan dalam keluarga dan pengajaran sekolah. Sehingga

dia / kita didesak untuk menghargai yang perlu dihargai dan mencela yang

perlu / pantas dicela supaya jangan berkembang secara liar untuk menjamin

keseimbangan dasar sehingga setelah tercapai kedewasaan kemungkinan yang

lebih luas dapat dihadapi dengan tanggung jawab.

Selain lingkungan keluarga dan sekolah dan bidang lain kurang lebih bebas

dalam mass media yang menjadi penyebab inkulturasi tidak langsung menuju

peraturan, hukum dan pengadilan adalah negara. Seperti dalam lembaga

pembinaan kesatuan bangsa ( 1963 – 1967 ) / operasi pembudayaan ( 1971 )

menyatakan dengan gamblang bahwa inkulturasi / pemasukkan budaya dapat

dituju secar alangsung dan riil.

2. Objek Inkulturasi.

Abraham Kardiner ( 1939 ) memperkenalkan “Basic Personality Stucture” /

Kepribadian dasar adalah alat konsepsional yang semakin ditegaskan oleh

Kardiner bahwa struktur itu tidak dihayati oleh individu sebagai tertib yang

datang dari luar melainkan sebagai cara eksistensinya dan pengalamannya

Fakultas Brahma Widya Page 2


sendiri sehingga mewarnai cara pengamatan dan tanggapan seseorang dan

memproyeksikan kekhususannya kedalam objek-objek, orang lain dan lembaga-

lembaga yang dihadapainya. Aspirasi, intuisi, sikap keyakinan, harapan,

perasaan dan penilaian mencerminkan struktur mental sehingga mempengaruhi

cara menanggapi kenytaan dan membina etos, tiddak dengan merelativir

kebenaran dan kebajikan mutlak, melinkan dengan mencap modalitas khas.

Dalam pengalaman realita tercantum kekayaan alam pikiran yang tak

mungkin diungkapkan dalam sikap dan rumusan seragam sehingga dapat

mensahkan perbedan-perbedaan antar budaya dan pengakuan hak kebudayaan

khusus.

Kepribadian dasar merupakan objek legitim dari inkulturasi. Dari situ pula

ditentukan pluriformitas dan koeksistensi pelbagai kebudayaan menurut

pengalaman dan pengamatan hakekat dan penciptan nilai-nilai tersendiri,

dengn tidak membawa sujektivisme dan relativisme.

Charter of Human Rights yang diakui oleh segala bangsa, bahwa nilai-nilai

budaya adalah objektif ternyata dan kontradikasi ahli teori relativisme

kebudayaan yang merangkum adat diantara unsur-unsur kebudayaan, yang

penghargaan khusus untuk kebudayaan dipropaganda oleg Unesco tahun 1947.

Pperkembangan struktur kebudayaanmenurut corak kepribadian dasar

saham perseorangan dalam partisifasi dalam hidup budaya diperluas dari

Fakultas Brahma Widya Page 3


dimensi antar pribadi sampai dimensi antar bangsa yang juga harus

mengemban cultural universal yang direalisir menurut langgam nasional.

Di Indonesia seperti sekarang ini tampak peralihan dari kepribadian dasar

asli yang terbatas kearah kepribadian yang bersifat kebangsaan. Taraf

nasionalisme reaksioner yang terutama retrospektif, terpikat oleh kemuliaan

jaman lampau dan termenung aas frustasi kebudayaan yang dikarenakan

penjajahan. Dari pepatah kaum tua yang memuliakan perbedaan, “lain ladang,

lain belalang, lain lubuk, lain ikannya”, dinyatakan pergeseran ke sumpah

pemuda, “Satu Bangsa, Satu Bahasa...”, jadi satu kebudayaan pula.

Ditantang oleh frustasi kebudayaan, dari dalam oleh feodalisme, dari luar

oleh kolonialisme, timbullah hasrat untuk merumuskan kepribadian indonesia

agar proses inkulturasi jangan berlarut menjadi kabur. Warisan kebudayaan

tradisional ditimbang agar arah pembangunan mendapat manfaat daripadanya,

dengan menjamin kelangsungan, tanpa mengakibatkan desintegrasi.

Tampaklanh bahwa kebudayaan tradisional dan stereotyp sudah tidak cocok

lagi dengan aspirasi sekarang. Kesadaran itu memancarkan rasa jijik terhadap

pola asli dan mengalihkan perhatian kepada contoh-contoh asing yang menarik.

Karena ketegangan itu refleksi atas nilai-nilai yang harus mantap dan yang

harus ditranformir menggerakkan sejumlah ahli untuk merumuskan

keindonesiaam yang benar bernilai : profil manusia indonesia sejati.

Fakultas Brahma Widya Page 4


Sifat, sikap, nilai dan semangat yang disepakati sebagai unsur-unsur spesifik

dari keindonesiaan, kepribadian dasar atau identitas nasional terdiri dari :

Ketuhanan/Kebatinan – Kekeluargaan – Komunitas -/Gotong Royong –

Musyawarah/Mufakat – Tenggang-menenggang – Ramah-tamah ( Hosptality ) –

Kerakyatan – Toleransi/Sinkretisme – Pengayoman terhadap orang lemah –

keadilan – Sopan santun/Budi bahasa – sikap sabar menanti – pengamatan

menurut fungsi skunder – berani mengalah dan sedia tunduk. Menurut pola

itulah orang indonesia mencita-citakan manusia

4. Bimbingan Kontrol Inkulturasi.

Fakultas Brahma Widya Page 5

You might also like