Professional Documents
Culture Documents
1. RUANG LINGKUP
2. ACUAN
2- 2
n) Keputusan Menteri Kimpraswil No. 362/KPTS/M/2004 tentang Sistem
Manajemen Mutu Konstruksi Departemen Permukiman dan Prasarana
wilayah;
3.1
badan usaha
badan usaha di bidang jasa konstruksi
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.2
barang
benda dalam berbagai bentuk dan uraian, yang meliputi bahan baku, barang
setengah jadi, barang jadi/peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh
pengguna barang/jasa
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.3
daerah manfaat jalan (damaja)
ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman ruang
bebas tertentu yang ditetapkan oleh Pembinan Jalan (rumaja)
[Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1985]
3.4
daerah milik jalan (damija)
ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai
oleh Pembina Jalan dengan suatu hak tertentu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (rumija)
[Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1985]
3.5
daerah pengawasan jalan (dawasja)
ruang sepanjang jalan diluar Daerah Milik Jalan yang dibatasi oleh lebar dan
tinggi tertentu, yang ditetapkan Pembina Jalan dan diperuntukan bagi pandangan
bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan (ruwasja)
[Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1985]
2- 3
3.6
daftar kuantitas pekerjaan
daftar kuantitas yang telah diisi harganya yang merupakan bagian dari
penawaran
3.7
direksi pekerjaan
pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak untuk
mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan pekerjaan. Pada umumnya
direksi pekerjaan dijabat oleh pengguna jasa, namun dapat dijabat oleh orang lain
yang ditunjuk oleh pengguna jasa
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.8
dokumen kualifikasi
dokumen yang disiapkan oleh panitia pengadaan dan ditetapkan oleh pengguna
jasa sebagai pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian data
kualifikasi oleh penyedia jasa
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004}
3.9
forum jasa konstruksi
sarana komunikasi dan konsultasi antara masyarakat jasa konstruksi dan
Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah jasa konstruksi
nasional yang bersifat nasional, independen, dan mandiri
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]
3.10
gambar kerja
gambar mencakup perhitungannya dan keterangan lain yang disediakan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan
3.11
harga kontrak
harga yang tercantum dalam Surat Penunjukan Penyedia Jasa yang selanjutnya
disesuaikan menurut ketentuan kontrak
[Kepmen Kimpraswil No.257KPTS/M/2004]
3.12
harga kontrak awal
harga kontrak yang tercantum dalam Surat Penunjukan Pemenang Lelang
3.13
hari
hari kalender; bulan adalah bulan kalender
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
2- 4
3.14
jalan
prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi
lalu lintas
[Undang-Undang No. 38 Tahun 2004]
3.15
jasa konstruksi
layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan
pekerjaan konstruksi
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]
3.16
jasa konsultansi
layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang yang meliputi jasa
perencanaan dan pengawasan konstruksi, dalam rangka mencapai sasaran
tertentu yang keluarannya berbentuk piranti lunak yang disusun secara
sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna jasa
[Kepmen Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004]
3.17
jasa pemborongan
layanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang perencanaan teknis dan
spesifikasinya ditetapkan pengguna jasa dan proses serta pelaksanaannya
diawasi oleh pengguna jasa atau pengawas konstruksi yang ditugasi
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004}
3.18
kemitraan
kerjasama usaha antara penyedia barang/jasa dalam negeri maupun dengan luar
negeri yang masing- masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas, berdasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam
perjanjian tertulis
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.19
kepala kantor / satuan kerja
pejabat struktural yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa
pelaksanaan konstruksi yang dibiayai dari dana anggaran belanja rutin APBN
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.20
klasifikasi
bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa
konstruksi menurut bidang dan subbidang pekerjaan atau penggolongan profesi
keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi
2- 5
menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian
dan atau keahlian tertentu
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.21
kontrak
perikatan hukum antara pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam pelaksanaan
pengadaan jasa
[Kepmen Kimpraswil No.257/KPTS/M/2004]
3.22
kontrak kerja konstruksi
keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa
dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]
3.23
kontraktor
orang atau badan usaha yang penawarannya untuk melaksanakan pekerjaan telah
diterima oleh pemilik
3.24
kualifikasi
bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa
konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha, atau
penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di
bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan
profesi dan keahlian
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.25
lapangan
tempat yang disebutkan sedemikian di dalam Data Kontrak konstruksi
3.26
lapis perkerasan
susunan perkerasan jalan yang terdiri dari tanah dasar (sub grade), pondasi
bawah (sub base), pondasi atas (base), dan lapis permukaan/aus (surface)
3.27
lapis permukaan
bagian perkerasan yang paling atas dan langsung menerima beban lalu-lintas
serta mendistribusikan beban yang diterimanya ke lapisan perkerasan
dibawahnya
3.28
lapis pondasi atas
bagian perkerasan yang terletak antara lapisan permukaan dengan lapis
pondasi bawah, bila tidak ada lapis pondasi bawah, maka lapis pondasi atas
2- 6
(base) adalah bagian yang terletak antara lapis permukaan dengan tanah dasar
(sub grade)
3.29
lapis pondasi bawah (sub base)
bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar (sub
grade)
3.30
laporan investigasi lapangan
data dalam dokumen lelang yang memberikan gambaran nyata tentang kondisi
permukaan dan bawah permukaan tanah di lapangan
3.31
lembaga
organisasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi, yang bertujuan untuk mengembangkan kegiatan
jasa konstruksi nasional
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.32
manajemen konstruksi
pengelolaan perencanaan (rencana kerja), pelaksanaan, pengendalian dan
koordinasi suatu proyek dari awal pelaksanaan pekerjaan sampai selesainya
proyek secara efektif dan efisien, untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan
tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu
[Ervianto, 2003]
3.33
manajemen proyek pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan
tata cara dan/atau pengelolaan perencanaan (rencana kerja), pelaksanaan,
pengendalian dan koordinasi suatu proyek pelaksanaan konstruksi jalan dan
jembatan berdasarkan persyaratan teknik dan administrasi dari awal
pelaksanaan sampai dengan selesainya masa kontrak kerja konstruksi secara
efektif dan efisien, untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat mutu, tepat
waktu, dan tepat biaya
3.34
mediator
orang yang ditunjuk atas kesepakatan pengguna jasa dan penyedia jasa untuk
menyelesaikan perselisihan pada kesempatan pertama
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.35
menteri
menteri yang bertanggung jawab dalam bidang konstruksi
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
2- 7
3.36
pakta integritas
surat pernyataan yang ditandatangani oleh pengguna barang/jasa/panitia
pengadaan/pejabat pengadaan/ penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk
mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.37
panitia pengadaan
panitia yang diangkat oleh pengguna jasa untuk melaksanakan penilaian
kualifikasi
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.38
pasca kualifikasi
proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan
penawaran
3.39
pejabat pengadaan
personil yang diangkat oleh pengguna barang/jasa untuk melaksanakan
pemilihan penyedia barang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah)
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.40
pejabat yang disamakan
pejabat yang diangkat oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Tentara
Nasional Indonesia (TNI)/Kepolisian Republik Indonesia (Polri)/pemerintah
daerah/Bank Indonesia (BI)/Badan Hukum Milik Negara (BHMN)/Badan Usaha
Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dari APBN/APBD
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.41
pekerjaan
hal-hal yang ditentukan dalam kontrak yang mengharuskan kontraktor untuk
melaksanakan, memasang dan menyerahkannya kepada pemilik, sebagaimana
disebutkan dalam Data Kontrak
3.42
pekerjaan harian
pemakaian berbagai jenis pekerjaan yang pembayarannya berdasarkan waktu
atas pemakaian peralatan (equipment) dan tenaga kerja kontraktor, di samping
pembayaran untuk bahan dan peralatan instalasi (plant) yang berkaitan
2- 8
3.43
pekerjaan kompleks
pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai resiko tinggi
dan/atau menggunakan peralatan didesain khusus dan/atau bernilai di atas Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.44
pekerjaan konstruksi
keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau
pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,
mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]
3.45
pekerjaan sementara
pekerjaan yang dirancang, dibangun, dipasang, dan dibongkar oleh kontraktor,
yang diperlukan untuk pelaksanaan atau pemasangan dalam pekerjaan
3.46
pelaksana konstruksi
penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan
menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]
3.47
pemilihan penyedia barang/jasa
kegiatan untuk menetapkan penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.48
pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek
pejabat yang diangkat oleh Menteri/Gubernur/pejabat yang diberi kuasa, yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi
yang dibiayai dari anggaran belanja pembangunan APBN
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.49
penawaran kontraktor
dokumen penawaran yang lengkap yang diajukan kontraktor kepada pemilik
