You are on page 1of 18

EKSPERIMEN II

PENGUJIAN BUKTI FISIK TINTA DAN KERTAS

A.TUJUAN
1. Mengetahui beberapa cara pengujian kertas
2. Mengetahui pengujian tinta secara kimia dan kromatografi

B.DASAR TEORI
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat
yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung
selulosa dan hemiselulosa.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan
banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih
(tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang
menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-
bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai
dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang,
sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara
beberapa abad lampau.
Dalam proses pembuatan kertas, benang-benang selulosa dipisahkan terlebih
dahulu hingga menjadi bubur kertas. Berikut ini langkah-langkahnya;
1.  Kayu dirajang menjadi serpih sebesar kotak korek api, kemudian dimasukkan ke dalam
tangki raksasa yang disebut pencerna.
Di dalam alat ini kayu diberi tekanan dan panas. Beberapa jam kemudian kayu berubah
menjadi bahan lunak seperti kapas. Inilah yang disebut bubur kertas atau pulp.
2.  Setelah keluar dari pencerna, bubur kertas dicampur air. Bubur dengan kadar air 90% ini
kemudian dilewatkan pada mesin yang disebut kotak kepala.
3.  Kotak kepala membentangkan bubur kertas yang berair itu di atas sebuah ayakan
bergerak yang disebut kawat. Sewaktu gilingan menekan bubur kertas ke kawat, sekitar
98% airnya terperas keluar.
4.  Serangkaian gilingan lain kemudian mengeluarkan hampir seluruh sisa air dari kertas
yang mengering itu. Kini hanya tinggal sedikit sekali molekul air yang ada.
5.  Kertas yang baru saja terbentuk dilewatkan pada silinder tambahan yang dipanaskan dari
dalam. Silinder ini akan mengeluarkan air lagi dari kertas yang berjalan.
6.  Serat selulosa kini telah menjadi jalinan yang saling terkait. Gelendong besar yang
disebut penggulung mengumpulkan kertas menjadi gulungan raksasa.
7. Gulungan ini kemudian dipotong menjadi gulungan-gulungan kecil atau lembaran dan
dikirim ke luar dari pabrik
Ukuran kertas secara Internasional terdapat seri A, B, dan C. Ukuran R dan F
muncul sesuai permintaan pasar.Berikut ukuran-ukuran dari setiap seri dalam Milimeter
o Seri A biasa digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran serta penerbitan.
Dasar ukuran adalah A0 yang luasnya setara dengan satu meter persegi. Setiap
angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya.Jadi A1
adalah setengah dari A0 dan demikian seterusnya. ukuran yang paling banyak
digunakan adalah A4.
o Seri B besarnya kira-kira di tengah antara 2 ukuran seri A, biasa digunakan untuk
poster dan lukisan dinding
o Seri C biasa digunakan untuk map, kartu post dan amplop
o Seri R biasa digunakan untuk kertas jenis Foto untuk mencetak foto
o Seri F biasa digunakan untuk perkantoran dan fotocopy, biasa disebut kertas HVS
o Ukuran lain, ada beberapa ukuran lain yang kadang-kadang memakai nama Inggris,
diantaranya Letter, Legal, Kwarto (sedikit lebih kecil dari A4), A4+, A3+
Adapun jenis-jenis kertas yang sering dipergunakan adalah :
1. Canvas Paper
Jenis kertas ini jika kita gunakan untuk mencetak photo akan menghasilkan cetakan
dengan sentuhan canvas layaknya sebuah lukisan. Hasil akhir cetakan akan menampilkan
photo yang persis dengan kertas canvas.
2. Pemium Glossy Photo Paper
Kertas jenis ini biasa disebut oleh para penggunanya dengan sebutan high glossy, kertas
jenis ini mampu menghasilkan cetakan dengan efek yang lebih mengkilap. Kertas jenis ini
sangat cocok untuk mengcetak photo dengan resolusi tinggi. Walaupun harga kertas ini
lebih mahal tetapi jika kita gunakan, akan menghasilkan cetakan photo yang maksimal dan
lebih cerah.
3. Double-Side Paper
Jenis kertas ini mampu digunakan untuk mencetak photo pada kedua sisinya (depan dan
belakang). Kualitas photo yang dihasilkan juga cukup bagus, tidak terlalu mengkilap dan
cenderung doff. Jenis kertas ini cocok digunakan untuk mencetak pamflet yang biasanya
digunakan untuk sarana promosi, sehingga para konsumen dapat melihat dikedua sisinya.
4. Laster Photo Paper
Laster photo paper biasanya digunakan untuk keperluan dokumenter karena jenis kertas ini
sangat awet bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun, tidak mudah pudar, mampu
menghasilkan efek doff, dan sangat cocok untuk photo dengan resolusi tinggi. Permukaan
kertas yang mirip kulit jeruk adalah ciri khas untuk membedakan dengan jenis kertas lain.
Ketahanan hasil cetakan membuat para konsumen puas, mungkin jenis ini bisa menjadi
pertimbangan jika kita ingin serius didunia digital photo printing.
5. Glossy Photo Paper
Kertas ini merupakan jenis standar cetak photo. Dengan jenis kertas yang mengkilap dan
