Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL SKRIPSI
A. Judul Penelitian
dengan sesamanya ( Hablu min Allah Wa hablu Min al-Nas), serta manusia
telah diberi wewenang oleh Allah swt untuk menjelaskan prinsip dan ajaran-
sebagai berikut:
1
Said Agil Husin Al-Munawar,Al-Qur’an Membangun Kesalehan Hakiki ( Ciputat:
Ciputat Press, 2005), hlm.3.
2
Ahmad Musthofa Hadna, Problematika Menafsirkan Al-Qur’an (Semarang: Toha Putra
Group, 1993), hlm.9.
2
“dan Kami turunkan kepadamu ( muhammad) Al-Quran, agar kamu
menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan (Allah)
kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”.3
Tradisi penafsiran Al-Qur’an beliau itu, telah dilanjutkan oleh para
sahabat dan generasi sesudahnya, yakni dengan melakukan kajian dan telaah
penafsiran, lebih-lebih bukan bangsa Arab 5. Hal itu perlu di lakukan demi
mana pun dan kapan pun mereka hidup. Dengan kata lain Al-Qur’an berlaku
untuk semua tempat dan zaman dalam situasi dan kondisi apa pun. Itu berarti
Oemar Bakri, Bachtiar Surin, A. Hasan, dan Hamka. Selain itu muncul
adalah tafsîr al-Iklîl fi Ma’an al-Tanzîl yang ditulis oleh KH. Misbah
Mustafa bin Zainal. Kitab tafsîr ini mempunyai teknik dan sistematika yang
ke dalam bahasa Jawa, yang jumlahnya mencapai 200 kitab.Selain kitab tafsir
al-Iklîl fi Ma’an al-Tanzîl misbah juga mengarang kitab tafsir lainya, yankni
ayat 35:
Misbah menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut: “Maknanya cahaya
langit itu adalah pengatur segala urusan yang ada di langit dan bumi.
yang artinya Allah itu merupakan dzat yang mengatur dan membuat
perputaran langit dan bumi dengan cahayanya. Adapun perumpamaan
hal tersebut menurut Mufassir adalah jendela kecil yang ada di gedung
bioskop. Di dalam jendela kecil tersebut terdapat miskah ( proyektor),
yang di dalamya ada lampu. Lampu tersebut berada dalam kaca,
menyinarkan cahaya yang terang dan kalau dilihat dari kejauhan
bagaikan gemerlapnya bintang. Lampu tersebut dinyalakan dengan
listrik, yang letaknya tidak di barat maupun timur, namun seluruh
hawa yang ada mengandung listrik.Listrik tersebut dihasilkan dari
pohon zaitun, dimana dalam pohon zaitun itu mengandung molekul-
molekul yang bisa diolah menjadi minyak zaitun.Minyak tersebut
dapat digunakan menjadi kekuatan listrik, yang akhirnya mampu
menghidupkan generator listrik sehingga lampu tadi dapat menyala
terang dan bisa menimbulkan terang”.Seperti itu perumpamaannya.
Kalau orang pernah melihat di bioskop, maka perumpamaan tersebut
sangat tepat dengan ayat ini. Seluruh tayangan yang nampak pada
layar yang putih itu, tidak akan pernah meyalahi dari isi film yang di
putar dalam proyektorb bioskop. Kecuali sebagian film dirubah
5
di ibaratkan seperti kode surat yang terdapat pada surat jawatan negara. Jadi
Selain itu, dalam kitab tafsîr ini Misbah juga banyak menyingung
terlepas dari penafsiranya pada surat al-A’raf ayat: 2. Pada ayat tersebut
9
Misbah mustafa, al-Iklîl fi Ma’an al-Tanzîl, jilid IXVIII, hlm. 3183
6
musik qasidah dan gambus. Oleh karena itu Misbah mengelurkan fatwa
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia. Oleh karena itu mengkaji
konsepsi hidayah Al-Qur’an menurut Misbah Mustafa dalam Kitab Tafsîr al-
C. Rumusan Masalah
Ma’an al-Tanzîl.
D. Tujuan Penelitian
Ma’an al-Tanzîl.
10
Ibid, jilid VIII, hlm. 1209
7
F. Tinjauan Pustaka
dilakukan, termasuk tafsîr al-Iklîl sebagai obyek kajian dalam penelitian ini.
dilakukan, daintaranya:
metodologi penafsiran.
Yunan Yusuf, Jurnal Ulum Al-Qur’an, vol. III, No 4, hal. 54, tahun
Oemar Bakri, Al-Qur’an Dan Tafsîr nya diterbitkan Departemen Agama RI.12
Dalam bukunya ini Nashruddin Baidan memasukan semua jenis tafsîr baik
yang berbahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Selain itu, dalam bukunya
skripsi ini. Namun, Nashrudin Baidan tidak memasukan tafsîr al-Iklî ldalam
12
M Yunan Yusuf, Jurnal-Ulum Al-Qur’an, (Vol. III. No. 4,t.t: tp, 1992), hlm. 54
13
Islah Gusmian, opcit., hlm. 55
9
dalam buku ini Islah sudah mencantumkan pembahasan tentang tafsîr al-Iklîl.
penafsiran Al-Qur’an.14
G. Kerangka Teori
Kata Hidayah adalah bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an yang telah menjadi
bahasa Indonesia.Akar katanya ialah : هداية- ةJJدى – هديJJديا – هJJدي – هJJدى – يهJJه
berbagai macam penafsiran oleh para ulama Arab ataun nonArab. Sebagian
14
Nashruddin Baidan, opcit. hlm. 102
10
Tafsir al-Iklîl merupakan salah satu dari kitab tafsir yang ada di
Qur’an adalah petunjuk bagi orang Islam ataupun kafir. Sehingga ia tidak
metode komparatif menurut para ahli tafsir adalah sebagai berilut: pertama
persamaan atau kemiripan redaksi yang beragam, dalam satu kasus yang
ayat Al-Qur’an.
H. Metode Penelitian
Penelitian ini termasukpenelitian kepustakan (library research) 16, yaitu
penelitian yang menitik beratkan pada pembahasan yang bersifat litirer atau
misbah Mustafa.
1. Sumber Data
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek( Jakarta: Rineka
Cipta, 1992), hlm. 36.
12
sumber primer dan sumber sekunder. Data primer yaitu Kitab Tafsîr
sebaagai berikut:
sekunder.
3. Analisa Data
masing mufasir.18
I. Sitematika Pembahasan
sebagai berikut:
pembahasan.
karyanya.
yakni kitab tafsîr Al-Ikli fi Ma’an al-Tanzîl, bab ini mencakup pembahasan
18
Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur’an, hal. 65
14
sub rumusan diatas. Juga memuat saran-saran yang diharapkan berguna bagi
J. Daftar Pustaka
Agama Ri, Departemen. Al-Qur’an Dan Terjemahanya. Semarang: Toha
Putra, 1996 .
Ali, H.A. Mukti. ( pim. redaksi). Ensiklopedi Islam. Jakarta: Dep. Agama RI.
1992.