You are on page 1of 24

MAKALAH

PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF,


EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
(PAIKEM)

Di Susun Oleh:

1. Wahyu Kurniawan NPM. 09421153


2. Elisa Christin Erma Wibowo NPM. 09421168
3. Rena Puji Astuti NPM. 09421169
4. Lollisa Widyanasari NPM. 09421170

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLK INDONESIA

i
MADIUN
2011
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa kami persembahkan kehadirat Alloh


SWT yang tiada pernah berhenti melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-
Nya yang bersifat lahir dan batin. Sholawat serta salam semoga senantisa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga kami dapat
menyelesaikan Tugas membuat makalah ini yang berjudul
“PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN
MENYENANGKAN (PAIKEM)”

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dorongan serta


bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapakan terima kasih kepada
Bapak Muhammad Nur selaku Dosen Pembimbing kami serta teman-temanku
yang berbahagia.

Saran dan kritik dari semua pihak selalu kami tunggu demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
diterima dan memberi manfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada
umumnya. Besar harapan kami semoga makalah ini menjadikan amal dan
menambah wawasan ilmu pengetahuan kita. Amin.

Madiun, April 2011

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan......................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan............................................................................................2
D. Manfaat..........................................................................................2
BAB II Pembahasan.....................................................................................3
A. Pengertian PAIKEM......................................................................3
B. Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran..........................6
C. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM..9
D. Pengelolaan Kelas PAIKEM........................................................12
E. Penilaian PAIKEM.......................................................................13
F. Keunggulan dan Kelemahan PAIKEM........................................17
BAB III Penutup.........................................................................................20
A. Simpulan......................................................................................20
B. Saran.............................................................................................20
Daftar Pustaka............................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mengajar bukan semata menceritakan bahan pembelajaran kepada
siswa. Dan juga bukan merupakan konsekuensi  otomatis penuangan  ke
dalam benak siswa. Namun belajar memerlukan keterlibatan mental dan
perbuatan siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan dari guru semata
tidak akan membuahkan hasil belajar yang optimal. Hasil belajar yang
optimal hanya akan diperoleh jika proses pembelajaran yang dilakukan
banyak melibatkan siswa untuk beraktifitas serta mengembangankan
kreatifitas yang dimiliki siswa secara optimal.
Bagaimanakah caranya membuat proses pembelajaran yang  aktif
dan kreatif? Proses pembelajaran akan menjadi aktif jika siswa terlibat
langsung dalam penyelesaian semua masalah yang diberikan oleh gurunya.
Dalam prosesnya siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduknya,
bergerak leluasa dan berfikir keras, mengkaji gagasan, memecahkan
masalah , dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu
mendengarnya, melihatnya, mengajukan pertanyaan tentang kompetensi
yang sedang dibahas serta membahasnya dengan orang lain. Dan bahkan
tidak cukup saja, melainkan siswa perlu mengerjakannya yakni
menggambarkan sesuatu dengan caranya sendiri, menunjukkan contohnya,
mencoba mempraktikkan keterampilannya, dan mengerjakan tugas yang
menuntut pengetahuan yang telah  atau harus mereka dapatkan.
Kita tahu bahwa siswa bisa belajar dengan sangat baik jika
mempraktikkannya, namun bagaimana caranya kita bisa menggalakkan
belajar aktif dan kreatif? Semua permasalahan ini dapat dijawab dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif.

