You are on page 1of 45

BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU

MINYAK DAN GAS BUMI


(BPMIGAS)

PEDOMAN TATA KERJA


NO. : 023/PTK/III/2009

TENTANG

PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN
MINYAK BUMI PADA SUMUR TUA

JAKARTA
BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
(BPMIGAS)

SURAT KEPUTUSAN
Nomor : KEP-0025/BP00000/2009/S1

Tentang

PEDOMAN TATA KERJA


PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI PADA SUMUR TUA

KEPALA BPMIGAS

Menimbang : a. Bahwa sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 juncto Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002, BPMIGAS mempunyai fungsi sebagai
pengendali manajemen operasi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan
sebagai pengawas terhadap pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama agar pengambilan sumber daya alam
Minyak dan Gas Bumi milik Negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan
yang maksimal bagi Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat;

b. Bahwa dalam rangka mengoptimalkan produksi Minyak Bumi dalam suatu


wilayah kerja yang di dalamnya terdapat Sumur Tua dan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi Sumur Tua, Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral telah menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2008
tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua;

c. Bahwa, dengan memperhatikan butir a, dan b di atas, dipandang perlu untuk


menetapkan Pedoman Tata Kerja Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada
Sumur Tua.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan


Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2004 tentang


Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi;

4. Keputusan Presiden RI Nomor 20/P Tahun 2008 tanggal 16 April 2008 tentang
Pengangkatan Kepala BPMIGAS;

Menetapkan .....
BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
(BPMIGAS)

-2-

Surat Keputusan
Nomor : KEP-0025/BP00000/2009/S1

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERTAMA : Memberlakukan Pedoman Tata Kerja Pengusahaan Pertambangan Minyak


Bumi pada Sumur Tua.

KEDUA : Pedoman Tata Kerja Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur
Tua ini berlaku untuk seluruh KKKS di lingkungan Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi.

KETIGA : Ketentuan-ketentuan lain yang belum diatur dalam Pedoman Tata Kerja ini akan
ditetapkan kemudian dan menjadi satu kesatuan dengan Pedoman Tata Kerja ini.

Surat Keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 11 Maret 2009

Kepala BPMIGAS

Ir. R. Priyono
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 1 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan produksi Minyak Bumi
dalam suatu Wilayah Kerja Kontrak Kerja Sama (“KKS”) yang didalamnya
terdapat Sumur Tua dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
disekitar lokasi sumur tua, perlu adanya Pedoman Tata Kerja(“PTK”) bagi
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (“KKKS”) untuk melaksanakan kerjasama
dengan Koperasi Unit Desa/Badan Usaha Milik Daerah (”KUD/BUMD”).

2. TUJUAN
PTK ini disusun untuk mejadi pedoman bagi BPMIGAS dan KKKS dalam
menangani permohonan KUD/BUMD untuk mengusahakan dan
memproduksikan minyak bumi pada sumur tua.

3. DASAR HUKUM
3.1 Undang-Undang No. 22 / 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
(“UU No.22/2001”)

3.2 Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan


Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.(“PP No. 42/2002”)

3.3 PP No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
(“PP No. 35/2004”)

3.4 Peraturan Menteri ESDM No. 1 tahun 2008 Tentang Pedoman Pengusahaan
Pertambangan Minyak Bumi Pada Sumur Tua.(“Permen ESDM 01/2008”)

4. DEFINISI
Semua istilah yang digunakan dalam PTK ini mempunyai pengertian yang sama
sebagaimana dimaksudkan dalam Permen ESDM 01/2008, kecuali ditentukan
lain dalam PTK ini.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 2 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

II. PRINSIP-PRINSIP MENGUSAHAKAN DAN MEMPRODUKSI MINYAK BUMI


DARI SUMUR TUA

1. Mengusahakan dan memproduksi Minyak Bumi dari Sumur Tua hanya


dilaksanakan oleh KUD/BUMD dengan mengajukan permohonan kepada
KKKS dengan tembusan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(”Menteri ESDM”) cq. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (”Dirjen
Migas”) dan Kepala BPMIGAS.
2. Mengusahakan dan memproduksikan Minyak Bumi dari Sumur Tua
dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi Pada
Sumur Tua antara KKKS dan KUD/BUMD (“Perjanjian Sumur Tua”)
3. Perjanjian Sumur Tua bukan merupakan pengalihan hak, kewajiban dan
tanggung jawab KKKS dalam KKS.
4. Dalam mengusahakan Sumur Tua, KUD/BUMD melaksanakan reaktivasi
dan memproduksikan Sumur Tua atas biaya sendiri.
5. KKKS wajib memberikan imbalan jasa kepada KUD/BUMD atas produksi
Minyak Bumi yang diserahkan oleh KUD/BUMD dan imbalan jasa tersebut
merupakan bagian biaya operasi KKKS.
6. Besaran imbalan jasa adalah biaya memproduksikan Minyak Bumi dan biaya
transportasi sampai dengan titik penyerahan yang disepakati bersama dalam
Perjanjian Sumur Tua, berupa uang dan tidak dalam bentuk Inkind (Minyak
Bumi).
7. Semua produksi Minyak Bumi dari Sumur Tua wajib diserahkan oleh
KUD/BUMD kepada KKKS dan dibukukan sebagai bagian produksi KKKS.
8. KKKS akan memproses setiap permohonan KUD/BUMD, hanya atas
permohonan yang telah mendapatkan rekomendasi dari Pemerintah
Kabupaten/ Kotamadya dan disetujui oleh Pemerintah Propinsi dimana
Sumur Tua berada.
9. Minyak Bumi yang diserahkan oleh KUD/BUMD harus sesuai dengan mutu
dan spesifikasi yang ditetapkan pada titik penyerahan yang disepakati oleh
KKKS dan KUD/BUMD sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Sumur
Tua (selanjutnya mutu dan spesifikasi serta tata cara penyerahan Minyak
Bumi akan diatur dalam Prosedur Penyerahan seperti pada Lampiran V).
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 3 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

10. KUD/BUMD wajib menunjuk penanggung jawab pelaksana teknis


pengusahaan Sumur Tua (Kepala atau Wakil Kepala Teknik Tambang) yang
harus mendapat persetujuan pengangkatan dari Direktorat Jenderal Minyak
dan Gas Bumi dan bertanggung jawab terhadap keselamatan, kesehatan
dan pengelolaan lingkungan hidup.

11. KUD/BUMD wajib menyampaikan laporan tertulis secara berkala setiap


4 (empat) bulan dan/atau sewaktu-waktu diperlukan kepada KKKS terkait
pelaksanaan Perjanjian Sumur Tua.

12. Dalam hal ditemukan Gas Bumi atau produk ikutan selain Minyak Bumi di
Sumur Tua, maka KUD/BUMD wajib melaporkan kepada KKKS dan KKKS
dapat mengakhiri Perjanjian Sumur Tua dan meminta KUD/BUMD
menyerahkan kembali Sumur Tua tersebut untuk diusahakan dan diproduksi
oleh KKKS.

13. KUD/BUMD hanya diperbolehkan mengusahakan dan memproduksi Minyak


Bumi dari Sumur Tua pada lapisan sumur yang sudah ada, tidak
diperkenankan melakukan Kerja Ulang Pindah Lapisan (KUPL),
deepening/pendalaman sumur dan pemboran sumur tambahan.

14. KUD/BUMD diperbolehkan untuk melakukan perawatan Sumur Tua dalam


rangka optimasi produksi pada lapisan dari Sumur Tua yang ada.

15. Mengusahakan dan memproduksi Minyak Bumi pada Sumur Tua hanya
dapat dilakukan dalam KKS yang mempunyai Wilayah Kerja aktif (status
produksi).
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 4 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

III. PROSES PERMOHONAN PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK


BUMI PADA SUMUR TUA OLEH KUD/BUMD KEPADA KKKS

1. Untuk melaksanakan mengusahakan Minyak Bumi pada Sumur Tua, KUD/


BUMD perlu memperoleh persetujuan Menteri ESDM cq. Dirjen Migas.

2. Untuk memperoleh persetujuan tersebut, KUD/BUMD perlu mengajukan


permohonan kepada KKKS, dengan tembusan kepada Menteri ESDM cq.
Dirjen Migas dan Kepala BPMIGAS.

3. Dalam permohonan tersebut, KUD/BUMD melampirkan dan melengkapi


persyaratan dokumen-dokumen administrasi dan teknis sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran I, yang digabung dalam satu jilid buku dengan cover bertuliskan
”Dokumen Permohonan Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi Pada Sumur
Tua” (dengan menyebutkan nama lokasi dan nama KUD/BUMD).

