You are on page 1of 45

t.ampfraa I

TATACARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA BIDANG USAHA BIRO PERJALANAN WI SAT A DAN AGEN PERJALANAN WISATA

I.

PENGERTI:~N DAN RUANG LINGKUP A. PENGERTIAN 1. Biro Pe~alanan Wisata adalah usaha yang merencanakan perjalanan wisata dan atau jasa pelayanan penyelenggaraan wisata; 2. Cabang Biro Perjalanan Wisata adalah unit useha biro perjalanan wisata yang berkedudukan di wilayah administratif yang sarna dengan kantar pusatnya atau di wilayah administratif lain yang melakukan kegiatan usaha kantor pusat; . 3. Agen Perjatanan Wisata adalah usaha jasa perantara menjual atau mengurus jasa untuk perjalanan wisata; untuk

4. Pimpinan Biro Perjalanan Wisata atau Agen Perjalanan Wisata adalah seorang atau lebih yang sehari-harinya bertanggung jawab atas kegiatan usaha biro perjalanan wisata atau agen perjalanan wisata; 5. Paket Wisata adalah rangkaian dari perjalanan wisata yang tersusun secara lengkap disertai harga dan persyaratan tertentu; 6. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati I-Walikota untuk menyelenggarakan usaha jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata 7. Supati I Walikota adalah K~p.ala Daereh Kabupaten/Kota. • •

B. RUANG LlNGKUP 1. Kegiatan Usaha Biro Perjalanan Wisata meliputi jasa :

a. Perencanaan dan pengemasan komponen-komponen perjalanan wisata yang meliputi sarana wisata, obyek dan daya . tarik wisata dan jasa pariwisata lainnya terutama yang terdapat di wilayah Indonesia dalam bentuk paket wisata; b. Penyelenggaraan dan penjualan paket wisata dengan cara menyalurkan melalui agen perjalanan wisata dan atau menjualnya langsung kepada wisatawan atau konsumen;
C.

Penyediaan layanan pramuwisata yang berhubungan dengan paket wisata yang dijual;

d. Penyediaan layanan angkutan wisata; e. Pemesanan akomodasl, restoran, tempat konvensi dan tiket pertunjukan seni budaya serta kunjungan ke obyek dan daya tarik wisata; f. Pengurusan dokumen perjalanan berupa paspor dan visa atau dokumen lain yang dipersamakan;

g. Penyelenggaraan parjalanan ibadah agama; h. Penyelenggaraan Mancanegara; Perjalanen Wisatawan Lanjut Usia

i. Penyelenggaraan Perjalanan Wisata RRC ke Indonesia.


Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a. b dan c merupakan kegiatan pokok yang wajib diselenggarakan oleh Biro Pe~alanan Wisata. . Penyelenggaraan parjalanan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf g. h. dan i dilakukan berdasarkan peraturan perundangundang?rl yang berJaku. •'

2. Kegiatan usaha Agen Perjalanan Wisata meliputi jasa : a. Pemesanan tiket angkutan udara, laut dan. darat baik untuk tujuan dalam negeri maupun luar negeri; b. Perantara penjualan paket wisata yang dikemas oleh Biro Perjalanan Wisata; c. Pemesanan akornodasl, restoran dan tiket pertunjukan seni budaya, serta kunjungan ke obyek dan daya tarik wisata; d. Pengurusan dokumen perjalanan berupa paspor dan visa atau dokumen lain yang dipersamakan.

II.

PERSYARATAN USAHA Untuk menjalankan usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
,

1. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian. 2. Mempunyai kantor tetap yang didukung dengan fasilitas usaha, 3. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA). 4. Mempeke~akan tenaga ahli tetap yang telah memiliki sertitikat pendidikansesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan. 5. Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Bupati I Walikota. 6. Biro Perialanan Wisata diperbolehkan mendirikan Cabang Biro Pe~alanan Wisata dan tatacara pelaksanaannya diatur oleh Bupatil V"alikota setempat. .

III.

TATA CARA MENDAPATKAN IZiN USAHA


_

1. Permohonan izin usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan


Wisata diajukan secara tertulis oleh Pimpinan Perusahaan kepada BupatilWalikota setempat dengan melampirkan : a. b. c. d. e. Salinan Akte Pendirian Perusahaan; Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat; Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusatiaan; Daftar Riwayat Hidup pimpinan perusahaan dan tenaga ahli; Proposal Pendirian Perusahaan.

2. Dalam jangka waktu selambat-Iambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan diterima oleh Bupati/Walikota, maka BupatilWalikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izln usaha dimaksud. 3. Penolakan permohonan izin usaha diberitahukan secara tertulis kepada pemohon disertai dengan alasan penolakan. 4. Izin Usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya

IV.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 1. Pemindah tanganan izin usaha Biro Pe~alanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata dilaporkan secara tertulis kepada Bupati I Walikota setempat. • 2. Perubahan nama dan atau alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertuli_s kepada Bupati I Walikota setempat.
3. Pimpinan usaha Biro Pe~alanan Wisata dan Agen Perialanan Wisata

wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada Bupati I Walikota dan tembusan kepada Gubemur setempat. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan Juli. 4. Pengawasan d~11 pengendalian terhadap usaha Biro Perjalanan vvisata dan Agen Perja!anan \Nisata dilakukan oleh Bupati I Walikota_
4

5. Dalam hal bersifat khusus, Bupati I 'Nalikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata.

V.

SANKSI 1. Izin usaha dapat dicabut oleh Bupati I Walikota apabila :

a. Tidak memenuhi ketentuan

persyaratan pengusahaan Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata yang telah ditetapkan;

b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturutturut; c. Melakukan kegiatan yang ketentuan yang berlaku; bertentangan dengan peraturanl

d. Tid-ak memenuhi kewajiban menyampaikan LKU kepada Bupatil Walikota; e. Ditemukan hal-hal .yang meyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk melaksanakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku; 2. Pencabutan izin usaha dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembiIan puluh) hari kerja.
,

3. Di samping sanksi pencabutan izin usaha, terhadap penerimal pemegang Izin usaha Biro Pe~alanan Wisata dan Agen Pe~alanan Wisata dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5.

Lampiran II

TAT A CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA BIDANG USAHA JASA PRAMUWISATA

1.

PENGERTIAN

DAN RUANG LlNGKUP

A. PENGERTIAN
1. Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, penerangan dan petunjuk mengenai objek dan daya tarik wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan;

2. Usaha Jasa Pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial


yang mengatur, mengkoordinir dan menyediakan tenaga Pramuwisata untuk memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata; 3. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Bupati I Walikota untuk menjalankan Usaha Jasa Pramuwisata;

4. Pemimpin

Usaha Jasa Pramuwisata adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penyelenggara Usaha Jasa Pramuwisata;

5. Bupati I Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten I Kota.

B. RUANG LINGKUP Lingkup kegiatan Usaha Jasa Pramuwisata jasa: meliputi kegiatan pelayanan

1. Melayani wisatawan mengun)ungi objek-objek wisata di daJam- kota


dan atau di luar kota dalam daerah Propinsi • (tour guide service);

2. Melayani wisatawan dalam keperluan bisnis dan tugas pemerintahan


serta menjemput dan mengantar wisatawan dari : (Travs: Guide Service)

a. Tempat kedatangan ke tempat tujuan atau sebaliknya dalam satu daerah Proplnsi entara lain :

1) . 2) 3) 4) 5)

Bandara ke pelabuhan atau seba!iknya, Bandara ke terminal angkutan darat atau sebaliknya, Bandara ke tempat penginapan atau sebaliknya; Pelabuhan ke terminal angkutan darat atau sebaliknya; Terminal anqkutan : darat ke tempat penginapan sebaliknya.

atau

b. Satu kota ke kota lain dalam satu daerah Propinsi. c. Melayani wisatawan ke tempat-tempat pedstiwa pariwisata yang meliputi konvensi, pertemuan, pameran, olahraga dan pertunjukan seni budaya (Reference Guide Service).