3.50
pengadaan barang/jasa pemerintah
kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang
dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa
2- 9
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.51
pengawas konstruksi
penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional di bidang pengawasan jasa
3.52
pengguna anggaran daerah
pejabat di lingkungan pemerintah propinsi / kabupaten / kota yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dari dana
anggaran belanja APBD
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.53
pengguna jasa
kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek yang
ditunjuk sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi di lingkungan unit kerja/proyek tertentu
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.54
penyedia jasa
penyedia jasa badan usaha yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa
pelaksanaan konstruksi
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.55
peralatan (equipment)
mesin-mesin dan kendaraan kontraktor yang dibawa sementara ke lapangan untuk
melaksanakan pekerjaan
3.56
peralatan instalasi (plant)
setiap bagian integral dari pekerjaan yang harus mempunyai fungsi mekanis,
elektris, kimiawi atau biologis
3.57
perencana konstruksi
penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan
pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain
[Undang-Undang No. 18 Tahun 1999]
3.58
perkerasan jalan
konstruksi jalan yang diperuntukan bagi jalan lalu lintas yang terletak diatas
tanah dasar, dan pada umumnya terdiri dari lapis pondasi bawah, pondasi atas,
dan lapis permukaan
2-10
3.59
prakualifikasi
proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan
persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa sebelum memasukkan
penawaran
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
3.60
proyek
kegiatan investasi yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan dalam suatu
periode tertentu
[Bappenas TA-SRRP, 2003]
3.61
registrasi
kegiatan untuk menentukan kompetensi profesi keahlian dan keterampilan
tertentu, orang perseorangan dan badan usaha untuk menentukan ijin usaha
sesuai klasifikasi dan kualifikasi yang diwujudkan dalam sertifikat
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004}
3.62
sertifikat keterampilan/keahlian kerja
tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan
kerja dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut
disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau
keahlian tertentu
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.63
spesifikasi
spesifikasi dari pekerjaan yang terdapat dalam kontrak dan setiap perubahan atau
tambahan yang dibuat atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan
3.64
subkontraktor
orang atau badan usaha yang mempunyai kontrak dengan kontraktor untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan dari kontrak yang mencakup pekerjaan di
lapangan
3.65
surat jaminan
jaminan tertulis yang dikeluarkan bank umum/lembaga keuangan lainnya yang
diberikan oleh penyedia barang/jasa kepada pengguna barang/jasa untuk
menjamin terpenuhinya persyaratan/kewajiban penyedia barang/jasa
[Keppres No. 80 Tahun 2003]
2-11
3.66
tanggal mulai kerja
tanggal mulai kerja penyedia jasa yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK), yang dikeluarkan oleh kepala kantor/satuan kerja/pemimpin
proyek/pemimpin bagian proyek
[Kepmen Kimpraswil No. 257/KPTS/M/2004]
3.67
variasi
perintah yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan untuk melakukan perubahan
pekerjaan
4.1 Tujuan
- pemutusan kontrak;
- mobilisasi;
2-12
- pekerjaan sub kontraktor;
- asuransi;
- organisasi lapangan.
- review dan penyempurnaan jadwal kerja sesuai target volume, waktu dan
mutu;
- pelaksanaan rigid pavement pada segmen jalan dengan LHR yang tinggi
beserta traffic management-nya;
2-13
4.2 Unsur pelaksana PCM
− Seksi Perencanaan.
3) unsur Perencanaan:
− P3JJ,
− Unsur Proyek.
4) Proyek:
– Pinpro / Pinbagpro,
5) Konsultan Supervisi:
– Supervision Engineer,
6) Kontraktor:
– penanggungjawab perusahaan,
2-14
4.3 Tahap pelaksanaan PCM
- memberikan pengarahan,
c) unsur P3JJ
2-15
a. cara survey,
c. Quarterly Report,
e. Technical Report:
– Technical Report
g. Final Report beserta kapan laporan tersebut harus selesai dan dikirim.
2-16
- As Built Drawing harus dibuat sesuai standard Praswil;
e. IRI, RCI,
d) unsur Proyek
- Pinpro/Pimbagpro;
a. sebagai Chairman,
2-17
- menjelaskan bahwa 1 (satu) bulan sebelum taking over certificate
dikeluarkan, Pinbagpro mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat
sekitar proyek, bahwa proyek akan selesai dengan maksud menghindari
adanya tagihan hutang yang belum dibayar oleh kontraktor;
- menjelaskan perlu atau tidak perlu dilakukan sendiri pada awal sebelum
dimulainya pekerjaan pondasi jembatan;
- menekankan bahwa tidak ada biaya tambahan biaya test bahan untuk
quality control, dan menegaskan bahwa biaya tersebut sudah termasuk di
dalam harga satuan masing-masing pekerjaan;
2-18
- menjelaskan bahwa pemilik dibebaskan dari tuntutan pihak ketiga,
bilamana terjadi kelalaian kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan;
a. beton,
b. pemeliharaan rutin,
e) kontraktor
perkerasan jalan,
struktur.
