Professional Documents
Culture Documents
DIFINISI
Zakat
Secara Bahasa (lughat), berarti : tumbuh; berkembang dan berkah (HR. At-Tirmidzi)
atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10).
Seorang yang membayar zakat karena keimanannya nicaya akan memperoleh
kebaikan yang banyak. Allah SWT berfirman : “Pungutlah zakat dari sebagian
kekayaan mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”.
(QS : At-Taubah : 103).[1]
Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqh, mengatakan bahwa
sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah dinamakan infaq.
Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq
sunnah dinamakan shadaqah.
Zakat adalah kewajiban dan satu dari rukun Islam yang lima rukun seperti dalam
hadits Rasulullah saw., “Islam didirikan di atas lima hal, yaitu bersaksi bahwa tiada
Tuhan kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, membayar
zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan haji ke Baitullah jika mampu.” (muttafaq
alaih)[2]
Sejarah
Macam-macam Zakat
1. Zakat Nafs (Jiwa) atau Zakat fitrah: Zakat fitrah adalah kewajiban setiap individu
untuk membersihkan dan mensucikan jiwa yang dibayarkan setelah ummat islam
melaksanakan ibadah puasa ramadhan dan dikuluarkan paling lambat sebelum
shalat idul fitri dimulai. Besarnya zakat yang dikeluarkan adalah2,5 kg atau 3,5 liter
beras yang dikonsumsi.
· Muslim
· Aqil
· Baligh
· Milik Sempurna
· Cukup Nisab
· Cukup Haul
“ Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan
darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.”
Ketiga, milik penuh, yaitu harta tersebut berada di bawah kontrol dan dalam
kekuasaan pemiliknya..
Keempat, harta tersebut menurut jumnhur ulama, harus mencapai nisab. Hal ini
berdasarkan berbagai hadist yang berkaitan dengan standard minimal kewajiban
zakat, misalnya hadist riwayat Bukhari dan Abi Said bahwa Rasulullah saw bersabda
:
“Tidaklah wajib sedekah (zakat) pada tanaman kurma yangkurang dari lima ausaq.
Tidak wajib sedekah (zakat) pada perak yang kurang dari lima awaq. Tidak wajib
sedekah (zakat) pada unta yang kurang dari lima ekor.” [3]
Kelima, berlalu satu tahun (haul) Ini berdasarkan hadist riwayat Abu Dawud dari Ali
bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda :
“ Jika Anda memiliki dua ratus dirham dan telah berlalu waktu satu tahun, maka
wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak lima dirham. Anda tidak mempunyai
kewajiban apa-apa sehingga Anda memiliki dua puluh dinar dan telah berlalu waktu
satu tahun, dan Anda harus berzakat sebesar setengah dinar. Jika lebih, maka
dihitung berdasarkan kelebihannya. Dan tidak ada zakat pada harta sehingga
berlalu waktu satu tahun.
Pada masa Rasulullah kelompok harta yang ditetapkan menjadi obyek zakat
terbatas pada:
1. hewan ternak
3. tumbuh-tumbuhan
Seiring perkembangan zaman, jenis obyek zakat terus berkembang. Para ahli fiqih
terus mengadakan pengkajian, melakukan ijtihad untuk menentukan harta-harta
obyek zakat yang belum dikenal di zaman Rasulullah. Imam Syafi’i, Imam Maliki,
Imam Hambali & Imam Hanafi banyak memberikan tambahan harta obyek zakat.
Pada zaman Umar bin Abdul Azis, sudah dikenal zakat penghasilan yaitu zakat dari
upah karyawannya. Didin Hafidhuddin menjelaskan bahwa sektor-sektor ekonomi
modern juga merupakan obyek zakat yang potensial. Misalnya penghasilan yang
diperoleh dari keahlian, peternakan ayam, lebah, perkebunan, usaha-usaha
properti, dan surat-surat berharga seperti saham, dan lainnya.