II.

PERSYARATAN USAHA
Untuk menjalankan usaha jasa pramuwisata harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian; 2. Usaha Jasa Pramuwisata merupakan bidang usaha permodalannya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia; yang seluruh

3. Mempeke~akan tenaga ahli tetap yang telah memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidanqpekerjaan yang dilaksanakannya;
.

4. Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Bupati I Walikota; 5. Mempunyai usaha. kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung

III.

TATACARA MENDAPATKAN IZIN USAHA


1. Permohonan izin usaha jasa pramuwisata diajukan secara tertulis oleh pimpinan perusahaan kepada Bupati I Walikota setempat dengan melampirkan :

...

a. b. c. d. e.

Salinan Aide Pendirian Perusahaan I Koperasi; Salinan surat !zin Tempat Usaha (SITU) dan Pemda setempat; Nomor Pokok VVajib Pajak (f'~P.VVP) ·~er!JsahaGn; Daftar Riwayat Hidup pimpinan Perusahaan dan tenaga ahli; Proposal Pendirian Perusahaan.

2. Dalam jangka waktu selambat-Iambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkaspermohonan lengkap diterima oleh BupatilWalikota, maka BupatilWalikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha dimaksud.
2. Penolakan permohonan izin usaha diberitahukan secara tertulis kepada

pemohon disertai dengan alasan penolakan.

4. Izin Usaha Jasa Pramuwisata berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu)


tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya

I1.l.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 1. Pemindahtanganan izin usaha Jasa Pramuwisata dilaporkan secara
tertulis kepada BupatiIWalikota setempat.

2. Perubahan nama dan atau alamat perusahaan wajib dilaporkan secara


tertulis kepada BupatiIWalikota setempat. ~ .

3. Pimpinan usaha Jasa Pramuwiata wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada Bupati I Walikota dan tembusan kepada
Gubemur setempat. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan Juli.

4. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Jasa Pramuwisata dilakukan oleh Bupati I Walikota. 5. Dalam hal bersifat khusus, Bupati I Walikota dapat menunjuk pejabat lain
untuk melakukan pramuwisata. pengawasan setempat terhadap usaha jasa

11..

SANKSI 1. Izin usaha dapat dicabut oleh Bupati I Walikota apabila :


a. Tidak memenuhi ketentuan persyaratan pramuwisata yang telah ditetapkan;

pengusahaan

jasa

b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturutturut; 8

\le~
I-

3:'C

kegiatan yang bertentangan dengan peraturan/ketentuan ::eiaku;

c. -::.:::k -:-Bmenuhi kewajiban menyampaikan LKU kepada Bupati! ,. -, .v31f(;::J:E ~

= =,

~..al1
_;0 -

_ -.-

hal-hal yang meyakinkan dari hasil pemeriksaan seternpat .e.aksanakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku;

2_ F:rc.c:cu:a1

tzin usaha dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan pel g::ta" tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam la-gc: 'NaCu 90 (sembilan puluh) hari kerja.

3. Oisa--cin; pencabutan izin usaha terhadap penerima/pemegang izin usa-E Jasa Pramuwisata dapat dikenakan "sanksi lainnya sesuai p=ral.r-::r ::sundang-undangan yang berlaku.

t~;

\>;"

it/:

f
"

~
;,.,.r:"

""'

"

Lampiran III

TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA BIDANG USAHA JASA KONVENSI, PERJALANAN INSENTIF D~N PAMERAN

I.

PENGERTIAN DAN RUANG LlNGKUP A. PENGERTIAN 1. Konvensi, Kongres dan Konferensi adalah suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan dan sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama; 2. Pe~alanan Insentif adalah suatu perjalanan para karyawan dan mitra usaha yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan; 3. Pameran adalah suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang berkaitan dengan penyelenggaraan konvensi dan atau pariwisata; 4. Usaha Jasa Konvensi, Pe~alanan Insentif dan Pameran adalah usaha yang memberikan jasa perencanaan, penyediaan fasilitas, jasa pelayanan dalam penyelenggaraan Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameren; 5. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh BupatitvValikota untuk menyelenggarakan usaha jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran; , • 6. BupatiNvalikota adalah Kepala Daerah KabupatenlKota.

iv

B. RUANG L1NGKUP
Ungkup, kegiatan usaha Jasa Konvensi, Pe~alanan Insentif dan Pameran meliputi : 1. Penyelenggaraan kegiatan konvensi yang meliputi : a. Perencanaan dan penawaran penyelenggaraan konvensi; b. Perencanaan dan pengelolaan anggaran penyelenggaraan konvensi; c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan konvensi; d. Pelayanan terjemahan simultan; 2. Perencanaan, penyusunan perjalanan insentif; dan penyelenggaraan program

3. Perencanaan dan penyelenggaraan pameran; 4. Penyusunan dan pengkoordinasian penyelenggaraan sebelum, selama dan sesudah konvensi; wisata ."

5. Penyediaan jasa kesekretariatan bagi penyelenggaran konvensi, : perjalanan insentif dan pameran; dan • 6. Kegiatan lain guna memenuhi kegiatan peserta kegiatankonvensi, perjalanan insentif dan pameran;

U.

PERSYARATAN USAHA Untuk menjalankan usaHa Jasa Konvensi, Perjalanan Pameran harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Insentif dan

1. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya di~yatakan dalam Aide Pendirian; 2. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha; . 3. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA). 4. Mempekerjakan tenaga ahli te!tap minimal 1 (satu) orang yang telah memiliki sertifikat pendidikan konvensi (peO). 5. Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh Bupatil Walikota;

tl

TATACARA MENDAPATKAN IZIN USAHA 1. Permohonan izin usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran diajukan secara tertulis oleh pimpinan perusahaan kepada BupatilWalikota setempat dengan melampirkan : a. Salinan akte pendirian perusahaan; b. Salinan Surat Tanda Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat; . c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan; d. Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Perusahaan dan Tenaga Kerja yang memiliki sertifikat pendidikan konvensi (pCO - Professional

Convention Organizer);
e. Proposal pendirian perusahaan.

2.

Dalam jangka waktu selambat-Iambatnya 30 (tiga puluh) hari ke~a setelah- berkas .permohonan diterima oleh BupatiJWalikota, maka BupatilWalikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha.

3. Penolakan permohonan izin usaha diberitahukan secara tertulis kepada pemohon disertai dengan alasan penolakan. 4. Izin usaha Jasa Konvensi, Perjalananan Insentif dan Pameran berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya.

IV.

PENGAWASANDAN PENGENDALIAN
1. Pemindahtanganan izin usaha Jasa Korivensi, Perjalanan fnsentif dan Pameran wajib dilaporkan secara tertulis kepada BupatiJWalikota setempat. Perubahan nama dan atau alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertulis kepada BupatiJWalikota setempat. Pimpinan usaha Jasa Konvsnsl, ?9rjalan&ii Insentif dan Pameran wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada BupatilWalikota dengan tembusan kepada Gubernur setempat. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) pada setiap akhir bulan Januari dan Juli.

2.

3.

12

4. Perigawasan dan pengendalian terhadap usaha Jasa konvenet, Perjalanan Insentif dan Pameran dilakukan oleh BupatiMlalikota. 5. Dalam hal bersifat _ khusus, BupatilWalikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran.

V.