1
Bentuk Pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan Pendekatan
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM).
Bagaimanakah pendekatan tersebut dalam pembelajaran, secara
rinci akan diuraikan dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian PAIKEM?
2. Bagaimana penerapan PAIKEM dalam proses pembelajaran?
3. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
PAIKEM?
4. Bagaimana cara pengelolaan kelas PAIKEM?
5. Bagaimana penilaian PAIKEM?
6. Apa saja keunggulan dan kelemahan PAIKEM?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian PAIKEM
2. Mengetahui penerapan PAIKEM dalam proses pembelajaran
3. Mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan PAIKEM
4. Mengetahui cara pengelolaan kelas PAIKEM
5. Mengetahui cara penilaian PAIKEM
6. Mengetahui keunggulan dan kelemahan PAIKEM
D. MANFAAT
Pembuatan makalah ini mempunyai manfaat yang sangat besar
baik untuk guru maupun siswa serta penulis. Bagi guru mempunyai
alternatif model pembelajaran serta dapat meningkatkan kualitas
pengajarannya. Bagi siswa makalah ini mempunyai manfaat sebagai bahan
bacaan untuk meningkatkan prestasinya dan alternatif cara belajar yang
baik. Penulis mendapat pengetahuan baru tentang model pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, 
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Sesuai dengan huruf yang menyusun
namanya, pembelajaran PAIKEM adalah salah satu contoh pembelajaran
inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Aktif
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran
tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat
penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan
proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru.
Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri
pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme merupakan titik berangkat
pembelajaran ini. Atas dasar itu pembelajaran ini secara sengaja dirancang
agar mengaktifkan anak.
Di dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi
siswa berperan secara aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa
pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca, 20% dari yang kita dengar,

3
30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari
yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan serta
95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000).
Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh individu
tersebut.
Inovativ
Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan
hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan dengan tenggang waktu tugas, kemungkinan kegagalan,
keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode
pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya
mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian
orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan
menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan,
auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut
harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan
otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa
pembelajaran PAIKEM juga dirancang untuk mampu mengembangkan
kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Kemandirian
dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan yang ingin dicapai
oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan
mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri seorang pebelajar yang mandiri

4
adalah: (a) mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran
tertentu yang sedang dihadapinya; (b) mampu memilih strategi belajar
tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor
keefektivan strategi tersebut; dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam
situasi belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan.
Efektif
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa
yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif,
maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk
mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar
itu beragam, karkteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada
penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya.
Banyak orang beranggapan bahwa berbagai strategi pembelajaran inovatif
termasuk PAIKEM seringkali tidak efisien (memakan waktu) lebih lama
dibandingkan dengan pembelajaran tradisional/konvensional. Hal tersebut
tentu amat mudah dipahami, dalam pembelajaran PAIKEM banyak hasil
belajar yang dicapai sehingga memerlukan waktu yang lama, sementara
pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya pada
tataran kognitif saja.
Menyenangkan
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh
pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap
memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa
pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan Voss (2000) mengatakan

5
bahwa belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya menyenangkan.
Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan
dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang
menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk
membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya belajar
paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu
yang mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat
untuk belajar jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan
dengan pengalaman mereka dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka.
Yang dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan dengan
pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia mereka dan
bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan
kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan ciri
pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran PAIKEM
sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.

B. PENERAPAN PAIKEM DALAM PROSES PEMBELAJARAN


Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar
yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.

6
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan
yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah
tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kemampuan Guru Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan
mengelola KBM yang yang beragam, misalnya:
mendorong siswa untuk  Percobaan
berperan aktif dalam  Diskusi kelompok
pembelajaran  Memecahkan masalah
 Mencari informasi
 Menulis laporan/cerita/puisi
 Berkunjung keluar kelas
Guru menggunakan alat bantu Sesuai mata pelajaran, guru
dan sumber yang beragam. menggunakan, misalnya:
 Alat yang tersedia atau
yang dibuat sendiri
 Gambar
 Studi kasus
 Nara sumber
 Lingkungan
Guru memberi kesempatan Siswa:
kepada siswa untuk  Melakukan percobaan,
mengembangkan keterampilan pengamatan, atau wawancara
 Mengumpulkan
data/jawaban dan mengolahnya
sendiri
 Menarik kesimpulan

7
 Memecahkan masalah,
mencari rumus sendiri.
 Menulis laporan hasil
karya lain dengan kata-kata
sendiri.
Guru memberi kesempatan Melalui:
kepada siswa untuk  Diskusi
mengungkapkan gagasannya  Lebih banyak pertanyaan
sendiri secara lisan atau tulisan terbuka
 Hasil karya yang
merupakan anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan  Siswa dikelompokkan
kegiatan belajar dengan sesuai dengan kemampuan (untuk
kemampuan siswa kegiatan tertentu)
 Bahan pelajaran
disesuaikan dengan kemampuan
kelompok tersebut.
 Siswa diberi tugas
perbaikan atau pengayaan.
Guru mengaitkan KBM dengan  Siswa menceritakan atau
pengalaman siswa sehari-hari. memanfaatkan pengalamannya
sendiri.
 Siswa menerapkan hal
yang dipelajari dalam kegiatan
sehari-hari
Menilai KBM dan kemajuan  Guru memantau kerja
belajar siswa secara terus- siswa.
menerus  Guru memberikan umpan
balik.

C. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


MELAKSANAKAN PAIKEM

8
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan
berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin,
anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal –
terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal
dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita
olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan,
tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang
mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan
pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan
memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang
sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak
yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu
temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila
mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam
kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan
baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan

9
mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak
perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya
berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain
dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang
terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika
…” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa,
kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta,
diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas
yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan
baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat
dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang
sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai

10
media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar
kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-
gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh
indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi,
membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan
kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam
belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah
satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun.
Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil
pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri
siswa daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa
kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut
bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental
adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut
disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru

11
hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang
dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut
sangat bertentangan dengan ‘PAKEMenyenangkan.’
D. PENGELOLAAN KELAS PAIKEM
Seting kelas yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif
dalam proses belajar, termasuk kolaborasi, otonomi individu, refleksi,
relevansi pribadi dan pluralisme. Seting kelas yang konstruktif akan
memberikan kesempatan aktif belajar. Mengacu pada pendekatan holistik
dalam pendidikan, seting kelas konstruktif merefleksikan asumsi bahwa
proses pengetahuan dan pemahaman akuisisi adalah benar-benar melekat
pada konteks sosial dan emosional saat belajar. Karakteristik seting kelas
konstruktif untuk belajar adalah terkondisikannya belajar secara umum,
instruksi, dan belajar bersama.
Lima metode kunci untuk merancang seting kelas yang konstruktif , yaitu:
1) Melindungi pemelajar dari kerusakan praktik instruksional dengan
mengembangkan otonomi dan kontrol pemelajar, mendorong pengaturan
diri dan membuat instruksi secara pribadi yang relevan dengan
pemelajar,
2) Menciptakan konteks belajar yang mendorong pengembangan otonomi
pribadi
3) Mengkondisikan pemelajar dengan alasan-alasan belajar dalam aktivitas
belajar
4) Mendorong pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan
tingkah laku yang memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung
jawab dalam belajarnya; dan
5) Mendorong kesadaran belajar dan pengujian kesalahan (Hadi Mustofa,
1998).
Penataan dan atau pengelolaan kelas dalam PAIKEM perlu
mempertimbangkan enam elemen Constructivist Learning Design (CDL)
yang dikemukakan oleh Gagnon and Collay, yaitu situation, groupings,
bridge, questions, exhibit, and reflections.

12
Situation, terkait dengan hal-hal berikut; apa tujuan episode
pembelajaran yang akan dicapai, apa yang diharapkan setelah siswa keluar
ruangan kelas, bagaimana mengetahui bahwa siswa telah mencapai tujuan,
tugas apa yang diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan, bagaimana
deskripsi tugas tersebut (as a process of solving problems, answering
question, creating metaphors, making decisions, drawing conclusions, or
setting goals).
Grouping, dapat dilakukan berdasarkan karakteristik siswa atau
didasarkan pada karakteristik materi.
Bridge, terkait dengan; aktivitas apa yang dipilih untuk menjembatani
atara pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya dengan pengetahuan
baru yang akan dibangun siswa.
Question, pertanyaan apa yang dapat membangkitkan tiap elemen
desain (panduan pertanyan apa yang dapat mengintrodusir situasi, menata
pengelompokan, dan membangun jembatan), pertanyaan klarifikasi apa yang
digunakan untuk menengetahui cara berpikir dan aktivitas belajar siswa.
Exhibit,  bagaimana siswa merekan dan memamerkan kreasi mereka
melalui demonstrasi cara berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau
memenuhi tugas.
Reflections, bagaimana siswa melakukan refleksi dalam
menyelesaikan tugas mereka, apakah siswa ingat tentang (feeling, images,
and language of their thought), apa sikap, proses, dan konsep yang akan
dibawa siswa setelah keluar kelas.