4. Dokumen-dokumen administrasi meliputi:


4.1 Rekomendasi tertulis dari Pemerintah Kabupaten/Kotamadya dan disetujui
oleh Pemerintah Propinsi setempat.
4.2 Akte Pendirian dan anggaran dasar KUD/BUMD beserta perubahannya yang
telah mendapatkan pengesahan dari pejabat/ instansi yang berwenang.
4.3 Fotokopi Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang diketahui oleh pimpinan
KUD/ BUMD dengan ditandatangani oleh pimpinan dan cap KUD/BUMD.
4.4 Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang diketahui oleh pimpinan
KUD/BUMD dengan ditandatangani oleh pimpinan dan cap KUD/BUMD.
4.5 Fotokopi Surat Keterangan Domisili yang diketahui oleh pimpinan
KUD/BUMD dengan ditandatangani oleh pimpinan dan cap KUD/BUMD.
4.6 Surat pernyataan tertulis di atas meterai cukup, mengenai kesanggupan
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
pernyataan bahwa semua data dan dokumen yang disampaikan oleh
KUD/BUMD adalah benar dengan ditandatangani oleh pimpinan KUD/BUMD
sesuai dengan lampiran II.
4.7 Penjelasan dan struktur Organisasi KUD/BUMD.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 5 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

5. Dokumen-dokumen teknis meliputi:

5.1 Peta dan koordinat lokasi Sumur Tua yang dimohonkan oleh KUD/BUMD
termasuk peta wilayah administrasi terkait.

5.2 Jumlah Sumur Tua yang dimohonkan dengan menyebutkan nama


lapangannya.

5.3 Rencana memproduksikan Minyak Bumi termasuk usulan imbalan jasa.

5.4 Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pengelolaan


Lingkungan Hidup (RP-K3PL) termasuk usulan penanggungjawab
pelaksanaan yang mengetahui dan memahami bidang perminyakan serta
melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran III.

5.5 Teknologi/metoda yang akan digunakan.

5.6 Kemampuan keuangan (fotokopi bukti pembayaran pajak tahunan dan pajak
bulanan pada 3 bulan terakhir, fotokopi rekening bank atas nama KUD /
BUMD, dan laporan keuangan satu tahun terakhir yang sudah diaudit; untuk
KUD/BUMD baru cukup fotokopi rekening bank atas nama KUD/BUMD dan
neraca awal);

5.7 Rencana tenaga kerja yang akan dipekerjakan.

IV. EVALUASI PERMOHONAN KUD/ BUMD

IV.A EVALUASI PERMOHONAN KUD/ BUMD OLEH KKKS


KKKS wajib melakukan evaluasi administrasi dan teknis atas permohonan
KUD/BUMD tersebut, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:

1. A. Evaluasi Administrasi

KKKS perlu memeriksa kelengkapan dan persyaratan dokumen-dokumen


administrasi KUD/BUMD sebagaimana dimaksud angka III.4 diatas,
termasuk keberadaan KUD/BUMD yang harus berada di wilayah administrasi
dimana lokasi Sumur Tua berada.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 6 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

1. B. Evaluasi Teknis

(i) KKKS perlu memastikan bahwa Sumur Tua yang dimohonkan adalah sumur
yang dibor sebelum tahun 1970 dan pernah diproduksikan.

(ii) KKKS perlu memastikan Sumur Tua dimaksud tidak diusahakan lagi oleh
KKKS.

(iii) KKKS perlu memastikan Sumur Tua dimaksud terletak pada lapangan yang
tidak diusahakan oleh KKKS.

(iv) KKKS perlu memastikan bahwa Sumur Tua dimaksud secara teknis operasional
layak dan aman untuk diusahakan dengan teknologi/metoda yang diajukan oleh
KUD/BUMD termasuk aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta
pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud Lampiran III.

2. Apabila berdasarkan hasil evaluasi administrasi dan teknis dari KKKS


permohonan KUD/BUMD memenuhi persyaratan, maka KKKS dapat
meneruskan perrmohonan dimaksud kepada BPMIGAS dengan
melampirkan hasil evaluasi dan rekomendasi KKKS atas pengelolaan
Sumur Tua tersebut dan pokok-pokok usulan perjanjian, termasuk
menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

a. Jumlah dan lokasi Sumur Tua yang akan diproduksi;


b. Usulan imbalan jasa;
c. Jangka waktu;
d. Alat bantu mekanik atau teknologi yang digunakan.;
e. Tenaga kerja;
f. Mutu dan spesifikasi Minyak Bumi;
g. Titik penyerahan Minyak Bumi;
h. Aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan
hidup
i. Aspek teknik pengelolaan maupun permodalan;
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 7 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

3. Apabila berdasarkan evaluasi administrasi dan teknis dari KKKS tidak


memenuhi persyaratan, maka KKKS dapat mengembalikan permohonan
tersebut kepada KUD/BUMD disertai alasan penolakan dan melaporkan
kepada BPMIGAS.

4. KKKS dapat meminta KUD/BUMD untuk melengkapi dokumen-dokumen


tambahan yang menurut pertimbangan KKKS diperlukan untuk kepentingan
evaluasi administrasi dan teknis, termasuk meminta penjelasan kepada
KUD/BUMD.

5. Proses evaluasi sebagaimana tersebut dalam angka IV.A.1.B diatas,


dilakukan dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kalender
setelah dokumen-dokumen tersebut seluruhnya dilengkapi oleh KUD/BUMD.

IV.B EVALUASI PERMOHONAN OLEH BPMIGAS

1. Permohonan KUD/BUMD yang telah memenuhi persyaratan diteruskan oleh


KKKS kepada BPMIGAS dengan disertai hasil evaluasi Administrasi dan
teknis serta rekomendasi terkait pengelolaan Sumur Tua tersebut.

2. Selanjutnya permohonan KUD/BUMD tersebut oleh BPMIGAS akan


diteruskan kepada Menteri ESDM cq Dirjen Migas, disertai pertimbangan
teknis dan ekonomis dengan melampirkan pokok-pokok usulan perjanjian.

3. BPMIGAS dapat meminta KKKS dan/atau KUD/BUMD untuk memberikan


dokumen-dokumen tambahan atau penjelasan lebih lanjut terkait
permohonan yang disampaikan oleh KUD/BUMD.

4. Proses evaluasi BPMIGAS sebagaimana tersebut dalam angka IV. B diatas,


diberikan dalam jangka waktu paling lama 30 (hari) hari kalendar setelah
seluruh data dilengkapi oleh KKKS.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 8 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

V. PEMBERITAHUAN PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN MENTERI ESDM


cq.DIRJEN MIGAS OLEH BPMIGAS

1. Setelah Menteri ESDM cq. Dirjen Migas menyampaikan persetujuan atau


penolakan kepada BPMIGAS, selanjutnya BPMIGAS meneruskan
persetujuan atau penolakan tersebut kepada KKKS untuk disampaikan
kepada KUD/BUMD.

2. Pemberitahuan persetujuan atau penolakan permohonan tersebut diteruskan


oleh BPMIGAS kepada KKKS dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari
kalendar sejak tanggal pemberitahuan diterima dan sampaikan oleh KKKS
kepada KUD/BUMD paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal
pemberitahuan diterima.

VI. KETENTUAN-KETENTUAN PERJANJIAN MENGUSAHAKAN MINYAK


BUMI PADA SUMUR TUA

1. Berdasarkan persetujuan Menteri ESDM atas permohonan KUD/BUMD,


selanjutnya KKKS dan KUD/BUMD wajib menyelesaikan Perjanjian Sumur
Tua.

2. Perjanjian Sumur Tua minimum memuat ketentuan sebagai berikut:

a. Jumlah dan lokasi Sumur Tua yang akan diproduksi

b. Imbalan Jasa

c. Jangka waktu Perjanjian Sumur Tua paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun
dengan pengajuan permohonan perpanjangan kontrak tidak kurang dari
6 (enam) bulan sebelum Perjanjian berakhir. Jangka waktu perjanjian
sebagaimana dimaksud tidak melebihi jangka waktu KKS.

d. Alat bantu mekanik atau teknologi yang digunakan

e. Kewajiban KUD/BUMD menyediakan tenaga kerja yang mempunyai


kemampuan untuk melaksanakan perjanjian dan menunjuk
penanggung jawab pelaksana teknis pengusahaan Sumur Tua (Kepala
atau Wakil Kepala Teknik Tambang) yang harus mendapat persetujuan
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 9 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

pengangkatan dari Ditjen Migas dan bertanggung jawab terhadap


keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup.

f. Mutu dan spesifikasi Minyak Bumi sesuai dengan kesepakatan antara


KKKS dan KUD/BUMD.

g. Titik penyerahan Minyak Bumi yang ditetapkan sesuai dengan


kesepakatan antara KKKS dan KUD/BUMD

h. Aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan


hidup

i. Aspek teknik pengelolaan maupun permodalan.

j. Penyelesaian perselisihan melalui musyawarah mufakat, dan apabila


tidak tercapai kesepakatan dapat diteruskan melalui Badan Arbitrase
Nasional Indonesia.

k. Hak dan Kewajiban KUD/BUMD dan KKKS.

3. Dengan memperhatikan angka 2.3 diatas, KUD/BUMD bertanggung jawab


kepada KKKS atas setiap kerugian yang timbul kepada KKKS ataupun
pihak lain dalam melaksanakan Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi, tetapi
tanggung jawab KUD/BUMD tersebut tidak menghapuskan tanggung jawab
KKKS kepada BPMIGAS atau pihak lain.