SANKSI
1. Izin usaha dapat dicabut oleh BupatilWalikota apabila: a. Tidak memenuhi ketentuan persyaratan pengusahaan Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif dan Pameran yang telah ditetapkan; b. Tidak melakukan kegiatan usahanya berturut-turut; c. Melakukan kegiatan yang ketentuan yang berlaku; d. Tidak memenuhi BupatiIWalikota; kewajiban selama 2 (dua) tahun

bertentangan

dengan

peraturanl

menyampaikan

LKU

kepada

e. Ditemukan hal-hal yang' meyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk melaksanakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Pencabutan izin usaha dapat dilakukan setelah terlebih dafiulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari ke~a. 3. Disamping pencabutan izin usaha terhadap penerima/pemegang Izin usaha Jasa Konvensl, Perjalenan Insentif dan Pameran dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berJaku. '

13

Lampiran IV

TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA IMPRESARIAT

I. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

A. PENGERTIAN
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Usaha Jasa Impresariat adalah kegiatan pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukan hiburan secara komersial, dengan mendatangkan artis, seniman, dan musisi dari mancanegara, serta menyeJenggarakan berbagai pertunjukan di Indonesia maupun mengirimkan artis, seniman, dan musisi Indonesia ke luar negeri; 2. Pengurusan penyelenggaraan pertunjukan hiburan adalah usaha dengan melaksanakan suatu pertunjukan, mulai dari pengurusan suratsurat dan dokumen, dalam rangka mendatangkan maupun mengirimkan artis, seniman dan musisi, serta penyiapan tempat, peralatan, panggung dan prornosl sampai kepada terselenggaranya suatu pertunjukan; 3. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh BupatilWalikota unt~k menyelenggarakan usaha Jasa Impresariat; 4. BupatiIWalikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota.

B. RUANG LlNGKUP Lingkup kegiatan usehajasa impresariat meliputi: 1. Pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukkan hiburan oleh artis, seniman dan musls' lndonesta yang mengadakan percunjukkan di dalam flegeri ~

14

2. Pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukkan hiburan artis, senitnan dan musisi Indonesia yang mengadakan pertunjukkan di luar negeri. 3. Penqurusan dan penyelenggaraan pertunjukkan hiburan artis, seniman dan musisi mancanegara yang mengadakan pertunjukkan di dalam negeri secara rutin atau temporer. Selain kegiatan pertunjukkan sebagaimana dimaksud dalam butir 1, 2 dan 3 usaha Jasa Impresariat dapat menyelenggarakan pertunjukkan amal, promo, publikasi pertunjukkan dan pelatihan di bidang pertunjukkan. 4. Jenis-jenis kegiatan usaha Jasa Impresariat adalah pertunjukan hiburan yang diselenggarakan dipanggung (ruang terbuka dan tertutup) dengan tujuan komersial (show-biz), antara lain seperti : show band, nyanyi, konser musik, sirkus, akrobatik, orkes simphony, opera, drama, banet, tari kreasi, kontemporer dan modem, peragaan busana, rambut, kecantikan, demo dan promo musik.

II.

PERSYARATAN USAHA
Untuk menjalankan usaha Jasa Impresariat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian. 2. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha. 3. Modal seluruhnya oleh Warga Negara indonesia kecuali dalam rangka penanaman modal Asing (PMA). 4. Mempeke~akan tenaga ahli tetap yang telah berpengalaman di bidang pertunjukan hiburan atau impresariat dan telah memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaannya; 5. Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh BupatifNalikota.

15

.,

III.

TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA Permohonan izin usaha Jasa !mpresariat diajukan secara tertuli~ oleh p'rnpinan perusahaan kepada BupatiIWalik6ta setempat denqan melampirkan : a. Salinan Akte pendirian Perusahaan/Koperasi yang disahkan oleh Notaris; . b. Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat; c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan; d. Daftar riwayat hidup pimpinan perusahaan dan tenaga ahli; e.. Proposal pendirian perusahaan. ~ Dalam menyelenggarakan kegiatan pertujukan hiburan, usaha Jasa Impresariat wajib : a. Memperhatikan norma kesusilaan, keamanan dan ketertiban umum; hukum, politik, agama,

b. Berupaya memperkenalkan dan melestarikan khasanah seni dan budaya Indonesia; c. Bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban terhadap artis, seniman, dan musisi yang diurus berdasarkan pe~anjian yang dilakukan; d. Melaksanakan kewajiban atas punqutan negara, pungutan daerah maupun retribusi lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang, berlaku. 3. Dalam jangka waktu selambat-Iambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan lengkap diterima oleh BupatilWalikota, maka BlipatiIWalikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha. 4. Penoleken permohonan izin usaha di beritahukan secara tertulis kepada pemohon di sertai dengan alasan penolakan. 5. Izin usaha Jasa Impresariat berlaku sekurang-kurangnya 1(satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menJalankan usahanya.

16

_..

~l''''VASAN

DAN PENGENDALIAN

=-emindahtanganan lzin usaha Jasa Impresariat wajib di laporkan secara tertulis kepada BupatilWalikota setempat. Perubahan nama perusahaan dan atau perubahan alamat perusahaan Najib dilaporkan secara tertulis kepada BupatilWalikota setempat. =>lmpinan usaha Jasa Impresariat wajib menyampaikan laporan '"Cegiatan usaha (LKU) kepada BupatilWalikota dengan tembusan -cepada Gubernur setempat. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) :ahun pada setiap akhir bulan Januari dan Juli. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Jasa Impresariat :=ilakukan oleh BupatilWalikota. Dalam hal bersifat khusus, BupatiJ\tValikota dapat menunjuk pejabat ~n untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Jasa I mpresariat.

.s:

,p

y_

SANKS.

~- lzin Usaha dapat dicabut oleh BupatilWalikota apabila :

a. Tidak memenuhi persyaratan pengusahaan Jasa Impresariat yang


telah ditetapkan;

b. Tidak melakukan
berturut-turut;

kegiatan

usahanya selama 2 (dua)

tahun

c. Tidak

memenuhi BupatiJWalikota;

kewajiban

menyampaikan

LKU

kepada

d.

Melakukan yang kegiatan peraturanlketentuan yang berJaku;

bertentangan

dengan

e. Ditenukan hal-hal yang meyakinksn dari hasil pemeriksaan setempat untuk mela~sanakan sanksi sesuai ketentuan yang beriaku. .

17

?encabutan izin usaha dapat dilakukan setelah ter!ebih dahutu =~berikan peringatan tertuiis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali calarn jangka waktu 90 (sembiIan puluh) hari kerja. 3isamping sanksi pencabutan izin usaha, terhadap penenma/ =oemegang izin usaha Jasa Impresariat dapat pula dikenakan sanksi .amnya sesuai peraturan pen.:ndang-undangan yang berlaku.

18

Lampiran V

TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSULTAN PARIWISATA

L P'ENGERTIAN DAN RUANG LlNGKUP

PENGERTIAN
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan·: 1. Usaha Jasa Konsultan Pariwisata yang bergerak di bidang pariwisata; adalah usaha jasa konsultan

2. Jasa Konsultan adalah jasa berupa saran dan nasehat yang diberikan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul mulai dari penciptaan gagas'an, pelaksanaan dan operasinya disusun secara sistimatis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui, disampaikan secara lisan, tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli profesional; 3. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh BupatilWalikota untuk menyelenggarakan usaha jasa konsultan pariwisata; 4. BupatiIWalikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota.