putih mampu menghasilkan cetakan yang cemerlang. Dapat digunakan untuk photo resolusi
tinggi dan harga kertas yang relatif murah (standar cetak photo).
6. Sticker Glossy Photo Paper
Sering kita menjumpai sticker yang menampilkan photo dengan warna dasar kertas putih
dan mengkilap, jenis ini sangat cocok untuk keperluan pembuatan sticker serta mampu
mencetak photo beresolusi tinggi.
7. Inkjet Paper
Kertas ini kurang cocok untuk keperluan digital photo printing, jenis kerta inkjet ini
biasanya digunakan untuk keperluan grafis, seperti mencetak sketsa gambar, proof
arsitektur rumah, grafik bar, dan sebagainya. Kualitas kertasnya lebih bagus dari jenis HVS
karena serapan pada tinta lebih bagus dan cepat kering.
8. Sublim Paper
Kertas jenis ini bukan digunakan untuk mencetak photo sebagai pajangan dirumah,
didompet atau untuk dibingkai tetapi kertas ini digunakan sebagai mediator (media
perantara) transfer gambar ke t-shirt (kaos). Jadi bila kita ingin sebuah gambar
dipindahkannya ke t-shirt (kaos) maka gunakanlah jenis Sublim Paper karena kertas ini
mampu memindahkan tinta dengan maksimal ke t-shirt.
Pengujian kertas pada pemalsuan dokumen merupakan hal yang penting, karena
banyak pemalsu yang tertangkap menggunakan kertas yang salah. Berbagai uji analitik
yang dilakukan harus didasari oleh pemahaman tentang bahan-bahan yang digunakan dan
alur proses pembuatan suatu jenis kertas.
Uji awal yang dilakukan pada pengujian kertas meliputi uji-uji fisik kertas misalnya
tentang ketebalan, berat per meter persegi, ataupun jenis “watermark”-nya, juga beberapa
uji warna dan uji mikroskopis tentang jenis serat bahan pembuat kertas, produsen dan
mungkin kisaran masa pembuatannya.
Disamping uji awal, ada beberapa uji analitik tambahan yang biasa dipergunakan
yaitu:
1. Suatu metode untuk mempersiapkan cuplikan yang bersih untuk dipergunakan
pada uji mikrokimia.
2. Metode spektrografikuntuk mengidentifikasi adanya substansi anorganik dalam
kertas.
3. Metode kromatografi untuk mendeterminasi adanya logam-logam alkali dan
logam-logam alkali tanah.
Selain pengujian kertas, satu hal lain yang yang juga sangat penting untuk dilakukan
adalh pengujian tinta. Pada suatu kasus sangat jarang terjadi bahwa tinta yang diuji
berbentuk cair. Hal ini menyulitkan pemeriksaan tinta pada kasus pemalsuan dokumen,
karena untuk mendapatkan tinta dari dokumen yang akan diperiksa ada kemungkinan akan
terjadi kerusakan dokumen tersebut.
Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmen warna yang digunakan
untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta bersama pena dan pensil digunakan untuk menulis
dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut,
pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-
ion polimer polar dengan resin tahan air), surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan
tekanan permukaan dari sebuah cairan, memungkinkan penyebaran yang mudah, surfaktan
juga menurunkan tekanan antar permukaan antara dua cairan), materi-materi partikuler,
pemijar, dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan
banyak fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan addiktiv lainnya digunakan
untuk mengatur aliran, ketebalan dan rupa tinta ketika kering.bahan
Bermacam jenis tinta terkini termasuk tinta Mesir, bermacam celupan natural yang
terbuat dari bahan metal, kulit ataupun bagian luar yg menutupi kacang-kacangan atau
bebijian, dan makhluk-makhluk laut seperti cumi-cumi (tinta dari bahan ikan cumi-cumi
disebut sepia). Tinta India berwarna hitam dan berasal dari Asia. Tinta serpihan besi (tinta
hitam keunguan yg terbuat dari besi dan tannin yg berasal dari sumber tetumbuhan) dulu
digunakan oleh banyak pelukis kuno. Tinta walnut (sejenis buah kenari) diperkirakan juga
pernah digunakan para pelukis kuno, meski tidak ada bukti tentang hal ini. Tinta walnut, jika
ini pernah digunakan maka akan memburam dengan cepat dan karenanya tidaklah sesuai.
Tinta berpigmen berisi unsur-unsur lain yang memperkuat peresapan dari pigmen
pada permukaan dan menghindarkan tinta dari terhapus oleh gesekan mekanis. Material-
material ini biasanya berkaitan sebagai resin (dalam tinta berbahan celupan) atau unsur
pengikat (dalam tinta berbahan dasar air).
Dikarenakan tinta berpigmen berada di permukaan kertas, tidak ada tinta yang
diperlukan untuk membuat intensitas warna sebagaimana tinta berbasis pelarut. Tinta
berpigmen juga ditengarai lebih tahan ketika tercuci, karenanya tinta-tinta jenis ini sangat
disarankan untuk penggunaan permanen. Tinta-tinta jenis jel selalu tahan hapus dan
seringkali sangat disarankan sekali bahkan oleh mereka yg biasa membuat pemalsuan
dokumen.
Ukuran partikel dari pigmen adalah hal yang penting untuk keawetan dalam larutan
