You are on page 1of 7

Makalah

Kebiasaan Makan

Tugas
Disusun untuk memenuhi
Syarat Mata Kuliah Sosioantropologi

Oleh :
1. Feranika Istiyani (060110a010)
2. Marniasih (060110a019)
3. Rina Oktaviani (060110a024)
4. Titin Ida Z (060110a027)
5. Yunita Arisanti (060110a030)

Program Studi Ilmu Gizi


Stikes Ngudi Waluyo
Ungaran
2011
PENDAHULUAN
Kebiasaan makan yang kita lakukan kadang tidak dihiraukan. Kebiasaan makan tetap saja

menjadi kebiasaan yang tidak ada istimewanya. Sehingga banyak orang tidak ingin mengetahui

kebiasaan makan daerah tertentu taupun luar negeri. Padahal kalau kita mempelajarinya pasti

sangat menarik. Karena banyak hal unik yang kadang membuat kita heran.

Dengan dibuatnya makalah ini tidak hanya sekedar mengetahui kebiasaan makan

masyarakat di daerah tertentu saja. Tapi juga mengetahui apa itu kebiasaan makan serta factor-

faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Selain itu kita juga mengetahui cara

ataupun etikat-etikat makan yang benar dan sopan. Dengan begitu kita bisa menyesuaikan

dimana kita berada apabila kita makan.


PEMBAHASAN
Sebelum kita mengetahui lebih lanjut tentang kebiasaan makan, karena kita belajar
tentang ilmu gizi pasti ada kaitannya dengan masalah pangan. Karena pangan merupakan
persoalan biocultural. Bio sendiri berkaitan dengan zat gizi yang terdapat dalam pangan yang
akan mengalami proses biologi setelah masuk ke dalam tubuh manusia dan mempunyai pengaruh
terhadap fungsi dan organ tubuh. Sedangkan cultural adalah factor budaya yang menyangkut
aspek social, ekonomi, politik dan proses budaya mempengaruhi seseorang dalam memilih
pangan ( jenisnya, cara pengolahan dan cara konsumsi ).

Pengertian
Kebiasaan makan suatu kebiasaan yang mengacu pada mengapa dan bagaimana orang
makan, apa saja yang mereka makan dan dengan siapa mereka makan, serta mereka memperoleh
makanan tersebut. Dan dipengaruhi oleh individu itu sendiri, social, budaya, keagamaan,
ekonomi, lingkungan, dan factor politik.
Kebiasaan sendiri berarti pola perilaku yang diperoleh dari praktik yang berulang-ulang.
Sedangkan kebiasaan makan adalah suatu pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh karena
terjadinya berulang-ulang.
Menurut Guthe and Mead (1945), kebiasaan makan adalah cara-cara individu atau
kelompok individu dalam memilih, mengkonsumsi, dan menggunakan makanan yang tersedia
yang didasarkan kepada factor-faktor social dan budaya dimana ia hidup.

Tindakan manusia terhadap makanan yang dipengaruhi oleh :


1. Pengetahuan ( what people think )
2. Perasaan ( what people feel )
3. Persepsi ( what people perceive)
Itu semua tentang pangan atau makanan.

Konsep tentang factor yang mempengaruhi kebiasaan pangan


1. Model multi dimensi yang dikemukakan Sanjur dan Scoma (1997) :
Kebiasaan makan dari empat sudut yang berbeda (functional way) terdiri dari :
 Konsumsi makan seperti kompleksitas harian (recall 24 jam)
 Preferensi seperti suka atau tidak suka, penolakan makanan
 Idiologi seperti folk beliefs, what people think of as food, what effect they think
food will have on their health, and what they think is suitable for different ages
and groups.
 Social budaya seperti pendidikan, pekerjaan, pendapatan, budaya, dll
2. Children’s food consumption behavior model yang dikemukakan oleh Lund and Burk
(1969) terdiri dari :
 Kebiasaan konsumsi anak tergantung adanya sikap, pengetahuan dan tiga
motivasi utama terhadap pangan yaitu :
 Kebutuhan biologis
 Kebutuhan psikologis
 Kebutuhan social

 Dipengaruhi oleh lingkungan :


 Keluarga
 Sekolah
3. An ecology viewpoint of food consumption behavior atau model Welkam (1969) :
Model ini menekankan bahwa kebiasaan konsumsi dipengaruhi oleh factor ekologi,
terutama :
 Factor fisik seperti produksi, pengawetan, distribusi, persiapan dan
peralatan yang terkait pangan.
 Factor budaya seperti status social, peranan social/upacara, etika,
pembagian tugas.
Kedua factor ekologi tersebut berpengaruh terhadap struktur ekonomi yang
akhirnya mempengaruhi konsumsi pangan.