B_ RUANG L1NGKUP .
Lingkup kegiatan usaha jasa konsultan pariwisata meliputi : 1. Kegiatan Studi kelayakan meliputi penyusunan analisis dan perumusan _mengenai kelayakan pembangunan dan pengembangan bidang pariwisata yang terdiri dari aspek lokasi, aspek pemasaran, aspek tehnis dan aspek keuangan serta lain yang bersifat melengkapi. 2. Kegiatan perencanaan meliputi peke~aan penyusunan· rencana pengembangan pariwisata dalam bentuk rumusan-rumusanlarahanarahan atau pedornan pengembangan bagi kegiatan pariwisata yang berkaitan dengan aspek fisik (ruang dan paralatan) dan aspek lion fisik (sosial, budaya, ekonomi dan aspek lain yang terkait).

19

3 .• Kegiat~n pengawasan meliputi pengawasan ternadap kegiatan pelaksanaan proyek pembangunan pariwisata dan atau pengawasan terhadap pemberian jasa oleh usaha pariwisata. 4. Kegiatan manajemen meliputi penyusunan rencana manajemen di bidang pariwisata. 5. Kegiatan penelitian adalah kegiatan untuk meneliti kondisi-kondisi kepariwisataan untuk keperluan pengembangan lebih lanjut.

II.

PERSYARA TAN USAHA


Untuk menjalankan usaha Jasa Konsultan pariwisata harus memenuhi persyaratan : 1. Berbentuk perseroan terbatas (PT) atau koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian. 2. Mempunyai kantor-tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha. 3. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka penanaman modal Asing (PMA). 4. Mempekeriakan tenaga ahli tetap -minimal 1 (satu) orang yang telah berpengalaman dan memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang pekeriaan yang dilaksanakan. 5. Memiliki-izin usaha yang di keluarkan oleh BupatilWalikota.

III.

TATA CARA MENDAPATKANIZIN USAHA


1. Permohonan izin usaha jasa ·Koosultan pariwisata diajukan secara tertulis oleh pimpinan perusahaan kepada BupatilWalikota setempat dengan ~elampirkan: a. b. c. d. e. Salinan Akte pendirian perusahanlkoperasi; Salinan surat i~:r.tempat usaha (SITU) dari Pemda setempat; Nomor pokok WQjibpajak (NPWP) parusahaan; Daftar riwayat hidup Pimpinan PerlJsahaan dan tenaga ahli; Proposal pendirian perusahaan.

20

2. Dalam jangka waktu selambat-lembathya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan lengkap diterima oleh BupatilWalikota, rnaka BupatilWali~ota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha ' 3. Penolakan permohonan izin usaha di beritahukan secara tertulis kepada pemohon di sertai dengan alasan penolakan. 4. Izin usaha Jasa Konsultan Pariwisata berlaku sekurang-kurangnya 1(satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya.

"V_

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 1. Pemindahtanganan izin usaha Jasa Konsultan Pariwisata wajib di laporkan secara tertulis kepada BupatilWalikota setempat. 2. Perubahan nama perusahaan dan atau perubahan alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertulis kepada BupatilWalikota setempat. 3. Pimpinan usaha Jasa Konsultan Pariwisata wajib menyampaikan laporan kegiatan usaha (LKU) kepada BupatilWalikota dengan tembusan kepada Gubemur setempat. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan Juli. 4. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Jasa Konsultan Pariwisata dilakukan oleh BupatiIVValikota. 5. Dalam hal bersifat khusus. BupatiNValikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha jasa konsultan pariwisata.

v.

SAN KSI 1. Izin Usaha dapat dicabut oleh BupatilVValikotaapabila : a. Tidak memenuhi persyaratan pariwisata yang telah ditetapkan; pengusahaan jasa Konsultan

21

D. Tidak melakukan kegiatan usahanya berturut -turut; c. Tidak memenuhi BupatilWalikota; kewajiban

selama 2 (dua) tahun

menyampaikan

LKU

kepada

d. Melakukan kegiatan yang ketentuan yang berlaku.

bertentangan

dengan

peraturanl

e. Ditemukan hal-hal yang menyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk .melaksanakan sanksi sesuai ketentuan yang berfaku. . Pencabutan izin usaha dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembiIan puluh) hari kerja. Disamping sanksi pencabutan izm usaha, terhadap penerimalpemegang izin usaha Jasa .. onsultan Pariwisata dapat pula K dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang oerlaku .

22

Lampiran VI

TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA JASA INFORMASI PARIWISATA

I.

PENGERTIAN DAN RUANG LlNGKUP

A. PENGERTIAN
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Usaha Jasa Informasi Pariwisata merupakan usaha penyediaan informasi, penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan; 2. Informasi Pariwisata adalah keterangan dalam bentuk apapun mengenai 'segala sesuetu yang berhubugnan dengan kepariwisataan; . 3. Izin usaha adalat:l izin yang diberikan oleh BupatilWalikota menyelenggarakan usaha Jasa Informasi Pariwisata; 4. Bupatil Walikota adalah Kepala Daerah KabupatenlKota. untuk

B. RUANG LlNGKUP
Lingkup kegiatan usaha Jasa Informasi meliputi : 1. penyediaan informasi mengenai obyek dan daya tarik wisata, sarana pariwisata, jasa pariwisata, transportasi, dan informasi lain yang diperlukan oleh wisatawan ..
.,

2. Penerbitan dan penyebaran informasi tentang usaha pariwisata atau informasi lain yang diperlukan wisatawan melalui media cetak, media elektronik, dan media komunikasi lain. 3. Pemberian informasi mengenai layanan pemesanan, akomodasi, restoran, penerbangan, angkutan darat, dan angkutan laut.

23

I..

PERSYARATAN

USAHA •
usaha Jasa Informasi Pariwisata harus memenuhi

Untuk menjalankan persyaratan :

1. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian. Usaha Jasa Informasi Pariwisata dapat juga diselenggarakan oleh Perseorangan atau Kelompok Sosial didalam masyarakat.
7:.. '

2. Bertanggung jawab atas kebenaran intormasi yang disampaikan. 3. Mempunyai usaha. kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung

4. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka penanaman modal Asing (PMA). 5. Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah berpengalaman dan mempunyai sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan. 6. Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh BupatilWalikota.

..

TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA


1. Permohonan izin usaha Jasa Informasi Pariwisata diaj!.:lkansecara tertulis oleh pimpinan perusahaan kepada Bupatil Walikota setempat dengan melampirkan : • a. b. c. d. e. Salinan AIde pendirian perusahan /koperasi yang disahkan oleh Notaris; Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat; Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan; Daftar riwayat hidup pimpinan perusahaen dan tenaga ahli; Proposal pend irian perusehasn,

2. Dalam angka waktu selambat-Iambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan lengkap diterima oleh BupatilWalikota, maka Bup~tl.NValiklJta harus sudah melT\berikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha . • 3. Penolakan permohonan izin usaha diberitahukan secara tertulis kepada pemohon di sertai dengan atasen penolakan.

·0

4. Izin usaha Jasa Informasi Pariwisata berlaku sekurang-kurangnya 1(satu) tahun .dan dapat diper~anjang selarrra yang bersangkutan masih menjalankan usahanya.

IV.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 1. Pemindahtanganan atas izin usaha Jasa lnformasi Pariwisata wajib dilaporkan secara tertulis kepada BupatiM'alikota setempat.

2. Perubahan nama perusahaan dan atau perubahan alamat perusahaan


wajib dilaporkan secara tertulis kepada BupatilWalikota setempat.

.
.

3. Pimpinan usaha Jasa Informasi Pariwisata wajib menyampaikan laporan kegiatan usaha (LKU) kepada BupatiM'alikota dengan tembusan kepada
Gubernur setempat. Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan Juli.

4. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Jasa Informasi Pariwisata


dilakukan oleh BupatiM'alikota.