tinta. Kualitas seperti corak, jenuh, terang atau cahaya merupakan bagian dari tinta, dan
bervariasi tergantung asal dan jenis pigmen tersebut.
Security inks adalah tinta cetak offset yang dipakai dalam bisnis percetakan biasanya
digunakan untuk security printing yang juga menggunakan jenis security paper, diaplikasikan
sebagai fitur pengaman pada pencetakan dokumen dari tindakan pemalsuan, perubahan
atau duplikasi dokumen sekuritas tersebut, antara lain adalah:
 Bleeding Ink
Tinta ini tercetak dengan warna hitam, tetapi ketika terkena semacam zat cair
(air) tinta ini akan berubah luntur (bleber) menjadi warna merah. Bisa dengan
mudah dicek dengan hanya mengusapkan jemari yang sudah dibasahi atau
tisu basah langsung terlihat luntur tintanya. Tinta ini hanya dapat dicetak
pada proses cetak offset printing (kondisi kering).
 Coin Reactive Inks
Teks atau gambar yang dihasilkan dengan tinta sekuriti ini berwarna putih
atau transparan. Teks atau gambar akan timbul manakala sisi ujung sebuah
koin digunakan untuk menggosok permukaan tinta. Tinta tidak akan bereaksi
selain dengan koin logam. Ini digunakan sebagai tindakan verifikasi cepat
tanpa menggunakan alat khusus. Tinta jenis ini tidak dapat di copy atau di-
scan. Tinta dapat dipergunakan pada proses cetak flexo ataupun offset
printing (kondisi kering atau basah).
 Erasable Ink
Tinta ini banyak digunakan sebagai latar belakang atau background dari
suatu materi cetak dokumen sekuritas. Ketika suatu bagian teks atau gambar
dicoba untuk dihapus, maka teks atau gambar akan hilang. Biasa digunakan
pada pencetakan background cheque atau sertifikat saham. Tidak disarankan
untuk penggunaan pada laser printer pada dokumen yang telah dicetak
dengan tinta ini, karena panas dari printer akan membuat hilang tinta
tersebut. Tinta ini dapat dipergunakan pada proses cetak offset printing
(kondisi kering atau basah).
 Pen Reactive Ink
Tinta ini bersifat transparan dan hanya akan bereaksi timbul bila
menggunakan ujung pena khusus. Tinta ini dapat dicetak pada proses cetak
offset printing (kondisi kering).
 Visible Infrared Inks
Tinta ini mempunyai efek khusus, bisa terbaca dan juga bisa tidak terlihat.
Ketika dicetak, tinta akan tampakk terlihat biasa saja. Tapi begitu disinari
(ditembak) oleh lampu infrared, satu permukaan tinta akan terbaca dan
lapisan lain akan menghilang. Penggunaan dua macam tinta ini (satu lapis
bisa terbaca oleh infrared, lapisan lainnya menghilang bila terkena infrared)
biasa diaplikasikan pada materi barcode. Pada kasus pemalsuan barcode,
biasanya pemalsu hanya menggunakan teknik cetak dengan tinta offset biasa
yang tidak bisa terbaca oleh scanner infra red. Tinta ini bisa untuk proses
cetak offset printing (kondisi kering atau basah)
 Optically Variable Inks
Warna tinta ini akan berubah-ubah bila dilihat dari berbagai sudut. Biasanya
dipakai pada pencetakan hologram. Efek khusus teks yang menggunakan
tinta ini tidak dapat dicopy atau discan.
 Thermochromic Ink
Tinta bereaksi atau timbul terlihat hanya bila terkena suhu panas tertentu dan
akan kembali normal ke warna aslinya bila suhunya kembali normal. Bisa
ditest dengan mudah menggunakan jari tangan yang kering, tekan/jepit
sebentar maka warna tintanya akan berubah. Teks dengan tinta ini tidak bisa
dicopy atau discan. Tinta ini dapat dicetak pada proses cetak offset printing
(kondisi kering atau basah) dan cetak flexo.
 UV Invisible Fluorescent Inks
Tinta Ultraviolet yang bersifat transparan atau putih dan hanya dapat
dideteksi dengan menggunakan sinar Ultraviolet (UV). Teks atau gambar
hanya akan timbul bila disinari dengan lampu UV. Teks dengan tinta UV tidak
bisa dicopy atau discan. Tinta ini dapat dicetak pada proses cetak offset
printing (kondisi kering), cetak flexo atau gravure. Diaplikasikan untuk
mencegah beredarnya uang palsu.
Seperti halnya kertas, untuk dapat melakukan pengujian tinta perlu dipahami juga
komposisi, proses pembuatan, sejarah perkembangan berbagai jenis tinta yang biasa
digunakan pada rentang masa tertentu. Hal yang terakhir ini akan membantu untuk
pembuktian pemalsuan dokumen-dokumen zaman dahulu.
Beberapa uji kimia yang dapat dilakukan untuk pengujian tinta pada kertas adalah:
1. Penggunaan reagen-reagen kimia untuk tes warna yang bias dilakukan baik
langsung pada dokumen ataupun dengan mengisolasi tinta dari dokumen
bersangkutan.
2. Uji kromatografik untuk menidentifikasi komponen-komponennya.
3. Identifikasi komponen-komponen spesifik dari tinta, seperti FeCl 2 atau FeSO4 dan
dilengkapi pula dengan uji kuantitatif dari komponene tersebut.
4. Determinasi umur tinta.
C.MATERI DAN METODE
1. PENGUJIAN KERTAS
1.1 Penetapan Kadar Abu
i. MATERI (ALAT DAN BAHAN)
Alat-Alat :
 Furnace
 Cawan Porselin
 Desikator
 Pinset
Bahan-Bahan:
 Bermacam-macam jenis kertas
ii. SKEMA KERJA