Dalil atas diwajibkannya zakat terhadap emas dan perak adalah sebagai berikut :
”Dan orang-orang yang membendaharakan emas dan perak dan mereka tidak
membelanjakannya di jalan Allah, maka kabarkanlah kepada mereka bahwa mereka
akan menderita azab yang pedih. (QS At Taubah : 34)
Hal lain yang berdekatan dengan zakat emas dan perak adalah zakat uang. Zakat
uang nisab dan kadar zakatnya nya sama atau setara dengan nisab emas yaitu 85
gram emas dan kadarnya 2,5%.
Para ulama sepakat tentang kewajiban zakat hasil pertanian, sesuai dengan
perintah Allah pada QS Al Baqarah ayat 267 dan QS Al An’am ayat 141 :
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu………”
Kedua, nisabnya 5 ausaq berdasarkan hadist Nabi : ”Harta yang kurang dari 5
ausaq tidak wajib zakat.” Sedangkan kadar zakat, menurut ketentuannya tanaman
yang bergantung kepada tadah hujan, maka kadar zakatnya sebanyak 8%,
sedangkan tanaman yang mempergunakan alat-alat yang memerlukan biaya
termasuk pemeliharaannya, kadar zakatnya 5%.
3. Zakat Peternakan
Dalam berbagai hadis dikemukakan bahwa hewan ternak yang wajib dikeluarkan
zakatnya setelah memenuhi persyaratan tertentu ada tiga jenis hewan ternak yaitu
unta, sapi dan domba. Sedangkan di luar ketiga jenis tersebut, para ulama berbeda
pendapat. Abu Hanifah berpendapat bahwa pada binatang kuda dikenakan
kewajiban zakat, sedangkan Imam Maliki dan Imam Syafi’i tidak mewajikannya,
kecuali bila kuda itu diperjualbelikan.
4. Zakat Perdagangan
Hampir seluruh ulama sepakat bahwa perdagangan itu setelah memenuhi syarat
tertentu harus dikeluarkan zakatnya. Yang dimaksud harta perdagangan adalah
semua harta yang bisa dipindah untuk diperjualbelikan dan bisa mendatangkan
keuntungan Kewajiban zakat harta perdagangan ini berdasarkan nash Al Qur’an,
hadist dan ijma’. Firman Allah :
Meskipun para ulama telah sepakat tentang wajibnya zakat pada barang tambang
dan barang temuan, tetapi mereka berbeda pendapat tentang makna barang
tambang (ma’din), barang temuan (rikaz), atau harta simpanan (kanz), jenis-jenis
barang tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya dan kadar zakat untuk setiap
barang tambang dan temuan.
Kewajiban zakat atas rikaz, ma’din dan kekayaan laut ini dasar hukumnya adalah
keumuman nash dalam QS Al Baqarah, 2 : 83, 267. Rikaz menurut jumhur ulama
adalah harta peninggalan yang terpendam dalam bumi atau disebut harta karun.
Rikaz tidak disyaratkan mencapai haul, tetapi wajib dikeluarkan zakatnya pada
saat didapatkan. Kadar zakat rikaz yaitu seperlima (20%). Hal ini dijelaskan di
dalam Hadist Nabi s.a.w :Artinya :
Dari Abu Hurairah, telah berkata Rasullullah s.a.w : ”zakat rikaz seperlima” (HR
Bukhari dan Muslim).
Ma’din adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah dalam perut bumi, baik padat
mauun cair seperti emas, perak, tembaga, minyak, gas, besi sulfur dan lainnya.
Besar zakat yang harus dikeluarkannya sama dengan rikaz yaitu seperlima. Namun
mengenai nisabnya ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama.
Pendapat yang lebih kuat dan didukung oleh Yusuf Qardhawi adalah bahwa rikaz
tetap harus memenuhi persyaratan nisab, baik yang dimiliki oleh individu maupun
negara. Demikian juga hasil yang dikeluarkan dari laut seperti mutiara, marjan, dan
barang berharga lainnya, nisabnya dianalogkan dengan zakat pertanian.
Kategori yang kedua adalah zakat berdasarkan modal dan hasil yang didapat dari
modal tersebut. Untuk zakat ini mengikuti persyaratan haul, yaitu berlaku satu
tahun.