5. Dalam hal oersifat khusus. BupatiM'alikota dapat menunjuk pejabat lain


untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Jasa Informasi Pariwisata. .

v.

SA N K 5 I 1. Izin Usaha dapat dicabut oleh BupatiM'alikota apabila : a. Tidak memenuhi persyaratan pengusahaan Jasa Informasi Pariwisata yang telah ditetapkan; b. Tidak melakukan kegiatan usehenya selama 2 (dua) tahun berturutturut;
C.

Tidak memenuhi Walikota;

kewajiban

menyampaikan

LKU

kepada

Bupatil

d. Melakukan KegiatEli·;yang bartentangan dengan peraturanlketentuan yang berlaku; •

75

..

e. Ditemukan hai-hal yang menyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk melaksanakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. • 2. Pencabutan izin usaha dapat dilakukan setelah terlebih dahulu tiiberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kerja. 3. Disamping sanksi pencabutan izin usaha, terhadap penerima/pemegang . izin usaha jasa informasi pariwisata dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai .peraturan perundang-undangan yang berlaku.

26

Larnplran VII

TA TA CARA PE~KSANAAN PEMBERIAN IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA I. ~ DAN RUANG L1NGKUP

A. Per~a1. C'=!~

SS£E2 sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

can Daya

Tarik Wisata yang selanjutnya disingkat OOlW

adalah

2. F9-g sahaan OOlW Alam adalah usaha pemanfaatan sumber daya alam c.a- ~ ingkungan untuk dijadikan sasaran wisata. 3. Fsrg..sahaan OOlW Budaya adalah usaha pemanfaatan seni budaya ~ y.::_ng telah dilengkapi sebagai OOlW untuk dijadikan sasaran wisats. 4. Fs-g...sahaan OOlW Minat Khusus adalah usaha pemanfaatan sumber daya 8ao. a:au potensi seni pudaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisata bagi '4IIi$aew=n yang mempunyai minat khusus. . 5. ....saha m~akan

rz:r

adalah Izin yang diberikan oleh BupatiNIalikota pengusahaan obyek dan daya tarik wisata.

untuk

6. B cal' I Wafikota adalah Kepala Oaerah Kabupaten/Kota.

1. PeV1l!~

Objek dan daya Tarik Wisata meJiputi kegiatan membangun dan me:'LE4oIa ODlW beserta prasana dan sarana yang diperiukan atau kegiatan DiIEM!.... ODlW .yang telah ada.

"*

2. F'si'J"sahaan OOlW terdiri dari :

a Pel lQI wsahaan ODTW Alam;


~
c,

- 91Q11Sahaa~ODl'!" Budaya; ::-ecIQI esahaan OOlW minat khusus.

27

3. Kegi~

pengusahaan OOlW

meliputi

F ernoanqunan

prasarana dan sarana pelengkap beserta fasihtas ::e!ayanan lain bagi wisatawan. :: : ?engelolaan OOTVV Alam, termasuk prasarana dan sarana yang ada. Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyarakat disekitarnya untuk oerperan serta dalam kegiatan pengusahaan OOTW alam. OOlW Budaya:

b. F~gusahaan

Pembangunan ODTW budaya termasuk penyediaan sarana, prasarana dan fasilitas pelayanan lainnya bagi wisatawan. ;Pengelolaan OOTW
budaya, termasuk prasarana dan sarana yang

ada.
31 Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat memberi nilai tambah terhadap OOTW serta memberikan manfaat bagi masyarakat otSekitamya.

c. Pengusahaan ODlW Minat Khusus :


1) Pembangunan dan pengelolaan prasarana dansarana pelayanan bagi wisatawan di lokasi ODlW. 2) Penyediaan informasi mengenai ODlW mutahir. 4. serta fasilitas

secara lengkap, akurat dan

Pengusahaan ODlW dikawasan.konservasi berupa Taman Nasional.'Taman Wsata A1am, Taman Hutan Raya, Taman Laut serta eagar Budaya cEelenggarakan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan

yang ber1aku. II.

PEfCSYARATAN USAHA
Unb..:ft( enjalankan usaha ODlW harus memenuhi persyaratan sebagaiberikut : m 1. 2. Perseroan Terbatas (PT), Koperasi atau Perseorangan yang maksud dan tujuan usahanya dinypf~kan da!gm AIde Pendirian. • lalempunyai kantor tetap yang dilengkapi d~ngan fasilitas pendukung usaha. Berbentuk

II
28

3.

Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA).

4. Mempekerjakantenaga ahli tetap yang telah memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan dan untuk ODlW Budaya harus mempekerjakan pramuwisata dan atau tenaga ahli yang memiliki ketrampi!an yang dibutuhkan. 5. Memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh BupatilWalikota;

III TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA:


1. Permohonan izin usaha ODlW diajukansecara tertulis oleh Pimpinan Perusahaan kepada BupatilVValikota setempat, dengan melampirkan : a. Salinan akte pendirian perusahaan; b. Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat; c. Salinan Surat Izin Lokasi dari Pemda setempat; d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan; e. Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Perusahaan, Tenaga Ahli dan Pramuwisata khusus; . f. Proposal pendirian perusahaan.
. .
.

2. Dalam jangka waktu selambat-Iambatnya 30 (tiga puluh) hart kerja setelah berkas permohonan diterima olehBupatiMlalikota, maka BupatiIVValikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha. 3. Penolakan pennohonan izin usaha diberitahukan pemohon disertai dengan alasan penolakan. secara tertulis kepada

4. Izin usaha OOlW berlaku sekurang-kurangnya 1(satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya. 5. Pengusahaan OOlW yang lingkup wilayahnya bersifat lintas KabupatenIKota maupun Propinsi, pemberian izin usahanya disGsuaikan d9ngan peraturan perundangan yang berlaku... "

..

29

PI.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


1. Pemindahtanganan

izin usaha OOlW

wajib dilaporan

kepada Bupatil

Walikota setempat. 2. Perubahan nama perusahaan dan atau perubahan alamat perusahaan wajib diiaporkan secara tertulis kepada BupatiIVValikotasetempat. 3. Pimpinan usaha OOlW wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada BupatiMlalikota dengan tembusan kepada Gubernur setempat Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2(dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan Juli. 4. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha OOTW dilakukan oleh BupatiIVValikota. 5 ...-Dalam hal bersifat khusus, BupatiNValikota dapat menunjuk pejabat lain . untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha ODlW.
·0·

v.

SANKSI 1. Izin Usaha ODlW dapat dicabut oleh BupatllWalikota apabifa : a. Tidak memenuhi persyaratan pengusahaan OOlW yang telah ditetapkan; b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut-turut; c. Tidak memenuhi kewajiban menyampaikan LKU kepada BupatilWafikota; d. Mefakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturaniketentuan yang berfaku; e. Oitemukan haf-haf yang menyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk mefaksanakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berfaku. •

2. Pencabutan izin usaha OOTW dapat. dilakukan setelahterlebih dahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turutsebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sambilan puluh) hari kerja. 3. Disamping sanksi pencabutan izin usaha. terhadap penerimalpemegang izin usaha OOlW dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

.-'"

30

Lampiran VIII •

TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA HOTEL BINTANG

PENGERTIAN

DAN RUANG LlNGKUP

1•

-,:)tel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau reluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, +ekan dan minium serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara +=>mersialserta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan; 7-ictel Bintang adalah hotel yang memenuhi kriteria penggolongan kelas -otel bintang yang di klasifikasikan bintang 1 (satu) sampai dengan 5 '11ma). tzin Usaha adalah izin yang diberikan :7)9mbangun dan mengusahakan ho~el. oleh Bupati/Walikota untuk

z.. a.
4:.