Kertas

-dipotong ukuran 1 x 1 cm

Kertas ukuran
1 x 1 cm
-ditimbang beratnya
-diletakkan pada cawan

Kertas dan
cawan
- dipijarkan

Sisa abu

-diletakkan dalm furnace suhu 500°C

Abu

-diletakkan dalam desikator


-ditimbang hingga berat konstan
Hasil

1.2 Identifikasi Watermark


i. MATERI (ALAT DAN BAHAN)
Bahan-Bahan:
 Bermacam-macam jenis kertas
iii. SKEMA KERJA

Kertas

-dilihat jenis anyaman


-digambar jenis anyaman

Hasil

2.PENGUJIAN TINTA
2.1 Spot Test
i. MATERI (ALAT DAN BAHAN)
Alat-Alat:
 Plat Tetes
 Pipet Tetes
 Batang pengaduk
 Penangas air
Bahan-Bahan:
 Bermacam-macam tinta
 Dokumen
Reagen:
o Asam Oksalat ±5%
o Asam Sitrat ±5%
o H2SO4 15%
o HNO3 20%
o NaOH 4%
o NH4OH ±10%
o KCN ±2%
o HCL 10%
ii. SKEMA KERJA
Tinta
-diteteskan pada plat tetes
-diteteskan reagen
-diamati perubahan warna yang terjadi
Hasil
2.2 Kromatografi Kertas Untuk Pengujian Tinta
i. MATERI (ALAT DAN BAHAN)
Alat-Alat:
 Kertas Kromatografi
 Chamber
 Gelas Beaker
 Gelas Ukur
 Tabung Reaksi
 Pipet Kapiler
 Kertas Saring
Bahan-Bahan:
 Bermacam-macam tinta dan bahan pewarna
 Aseton
 Amonia
 Propanol
 Fenol
 Asam Asetat
 Aquadest
ii. SKEMA KERJA
#persiapan fase gerak