4. KUD/BUMD wajib menyerahkan seluruh produksi Minyak Bumi yang


dihasilkan kepada KKKS. Apabila KUD/BUMD terbukti tidak menyerahkan
sebagian dan/atau seluruh hasil produksi Minyak Bumi kepada KKKS dan
setelah mendapatkan peringatan tertulis dari KKKS sebanyak 3 (tiga) kali
secara berturut-turut atau tidak berturut-turut, maka KKKS berhak
memutuskan Perjanjian Sumur Tua secara sepihak tanpa kewajiban
pembayaran apapun kepada KUD/BUMD.

5. Contoh Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi pada Sumur Tua dalam


Lampiran IV dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kegiatan
pengusahaan Sumur Tua dengan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan
yang telah diatur dalam PTK ini.

6. Perjanjian Sumur Tua ditandatangani oleh pimpinan tertinggi dari


KUD/BUMD dan KKKS dengan diketahui oleh BPMIGAS.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 10 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

VII. BAGAN ALIR PERMOHONAN PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK


BUMI PADA SUMUR TUA BERDASARKAN PERMEN 01/2008

VIII. PRINSIP-PRINSIP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA


LINDUNGAN LINGKUNGAN PADA PENGUSAHAAN SUMUR TUA

1. KUD/BUMD bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan kerja


serta pengelolaan lingkungan hidup sesuai ketentuan yang berlaku.

2. KUD/BUMD wajib membuat RP-K3PL dan menyediakan fasilitas/peralatan


yang dibutuhkan untuk memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja
serta pengelolaan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku.

3. KKKS wajib melakukan pembinaan teknis (supervisi) kepada KUD/BUMD


untuk memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan
lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam program keselamatan dan kesehatan


kerja serta pengelolaan Lingkungan sesuai dengan Lampiran III.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 11 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

LAMPIRAN I
CHECKLIST PERMOHONAN PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK
BUMI PADA SUMUR TUA

Tidak Tidak
No. Jenis Dokumen Ada Memenuhi
Ada Memenuhi

1 Surat Permohonan

2 Dokumen Administrasi

Rekomendasi dari Pemerintah


Kabupaten/Kota dan disetujui oleh
Pemerintah Propinsi setempat;

Akte Pendirian KUD atau BUMD dan


perubahannya yang telah mendapatkan
pengesahan dari instansi yang
berwenang

Surat Tanda Daftar Perusahaan


(Fotokopi yang diketahui oleh pimpinan
KUD atau BUMD dengan ttd dan cap
perusahaan)

Nomor Pokok Wajib Pajak/NPWP


(Fotokopi yang diketahui oleh pimpinan
KUD atau BUMD dengan ttd dan cap
perusahaan)

Surat Keterangan Domisili (Fotokopi


yang diketahui oleh pimpinan KUD atau
BUMD dengan ttd dan cap perusahaan)

Surat pernyataan tertulis di atas meterai


cukup mengenai kesanggupan
memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan (ttd dan cap
perusahaan)

Struktur Organisasi Perusahaan


PEDOMAN TATA KERJA Halaman 12 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

Tidak Tidak
No. Jenis Dokumen Ada Memenuhi
Ada Memenuhi

3 Dokumen Teknis

Peta dan koordinat lokasi sumur tua yang


dimohonkan termasuk peta wilayah
administrasi terkait

Jumlah sumur yang dimohonkan dengan


menyebutkan nama lapangannya

Rencana Memproduksikan Minyak Bumi

usulan imbalan jasa

Rencana Program Keselamatan dan


Kesehatan Kerja serta Pengelolaan
Lingkungan Hidup termasuk usulan
penanggungjawab pelaksanaan setelah
penandatanganan perjanjian.

Teknologi yang akan digunakan


Memproduksikan Minyak Bumi (sistim
timba secara mekanik dan pompa).

Kemampuan keuangan (copy bukti


pembayaran pajak tahunan dan pajak
bulanan pada 3 bulan terakhir, copy
rekening bank atas nama KUD atau
BUMD, neraca keuangan satu tahun
terakhir)

Tenaga kerja yang dipekerjakan

Diberikan tanda √ pada kolom yang sesuai


PEDOMAN TATA KERJA Halaman 13 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

LAMPIRAN II
CONTOH SURAT PENYATAAN DAN KESANGGUPAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : _____
Jabatan : _____
Alamat : _____

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KUD/BUMD______________ , terlebih
dahulu menerangkan sebagai berikut:
A. Bahwa KUD/BUMD______ bermaksud untuk mengajukan permohonan
Memproduksi Minyak Bumi di …………... (nama lapangan) yang terletak dalam
Wilayah Kerja yang dikelola oleh ………..…….. selaku Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (“KKKS”), untuk mendapatkan persetujuan Menteri ESDM cq Dirjen Migas,
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 01 Tahun 2008;
B. Bahwa untuk kepentingan tersebut, disyaratkan membuat pernyataan tertulis bahwa
KUD/BUMD sanggup memenuhi ketentuan-ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku termasuk namun tidak terbatas pada seluruh ketentuan
kegiatan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas KUD/BUMD dengan ini menyatakan:
1. Sanggup untuk memenuhi ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di wilayah Hukum Negara Republik Indonesia, termasuk namun tidak
terbatas pada seluruh ketentuan mengenai kegiatan usaha hulu Minyak dan Gas
Bumi, untuk kepentingan Memproduksi Minyak Bumi tersebut.
2. Seluruh dokumen yang disampaikan dalam permohonan Memproduksi Minyak Bumi
kepada KKKS adalah benar, sesuai dengan aslinya serta diperoleh dan diterbitkan
secara sah.
3. Apabila ada diantara dokumen yang dilampirkan atau pernyataan yang dibuat
terbukti palsu dan/atau tidak benar dan/atau melanggar hukum, maka KUD/BUMD
akan bertanggungjawab secara penuh sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, termasuk namun tidak terbatas pada dicabutnya persetujuan dan
diakhirinya Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi.
Demikian pernyataan dan kesanggupan ini kami buat dengan sebenar-benarnya,
pada hari ………tanggal……………..
Yang bertanda tangan

KUD/BUMD
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 14 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

LAMPIRAN III
PENJELASAN PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
PADA SUMUR TUA
BIDANG KESELAMATAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN

01. MANAJEMEN
A. Harus ditunjuk seorang pengawas Lapangan untuk melakukan pengawasan
operasi dan koordinasi dengan pihak terkait termasuk aspek keselamatan kerja
dan lindungan lingkungan.

Penjelasan :
1. Pengawas Lapangan yang sudah ditetapkan bertanggung jawab atas kegiatan
Pengusahaan Sumur Tua.
2. Tanggung jawab aspek K3LL sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Adapun Job Description dari Pengawas Lapangan antara lain :
a. Memastikan semua pekerja sudah memenuhi persyaratan K3.
b. Memastikan Pekerja sudah mengerti terhadap Petunjuk Kerja atau SOP yang
dipergunakan serta bekerja sesuai dengan Petunjuk kerja atau SOP tersebut.
c. Mengawasi kegiatan operasi .
d. Memberikan supervisi kepada pekerja baik yang berhubungan dengan kegiatan
operasi ataupun K3LL.
e. Berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan operasi

B. KUD/BUMD wajib menyampaikan Rencana Program Keselamatan dan


Kesehatan Kerja serta Pengelolaan Lingkungan (RP-K3PL) termasuk
kegiatan pasca operasi.

C. Pembukaan Sumur pertama kali yang diusahakan oleh KUD/BUMD harus


diarahkan dan diawasi oleh KKKS terkait
Penjelasan :
Sumur tua kemungkinan masih berisi minyak & gas bumi yang terakumulasi,
sehingga pembukaan sumur pertama kali harus diarahkan dan diawasi oleh KKKS
terkait

D. Diadakan pertemuan secara rutin untuk pengarahan tentang keselamatan kerja &
lindungan lingkungan
Penjelasan :
Setiap pekerja wajib mengikuti safety induction (pengenalan tentang K3LL), safety
meeting atau safety tool box untuk pengarahan tentang K3LL yang dilakukan secara
berkala.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 15 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

02. PEKERJA

A. Harus patuh & taat terhadap ketentuan yang berlaku

Penjelasan :
Yang dimaksud dengan “ketentuan yang berlaku” adalah Petunjuk Kerja, SOP
atau Aturan-aturan yang dibuat oleh KKKS dimana memuat Petunjuk Kerja
Operasi maupun Aturan-aturan K3LL

B. Memakai alat pelindung diri.

03. ALAT PELINDUNG DIRI

A. Baju Kerja

Penjelasan :
Baju Kerja yang dimaksud adalah pakaian yang mampu melindungi kulit (pada badan,
tangan dan kaki) baik dari panas dan cairan kimia (minyak).

B. Sarung Tangan

Penjelasan :
Sarung tangan yang dipergunakan harus cukup tebal dan tidak licin.