E. PENILAIAN PAIKEM
Sebuah pertanyaan untuk direnungkan. Apakah sebuah ”Penilaian
Mendorong Pembelajaran ?” atau apakah ”pembelajaran itu untuk
mempersiapkan sebuah tes ? ” atau apakah ’Pembelajaran dan Tes’ tersebut
dilakukan guna mendapatkan pengakuan tentang kompetensi yang diperlukan
siswa atau sekolah? Dalam pelaksanaan konsep PAKEM, penilaian
dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, baik itu

13
keberhasilan dalam proses maupun keberhasilan dalam lulusan (output).
Keberhasilan proses dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif, kreatif
dan senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan
lulusan (output) adalah siswa mampu menguasai sejumlah kompetensi dan
standar kompetensi dari setiap Mata Pelajaran, yang ditetapkan dalam sebuah
kurikulum. Inilah yang disebut efektif dan menyenangkan. Jadi, penilaian
harus dilakukan dan diakui secara komulatif. Penilaian harus mencakup
paling sedikit tiga aspek : pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ini tentu saja
melibatkan Professional Judgment dengan memperhatikan sifat obyektivitas
dan keadilan. Untuk ini, pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan
Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan pendekatan penilaian alternatif
yang paling representatif untuk menentukan keberhasilan pembelajaran
Model PAKEM
Media dan bahan ajar. ”Media dan Bahan Ajar” selalu menjasi
penyebab ketidakberhasilan sebuah proses pembelajaran di sekolah. Sebuah
harapan yang selalu menjadi wacana di antara para pendidik/guru kita dalam
melaksanakan tugas mengajar mereka di sekolah adalah tidak tersedianya
’media pembelajaran dan bahan ajar’ yang cukup memadai. Jawaban para
guru ini cukup masuk akal. Seakan ada korelasi antara ketersediaan ’media
bahan ajar’ di sekolah dengan keberhasilan pembelajarn siswa. Kita juga
sepakat bahwa salah satu penyebab ketidakberhasilan proses pemblajarn
siswa di sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar. Sebuah alasan
klasik selalu kita dengar bahwa ”sekolah tidak punya dana untuk itu”!.
Dalam pembelajaran Model PAKEM, seorang guru mau tidak mau
harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang
media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap
memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa.
Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi
tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan
nilai multimedia elektronik, para guru dapat memilih dan merancang media
pembelajaran alternatif dengan menggunakan berbagai sumber lainnya,

14
seperti bahan baku yang murah dan mudah di dapat, seperti bahan baku
kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna memotivasi dan
merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Media simulasi untuk pembelajaran PAKEM tidak selalu harus dibeli
jadi, tetapi dirancang bisa dirancang oleh seorang guru mata pelajaran sendiri.
Guru dituntut lebih kreatifdan memiliki kesempatan untuk mengembangkan
ide dan inofatifnya.. Jadi, model ’pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan’, atau yang kita sebut dengan PAKEM itu tidak selalu mahal.
Unsur kreatifitas itu bukan terletak pada produk/media yang sudah jadi, tetapi
lebih pada pola fikir dan strategi yang digunakan secara tepat oleh seorang
guru itu sendiri dalam merancang dan mengajarkan materi pelajarannya.
Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling
penting untuk diperhatikan oleh seorang guru adalah karakteristik dan
modalitas gaya belajar individu peserta didik, seperti dalam pendekatan
’Quantum Learning’ dan Learning Style Inventory’. Media yang dirancang
harus memiliki daya tarik tersendiri guna merangsang proses pembelajaran
yang menyenangkan. Sementara ini media pembelajaran yang relatif cukup
representatif digunakan adalah media elektronik (Computer – Based
Learning). Selanjutnya skenario penyajian ’bahan ajar’ harus dengan sistem
modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini
dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan
fleksibel, tanpa harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru.
Perlu dicatat bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah mata pelajaran adalah
agar para siswa memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Standar
Kompetensi (baca Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario
penyajian pembelajarn dalam setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan
secara jelas dalam sebuah Modul. Dengan demikian diharapkan para siswa
akan terlibat dalam proses pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan
bermakna (Meaningful Learning).
Jenis Penilaian Sesuai Dengan Pembelajaran Model PAIKEM