Larutan pengembang Propanol : Amonia 25% : air = 8


:2:2

-dijenuhkan dalam chamber


Larutan pengembang Propanol : Amonia 25% : air = 8
: 2 : 2 jenuh
#preparasi sampel

Tinta + aseton

-diekstraksi

Ekstrak aseton

#Proses kromatografi

Ekstrak aseton

-ditotolkan pada kertas kromatografi


-dielusi sampai tanda batas
-dikeringkan

Noda hasil pemisahan

-ditandai
-dihitung nilai Rf

Hasil

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengujian Kertas
1.1 Penetapan Kadar Abu
Abu adalah zat organic sisa hasil pembakaran suatu bahan organic. Kandungan abu
dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuanya. Kadar abu ada
hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan
terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu garam organic dan
garam anorganik. Yang termasuk dalam garam organic misalnya garam-garam asam mallat,
oksalat, asetat, pektat. Sedangkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat,
karbonat, klorida, sulfat, nitrat. Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral
berbentuk sebagai senyawaan komplek yang bersifat organis.
Pada penentuan kadar abu pada kertas, kertas dipotong dengan ukuran 1 x 1 cm,
ditimbang kemudian diletakkan dalam cawan yang telah diketahui beratnya, dipijarkan untuk
mendapatkan sisa abu. Setelah itu cawan diletakkan dalam furnace dan temperature dibuat
500°C hingga kertas telah menjadi abu. Cawan diletakkan dalam desikator untuk
didinginkan kemudian ditimbang hingga beratnya konstan. Adapun jenis kertas yang
digunakan adalah kertas buram yang berwarna agak kecoklatan. Tujuan dari penentuan
kadar abu ini adalah untuk mengetahui kemampuan rongga udara (pori-pori) kertas dalam
menyerap zat cair dalam hal ini tinta cetak. Semakin tinggi nilai daya serap kertas maka
semakin banyak menyerap tinta. Selain itu dapat juga untuk mengetahui banyaknya
kandungan yang terdapat dalam kertas itu sendiri.
Kadar abu dapat dihitung dengan rumus :