BupatiNValikota adalah Kepala Oaerah KabupatenJKota.

B. RItlANG LlNGKUP
UiDgkup kegiatan usaha Hotel Bintang meliputi : . T_ Penyediaan kamar tempat n:tenginap;

L Penyediaan tempat dan pelayanan makan dan minum;


~ ~ ?elayanan pencucian pakaian; ;;'9nyedia~!~ fasiiitas akomodasl dan .pelayanan lainnya yang dipe!1ukan bagi penyeienggaraan kegiatan usaha Hotel 8intang.

31

I.

PC-.RSYARATAN USAHA
!_!--..)~ menjalankan usaha Hotel Bintang ss:-agai berikut :

harus

memenuhi

persyaratan

': :

Berbentuk Perseroan terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud d~n tujuannya dinyatakan dalam akte pendirian. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka Pen ana man Modal Asing. Mempeke~akan tenaga ahli tetap yang telah memiliki sertifikat pendidikan di bidang usaha perhotelan.
.

..!.

c. Memiliki izin usaha yang telah dikeluarkan oleh BupatiIWalikota.

~ ....

18.

TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA 1_ Permohonan izin usaha Hotel Bintang diajukan secara tertulisoleh Pimpinan

Perusahaan kepada BupatilWalikota setempat dengan melarripirkan :

Salinan AIde Pendirian PerusahaanlKoperasi; Salinan lzin Mendirikan Bangunan (1MB); Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan; Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Perusahaan dan Tenaga Ahli; Proposal Pendirian Perusahaan; f. Salian izin Undang-undsrlg Gangguan (HO); g. Laporanpenyelesaian pembangunan Hotel Bintang (khusus bagi hotel bintang yang baru); h. Penyusunan studi dampak lingkungan (AMDAL. atau UKL dan:UPL). 2. Dalam waktu selambat-Iambatnya 30 (tiga puluh)_ hari kena setelah berkas permohonan diterima oleh j3upatilWalikota. maka BupatiIWelikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha. 3. Penolakan permohonan izin usaha diber,itahl,kan secara··tertulis kepada pemohon disertai dengan aiasan penolakan._~ 4.·lzin usaha hotel bertaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya.
32

a. b. c. d. e.

-s

IV.

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


1.

Pemindahtangan izin usaha Hotel Bintang wajib dilaporkan secara tertulis kepada BupatilVValikotasetempat.

2_ Perubahan nama perusahaan dan atau perubahan alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertulis kepada BupatilWalikota setempat.
3. Pimpinan usaha hotel wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU)

kepada BupatilWalikota dengan tembusan kepada Gubemur setempat. . Laporan Kegiatan Usaha (LKU) dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan akhir bulan Juli. BupatiIWalikota.·· _

4. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Hotel Bintang dilakukan oJeh

5. Dalam hal bersifat khusus BupatilWalikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Hotel Bintang.
6. Hotel Bintang yang telah mendspat izin usaha dapat melakukan kegiatan ujf

coba pengoperasian (soft opening). Selambat-Iambatnya 6 (enam) bulan setelah uji coba penguperasian, terhadap Hotel Bintang yang bersangkutan harus dilakukan Klasifikasi Hotel untuk menentukan golongan kelas hotel dimaksud.

v.

SA N K 5 I

1. Izin Usaha Hotel Bintang dapat dicabut oleh BupatilWalikota _apabila: a. Tidak memenuhi ditetapkan; persyaratan pengusahaan Hotel Bintang yang telah

b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut-turut; , C.

Tidak memenuhi kewajibanpenyampaian Laperan Kegiatan Usaha (LKU) kepada BupatiIWalikota;

..

d. Melakukan kegiatan yang,bertentangan dengan peraturenlketentuan yang berlaku.

33

.,

6-.

Di:emukan hal-hal yang meyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat fttuk rnelaksanakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku:

2.

Fercabutan izin usaha Hotel Bintang dapat dilakukan setelah terlebih dahulu c:it:€rlKan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam iat;ka waktu 90 (sembi Ian puluh) hari kerja: ' D'sc:rnping sanksi pencabutan izin usaha, terhadap penerimalpemegang izin ~ Hotel Bintang dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan ~.a-g barlaku.

3.

---------_ ..

,.

34

Lampiran IX. . .

TAT A CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA 01 BIDANG RESTO RAN

I.

PENG,ERTIAN DAN RUANG LlNGKUP A. PENGERTIAN

1. Usaha Makan dan Minum adalah usaha yang menyedial<an jasa pelayanan makan dan minum untuk umum yang dikelola secara komersial. 2. Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa penyediaan makan dan minum yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permenen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya. . .. " 3. Izin Usaha Restoran adalah izin yang diberikan oleh Bupati/Walikota untuk mengusahakan restoran. 4. Sanitasi dan Hygiene Lingkungan adalah sanitasi dan hygiene yang mencakup peralatan, perorangan, makanan, minuman dan suasana lingkungan restoran. 5. Bupatil Walikotaadalah Kepala Daerah KabupatenlKota; B. RUANG LlNGKUP .' Pengusahaan restoran meliputi kegiatan pengelolaan, penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman sertadapat menyelenggarakan pertunjukan atau hiburan sebagai pelengkap. , It

PERSYARATANUSAHA.
Untuk menjalankan usaha restoran harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Berbentuk Perseroan Terbatas (pn, Koperasi etau perseoranqan yang rnaksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam aide pendirian. 2. Mempunyai kantor!tempat usaha yang tetap dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha
35

3. Modal seluruhnya dimiliki oleh "'Varga Negara Indonesia kecuali dalam rangka Penanarnan Modal Asing (PMA) .

.4. Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah memifiki sertifikat


sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan. 5. Memiliki izin usaha yang telah dikstuarkan oleh Bupatil Walikota.

pendidikan

II

TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA 1. Permohonan izin usaha restoran diajukan secara tertulis oleh pimpinan perusahaan kepada Bupatil Walikota setempat dengan metampirkan : a. b. c. d. e. Salinan Akte Pendirian Perusahaan; Salinan Suratlzin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat; Nomor Pokok Wajib Pajak (NP"NP) perusahaan; Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Perusahaan dan Tenaga ahlinya; Proposal Pendirian Perusahaan.

2. Dalam jangka waktu selambat.~batnya 30 (tigapuluh) hart kerja setelah berkas permohonan diterima oleh BupatiMfalikota, maka BupatiMfalikota harus sudah memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan izin usaha. 3. Penolakan permohonan Izin Usaha diberitahukan pemohon disertai dengan aiasan penolakan. secara tertulis kepada

4. Izin Usaha Restoran berlaku sekurang~urangnya· 1 (satu) .'.ahun dan. dapat t diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalank~ usahanya. .

IV.

PENGAWASANDAN PENGENDAUAN
1. Pemindahtanganan izin usaha Restoranwajib Walikota setempat. dilaporkan kepada Bupatil

2. Perubahan nama perusahaan. dan atau perubahan alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertulis kepada BupatlMfalikotasetempat. . •

3.· Pimpinan usaha Restoran wajib menyampaikan laporan Kegiatan Usaha (LKU)
kepada Bupatil Walikota dengan tembusan kepada Gubemur setempat. Laporan kegiatan usaha dilakukan 2 (dua) kan dafam 1 (satuj tahun ~da-setiap akhir bulan Januari dan Juli.

4. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Restoran dilakukan oleh Bupatil Walikota. 5. Dalam hal bersifat khusus Bupatil Walikota dapat menunjuk pejabat lain untuk rnelakukan pengawasan setempat terhadap usaha Restoran. V SANKSI 1. Izin Usaha Restoran dapat dicabut oleh Bupatil Walikota apabila : a. Tidak memenuhi persyaratan pengusahaan restoran yang telah ditetapkan; b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut-turut; c. Tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada Bupatil Walikota; d. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturanlketentuan yang berlaku; ...... e. Ditemukan hal-hal yang meyakinkan dari hasil pemeriksaan setempat untuk melaksanakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Pencabutan izin usaha Restoran dapat dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) harikerja. 3. Disamping sanksi pencabutan izin usaha, terhadap penerima/pemegang izin usaha Restoran dapat pula dikenakan "sanksi lainnya sesuai peraturan perudang-undangan yang berlaku. •
-

37

Lampiran X Kepulusan Dlrektur Jenderal Pengembangan Produk Pariwisata Nomor : - Tanggal :

TATA CARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA SARAN A WISATA TIRTA

I.

PENGERTIAN DAN RUANG LlNGKUP

A PENGERTIAN
1. Wisata Tirta adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan di perairan pantai, laut, sungai,danau, waduk dan perairan lainnya; 2. Usaha Sarana Wisata Tirta adalah usaha yang lingkup kegiatanrw..El menyediakan dan mengelola sarana dan prasarana serta menyediakan jasa lainnya yang berkaitan dengan kegiatan Wisata Tirta; 3. Izin usaha adalah izin yang diberikan oleh membangun sarana dan prasarana Wisata Tirta; BupatilWalikota untuk

4. Marina adalah tempat berlabuh atau bertambat kapal-kapal pesiar, "kapal layar atau kendaraan air lainnya yang sejenis untuk menurunkan dan menaikkan wisatawan, olah ragawan air atau kapal pesiar lainnya;

5" Wisata -salam adalah kegiatan menjelajahi alam bawah airllaut yang
dilakukan untuk tujuan olah raga dan rekreasi; 6. Rekreasi air adalah kegiatan olah raga atau permainan yang dilakukan di air, baik perairan pantai, laut, sungai. wadiJkldanau. clengan tuj_uankesenangan; 7. BupatiIWalikota adalah Kepala Oaerah KabupatenlKota.-_

It RUANG LlNGKUP
Ungkup kegiatan usaha Sarana V'JisataTirta melipL.1i:
1. Petayan&n kegiatan rekreasi menyelam untuk menikinati keindahan flora dan fauna di abwah air laut;

38

2. Penyediaan sarana untuk rekreasi di pantai, perairan taut, sungai, waduk dan perairan lainnya;
3.

Pembangunan dan penyediaan sarana tempat tambat kapal pesiar untuk kegiatan wisata dan pelayanan jasa lainnya yang berkaitan dengan kegiatan marina.

II.

PERSYARATAN

USAHA usaha Sarana Wisata Tirta harus memenuhi persyaratan

Untuk menjalankan sebagai berikut : 1.

Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian;

2. Mempunyai kantor tetap yang dil~ngkapi dengan fasilitas pendukung usaha; 3. Modal seluruhnya 4. Mempekerjakan
dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalamrangka Penanaman Modal Asing; tenaga ahli tetap yang telah memiliki sertifikat pendidikan sesuai dengan bidang pekerjaan .yang dilaksanakan, den diakui secara nasional atau intemasional; usaha Sarana Wisata Tirta harus memiliki izin usaha yang dikeluarkan oleh BupatilWalikota.

.."

5. Untuk melakukan

III. TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA 1.


Pennohonan izin usaha SaranaWisata Tirtadiajukan secara tertulis oleh Pimpinan Perusahaan kepada BupatilWalikota dengan melampirkan : a. Salinan aide pendirian usaha; b. Salinan surat tanda izin tenpat usaha (SITU) dari Pemc:la setempat; c. Nomor Pokok Wajib Pajak; d. Pete Iokasi·usaha Sarar.a Wisata Tirta; . e. Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Perusahaen dan tenaga ~hU; f. Propoaa,'pendirian usaha.

39

2.

Dalam jangka waktu selambat-Iambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah berkas permohonan diterima olen BupatilWalikota, maka BupatilWalikota herus sudah memberikan jawaban diterirna atau ditolaknya permohonan izin dimaksud.
I

3. 4.

Penolakan permohonan izin usaha diberitahukan secara tertutis kepada pemohon disertai dengan alasan penolakan .. Izin usaha Sarana Wisata Tirta berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjalankan usahanya.

IV. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN 1. Pemindahtanganan izin usahaSarana tertulis kepada BupatiJWalikota. . 2. Wisata Tirta harus melaporkan secara

....

Perubahan nama dan atau alamat perusahaan wajib dilaporkan secara tertuHs kepadaBupatiMlalikata.

3. Pimpinan Usaha Sarana Wisata Tirta wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha (LKU) kepada BupatiIWalikota dengan tembusan kepada Gubemur setempat. LKU dilakukan 2 (dua) keli dalam 1 (satu) tahun yaitu pada setiap akhir bulan Januari dan Juli. 4. Pengawasan dan pengendalian terhadap usaha Sarana Wisata Tirta dilakukan oleh BupatiNValikota. 5. Dalam hal bersifat khusus Bupati/Walikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Sarana Wisata Tirta.

v.

SANKSI 1_ lzin usaha

dapat dicabut oleh BupatilWalikota •

apabita :

a Tldak Il\6Menuhi ketentuan persyaratan pengusahaan usaha Sarana \fJisata Tutayant telah ditetapkan;

40

b. Tidak melakukan kegiatan usahanya selama 2 (dua) tahun berturut-turut;


C.

Tidak memenuhi kewajiban menyampaikan LKU;

d. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturaniketentuan yang berlaku; e. Ditemukan hal-hal yang meyakinkan terhadap penyimpangan izin dan pelaksanaan pembangunan.

2. Pencabutan izin usaha dapat dilakukan setelah terlebih <tahulu diberikan peringatan tertulis secara berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kerja. 3. Disamping pencabutan izinusaha, terhadap penerimaJpemegang izin usaha Sarana Wisata Tirta dapat pula dikenakan sanksi lainnya sesuai peraturan·-· perundang-undangan yang berlaku. . ..

._-

.
• • I ~_.'

"

;.o"_

••

-.

'.:

......

: ~ i .~~... .•

..

41

Lampiran X! _
_

TATACARA PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN USAHA KAWASAN PARIWISATA

l.

rENGERTIAN DANRUANG LINGKUP

1\. PENGERTIAN
1. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pari~s~;
2. Usaha Kawasan Pariwisata adalah usaha yang ruang Hhgkup

kegiatannya menyediakan sarana dan prasarana untuk kegiatan pariwisata dalam wilayahtertentu; 3. Usaha pariwisata yang berada di dalam kawasan pariwisata adalah usaha yang berdiri. sendiri namun secara administrasi masih berada di bawah usaha kawasan pariwisata, dan usaha ini meliputi antara lain akomodasi, restoran, taka _ cend_eramata, tempat hiburan dan rekreasi umum, biro pe~alanan ,berbagai kegiatan olah raga serta kegiat8.' sosial; : _ _
1."

4. BupatilVValikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/Kota;

5. Gubemur adalahKepala ~aerahPropinst

D. RUANG UNGKUP

"

.-

.~.

1. Lingkup kegiatan usahakawasan pariwisata meliputi : a. penyewaan lahan _ yang tetah dilengkapi dengan prasarana sebagai·tempat;untukmenyel$l199arakan usahaperiWisata; b. Penyewaan fasilitas penduklllg lainnya; . _ c. Penyediaan bangUAElll untuk; .ni8rlunjang kagiatan· usaha pariwisata di da'em kaw2sanpar'iWiSata. . •
.'
"~

2. Set~in kegiatan sebagaimana dimaksud pada butir l' usaf:\a Kawasan Pariwlsata dapatmenyelenggallkan·, serl<iiri usaha pari'Nisata lain dalam kawasan pariwisata.

