You are on page 1of 3

Jas pada dasarnya adalah pakaian resmi masyarakat Eropa.

Jas biasanya dipakai diluar


kemeja dan biasanya terbuat dari bahan wool dan sekarang beberapa jas juga terbuat dari
bahan denim. Jas juga biasanya dipakai bersama satu stel celana yang mempunyai warna yang
sama. Bersamaan dengan berkembangnya zaman, model jas yang ada pun menjadi bermacam
macam dan mempunyai arti tersendiri. Seperti tuxedo, dll.

Masyarakat Eropa, dengan budaya dan peradabannya yang tinggi telah berhasil
membuat jas menjadi sebuah pakaian resmi standar internasional. Setiap orang yang bekerja di
kantor rata rata menggunakan kemeja berjas. Para pejabat tinggi Negara biasanya pun
menggunakan jas dalam sidang ataupun pertemuan yang bersifat lokal maupun internasional.
Di Indonesia sendiri, terkadang jas menjadi pilihan yang tepat saat seseorang akan menghadiri
sebuah kegiatan resmi.

Bisa dikatakan bahwa jas merupakan budaya barat yang telah berhasil masuk ke Negara
Negara timur dan menjadi soft power tersendiri bagi budaya barat karena dengan masuknya jas
ke Indonesia mislanya, Negara barat sudah berhasil membuat Negara timur ini menjadi ke-
barat-barat – an. Namun, untungnya, jas di Indonesia masih bisa disaingi oleh pakaian
tradisonalnya sendiri. Yaitu batik.

Batik Indonesia secara resmi dimasukkan ke dalam dalam warisan budaya tak benda
oleh UNESCO. UNESCO memutuskan untuk menjadikan batik Indonesia sebagai salah satu
daftar warisan budaya pada bulan September 2009. Pengakuan UNESCO terhadap batik
Indonesia melalui proses panjang dan berliku setelah berbagai konflik perebutan “hak cipta”
batik dengan Negara tetangga.

Motif batik yang dimiliki oleh batik tradisional Indonesia memiliki keunikan tersendiri
dibandingkan dengan motif batik yang dimiliki oleh Negara lain. Keunikan motif yang dimiliki
batik tradisional Indonesia terutama terletak pada bahan baku yang digunakan untuk melukis
motif batik itu sendiri. Baik berupa batik cap ataupun batik tulis. Sejak UNESCO mematenkan
batik Indonesia, motif ini terus berkembang dengan bertambanhnya desainer desainer baru.
Dengan berbedanya karakteristik batik yang dimiliki oleh Indonesia, maka Indonesia memiliki
cirri khas tersendir dalam budaya batik dalam dunia internasional.
Batik Indonesia di dunia internasional sendiri sudah sangat tersohor keindahannya.
Bahkan, salah seorang tokoh internasional yang merupakan ikon dunia dalam perlawanan
apartheid, Nelson Mandela menggunakan batik sebagai pakaian resminya. Beliau menggunakan
batik Indonesia dalam setiap pertemuan internasional dan dalam kehidupan sehari harinya.
Bukan karena beliau adalah seorang keturunan Indonesia. Namun karena rasa solidaritas beliau
akan sesame Negara berkembang yang mempunyai masa lalu terjajah yang hampir sama.

Dari kejadian di atas, bisa kita lihat bahwa batik merupakan ikon budaya yang sangat
eksklusif yang dimiliki oleh Indonesia. Batik selain mempunyai nilai estetis yang cukup tinggi,
juga memilki makna filosofis tersendiri dalam setiap coraknya yang berbeda. Bisa dikatakan,
batik adalah soft power yang cukup tangguh yang dimiliki Indonesia dalam mencitrakan dirinya
di dunia internasional.

Setelah uraian di atas, bisa kita lihat bahwa jas adalah sebuah pakaian resmi yang sudah
mendunia yang biasa digunakan oleh orang orang penting dalam kesehariannya dihadapan
public. Bahkan, bukan hanya itu, hampir setiap orang yang bekerja di bidang yang cukup formal
(kantor, pemerintahan, dll) menggunkan jas sebagai seragamnya. Sementara batik merupakan
soft power Indonesia yang memiliki nilai estetis tinggi dan makna filsofis tersendiri yang cukup
menarik. Sehingga, apabila keduanya digunakan bersamaan, tentunya soft power Indonesia
yang berupa batik tersebut bisa lebih kuat dan mendunia. Penggunaan batik dan jas dalam
waktu yang bersamaan bisa berupa menggunkan batik sebagai kemeja, ataupun menggunakan
batik sebagai corak dalam jas. Yang akan saya bahas disini adalah penggunaan batik sebagai
corak dalam jas.

Setiap orang di dunia mungkin tidak semuanya menggunakan keris atau badik ataupun
kujang. Juga tidak semua orang suka memakan terasi ataupun tempe. Namun, suka tidak suka
setiap orang pasti akan menggukan jas dalam menghadiri acara formalnya. Sehingga jas
bermotif batik merupakan sebuah media penyampaian soft power yang sangat efektif dalam
tataran internasional.

Pemakaian jas batik bisa dibilang sebagai sebuah akulturasi ataupun asimilasi dua buah
kebudayaan yang berbeda. Dalam proses penyatuan kedua budaya tersebut, batik bisa
“mendompleng” sebuah mode pakaian yang sudah mendunia sehingga batik tersebut juga ikut
mendunia tanpa harus kehilangan unsure filosofis dan estetisnya. Atau bahkan malah
membuat batik menjadi semakin tersohor keseluruh dunia.

Upaya pemerintah dan dukungan masyarakat Indonesia dalam usahanya mendapatkan


hak paten batik telah membuahkan sebuah hasil yang signifikan. Batik Indonesia dinilai sarat
dengan teknik, simbol, dan budaya yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia mulai
dari lahir sampai meninggal. Kekayaan ragam batik yang datang dari beberapa wilayah dan
provinsi, menjadi bukti bahwa Indonesia layak menjadi sumber budaya di mana batik tumbuh
dan berkembang. Bahkan, di Indonesia sendiri, batik menjadi sebuah mode terbaru yang kian
menjamur karena kecintaan masyarakatnya akan batik tersebut.

Dalam usaha memberikan pencitraan yang baik si dunia internasional, pemerintah


seharusnya memberikan dukungan lebih terhadap setiap karya anak bangsa yang bisa
memberikan sebuah citra positif bagi Indonesia di luar. Contohnya adalah jas batik karya insan
kreatif dari LAZULI SARAE. jas batik seperti dijelaskan diatas mempunyai kandungan soft power
yang besar dan juga kandungan nilai estetis dan filosofis yang besar didalamnya. Seolah olah,
dalam jas batik tersebut tertanam sebuah kebudayaan Indonesia yang siap melancong keluar
negeri dan memperkenalkan engerinya kepada setiap orang di dunia yang biasa menggunakan
jas dan orang orang yang melihatnya. Bayangkan apabila jas yang dipakai oleh obama bukanlah
jas polos biasa, namun mempunyai motif batik bayangkan pula seandainya seluruh peserta
sidang PBB menggunakan jas yang bermotif batik, apakah citra Indonesia di dunia internasional
akan meroket? Tentu saja, tidak perlu disangkal lagi.

Oleh karena itu, segala bentuk dukungan pemerintah sangatlah penting dalam hal ini.
Mulai dari pemberian modal untuk pengembangan usaha smapai bantuan untuk melakukan
ekspor keluar negeri tentunya sangat diharapkan oleh setiap insan kreatif yang memiliki potensi
untuk meningkatkan citra Indonesia dengan soft power batiknya.

You might also like