Kadar Abu = A/K x 100%

Dimana:
A = (Berat cawan + abu)-Berat cawan
K = Berat kertas
Dari hasil perhitungan pada percobaan ini didapatkan kadar abu:
Berat cawan (C) = 33,37 gram Nilai A = CA-C
Berat cawan + abu (CA) = 33,37 gram = 33,37 gram – 33,37 gram = 0 gram
Nilai K = 0,01 gram
Kadar abu = A/K x 100%
=0%
Hasil perhitungan yang didapat sebesar 0%. Secara teoritis hasil yang didapatkan tidak 0%
karena dalam kertas tentu terdapat bahan-bahan yang menghasilkan kadar (karena kertas
sendiri terbuat dari selulosa yang banyak terdapat kandungan senyawa organiknya).
Kesalahan ini terjadi mungkin disebabkan oleh alat ukur (timbangannya) yang tidak baik
sehingga tidak didapatkan berat yang konstan. Hasil yang didapatkan juga tidak
menunjukkan kemampuan serapan kertas dan jumlah kandungan yang terdapat dalam
kertas Dari literature semakin kecil nilai kadar abu semakin banyak rongga udara dan
semakin kuat daya serapnya. Nilai kadar abu juga mempengaruhi skala pendebuan. Kadar
abu yang tinggi akan mempengaruhi tingginya nilai skala pendebuan pada kertas tersebut.
Skala pendebuan yang baik adalah pada skala 1 - 2. Jika lebih besar dari 2 maka mutu
cetak akan kurang baik karena terjadinya bintik - bintik putih, terutama pada cetakan blok.
Hal ini juga berpengaruh pada lamanya proses produksi, dimana operator cetak setiap kali
harus menbersihkan debu atau serat - serat yang terbawa sampai ke silinder acuan yang
menyebabkan mutu cetak kurang baik.
1.2. Identifikasi Watermark
Watermarking adalah salah satu solusi teknis yang diusulkan untuk menangani
keamanan materi digital. Watermarking adalah potongan informasi yang disisipkan pada
materi data dan berfungsi sebagai alat untuk identifikasi kepemilikan, hak penggunaan,
control distribusi dan integritas data. Secara umum watermarking dapat diterapkan pada
audio,video, maupun teks. Dalam kehidupan sehari-hari, watermarking telah umum
digunakan sebagai alat pengaman pada uang kertas, ijazah, sertifikat. Selain itu, watermark
adalah teknik yang digunakan untuk menunjukkan keaslian barang-barang cetakan. Dengan
kemampuan tersebut, maka watermark telah dapat dijadikan sebagai salah satu bukti
hukum yang kuat.
Pada identifikasi watermark pada percobaan ini, digunakan kertas buram yang
berwarna coklat. Dua buah kertas buram disiapkan, salah satu kertas dibasahi dengan air,
kemudian dua kertas dilihat jenis anyamannya di bawah sinar matahari
Berdasarkan hail pengamatan, bentuk anyaman pada kertas buram adalah garis-
garis. Pada kertas yang telah dibasahi, anyaman terlihat lebih jelas dibandingkan pada
kertas yang kering. Watermarking pada setiap jenis kertas berbeda-beda sehingga dengan
watermark dari suatu kertas dapat membantu dalam kasus pemalsuan dokumen atau uang
palsu.
2. Pengujian Tinta
2.1 Spot Test
Komponen atau jenis tinta dapat diketahui dengan melakukan penguian. Tinta diproduksi
umumnya menggunakan beberapa zat warna. Dalam percobaan ini dilakukan pengujian
terhadap beberapa tinta dengan metode spot test. Tinta yang digunakan dalam percobaan
ini adalah 5 jenis tinta yaitu,
1. Tinta Hijau (Merk Zenith)
2. Tinta Merah (Merk Zenith)
3. Tinta HItam (Merk Pelikan)
4. Tinta Hitam ( Merk Snowman)
5. Tinta Biru (merk Snowman)
Dalam pengujian dengan spot test dimana tinta akan diuji dengan berbagai macam reagen :
Asam Oksalat ±5%, Asam Sitrat ±5%, H2SO4 15%, HNO3 20%, NaOH 4%, NH4OH ±10%,
KCN ± 2%, HCL 10%.
Dari hasil percobaan didapatkan hasil sebagai berikut:

Reagen Asam Asam H2SO4 HNO3 NaOH NH4OH KCN ± HCL


Oksalat Sitrat 15% 20% 4% ±10% 2% 10%
Tinta
±5% ±5%

Hijau Tidak Tidak Orange Orange Biru Biru Merah Coklat


ada ada Tua
(Merk perubah perubah
Zenith) an an

Hitam Memisah Memisa Memisa Memisa Memisa Memisa Memisa Memisa


h h h h h h h
(Merk
Snowm
an)

Hitam Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


ada ada ada ada ada ada ada ada
(Merk perubah perubah perubah perubah perubah perubah perubah perubah
Pelikan) an an an an an an an an

Merah Merah Merah Merah Merah Hitam Hitam Merah Merah


(Merk
Zenith)

Biru Hijau Biru Biru Merah Hitam Biru Merah Kuning


Kekuning
(Merk an
Snowm
an)

Dari table diatas, dapat dilihat bahwa pada penambahan reagen-reagen kimia tidak begitu
menunjukkan perubahan yang signifikan. Hasil yang didapat juga 100% tidak sama dengan
table, tetapi kemungkinan jenis tinta yang terkandung pada kelima sampel tinta adalah
nigrosin karena dari table jenis tinta nigrosin tidak memiliki perubahan warna yang berbeda
dengan reagen-reagen yang ditambahkan. Kesamaan jenis tinta pada kelima sampel
menunjukkan bahwa tinta-tinta tersebut memiliki kandungan kimia yang mirip sehingga
jenisnya pun sama.