42

II. PERSYARATAN USAHA

Untuk menjalankan usaha .persyaratan sebagai barikut :

Kawasan

Pariwisata

harus

memenuhi -

1. Serbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuan usahanya dinyatakan dalam Akte Pendirian.
2. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung
usaha.

3. Meng'uasai

lahan yang diperuntukkan bagi pembangunan dan pengelolaan kawasan pariwisata sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

4. Usaha Kawasan Pariwisata terbuka untuk Penanaman Modal aSing

5. Sentuk kegiatan usaha Kawasan Pariwisata meliputi :

a. Penyediaan lahan yang lelah di lengkapi dengan prasarana sebagai tempat untuk menyelenggarakan usaha pariwisata; b. Penyediaan fasilitas pendukung lainnya; c. Penyediaan bangunan untuk menunjang kegiatan usaha-usaha pariwisata di dalam KawasanPariwisata.
6. Penyelenggaraan dan pembangunan usahaoKawasan Pariwisata harus : '

a. Memperhatikan kebijaksanaan pel"fdEMnbangan wilayah yang berlaku (RUTR, RIPPD;RIPPNAS); b. Memberi kesempatan pada masyarakat disekitamya untuk berperan ... serta dalam kegiatan usaha pariwisata yang ada dalam kawasan pariwisata tersebot; • c. Dalam pembangunan kawasan pariwisata tidak boIeh mengurangi tanah- pert~nian. serta tidak dilakukandi atas tanah yang mempunyai tungsi melindungLsumberdayaalam danWisata 8udaya; d. Membuat dan memenuhi persyaratan AMDAl sesuai ketentu6f1 dan· peraturanyang berlaku. '
.
.

7. Mempekerjakan tenaga ahU tetap yang telah berpengalaman dan atau telah memiliki -sertifikat pendidikan sesuai, dengan pekerjaan- yang
..a..a.. ........._., ..... • _ .;.. ~taI\aIl ",
.

":.'/'.~-.
I'~-

. .•

. -.

8. Memiliki i%in usaha yang dikeloe.'1<an oleh Gubemurl8upatiIWa!ikota.

III. TATA CAM ·.NDAPATKAN UIN USAHA 1. Ijr. uSAha rr.endirikar:: I!saha KaY-tGIsan ariwisata dikeJuarl<.an P oIeh : a Guberru ierhadap usaha Kawasan Pariwisata yang tel1etak di IL'ltas 2 (dua) atau lebih Kabt.:patenIKota.
43

b. BupatifvValikota terhadap usaha sepenuhnya berada di 'hilayahnya.

Kawasan· Pariwisata

yang

2. Untuk memperoleh izin usaha Kawasan Pariwisata diajukan secara tertulis oleh Pimpinan Perusahaan kepada Gubemur/BupatiJWaUkota setempat dengan melampirkan : a. Surat rekomendasi penguasaan iahan dari Badan Pertanahan Propinsi untuk yang terletak di 2 (dua) atau lebih KabupatenlKota; b. Surat rekomendasi penguasaan lahan dari Badan Pertanahan Kabupaten/Kota yang terletak di wilayahnya; c. Salinan Akte Pendirian Perusahaan; . d. Gambar pra-rencana dari kawasan yang akan dibangun; e. Uraian rencana pembangunan; f. Izin lokasi yang diberikan oleh Gubemur/BupatiJWafjkota; g. Salinan Izin Undang-undang Gangguan (HO); h. Proposal Pendirian Perusahaan.
3. Dalam jangka wak_tu~elambat~lambatnya 30 (tiga puluh) han kerja

sstelah berkas per1nohonan lengkap diterima oleh . Gubemur/Bupati/Wal.ik,ota,,rnaka GubemurlBupatiMfalikota harus sudah memberikan jawaban ditenma atau ditolaknya pennohonan izin useha ..
. - .... .. .. r,. _. . . . • .

4. Penolakan perrt,ohonan' izin 'usaha Kawasan Pariwisata. diberikan secara tertulis kepada.~hoO disertai deng;:m alasan penoJ~kan.
. ,. ,::,~._'.:'~', - -; .:; .' "". .. -.• :::1 ~ ,_'::~ - .~. :.

5. Izin usaha ~Pariwisata


tahu~ I menJaart,:

b8r18kusekUrang - kurangnya 1 (satu)


:.H.~.~ .••. '.'!.·

~:".'·:~.U"'...'~ .. ::~.~:<:.; ':;':;"~$n ,.~~ttt~?! ~:.:." .;: .:+,~~ .~...'';.' './'.~~ ~,v.;;.:.;~y~ ns.:'; be~ng .,k. •.-"i.•.. r .. a .. ;l:,.,
';

"'.,

. ma~~h

IV.

PENG~W~~~N.~~~J~~~8,~~PA.H~"'.··: ,,;\c:-,; , .. :.: ..;.,,~;<~;, . 1. p~mi~;it1ifu~::~~j/:',p~~;'~~~;~~~n'


.s~

terfufis~~lBijp8tilWatikottl8etempaf'

..

t' ......-.

',.

2:.,~~.",;,~,.,,_~!~~,
3.

Pitn~r~dSiftf'~~w1iiRWiM:'~#·', .·KltDtatM .·Usaha(Li<V) . kepada~alikotit

..,;:~nyampa1kanL.aporan
'setempat.

LKU dBakuk8n 2 (dua) kali dSlam 1 ("fUl.yn,padasettapakhir bula.'l Janueri dan '~~JI!. . '. .'
dilakukan

4.. ~_ dan pengendalianusaha.Kawa~oPariwi~a oleh GubemurlBupatilWalikota ..

5. Dalam hal bersifat khusus, Gubemur/BupatilWatikota dapat menunjuk pejabat lain untuk melakukan pengawasan setempat terhadap usaha Kawasan Pariwisata. IV. SANKSI 1. Izin usaha dapat dicabut oleh Gubemur/BupatiIWalikota apabila : a. Tidak memenuhi Pariwisata; persyaratan pengusahaan usaha Kawasan

b. Tidak melaksanakan pembangunan kawasan dalam waktu 3 (tiga) tahun;


C.

Tidak memenuhi kewajiban menyampaikan lKU kepada Gubemurl BupatiMfalikota; .

d. Tidak memiliki HO, 1MB, izin lokasi, izin peruntukan tanah, izin pemoebasen hak atas tanah; e. Dilakukan perubahan dari rencana pembangunan tanpa persetujuan GubemurlBupatiMfalikota dan atau yang bertentangan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku; f. Melakukan kegiatan yang berte,.ngan dengan peraturanlketentuan yang bertaku; .. g. Dit~· ~..f1al yang .~.. dari haSil pemeriksaan setempat ·unlt.fk . melaksanakaO QrIksi sesuai ~etentuan yang ·beriaku. . 3. Pencabutan 'izin usaha dapat dilakukafl.~fefah ter1ttih dahufu-d~ peringatantertulis secara berturut-tuiUt oIeh GubernurlBupatiMtaJikots sebarlyak 3 (tiga) kali dalam ~"waktu 90 (sembilan puluh) haJj

k~.

4. Disant..

iZin. -,uUha·Kawasan Pariwisata dapat·put.:1Iikenakan eanksilainnyasesuai, per8h.ran p8rundang-ondangan yangberJaku. . .


'.' .' .. PIng pence ·butan lzin· Usaha terhad' ap .~ . ','"

f"UI--.,,-.,_,,_...,.. .•
z ..•...•... ~ "

···Dftft '

You might also like