C.Sepatu Safety

Penjelasan :
Sepatu Safety yang dipakai harus sesuai dengan standar safety dan memiliki alas
yang tidak licin

D.Topi Keselamatan (Safety Helmet)

Penjelasan :
Topi Keselamatan yang digunakan bisa melindungi kepala dari benturan benda keras.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 16 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

04. PERALATAN

A. Mesin penarik timba agar diletakkan minimal 50 meter dari sumur

Penjelasan :
Mengingat mesin penarik dapat menimbulkan panas dan api, maka untuk
keselamatan, mesin harus berjarak minimal 50 meter dari sumur.

B. Exhaust mesin agar dibungkus dengan bahan pelindung panas

Penjelasan :
Pembungkusan ini dimaksudkan untuk mencegah interaksi panas yang berlebihan
yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran bila ada minyak atau gas disekitarnya.

C. Alat angkut minyak agar menggunakan tempat tertutup

Penjelasan :
Alat Angkut harus tertutup agar tidak terjadi tumpahan/ceceran minyak pada saat
pengangkutan.

D. Menara timba agar dibuat dengan kuat/kokoh

Penjelasan :
Mengingat berat yang ditanggung oleh menara timba, maka struktur menara harus
kokoh dan kuat untuk menerima berat timba dan isinya.

E. Dilakukan pemeriksaan berkala untuk kelayakan peralatan

Penjelasan :
Semua peralatan yang digunakan untuk operasi harus dilakukan pemeriksaan berkala
untuk menjamin kelayakan peralatan dalam kaitannya dengan keselamatan kerja.

F. Tali penarik agar tidak menyebabkan timbulnya api akibat gesekan antara tali
dengan kerekan ( pulley)

Penjelasan :
Mengingat minyak yang mudah terbakar, maka sumber api harus dihindari untuk
mencegah terjadinya kebakaran.

G. Disediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).


PEDOMAN TATA KERJA Halaman 17 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

05. LOKASI KERJA

A. Agar dibuat pusat kumpul pekerja untuk memudahkan evakuasi bila terjadi
keadaan darurat

Penjelasan :
Apabila terjadi kondisi emergency/darurat, maka semua pekerja harus segera dapat
berkumpul di tempat yang aman untuk memastikan keselamatan dan mempermudah
apabila dilakukan evakuasi.

B. Agar dijaga tidak ada tumpahan minyak

Penjelasan :
Tumpahan minyak dapat berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran dan kondisi licin
serta pencemaran lingkungan.

C. Tidak boleh merokok dekat lokasi

Penjelasan :
Api rokok dapat berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran. Harus disediakan
tempat merokok di luar area penambangan minyak dan dipasang papan
pengumuman

DILARANG MEROKOK DI AREA INI

D. Disediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama

Penjelasan :
Mengingat lokasi dari Rumah Sakit terdekat cukup jauh, maka obat-obatan untuk
Pertolongan Pertama harus memadai.

E. Dibuat tanda batas lokasi untuk menjaga agar tidak setiap orang dapat masuk

Penjelasan :
Mengingat kegiatan Penambangan Minyak Bumi di Sumur tua sangat beresiko tinggi,
maka hanya pekerja dan orang yang berkepentingan saja bisa memasuki area
penambangan dan perlu dipasang papan pengumuman :

DANGER
Dilarang Masuk
Bagi Yang Tidak
Berkepentingan
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 18 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

F. Jam kerja operasi di lapangan dibatasi dari jam 07.00 sampai dengan
jam 16.00 kecuali ditentukan lain dengan pertimbangan tertentu.

Penjelasan :
Pekerjaan penambangan dibatasi waktunya untuk menjaga agar kondisi dan
situasi lapangan dapat dimonitor dengan baik.

G. Dipasang tanda-tanda anjuran dan peringatan

Penjelasan :
Tanda-tanda anjuran dan peringatan ini ditujukan agar para pekerja mengetahui
apa saja yang harus digunakan pada daerah-daerah yang berbahaya.

Contohnya :

Harus Menggunakan Sepatu Pengaman

Harus Menggunakan Sarung Tangan

Harus Menggunakan Safety Helmet

06. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN ASPEK LINDUNGAN LINGKUNGAN

A. Prosedur Operasi Pengelolaan Lingkungan (POPL)

Agar dibuat POPL yang merupakan bagian dari RP-K3PL.

B. PENGELOLAAN LIMBAH AIR

1. Lubang sumur wajib dilengkapi dengan bak semen (cellar) untuk menghindari
adanya cairan dari sumur ke lingkungan,

2. Tempat penumpahan cairan dari sumur harus dibuat dari semen agar tidak terjadi
ceceran minyak ke lingkungan atau rembesan ke tanah, cairan kemudian dialirkan
ke bak pemisah memakai penyalur yang kedap rembesan/pleteran semen.

3. Tempat pemisahan minyak dari air harus dibuat dari bak semen sehingga tidak
terjadi tumpahan minyak atau cairan ke lingkungan atau rembesan ke tanah,
limbah air terproduksi harus ditampung pada bak pengolah limbah.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 19 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

4. Bak pengolah limbah terbuat dari beton/plesteran semen bersekat sedemikian


rupa sehingga bagian minyak dapat tertampung di atas dan air dapat mengalir
lewat bagian bawah (system oil catcher).
5. Limbah air boleh dibuang setelah memenuhi baku mutu sesuai ketentuan yang
berlaku.
6. Lokasi tempat pembuangan air limbah harus mendapat persetujuan dari
Pemerintah setempat
7. Lantai dasar tempat pengisian minyak ke dalam drum agar dibuat dari plesteran
semen, sehingga tidak terjadi tumpahan minyak atau cairan ke lingkungan atau
rembesan ke tanah.

Penjelasan :
1. Cellar berfungsi untuk menghindari tumpahnya cairan dari sumur ke lingkungan
pada saat pengambilan cairan dari sumur.
2. Cairan yang diambil dari sumur dengan timba secara tradisional, yang
ditumpahkan ke bak pemisah minyak dan air, alat timba akan dipakai kembali.
3. Pemisahan minyak dan air terproduksi biasanya dilakukan secara gravitasi, bak
pemisah minyak dan air serta pengolah limbah, dapat dibuat dalam suatu
rangkaian.
4. Berikut adalah contoh pengelolaan limbah cair:
Limbah air tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan, harus diolah terlebihih
dahulu dengan dilewatkan bak pengolah limbah dan bila diperlukan di tambah
bak penampungan terakhir setelah bak pengolah limbah.
Ukuran dan tata letak disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Bak dan saluran dibuat dari bahan kedap rembesan seperti plesteran semen
dan pipa paralon.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 20 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

C. PENGELOLAAN KUALITAS UDARA

Dilarang melakukan pembakaran terbuka terhadap lumpur minyak atau barang yang
tercemar minyak

Penjelasan :
Lumpur minyak atau benda tercemar minyak dikategorikian sebagai limbah B3, harus
dikelola sesuai ketentuan limbah Bahan Berbaya dan Beracun (B3)

D. PENGELOLAAN LIMBAH B3 dan Non B3

1. Lumpur minyak (sludge) dan barang lain yang tercemar minyak harus
dikumpulkan pada tempat khusus yang diberi label “LIMBAH B3 “dan tidak
dicampur dengan sampah lain.
2. Lumpur minyak dan barang tercemar minyak (limbah B3) wajib di sampaikan
kepada KKKS untuk dikelola lebih lanjut.
3. Limbah padat yang dapat di daur ulang seperti besi, plastik dan kaca harus
dikumpulkan pada tempat khusus yang diberi label “LIMBAH DAUR ULANG“
untuk dapat di daur ulang.
4. Limbah padat lain seperti sampah, daun dan ranting harus dikumpulkan pada
tempat khusus diberi label ”SAMPAH ORGANIK”.
5. Pembuangan limbah padat/sampah organik pada tempat yang telah ditentukan
Perintah setempat.
6. KUD/BUMD wajib menjaga kebersihan area kerja dan lingkungan.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 21 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

Penjelasan :
1. Limbah yang termasuk B3 diserahkan ke KKKS untuk dikelola sesuai ketentuan
yang berlaku.

2. Perlu disediakan tiga tempat sampah yakni ;


tempat sampah untuk limbah B3 (misalnya lumpur bor, kaos tangan tercemar
minyak, bahan kimia berbahaya dan beracun),
tempat sampah untuk limbah yang dapat di daur ulang (diantaranya kaca, besi
metal, kertas dll) dikirim ke pengumpul limbah
Tempat sampah untuk limbah yang bisa terdegradasi/busuk dengan cepat
secara alamiah (misalnya limbah dari dapur, bekas pembungkus dll) di buang
pada tempat pembuangan yang ditentukan Pemerintah.

E. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


KUD/BUMD wajib melakukan pemantauan pelaksanaan RP-K3PL dan
melaporkannya ke KKKS.