Zakat Profesi
Dasar hukum:
1) (QS.Adz-Dzariyat:19)
2) (QS. Al-Baqarah:267)
3) Hadits Nabi SAW:”Bila zakat bercampur dengan harta lainnya maka ina akan
merusak harta itu.”(HR.Baihaqi)
Zakat profesi merupakan sumber pendapatan yang tidak banyak dikenal di masa
dahulu, meskipun demikian , bukan berarti harta yang didapatkan dari hasil profesi
tersebut bebas dari zakat, sebab zakat pada hakekatnya adalah pungutan harta
yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin
diantara mereka. Dengan demikian seseorang dengan hasil profesinya dapat
menjadi kaya dan mempunyai kelebihan dalam memenuhi kebutahan sehari-
harinya, maka atas kekayaannya itu wajib dizakatkan.
Contoh:
Ali adalah seorang karyawan swata, memiliki sorang istri dan 2 orang anak.
Pengahasilan bersih perbulan Rp.1.500.000,- Bila kebutuhan pokok keluarga
tersebut kurang lebih Rp.625.000,-perbulan, maka kelebihan dari penghasilannya =
(1.500.000-625.000) = Rp.975.000,- perbulan. Apabila saldo rata-rata perbulan
Rp.975.000,- maka jumlah kekayaan yang akan dikumpulkan dalam kurun waktu
satu tahun adalah Rp.11.700.000 (lebih dari nishab) dengan demikian Ali
berkewajiban membayar zakat 2.5% dan saldo.
HIKMAH ZAKAT
2) Pilar amal jama’i antara aghniya dengan para mujahid dan da’i yang berjuang
dan berda’wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
1. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah papa
dengan materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan
kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah
SWT.
2. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang di
sekitarnya berkehidupan cukup, apalagi mewah. Sedang ia sendiri tak memiliki apa-
apa dan tidak ada uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya.
6. Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial
ekonomi atau pemerataan karunia Allah SWT dan juga merupakan perwujudan
solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusian dan keadilan, pembuktian
persaudaraan Islam, pengikat persatuan ummat dan bangsa, sebagai pengikat
bathin antara golongan kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang
yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dengan yang lemah.
(2) membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil dan mustahik
lainnya.
(3) membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan
manusia pada umumnya.
(5) menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang
miskin.
(7) mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang terutama yang
memiliki harta.
(8) mendidik manusia untuk berdisiplin menunaika kewajiban dan menyerahkan hak
orang lain padanya.
· Zakat adalah aktualisasi syukuri nikmat yang Allah berikan, terapi hati dan
membersihkannya dari cinta dunia. “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103).
Dan sesungguhnya zakat adalah mekanisme membersihkan dan memperbanyak
harta itu sendiri. “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Saba’: 39)
· Zakat membersihkan jiwa penerimanya dari penyakit hasad (iri) dan benci.
Rasulullah saw. memperingatkan, “Telah menjalar di tengah-tengah kalian penyakit
umat sebelum kalian, yaitu iri dan benci. Kebencian adalah pisau penyukur. Aku
tidak mengatakan penyukur rambut, tetapi pencukur agama.” (Al-Bazzar dan
Baihaqi).
Pengaruh Zakat Bagi Masyarakat
Di antara kelebihan zakat dalam Islam adalah ibadah fardiyah (individual) sekaligus
sosial. Zakat sebagai sebuah tatanan sosial dalam Islam yang memiliki manfaat
banyak sekali, di antaranya:
· Zakat adalah hukum pertama yang menjamin hak sosial secara utuh dan
menyeluruh.
PRINSIP-PRISIP
Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat
merupakan salah satu implementasi azas keadilan dalam sistem ekonomi Islam.
M.A Mannan (1993) zakat mempunyai enam prinsip yaitu :
1. prinsip keyakinan keagamaan; yaitu bahwa orang yang membayar zakat
merupakan salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya.
