You are on page 1of 2

Identifikasi dan Karakteristik Limbah 

B3
Posted on November 16, 2008 by Prabu

I. Pendahuluan

Dalam pengeolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal yang penting
dan mendasar. Didalam pengelolaan limbah B3, prinsip pengelolaan tidak sama dengan
pengendalian pencemaran air dan udara yang upaya pencegahanna di poin source sedangkan
pengelolaan limbah B3 yaitu from cradle to grave. Yang dimaksud dengan from cradle to grave
adalah pencegahan pencemaran yang dilakukan dari sejak dihasilkannya limbah B3 sampai
dengan di timbun / dikubur (dihasilkan, dikemas, digudangkan / penyimpanan, ditransportasikan,
di daur ulang, diolah, dan ditimbun / dikubur). Pada setiap fase pengelolaan limbah tersebut
ditetapkan upaya pencegahan pencemaran terhadap lingkungan dan yang menjadi penting adalah
karakteristik limbah B3 nya, hal ini karena setiap usaha pengelolaannya harus dilakukan sesuai
dengan karakteristiknya.

Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3, pengertian limbah B3 adalah sisa
suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan / atau beracun yang
karena sifat dan / atau konsentrasinya dan / atau jumlahnya, baik secara langsung dapat
mencemarkan dan / atau merusak lingkungan hidup, dan / atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, keangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Dari definisi diatas, semua limbah yang sesuai dengan definisi tersebut dapat dikatakan
sebagai limbah B3 kecuali bila limbah tersebut dapat mentaati peraturan tentang pengendalian air
dan atau pencemaran udara. Misalnya limbah cair yang mengandung logam berat tetapi dapat
diolah dengan water treatment dan dapat memenuhi standat effluent limbah yang dimaksud
maka, limbah tersebut tidak dikatakan sebagai limbah B3 tetapi dikategorikan limbah cair yang
pengawasannya diatur oleh Pemerintah.

II. Identifikasi Limbah B3

Alasan diperlukannya identifikasi limbah B3 adalah:

1. mengklasifikasikan atau menggolongkan apakah limbah tersebut merupakan limbah B3


atau bukan.
2. menentukan sifat limbah tersebut agar dapat ditentukan metode penanganan,
penyimpanan, pengolahan, pemanfaatan atau penimbunan.
3. menilai atau menganalisis potensi dampak yang ditimbulkan tehadap lingkngan, atau
kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya

Tahapan yang dilakuka dalam identifikas limbah B3 adalah sebagai berikut:

1. Mencocokkan jenis limbah dengan daftar jenis limbah B3 sebagaimana ditetapkan pada
lampiran 1 (Tabel 1,2, dan 3) PP 85/1999.
2. Apabila tidak termasuk dalam jenis limbah B3 seperti lampiran tersebut, maka harus
diperiksa apakah limbah tersebut memiliki karakteristik: mudah meledak, mudah
terbakar, beracun, bersifat reaktif, menyebabkan infeksi dan atau bersifat infeksius.
3. apabila kedua tahap telah dijalankan dan tidak termasuk dalam limbah B3, maka
dilakukan uji toksikologi.

III. Karakteristik Limbah B3

Selain berdasarkan sumbernya (Lampiran 1,2 dan 3 PP 85/1999), suatu limbah dapat
diidentifikasi sebagai limbah B3 berdasarkan uji karakteristik. Karakteristik limbah B3 meliputi:

- mudah meledak

- mudah terbakar

- bersifat reaktif

- beracun

- menyebabkan infeksi

- dan bersifat korosif

Suatu limbah diidentifikasikan sebagai limbah B3 berdasarkan karakteristiknya apabila dalam


pengujiannya memiliki satu atau lebih kriteria atau sifat karakteristik limbah B3.

Filed under: Limbah B3, Lingkungan, Pengelolaan Limbah Ditandai: | B3, Identifikasi Limbah
B3, Karakteristik Limbah B3, Limbah, Limbah B3, Lingkungan

« Pestisida Penghambat Kholisterase Pencemaran Udara »

You might also like