Keterkaitan antara komponen ekosistem atau lingkungan dan penggunaan pangan yang
dikemukakan oleh Hartog (1995) yaitu lingkungan budaya, lingkungan alam, penduduk
mempengaruhi konsumsi pangan suatu penduduk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan dapat pula dibedakan ke dalam :
1. Factor ekstrinsik (dari luar) :
a. Lingkungan alam
b. Lingkungan sosial
c. Lingkungan ekonomi
d. Lingkungan budaya
e. Lingkungan agama
2. Factor intrinsic (dari dalam) :
a. Asosiasi emosional
b. Keadaan jasmani dan kejiwaan
c. Penilaian yang lebih tepat terhadap mutu pangan

Why and How people eat


All humans eat to survive. They also to express appreciation, for a sense of belonging, as
part of family customs, and for self realization. For example, someone who is not hungry may
eat a piece of cake that has been baked in his or her honor. People eat according to learned
behaviors regarding etiquette, meal and snack patterns, acceptable foods, food combination, and
portion sizes. Etiquette refers to acceptable behaviors. Etiquette and eating rituals also vary
depending on whether the meal is formal, informal, or special ( such as a meal on a birthday or
religious holiday ).

Contoh-contoh kebiasaan makan yang ada di dalam negeri maupun luar negeri :

Kebiasaan makan dan minum di masyarakat Aceh


Makanan pokok masyarakat Aceh adalah nasi. Perbedaan yang cukup mencolok di dalam
tradisi makan dan minum masyarakat Aceh dengan masyarakat lain di Indonesia adalah pada
lauk pauknya. Lauk pauk yang biasa dimakan oleh masyarakat Aceh sangat spesifik dan bercita
rasa seperti masakan India. Lauk pauk utama masyarakat Aceh adalah gulai kambing (kari
kambing), sie reboih, keumamah, eungkot paya (ikan paya), mie Aceh, dan martabak. Selain itu,
juga ada nasi gurih yang biasa dimakan pada pagi hari. Sedangkan dalam tradisi minum pada
masyarakat Aceh adalah kopi. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada pagi hari kita
melihat warung-warung di Aceh penuh sesak orang yang sedang menikmati makan pagi dengan
nasi gurih, ketan/pulut, ditemani secangkir kopi atau pada siang hari sambil bercengkrama
dengan teman sejawat makan nasi dengan kari kambing, dan sebagainya.

Kebiasaan Makan Orang Jepang


Adat istiadat di Jepang mengharuskan seseorang makan sambil duduk sembari menggunakan
sumpit. Sumpit sendiri berasal dari daratan China dan para era Nara (710 – 794) menggunakan sepasang
sumpit sudah mulai diikuti oleh penduduk negeri samurai ini. Kalau dibandingkan dengan aturan makan
di barat juga mengharuskan seseorang duduk ketika makan tetapi dengan menggunakan garpu, pisau dan
sendok. Tapi satu pengecualian, ketika menyantap roti, mereka tetap menggunakan tangan. Di restaurant -
restaurant ala perancis, roti ditempatkan secara sederhana diatas tatakan kemudian diambil dengan
menggunakan tangan dan disantap sedemikian rupa sehingga serpihan – serpihan roti jatuh bertebaran,
yang untuk orang Jepang hal – hal seperti itu tidak familiar di kalangan mereka.
Sandwich, hot dog, hamburger dan semacamnya memang hanya cocok disantap dengan
menggunakan tangan. Sebagai perbandingan, makanan Jepang pada umumnya tidak dapat disantap
dengan menggunakan tangan, walaupun itu berupa nasi sebagai makanan pokok mereka. Kecuali untuk
makanan seperti bola – bola nasi ( onogiri ) yang memang diperuntukan untuk konsumsi luar rumah dan
juga makanan – makanan kecil yang biasanya dijual di toko - toko yang terbuka sampai larut malam. Tata
cara makan orang Jepang, orang dari belahan bumi bagian barat dan orang – orang timur ternyata tidak
terlalu jauh berbeda. Makan sambil duduk, sepertinya suatu tatanan yang terasa lebih sopan dan dilakukan
oleg bangsa manapun juga. Apalagi di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, makan
dengan tangan dan tidak jalan saat makan sudah menjadi kebiasaan sekaligus ibadah yang dicontohkan
oleh Rasulullah SAW, meskipun hampir sama di jepang, dan Negara lain yang telah terwarnai dengan
pengaruh – pengaruh barat, hal seperti itu sedikit demi sedikit mulai terkikis, apalagi bagi generasi –
generasi perkotaan.
SIMPULAN
Kebiasaan makan adalah suatu pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh karena terjadinya

secara berulang-ulang. Kebiasaan makan dipengaruhi banyak factor, factor dari dalam maupun dari

dalam. Jenis, cara pengolahan dan cara konsumsi bermacam-macam bentuknya antara daerah satu dengan

daerah yang lain atau Negara satu dengan Negara yang lainnya. Maka dari itu kita perlu mengetahui dan

mempelajarinya. Agar kita dapat menyesuaikan sikap atau cara makan kita. Apabila kita tidak sedang di

daerah kita.

You might also like