Penjelasan :
Pelaporan diantaranya meliputi :
1. Pengelolaan air limbah; Volume dan kualitas air limbah yang dibuang.
2. Pengelolaan kualitas udara ; ada tidaknya pembakaran, kondisi udara saat
operasi.
3. Pengelolaan limbah B3/non B3; volume limbah yang dihasilkan, disebutkan jenis
dan nama limbah B3/non B3, pengelolaan yang telah dilakukan.

07. Pengelolaan Pasca Operasi

KUD/BUMD harus merencanakan pengelolaan pasca operasi.

Penjelasan:
Hal hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Pengangkatan paralatan fasilitas produksi.
2. Pembersihan area/lahan bekas produksi
3. Rencana Penutupan sumur produksi, didiskusikan dengan KKKS sehingga dapat
memenuhi ketentuan yang berlaku.
4. Pemagaran lokasi kepala sumur dan pemberian tanda keberadaan kepala sumur.
5. Penghijauan kembali area terbuka bekas kegiatan.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 22 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

LAMPIRAN IV
PERJANJIAN MEMPRODUKSI MINYAK BUMI PADA SUMUR TUA

Perjanjian Memproduksi Minyak Bumi Pada Sumur Tua (selanjutnya disebut


dengan “PERJANJIAN”) ini dibuat dan ditandatangani pada
hari_______tanggal______bulan _______ tahun 2009 oleh dan antara :

1. PT _____________suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan


______________, selanjutnya disebut sebagai “PIHAK PERTAMA”.

2. KUD/BUMD yang didirikan berdasarkan _________________, selanjutnya


disebut sebagai “PIHAK KEDUA”

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara sendiri-sendiri disebut PIHAK dan
secara bersama-sama disebut PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal
sebagai berikut:

a. Bahwa PIHAK PERTAMA dan BPMIGAS telah menandatangani


Kontrak Kerjasama untuk Wilayah Kerja PIHAK PERTAMA pada tanggal
___________selanjutnya disebut KKS.

b. Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


Nomor 01 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan
Minyak Bumi pada Sumur Tua (Permen ESDM No. 01/2008), dalam hal
Kontraktor tidak mengusahakan dan memproduksikan Minyak Bumi dari
Sumur Tua, KUD atau BUMD dapat mengusahakan dan memproduksikan
Minyak Bumi pada Sumur Tua setelah mendapat persetujuan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM).

c. Bahwa pada Wilayah Kerja PIHAK PERTAMA terdapat Sumur Tua yang
tidak diusahakan dan diproduksikan PIHAK PERTAMA sebagaimana
Lampiran A dan Lampiran B dari PERJANJIAN ini.

d. Bahwa PIHAK KEDUA telah memperoleh rekomendasi dari Pemerintah


Kabupaten/Kotamadya ________ sesuai Surat No.......... dan telah
memperoleh persetujuan dari Pemerintah Propinsi ________ sesuai surat
_________ tanggal __________.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 23 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

e. Bahwa PIHAK KEDUA telah mengajukan permohonan kepada PIHAK


PERTAMA melalui surat No. ________ tanggal ________

f. Bahwa PIHAK KEDUA telah memperoleh persetujuan pengusahaan Sumur


Tua berdasarkan Surat Direktur Jenderal Migas No
:____tanggal___________

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dengan ini PARA PIHAK sepakat untuk
membuat PERJANJIAN ini dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:

Pasal 1
DEFINISI

1. Semua istilah yang dipergunakan dalam PERJANJIAN ini mempunyai


pengertian yang sama sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No.
22 tahun 2001, Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2005 dan
Permen ESDM No. 01 Tahun 2008, kecuali ditentukan lain dalam
PERJANJIAN ini.

2. Hari adalah kurun waktu yang lamanya 24 (dua puluh empat) jam terus
menerus, yang dimulai pukul 00.00 WIB dan berakhir pada pukul 24.00 WIB
hari yang sama.

3. Imbalan Jasa adalah sejumlah pembayaran atau kompensasi dari PIHAK


PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

4. Indonesian Crude Price (ICP) adalah formulasi harga Minyak Bumi di wilayah
Indonesia yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
setiap bulan.

5. Titik Penyerahan adalah suatu tempat penyerahan Minyak Bumi dari PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, terletak di _______________, atau
tempat lain yang disepakati secara tertulis oleh PARA PIHAK.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 24 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

Pasal 2
RUANG LINGKUP

1. PIHAK PERTAMA setuju melakukan kerjasama dengan PIHAK KEDUA


untuk mengusahakan dan memproduksikan Minyak Bumi dari Sumur-Sumur
Tua yang terletak di _______ sesuai Lampiran A dan Lampiran B
PERJANJIAN ini (Sumur Tua), dan PIHAK KEDUA setuju untuk
berkerjasama dengan PIHAK PERTAMA memproduksikan, mengusahakan
dan menyerahkan hasil Minyak Bumi dari Sumur-Sumur Tua tersebut kepada
PIHAK PERTAMA dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana diatur
dalam PERJANJIAN ini.

2. PERJANJIAN ini tidak menghapuskan hak, kewajiban dan tanggungjawab


PIHAK PERTAMA dalam KKS kepada BPMIGAS dan pihak lainnya yang
terkait dengan KKS.

Pasal 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

1. PERJANJIAN ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung


sejak tanggal ditandatanganinya PERJANJIAN ini.

2. Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk memperpanjang jangka waktu


PERJANJIAN ini, maka paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya
PERJANJIAN ini, PIHAK KEDUA terlebih dahulu menyampaikan
permohonan perpanjangan kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana
ketentuan yang diatur dalam Permen ESDM No. 01 Tahun 2008.

Pasal 4
IMBALAN JASA

1. PIHAK KEDUA memperoleh Imbalan Jasa dari PIHAK PERTAMA atas


Minyak Bumi yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dari hasil
pengusahaan dan pemroduksian Minyak Bumi dari Sumur Tua.

2. Jumlah Imbalan Jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan


atas jumlah aktual Minyak Bumi yang diserahkan PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA dan merupakan pengganti biaya operasi memproduksi Minyak
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 25 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

bumi dan jasa PIHAK KEDUA dalam pengusahaan Sumur Tua ini yang
besarannya sebagaimana dimaksud dalam Lampiran C.

3. PIHAK PERTAMA memberikan Imbalan Jasa kepada PIHAK KEDUA hanya


untuk Minyak Bumi yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA di Titik Penyerahan
sesuai dengan spesifikasi sebagaimana dimaksud dalam Lampiran E.

4. Dalam hal Imbalan Jasa yang akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA lebih besar dari ICP ___, maka PIHAK PERTAMA
akan memberikan Imbalan Jasa sebesar ICP _________.

Pasal 5
BIAYA DAN PERPAJAKAN

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas seluruh biaya-biaya, termasuk


namun tidak terbatas pada biaya konsultan hukum, notaris, bea, retribusi,
pungutan termasuk bea materai maupun biaya lainnya, yang timbul berkaitan
dengan pelaksanaan PERJANJIAN ini.

2. Pajak-pajak yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan PERJANJIAN ini,


menjadi beban dan tanggung jawab PARA PIHAK sesuai ketentuan hukum
dan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6
TATA CARA PEMBAYARAN

1. PIHAK PERTAMA akan membayarkan Imbalan Jasa kepada


PIHAK KEDUA dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
penyerahan invoice kepada PIHAK PERTAMA.

2. Prosedur dan tata cara pembayaran yang lebih rinci akan ditetapkan oleh
PIHAK PERTAMA.

Pasal 7
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA berhak untuk mengawasi seluruh kegiatan PIHAK KEDUA


dalam melaksanakan PERJANJIAN termasuk meminta laporan secara
berkala setiap 4 (empat) bulan atau setiap saat apabila diperlukan kepada
PIHAK KEDUA termasuk pelaksanaan operasi dan jumlah Minyak Bumi
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 26 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

yang diusahakan dan diproduksikan dari Sumur-Sumur Tua oleh PIHAK


KEDUA.

2. PIHAK PERTAMA mengijinkan PIHAK KEDUA untuk menggunakan akses


masuk dan keluar dari dan ke Wilayah Kerja dimana Sumur Tua berada.

3. PIHAK PERTAMA, atas biaya sendiri, wajib mengajukan kalibrasi atas Alat
Ukur legal yang dipergunakan untuk penyerahan Minyak Bumi dari PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sesuai ketentuan yang berlaku.

4. PIHAK PERTAMA wajib memberikan Imbalan Jasa kepada


PIHAK KEDUA sebagaimana diatur dalam Pasal 4 PERJANJIAN ini.