2.2 Kromatografi Kertas Untuk Pengujian Tinta


Kromatografi kertas merupakan salah satu cara pemisahan zat secara sederhana.
Kromatografi merupakan metode untuk mengidentfikasi dan memisahkan campuran
berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase stasionr dan fase gerak. Perbedaan
terikatnya suatu komponen pada fase stasioner pada perbedaan kelarutan pada fase gerak
menyebabkan suatu campuran dapat dipisahkan dari komponen-komponennya. Komponen
yang kurang larut dalam fase gerak atau lebih kuat (terjerat) pada fase stasioner akan
tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terjerat akan bergerak lebih
cepat, karena molekul yang beriatan kuat dengan kolom akan cenderng bergerak lebih
lambat dibanding molekul yang berikatan lemah. Pada Kromatografi kertas jika setetes
cuplikan diteteskan pada sepotong kertas saring, maka cupikan tersebut akan meluas dan
membentuk noda bulatan . Jika noda telah kering, kemudian kertas dimasukan bejana yang
berisi pelarut yang sesuai, maka pelarut akan bergerak melalui serat-serat kertas saring oleh
gaya kapiler lalu menggerakan komponen-komponen yang terdapat dalam cupikan dengan
jarak yang berbeda-beda, seringkali digunakan pelarut lebih dari satu. Jika komponen –
komponennya berwarna akan terlihat sebagai noda-noda yang terpisah. Jika komponennya
tidak berwarna dapat dideteksi dengan menggunakan pereaksi yang dapat memberikan
warna yang berbeda.
Dalam percobaan kromatografi ini digunakan untuk mengidentifikasi komponen -
komponen penyusun warna pada tinta, yang lebih menfokuskan pada pengidentifikasian
komponen penyusun warna tersebut, karena sesungguhnya warna yang terlihat oleh
pandangan kita mempunyai penyusun warna yang tidak terlihat secara langsung. Misalnya
spidol warna merah tersusun dari warna ungu, pink, dan kuning.
Pada awalnya larutan pengembang diletakkan pada chamber, kemudian ditutup.
Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam gelas kimia
terjenuhkan dengan uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan uap
menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.
Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang berbeda dari
campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan
berdasarkan pada perbedaan bercak warna. Larutan pengembang yang digunakan dalam
percobaan ini adalah propanol:ammonia 25%:air = 8:2:2 sebanyak 50 ml. Tinta
diekstraksikan dengan aseton secukupnya, digunakan aseton karena aseton merupakan
pelarut yang semipolar, mudah menguap sehingga cepat kering dan komponen warna
menjadi mudah terlihat. Ekstrak aseton kemudian ditotolkan pada kertas kromatografi yang
sebelumnya telah ditandai batas atas dan batas bawahnya(batas atas=1cm, batas
bawah=0,5cm, panjang batas=7,9cm). Setelah penotolan, dilakukan elusi sampai tanda
batas dan ketika noda telah mencapai tanda batas kertas kromatografi diangkat dari
chamber kemudian dikeringkan.
Dari hasil pengamatan didapatkan diperlukan waktu yang cukup lama saat noda
mencapai tanda batas, warna tinta tampak semakin mendekati batas atas semakin terang.
Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan
tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran
jarak plat nya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini digunakan sebagai
nilai perbandingan relatif antar sampel. Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu
komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor retens. Nilai Rf dapat
dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Bila identifikasi nilai Rf memiliki nilai
yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau
mirip. Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan
senyawa yang berbeda. Nilai Rf dapat dihitung pada kromatografi kertas dengan rumus:

Jarak tempu h analit


Rf =
Jarak tempu h pelarut

Adapun nilai Rf yang didapatkan pada percobaan kromatografi kertas ini adalah sebagai
berikut :
Jenis Tinta Warna pada Tinta Nilai Rf (cm)