2-19
- menjelaskan metode / cara pelaksanaan konstruksi;
a. jalan
• aspal,
• agregat,
• tanah timbunan
b. jembatan
• bangunan atas
c. lokasi quarry
f) konsultan
a. Laporan Harian,
2-20
b. Laporan Mingguan,
f. Pemeliharaan Rutin,
g. Pemeliharaan Berkala,
h. Betterment,
j. Quality Control,
k. Request Kontraktor,
l. memulai pekerjaan,
m. pengujian bahan.
2-21
5. REKAYASA LAPANGAN (FIELD ENGINEERING)
Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah penerbitan SPMK, direksi teknis
bersama-sama dengan panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan penyedia jasa
melaksanakan pemeriksaan lapangan bersama dengan melakukan pengukuran
dan pemeriksaan detail kondisi lapangan untuk setiap rencana mata pembayaran
guna menetapkan kuantitas awal.
Setelah itu baru dilaksanakan pematokan (steaking out) dan survey seluruh
lokasi pekerjaan. Investigasi dan pengujian bahan tanah, bahan agregat,
campuran beton, campuran aspal dan rekayasa serta penggambaran untuk
selanjutnya disimpan sebagai rekaman proyek yang kemudian dijadikan sebagai
pedoman pelaksanaan kontrak
2-22
6. KAJI ULANG DESAIN (REVIEW DESIGN)
Setiap desain awal dari suatu proyek pada umumnya selalu mengalami revisi-
revisi pada saat pelaksanaannya, hal ini biasanya diakibatkan kondisi lapangan
yang sesungguhnya telah mengalami perubahan-perubahan kondisi
dibandingkan dengan kondisi pada saat survai untuk pembuatan desain, atau
dikarenakan kesalahan-kesalahan kecil baik pada saat survey ataupun
kesalahan desain itu sendiri.
Tujuan dari Kaji Ulang Desain adalah untuk menghasilkan desain final yang
optimum untuk dilaksanakan. Kaji Ulang Desain ini harus didasarkan pada data-
data terbaik dan terkini yang dapat diperoleh. Ini dimaksudkan untuk dapat
menjamin seluruh pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai spesifikasi dan kondisi
lapangan, serta masih dalam batas nilai kontraknya.
Dalam manajemen proyek konstruksi jalan dan jembatan terdapat berbagai tipe
Kaji Ulang Desain, yaitu:
Untuk itu, sebelum dilakukan Kaji Ulang Desain, Proyek dan Konsultan
Pengawas menetapkan terlebih dahulu tipe Kaji Ulang yang akan dipilih sehingga
segala akibat yang menyertainya dapat diestimasi lebih dini. Dan prosedur Kaji
Ulang harus mengikuti aturan yang berlaku dan diterapkan pada proyek
bersangkutan dengan menyusunnya dalam Justifikasi Teknik dengan uraian
antara lain sebagai berikut:
2-23
2) konsultan pengawas mempelajari perubahan yang diperlukan berdasarkan
data-data yang diperoleh pada kegiatan no. 1 terhadap “desain asli” dan
memberikan masukan-masukan dan pemecahan persoalan berupa
rekomendasi sesuai kebutuhan nyata lapangan;
4) selain itu konsultan pengawas juga memberikan kaji secara teknis maupun
non teknis. Dalam kaitannya dalam perubahan biaya proyek, perubahan
kuantitas dari pekerjaan utama (mayor item) akan secara langsung
berpengaruh terhadap lini proyek. Pada pekerjaan jalan dan jembatan,
biasanya mayor item tersebut adalah pekerjaan tanah dan pekerjaan
perkerasan. Dalam hal pengaruhnya terhadap lingkungan dan sosial,
konsultan pengawas harus memberikan kaji dan pertimbangan antara lain
dalam hal:
2-24
7. PERUBAHAN KONTRAK (CONTRACT CHANGE ORDERS / CCO)
1) Perubahan Minor
2) Perubahan Mayor
Digunakan apabila:
2-25
Di depan telah disinggung tentang hal yang harus dibahas yaitu alasan mengapa
diadakan perubahn, uraian pekerjaan apa yang akan diadakan perubahan dan
bagaimana Kajinya. Hasil dari pembahasan tersebut oleh Pinbagpro dan
Konsultan Pengawas diwujudkan dalam bentuk justifikasi teknis, yang
merupakan pembenaran secara teknis terhadap adanya perubahan yang terjadi
yang berisi penjelasan dan alasan-alasannya.
2-26
9. LAMPIRAN
B.3. Contoh bagan alir Review Design pekerjaan jalan dan jembatan
( proyek EIRTP Loan IBRD 4643 IND )
2-27