5. PIHAK PERTAMA berhak atas seluruh produksi Minyak Bumi dari Sumur
Tua.

6. PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembinaan teknis dan pengawasan


atas aspek operasional dan aspek keselamatan, kesehatan kerja dan
pengelolaan lingkungan hidup dalam pengusahaan dan pemroduksian
Minyak Bumi dari Sumur Tua sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Apabila setelah dilaksanakan ayat (6) di atas oleh PIHAK PERTAMA, PIHAK
KEDUA terbukti melakukan kesalahan dan/atau kelalaian untuk operasional
Sumur-Sumur Tua tertentu yang menyebabkan adanya gangguan
lingkungan atau potensi kerugian bagi PIHAK PERTAMA maupun bagi
negara, maka PIHAK PERTAMA berhak memberikan peringatan secara
tertulis kepada PIHAK KEDUA dan apabila setelah dua kali peringatan
tertulis dari PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA tetap melakukan kesalahan
dan/atau kelalaian, maka PIHAK PERTAMA berhak selama jangka waktu
PERJANJIAN ini meminta pengembalian Sumur Tua yang dikelola oleh
PIHAK KEDUA dengan pemberitahuan 30 (tigapuluh) hari sebelumnya
kepada PIHAK KEDUA tanpa memberikan kompensasi apapun terhadap
PIHAK KEDUA.

8. Dalam hal PIHAK KEDUA melakukan kesalahan dan/atau kelalaian


Sumur Tua tertentu yang menyebabkan kematian dan/atau cacat tetap
dan/atau menimbulkan kerusakan lingkungan yang berdampak besar dan
penting serta tidak dapat dikendalikan (Dampak Fatal), maka PIHAK
PERTAMA berhak meminta pengembalian Sumur Tua tertentu tersebut
kepada PIHAK KEDUA tanpa memberikan kompensasi apapun terhadap
PIHAK KEDUA.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 27 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

Pasal 8
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA berhak memperoleh akses dari PIHAK PERTAMA untuk


masuk dan keluar dari dan ke Wilayah Kerja dimana Sumur-Sumur Tua
berada untuk melaksanakan PERJANJIAN ini.

2. PIHAK KEDUA berhak menerima Imbalan Jasa dari PIHAK PERTAMA


sebagaimana diatur dalam pasal 4 PERJANJIAN ini.

3. PIHAK KEDUA wajib untuk menyediakan biaya, kemampuan teknologi dan


tenaga kerja yang diperlukan untuk mengusahakan, memproduksikan dan
mengangkut Minyak Bumi dari Sumur Tua sesuai ketentuan dalam
PERJANJIAN ini.

4. PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab terhadap Kesehatan dan


Keselamatan Kerja serta Pengelolaan Lingkungan Hidup pada lokasi Sumur
Tua yang diusahakannya dalam PERJANJIAN ini sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan minimal yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. Biaya
operasional dalam kondisi normal yang timbul untuk melaksanakan hal
tersebut menjadi beban PIHAK KEDUA.

5. PIHAK KEDUA wajib menunjuk penanggung jawab pelaksana teknis


(kepala/wakil kepala teknik tambang) yang harus mendapat persetujuan dan
pengangkatan dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi.

6. PIHAK KEDUA wajib untuk menyerahkan seluruh produksi Minyak Bumi


yang dihasilkan Sumur Tua dalam PERJANJIAN ini kepada PIHAK
PERTAMA di Titik Penyerahan.

7. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala setiap 4 (empat) bulan atau
setiap saat apabila diiperlukan kepada PIHAK PERTAMA berkaitan dengan
jumlah Minyak Bumi yang diusahakan dan diproduksikan dari Sumur Tua dan
status operasional pelaksanaan PERJANJIAN ini.

8. PIHAK KEDUA wajib menyediakan sarana yang diperlukan untuk


mengusahakan, memproduksikan dan menyerahkan Minyak Bumi dari
Sumur Tua sampai Titik Penyerahan sebagaimana dimaksud dalam
PERJANJIAN ini.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 28 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

9. PIHAK KEDUA wajib menjaga, memelihara dan mengembalikan rona


lingkungan dimana Sumur Tua berada dalam kondisi aman sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, pada saat berakhirnya PERJANJIAN ini.

10. PIHAK KEDUA wajib memperoleh dokumen, ijin atau sertifikat yang
diperlukan dari instansi yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan
mengusahakan dan mengoperasikan Sumur Tua sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

11. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan PERJANJIAN ini sesuai dengan kaidah-
kaidah keteknikan dan petunjuk teknis sesuai ketentuan Pemerintah dalam
Kegiatan Usaha Hulu Migas untuk pengusahaan Sumur Tua.

12. PIHAK KEDUA wajib mengembalikan kepada PIHAK PERTAMA Sumur Tua
yang tidak diusahakan atau yang telah diusahakan namun tidak berproduksi.

13. Dalam hal PIHAK KEDUA selama masa PERJANJIAN ini menemukan
indikasi adanya Gas Bumi dari Sumur Tua, PIHAK KEDUA wajib mengambil
langkah-langkah pengamanannya dan melaporkan kepada PIHAK
PERTAMA dalam kesempatan pertama.

Pasal 9
ALAT BANTU MEKANIK DAN TEKNOLOGI

1. Untuk memproduksikan dan mengusahakan Minyak Bumi dari


Sumur-Sumur Tua dalam PERJANJIAN ini, PIHAK KEDUA dapat
menggunakan alat bantu mekanik, termasuk sarana yang diperlukan untuk
mengangkut Minyak Bumi ke Titik Penyerahan, dan teknologi yang disetujui
oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana tertera di Lampiran D.

2. Dengan tetap memperhatikan ayat (1), PIHAK KEDUA wajib membicarakan


dan mendapat persetujuan PIHAK PERTAMA apabila PIHAK KEDUA
bermaksud mengubah alat bantu mekanik dan teknologi yang diperlukan
dalam melaksanakan PERJANJIAN ini.

3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala biaya dan kerugian yang
ditimbulkan akibat penggunaan alat bantu mekanik dan teknologi yang
diterapkan dalam PERJANJIAN ini.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 29 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk memelihara secara berkala dengan


biayanya sendiri alat bantu mekanik dan teknologi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1).

Pasal 10
TENAGA KERJA PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA wajib mempekerjakan tenaga kerja yang mempunyai


kemampuan untuk mengusahakan dan memproduksikan Minyak Bumi dari
Sumur Tua sesuai PERJANJIAN ini.

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk memenuhi hak dan kewajiban


tenaga kerja yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan
ketentuan hukum dan perundangan yang berlaku.

3. PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab apabila PIHAK KEDUA tidak


memenuhi hak dan kewajiban tenaga kerja yang dipekerjakan oleh PIHAK
KEDUA sesuai dengan ketentuan hukum dan perundangan yang berlaku
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).

4. PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan hukum


dan kewajiban hukum yang timbul sebagai akibat adanya tuntutan dan/atau
klaim dan/atau gugatan yang diajukan oleh tenaga kerja yang dipekerjakan
oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 11
MUTU DAN SPESIFIKASI MINYAK BUMI

1. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA Minyak Bumi


yang diproduksikan dari Sumur Tua di Titik Penyerahan sesuai dengan mutu
dan spesifikasi sebagaimana tersebut dalam Lampiran E.

2. Dalam hal mutu dan spesifikasi Minyak Bumi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak sesuai dengan spesifikasi, PIHAK PERTAMA dapat meminta
kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan treatment sampai memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 30 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

3. Dalam hal mutu dan spesifikasi minyak bumi yang diproduksikan dari Sumur
Tua dalam PERJANJIAN ini tidak sesuai dengan ayat (1) di atas dan PIHAK
KEDUA telah melakukan treatment tetapi tidak memenuhi spesifikasi, PIHAK
KEDUA tetap wajib menyerahkan minyak bumi kepada PIHAK PERTAMA
dengan pemberian Imbalan Jasa disesuaikan dengan aktual kuantitas
minyak bersih (net oil).

Pasal 12
SERAH TERIMA MINYAK BUMI

1. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA seluruh


produksi Minyak Bumi dari Sumur Tua pada Titik Penyerahan yang
dituangkan dalam suatu berita acara dan ditandatangani oleh PARA PIHAK.

2. Tata cara dan ketentuan penyerahan Minyak Bumi akan diatur dan
dituangkan dalam Prosedur Penyerahan Minyak Bumi yang akan di
tandatangani oleh PARA PIHAK, BPMIGAS dan Ditjen Migas.

3. Penyerahan Minyak Bumi dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib menggunakan alat ukur legal
yang telah dikalibrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Dalam hal terjadi perselisihan dalam pelaksanaan PERJANJIAN ini, PARA


PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah dalam jangka
waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pemberitahuan
perselisihan dari salah satu PIHAK kepada PIHAK yang lain.

2. Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1) tidak tercapai, PARA PIHAK sepakat perselisihan tersebut akan
diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)
menurut peraturan-peraturan administrasi dan peraturan-peraturan prosedur
arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat PARA PIHAK yang
bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 31 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

Pasal 14
KEADAAN KAHAR

1. Keadaan Kahar adalah semua kejadian di luar kemampuan


PIHAK PERTAMA dan/atau PIHAK KEDUA untuk mengatasinya termasuk
didalamnya, tetapi tidak terbatas pada, kejadian atau peristiwa yang terjadi
sebagai akibat hal-hal diluar kemampuan PIHAK yang bersangkutan yang
tidak terduga, tidak dapat dipertanggung-jawabkan dan memaksa,
kerusuhan, huruhara, pemberontakan, terorisme, peledakan, pemogokan,
peperangan yang dinyatakan atau tidak, embargo, blokade, peraturan-
peraturan pemerintah yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan
PERJANJIAN ini, disambar petir, banjir, kebakaran, gempa bumi, bencana
alam yang berakibat langsung terhadap tidak beroperasinya fasilitas PARA
PIHAK yang berhubungan dengan pelaksanaan PERJANJIAN ini, dan
kejadian–kejadian lainya yang terjadi diluar kekuasaan atau kemampuan
PIHAK PERTAMA dan/atau PIHAK KEDUA.

2. Masing-masing PIHAK tidak bertanggung-jawab untuk kegagalan memenuhi


ketentuan-ketentuan manapun di dalam PERJANJIAN ini kepada PIHAK
lainnya apabila kegagalan tersebut disebabkan oleh terjadinya Keadaan
Kahar, dan dimana PIHAK yang bersangkutan telah mengambil segala
upaya yang wajar untuk menanggulangi penyebab peristiwa tersebut.

3. Kewajiban yang tidak dibebaskan bagi PARA PIHAK dengan adanya


Keadaan Kahar adalah sebagai berikut:
a. Seluruh kewajiban pembayaran yang telah ada termasuk denda
keterlambatan (jika ada) yang timbul sebelum terjadinya Keadaan
Kahar.
b. Ketidakmampuan atau kegagalan salah satu PIHAK terhadap PIHAK
lainnya dalam melaksanakan PERJANJIAN ini, kecuali yang
disebabkan oleh hal-hal yang termasuk dalam ayat (1).

4. PIHAK yang mengalami Keadaan Kahar harus memberitahukan PIHAK


lainnya secara lisan selambat-lambatnya dalam waktu 24 (dua puluh empat)
jam dan diikuti secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu
72 (tujuh puluh dua) jam setelah terjadinya Keadaan Kahar tersebut,
disertai dengan bukti atau keterangan resmi instansi pemerintah yang
berwenang dan perkiraan atau upaya-upaya yang akan atau telah
dilakukan dalam rangka mengatasi Keadaan Kahar tersebut.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 32 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

5. PIHAK yang menerima pemberitahuan Keadaan Kahar dapat menolak atau


menyetujui Keadaan Kahar selambat-lambatnya dalam waktu 48
(empat puluh delapan) jam setelah diterimanya pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) PERJANJIAN ini.

6. Apabila Keadaan Kahar ditolak oleh PIHAK yang menerima pemberitahuan


Keadaan kahar, maka PARA PIHAK harus meneruskan kewajibannya
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam PERJANJIAN ini. Jika Keadaan
Kahar tersebut disetujui oleh PARA PIHAK, maka PARA PIHAK harus
merundingkan kembali kelanjutan PERJANJIAN, termasuk antara lain
menetapkan kembali hal-hal lain yang dianggap penting dalam
pelaksanaan PERJANJIAN ini.

7. Apabila pada TAHUN terjadi Keadaan Kahar, maka selambat-lambatnya


dalam waktu 15 (lima belas) hari sejak berakhirnya tahun tersebut,
PARA PIHAK harus melaksanakan perundingan untuk menyepakati jumlah
HARI Keadaan Kahar yang telah terjadi pada TAHUN yang bersangkutan.

8. Apabila Keadaan Kahar berlangsung lebih dari 180 (seratus delapan puluh)
hari berturut-turut, maka PARA PIHAK dapat bersepakat untuk mengakhiri
atau meneruskan PERJANJIAN ini sesuai ketentuan PERJANJIAN ini.

9. Dalam hal terjadi pemutusan PERJANJIAN maka masing-masing PIHAK


tetap memenuhi kewajiban-kewajibannya yang belum dilaksanakan
sebelum terjadinya Keadaan Kahar berdasarkan PERJANJIAN ini.

Pasal 15
PERUBAHAN

1. Setiap perubahan PERJANJIAN hanya dapat dilakukan secara tertulis,


disetujui dan ditandatangani PARA PIHAK dan akan dibuat dalam suatu
Amandemen dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
PERJANJIAN ini dan mempunyai kekuatan hukum yang sama kecuali
perubahan Notifikasi sesuai Pasal 17.

2. Usulan perubahan terhadap PERJANJIAN ini, harus diajukan secara tertulis


oleh salah satu PIHAK kepada PIHAK lainnya, sekurang-kurangnya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum berlakunya perubahan yang diusulkan
tersebut.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 33 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

Pasal 16
HUKUM YANG BERLAKU

PERJANJIAN ini tunduk dan diinterpretasikan berdasarkan ketentuan hukum dan


peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia

Pasal 17
PEMBERITAHUAN (NOTIFIKASI)

1. Setiap Pemberitahuan (Notifikasi) yang diberikan oleh salah satu PIHAK


kepada PIHAK lainnya berdasarkan PERJANJIAN ini akan dibuat secara
tertulis dengan surat atau faksimili dialamatkan kepada:

PIHAK PERTAMA
____________
Up. __________
Alamat : _________________
Telp/ Fax : _________________

PIHAK KEDUA
_______________
Up. ____________________
Alamat : ____________________
Telp/ Fax : _____________

2. Masing-masing PIHAK dapat mengganti atau mengubah alamat tersebut


dengan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK lainnya, tanpa
perlu membuat Amandemen PERJANJIAN.

3. Setiap pemberitahuan yang diberikan oleh salah satu PIHAK dianggap telah
dikirim apabila dinyatakan telah diterima oleh PIHAK yang menerima.

Pasal 18
KOORDINASI

PARA PIHAK sepakat untuk melakukan koordinasi secara berkala untuk


kepentingan pelaksanaan PERJANJIAN ini, dalam hal ini diwakili oleh pihak yang
berwenang dari PARA PIHAK dan pelaksanaannya akan ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 34 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

Pasal 19
KERAHASIAAN

1. Setiap informasi baik lisan maupun tertulis yang disampaikan oleh


PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang berhubungan dengan
PERJANJIAN ini harus dijaga kerahasiaanya oleh PIHAK KEDUA
(“Informasi Rahasia”) dan tidak boleh diberikan kepada pihak ketiga tanpa
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA, kecuali atas
permintaan Pengadilan atau pihak yang berwenang.

2. Ketentuan sebagaimana ayat (1) tetap berlaku selama 2 (dua) tahun setelah
berakhirnya PERJANJIAN ini.

Pasal 20
PENGALIHAN PERJANJIAN

PIHAK KEDUA dilarang untuk mengalihkan kepada pihak lain sebagian atau
seluruh hak dan kewajibannya dalam PERJANJIAN ini .

Pasal 21
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

1. PERJANJIAN dapat berakhir sesuai Pasal 3 PERJANJIAN ini atau sewaktu-


waktu setelah terlebih dahulu mendapatkan kesepakatan dari PARA PIHAK,
akan tetapi tidak menghilangkan hak dan kewajiban PARA PIHAK yang
belum diselesaikan dalam pelaksanaan PERJANJIAN ini.

2. PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan ketentuan dalam


Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

3. PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri PERJANJIAN ini secara sepihak


dengan tidak memberikan ganti rugi apapun kepada PIHAK KEDUA dengan
memberikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KEDUA dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sebelum pengakhiran, apabila:

a. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran dan telah mendapatkan


peringatan tertulis dari PIHAK PERTAMA sebanyak 3 (tiga) kali dari
PIHAK PERTAMA.

b. PIHAK KEDUA terbukti tidak menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA


sebagian atau seluruh produksi minyak dari SUMUR TUA.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 35 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

c. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan sebagian atau seluruh ketentuan


PERJANJIAN ini atau kesepakatan-kesepakatan telah disetujui oleh
PARA PIHAK.

d. PIHAK KEDUA mengalami kepailitan atau bangkrut yang dibuktikan


dengan penetapan dari Pengadilan Niaga.

Pasal 22
PERNYATAAN DAN JAMINAN

PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas setiap tuntutan, kerusakan dan biaya
yang timbul sebagai akibat dari kesalahan dan / atau kelalaian PIHAK KEDUA
dalam pelaksanaan PERJANJIAN ini yang menimbulkan kerugian kepada PIHAK
PERTAMA dan/atau pihak ketiga dengan tetap tunduk kepada ketentuan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan PERJANJIAN ini.

Pasal 23
LAIN-LAIN

1. Semua Lampiran yang terdapat dalam PERJANJIAN ini merupakan satu


kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan PERJANJIAN ini.

2. Apabila terdapat suatu pasal dalam PERJANJIAN ini menjadi atau diketahui
tidak sah, atau tidak dapat dilaksanakan dalam hal apapun karena
bertentangan dengan peraturan dan/atau perundangan yang berlaku saat ini
dan kemudian maka hal tersebut tidak mempengaruhi keabsahan pasal-
pasal lain dalam PERJANJIAN ini.