15
1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah
penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh
guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan
oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
2. Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk:
(a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu;
(b) Menentukan kebutuhan pembelajaran;
(c) Membantu dan mendorong siswa;
(d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik;
(e) Menentukan strategi pembelajaran;
(e) Akuntabilitas lembaga; dan
(f) Meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan.
Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan
skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
4. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini
seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis
atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain
keunggulan.
Tujuan Penilaian Pembelajaran Model PAKEM
1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong siswa
4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
5. Menentukan strategi pembelajaran
6. Akuntabilitas lembaga
7. Meningkatkan kualitas pendidikan

F. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PAIKEM

16
Keunggulan Model Pembelajaran PAIKEM :
 Siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran sehingga pada
gilirannya dapat mencetak siswa yang cerdas.
 Dengan PAIKEM pembelajaran akan lebih bermakna sehingga
pembelajaran itu berkesan bagi siswa dan tidak terlupakan karena
keaktifan mereka
 Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat
baik untuk membangkitkan motivasi belajar siswa
 Siswa dapat menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapkan ide, pendapat dan gagasannya
 Membangkitkan semangat siswa, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
 Melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya
 Mendorong kesadaran belajar dan pengujian kesalahan
 Mendorong pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan
tingkah laku yang memungkinkan pembelajar meningkatkan tanggung
jawab dalam belajarnya
 Siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang
ada di lingkungannya
 Dengan meningkatnya minat siswa terhadap pembelajaran maka akan
meningkat pula perhatian dan konsentrasi siswa dalam belajar, sehingga
akan menumbuhkan kegembiraan saat pembelajaran berlangsung
(Keriangan hati)
 Dalam proses pembelajarannya dapat memanfaatkan lingkungan
sekitar, sehingga proses pembelajarannya tidak hanya dilakukan di dalam
kelas melainkan dapat juga di luar kelas (Depdiknas: 2006).
 Menciptakan kegiatan belajar yang beragam sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan siswa.

17
 Dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang
akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa
percaya diri siswa.
Kelemahan Model Pembelajaran PAIKEM :
Dalam pembelajaran PAIKEM banyak hasil belajar yang dicapai
sehingga memerlukan waktu yang lama, sementara pada pembelajaran
tradisional hasil belajar yang dicapai hanya pada tataran kognitif saja.
G.

18
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk
mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber
dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.
2. Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan merupakan
salah satu model pembelajaran yang ideal. Dengan metode Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa
dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung
dengan pendekatan lingkungan sekitar
3. Dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat
terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di
lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni
learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk
menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu)
dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat
dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang
dikemas sedemikian rupa oleh guru, agar supaya pembelajaran tersebut
dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan pembelajaran.

B. SARAN
Dari hasil pemikiran di atas maka dapat disarankan bahwa dalam
rangka memberdayakan kemampuan bernalar siswa, para guru dapat

19
mempertimbangkan untuk menerapkan model PAIKEM dan memvariasinya
dalam pelaksanaannya sesuai kebutuhan.

20
DAFTAR PUSTAKA

.Pengertian dan Ciri Pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,


dan Menyanangkan) http://ideguru.wordpress.com/2010/04/19/pengertian-
dan-ciri-pembelajaran-pakem-pembelajaran-aktif-kreatif-afektif-dan-
menyenangkan/

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari


Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Ismail, Bustamam. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran PAIKEM dengan


Pendekatan SETS. http://wordpress.com/2007/07/04/pengembangan-
model-pembelajaran-paikem-dengan-pendekatan-sets//

Pramudi, Lanjar. Upaya Peningkatan Kompetensi Siswa Melalui Pembelajaran


Inovatif

Purwanti, 2004. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar dan Metodologi


Pengajaran. Bandung :Tarsito

Sudjatmiko,2003. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta

Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif Inovatif, Kreatif, efektif dan menyenangkan.


http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-
kreatif-efektif-dan menyenangkan/

21

You might also like