Zenith, Tinta Hijau Hijau 0,99

Zenith, Tinta Merah Merah 0,57

Pelikan, Tinta Hitam Hitam 0,13

Snowman, Tinta Hitam Hitam 0

Snowman, Tinta Biru Biru 0,95

Dari nilai Rf, dapat dilihat bahwa tiap-tiap tinta memiliki nilai Rf yang berbeda, tinta
hijau merk Zenith memiliki nilai Rf yang lebih besar dan tinta hitam (merk snowman) memiliki
nilai Rf paling kecil yaitu 0.
E. KESIMPULAN
Pengujian Kertas
 Tujuan dari penentuan kadar abu ini adalah untuk mengetahui kemampuan rongga
udara (pori-pori) kertas dalam menyerap zat cair. Selain itu dapat juga untuk
mengetahui banyaknya kandungan yang terdapat dalam kertas itu sendiri.
 Hasil perhitungan yang didapat pada penetapan kadar abu sebesar 0%.
 Secara teoritis hasil yang didapatkan tidak 0% karena dalam kertas tentu terdapat
bahan-bahan yang menghasilkan kadar.
 Dari literature semakin kecil nilai kadar abu semakin banyak rongga udara dan
semakin kuat daya serapnya.
 Watermarking adalah salah satu solusi teknis yang diusulkan untuk menangani
keamanan materi digital.
 Berdasarkan hail pengamatan, bentuk anyaman pada kertas buram adalah garis-
garis.
 Pada kertas yang telah dibasahi, anyaman terlihat lebih jelas dibandingkan pada
kertas yang kering.
 Watermarking pada setiap jenis kertas berbeda-beda sehingga dengan watermark
dari suatu kertas dapat membantu dalam kasus pemalsuan dokumen atau uang
palsu.
Pengujian Tinta
 Komponen atau jenis tinta dapat diketahui dengan melakukan pengujian, salah
satunya spot test.
 Dari hasil percobaan didapatkan hasil sebagai berikut:
Reagen Asam Asam H2SO4 15% HNO3 NaOH NH4OH KCN ± 2% HCL
Oksalat Sitrat ±5% 20% 4% ±10% 10%
Tinta
±5%

Hijau Tidak ada Tidak ada Orange Orange Biru Biru Merah Tua Coklat
perubahan perubahan
(Merk
Zenith)

Hitam Memisah Memisah Memisah Memisah Memisah Memisah Memisah Memisah

(Merk
Snowma
n)

Hitam Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak Tidak ada Tidak
perubahan perubahan perubahan perubahan ada ada perubahan ada
(Merk perubah perubah perubah
Pelikan) an an an

Merah Merah Merah Merah Merah Hitam Hitam Merah Merah

(Merk
Zenith)

Biru Hijau Biru Biru Merah Hitam Biru Merah Kuning


Kekuningan
(Merk
Snowma
n)
 kemungkinan jenis tinta yang terkandung pada kelima sampel tinta adalah nigrosin
 Kesamaan jenis tinta pada kelima sampel menunjukkan bahwa tinta-tinta tersebut
memiliki kandungan kimia yang mirip sehingga jenisnya pun sama.
 Kromatografi ini digunakan untuk mengidentifikasi komponen - komponen penyusun
warna pada tinta, yang lebih menfokuskan pada pengidentifikasian komponen
penyusun warna tersebut.
 Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam
gelas kimia terjenuhkan dengan uap pelarut.
 Digunakan aseton karena aseton merupakan pelarut yang semipolar, mudah
menguap sehingga cepat kering dan komponen warna menjadi mudah terlihat.
 Nilai Rf menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai
Rf sering juga disebut faktor retens.
 Adapun nilai Rf yang didapatkan pada percobaan kromatografi kertas ini adalah
sebagai berikut :

Jenis Tinta Warna pada Tinta Nilai Rf (cm)

Zenith, Tinta Hijau Hijau 0,99

Zenith, Tinta Merah Merah 0,57

Pelikan, Tinta Hitam Hitam 0,13

Snowman, Tinta Hitam Hitam 0

Snowman, Tinta Biru Biru 0,95

 Dari nilai Rf, dapat dilihat bahwa tiap-tiap tinta memiliki nilai Rf yang berbeda, tinta
hijau merk Zenith memiliki nilai Rf yang lebih besar dan tinta hitam (merk snowman)
memiliki nilai Rf paling kecil yaitu 0.

F.DAFTAR PUSTAKA
 Anonim, 2011, Tinta,<http://id.wikipedia.org/wiki/Tinta> diakses tanggal 15 Maret
2011.
 Anonim, 2011, Sejarah Pembuatan Tinta,
<http://wong168.wordpress.com/2011/03/19/sejarah-pembuatan-tinta/> diakses
tanggal 15 Maret 2011.
 Anonim, 2011, Ukuran Kertas, <http://id.wikipedia.org/wiki/Ukuran_kertas> diakses
tanggal 9 maret 2011.
 http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-tipis.html
 Anonim, Kertas,<http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas> diakses tanggal 9 Maret 2011.
 J.B. Harborne, 2006, Metode Fitokimia, ITB, Bandung.
 Sastrohamidjojo,H , 2000, Kromatografi, Liberti, Jakarta.
 Smanti, Laskar, Jenis-Jenis Kertas, <http://www.scribd.com/doc/38304096/jenis-
jenis-kertas> diakses tanggal 9 maret 2011.
G.DATA
EKSPERIMEN ASLI

You might also like