Demikian PERJANJIAN ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama, dan ditandatangani di atas meterai
cukup oleh PARA PIHAK secara bersama pada tanggal tersebut di atas.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT ___________ KUD / BUMD ___________

________________ ______________
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 36 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

Daftar Lampiran - Lampiran :

A. Koordinat/ lokasi SUMUR TUA


B. Peta lokasi SUMUR TUA
C. Formula IMBALAN JASA
D. Alat Bantu/ Teknologi
E. Mutu dan Spesifikasi Minyak Bumi
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 37 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

LAMPIRAN V
CONTOH PROSEDUR PENYERAHAN MINYAK BUMI
DARI KUD/BUMD
KEPADA
KKKS
DI _________________
DENGAN MENGGUNAKAN MOBIL TANGKI

I. PENDAHULUAN

Berdasarkan Perjanjian antara__________ Dengan __________ tanggal


____________maka disusunlah prosedur penyerahan ini.

KUD/BUMD memproduksikan MINYAK BUMI dari Sumur-sumur _________di


Lapangan ___________ yang dikumpulkan di ________, yang terletak di Desa
_____________ Kecamatan ___________ Kabupaten ________ Propinsi ___________
Hasil produksi ini kemudian disalurkan dengan menggunakan Mobil Tangki ke
_____________ di ____________, yang dioperasikan oleh _________ .

Setelah Mobil Tangki tiba di fasilitas penerimaan ____________di ________, apabila


diperlukan akan dilakukan pemeriksaan kualitas oleh KKKS, kemudian MINYAK BUMI
dipompakan ke Tangki Ukur No. __________ dengan kapasitas masing-masing
_________________ barrel.

Volume MINYAK BUMI yang diterima di Tangki Ukur _______ditentukan dengan


menggunakan Sistem Tangki Ukur yang terdiri dari Tabel Volume Tangki dan pita ukur.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 38 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

Semua hasil pengukuran dan perhitungan MINYAK BUMI ini dicatat dalam formulir yang
telah ditentukan yang disaksikan oleh Perwakilan KUD/BUMD dan KKKS .

Prosedur Penyerahan MINYAK BUMI ini dibuat sebagai legalitas Pemerintah untuk
memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku di lingkungan kegiatan usaha hulu
minyak dan gas bumi.

Petugas yang akan melaksanakan prosedur ini adalah:


1. Petugas KKKS (A)
2. Petugas KUD/BUMD (B)

II. KETENTUAN UMUM

2.1. Pengukuran jumlah/volume MINYAK BUMI menggunakan Sistem Tangki Ukur


di Tangki Ukur No__________.

2.2. Pita Ukur harus dikalibrasi oleh Direktorat Metrologi dan mendapatkan Izin
Penggunaan dari Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas.

2.3. Tangki Ukur harus dikalibrasi oleh Direktorat Metrologi dan mendapatkan Izin
Penggunaan dari Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas.

2.4. Pengukuran tinggi permukaan MINYAK BUMI dan air bebas dilakukan
berdasarkan Standard ASTM D-1085 atau Standard API 2545, pengambilan
contoh (sampling) dilakukan berdasarkan Standard ASTM D-270 atau
Standard API 2546.

2.5. Pengukuran suhu dilakukan berdasarkan Standard ASTM D-1086 atau


Standard API-2543.

2.6. Pengukuran BS&W dilakukan berdasarkan Standard ASTM D-96 atau


Standard API-2542, pengukuran Density / API gravity/ Specific gravity
dilakukan berdasarkan Standard ASTM D-1298 atau Standard API-2547,
sedangkan koreksi volume ke 60∞ F (enam puluh derajat Fahrenheit)
berdasarkan ASTM D-1250 Tabel 6.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 39 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

2.7. Volume MINYAK BUMI yang diterima adalah selisih volume hasil pengukuran
sebelum dan sesudah penerimaan MINYAK BUMI di Tangki Ukur
No_________, setelah dikoreksi dengan BS&W dan suhu pada kondisi
standar (60∞ F). Dalam proses perhitungan dipakai 3 (tiga) angka dibelakang
koma, dan apabila angka ke 4 (empat) dibelakang koma sama atau lebih
besar dari 5 (lima), maka akan dibulatkan ke atas dan apabila lebih kecil dari
5 (lima) akan dibulatkan ke bawah.

2.8. Setiap mobil tangki yang telah selesai memuat MINYAK BUMI di
Lapangan__________ dan sebelum diberangkatkan menuju ____________
harus disegel oleh KUD/BUMD dan dilengkapi Surat Perintah Angkut (SPA)
dan memenuhi persyaratan keselamatan kerja.

2.9. Petugas pelaksana operasi pengukuran dan penghitungan MINYAK BUMI


dilakukan oleh petugas yang berkualifikasi.

III. PENGUKURAN VOLUME MINYAK BUMI DI TANGKI UKUR________

Persiapan-persiapan :

3.1. Setelah Mobil Tangki tiba lokasi____________, petugas mobil tangki


menyerahkan dokumen Surat Perintah Angkut kepada A.

3.2. Periksa dokumen, kondisi fisik mobil tangki dan segel (A dan B).

3.3. Siapkan Tangki Ukur No. ___________ yang akan digunakan untuk
penerimaan MINYAK BUMI (A).

3.4. Tutup kerangan masuk dan keluar dari Tangki Ukur dan pastikan kondisi
permukaan MINYAK BUMI stabil (A).

3.5. Sambungkan selang dari mobil tangki ke manifold penerimaan MINYAK BUMI (A).

3.6. Lepaskan segel pada kerangan masuk / keluar mobil tangki (B disaksikan A).

3.7. Beritahukan kepada petugas mobil tangki bahwa pemompaan siap dilakukan (A).
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 40 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

Prosedur opening

3.8. Ukur tinggi permukaan MINYAK BUMI dan air bebas, suhu serta ambil
contoh dari Tangki Ukur ________yang digunakan untuk penerimaan (A
disaksikan oleh B).
3.9. Lakukan analisis BS&W dan Density/API Gravity/Specific Gravity dan
tuangkan ke dalam formulir Delivery Ticket (A disaksikan oleh B).
3.10. Lakukan perhitungan volume MINYAK BUMI dan hasilnya dituangkan ke dalam
formulir Delivery Ticket pada baris “before” (A disaksikan oleh B).
3.11. Buka kerangan keluar mobil tangki dan kerangan masuk menuju Tangki Ukur
_______ (A dan B).
3.12. Jalankan pompa transfer dan pastikan MINYAK BUMI diterima di Tangki
Ukur ___________ (A).
3.13. Setelah MINYAK BUMI di mobil tangki habis, tutup kerangan masuk manifold
dan matikan pompa (A).

Prosedur Closing
3.14. Pastikan semua kerangan masuk manifold dan kerangan masuk di Tangki
Ukur _____________ dalam keadaan tertutup (A).
3.15. Ukur tinggi permukaan MINYAK BUMI dan air bebas, suhu serta ambil
contoh MINYAK BUMI dari Tangki Ukur _________ yang digunakan untuk
penerimaan (A disaksikan oleh B).
3.16. Lakukan analisis BS&W dan Density / API Gravity / Specific Gravity,
hasilnya dituangkan ke dalam formulir Laboratory Test Report (A disaksikan
dan disahkan oleh B).
3.17. Hasil pengukuran dan analisis contoh MINYAK BUMI dituangkan ke dalam
formulir Delivery Ticket (A disaksikan B) .
3.18. Hitung volume MINYAK BUMI di dalam Tangki Ukur ________________,
hasilnya dicatat ke dalam formulir Delivery Ticket pada baris “after” (A
disaksikan dan disahkan oleh B).
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 41 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

3.19. Hitung volume MINYAK BUMI yang diterima di Tangki Ukur ____________
berdasarkan selisih closing dan opening, hasilnya dituangkan di dalam
formulir Delivery Ticket (A disaksikan dan disahkan oleh B).

IV.PELAPORAN

4.1. KKKS harus menyampaikan laporan penerimaan MINYAK BUMI dimaksud


kepada BPMIGAS.
4.2. Setiap perubahan yang dilakukan oleh KKKS berkaitan dengan sistem
penyerahan MINYAK BUMI yang dapat mengakibatkan perubahan Prosedur
ini, KKKS harus memberitahukan secara tertulis kepada BPMIGAS dan
Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas.
PEDOMAN TATA KERJA Halaman 42 dari 42
PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI
Revisi ke : Tgl. Revisi :
PADA SUMUR TUA
0

V. PENUTUP

5.1. Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur didalam Prosedur Penyerahan
MINYAK BUMI ini, akan ditetapkan kemudian dalam bentuk Adendum dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Prosedur ini.
5.2. Prosedur Penyerahan MINYAK BUMI ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta,
Pada Tanggal :

KUD/BUMD KKKS

Menyetujui :

BPMIGAS DIREKTORAT JENDERAL


MINYAK DAN GAS BUMI
Direktur Teknik dan Lingkungan Migas

You might also like