2. prinsip pemerataan dan keadilan; merupakan tujuan sosial zakat yaitu membagi
kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada manusia.
4. prinsip nalar; sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus
dikeluarkan.
6. prinsip etika dan kewajaran; yaitu zakat tidak dipungut secara semena-mena
Pada masa Islam pertama, yakni masa Rasulullah saw dan para sahabat, prinsip
Islam telah dilaksanakan secara demonstrative, terutama dalam hal zakat yang
merupakan rukun ketiga dalam rukun Islam. Secara nyata, zakat telah
menghasilkan perubahan ekonomi menyeluruh dalam masyarakat muslim.
Hal ini sebagai akibat pembangunan kembali masyarakat yang didasarkan pada
perintah Allah, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Jadi, masyarakat
dibimbing menuju kehidupan yang penuh cinta kasih, persaudaraan dan altruisme.
Pada saat itu, telah lahir generasi tanpa tandingan, tidak hanya dalam sejarah
Islam, namun juga dalam sejarah ummat manusia. Nabi Muhammad saw mendidik
generasi tiada tarany melalui tangannya disatu sisi, dan disisi lain menanamkan
hati dan pikiran mereka ketaatan kepada Allah swt . nabi juga mendidik mereka
agar terbebas dari dominasi dan perbudakan oleh milik pribadi, agar mereka
mempunyai keinginan yang kuat dan mulia untuk gemar bekerja dan memperoleh
keuntungan.
Allah swt memerintahkan kewajiban zakat dalam kitab suci al-Qur’an pada tahun
kedua hijrah Rasulullah. Gambaran lengkap antara lain :
Ketika Rasulullah saw wafat, zakat menjadi masalah penting, setelah beliau wafat,
khalifah pertama Abubakar diberkahi dengan wawasan mendalam tentang dasar-
dasar dan hukum-hukum Islam. Penerapan hukuman mati bagi orang-orang yang
menolak membayar zakat dinegara Islam merupakan hasil pemikirannya.
Pada 1999, lahir UU No. 38 tahun 1999, tentang Pengelolaan Zakat yang
didalamnya menyebutkan, bahwa pengelolaan zakat di Indonesia dilakukan oleh
Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
yang dibentuk masyarakat.
Setelah hampir sepuluh tahun, undang-undang itu berlaku, ada keinginan kuat dari
sebagian kalangan untuk melakukan revisi atas UU tersebut. Beberapa landasan
yang mendasari keinginan merevisi UU itu diantaranya adalah: (1) Penerapan
sanksi atas muzakki yang ingkar membayar zakat, (2) Pelaksanaan zakat sebagai
pengurang pajak dan (3) Melakukan sentralisasi pengelolaan zakat oleh BAZ yang
memiliki cabang dari pusat sampai tingkat kelurahan/desa.
Dari tiga hal yang mendasari revisi UU No. 38/1999 itu, masalah sentralisasi zakat
adalah yang paling banyak menimbulkan pro dan kontra, terutama di kalangan LAZ.
Hal ini dapat dimafhumi, karena dalam gagasan sentralisasi zakat ini terkandung
muatan untuk mengintegrasikan LAZ ke dalam BAZ dan mengubah LAZ menjadi
UPZ (unit Pengumpul Zakat).
Legalitas untuk melakukan ekspansi semakin kuat ketika lembaga ini telah
mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional berdasarkan
SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003.
Sepuluh tahun sudah Rumah Zakat Indonesia berdiri menjadi jembatan harmoni
antara para muzakki dan mustahik, menyambungkan empati dalam simpul
pelayanan gratis hingga pemberdayaan. Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa,
didukung simpati sobat zakat sekalian, Rumah Zakat Indonesia telah hadir di 27
jaringan kantor di 22 kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Insya
Allah mulai November 2008 Rumah Zakat akan hadir di Pontianak dan Jayapura,
Papua. Dengan dukungan teknologi informasi, Alhamdulillah semua kantor (pusat-
regional-cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan
lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat.
DAARUT TAUHID
Dompet Peduli Ummat adalah Lembaga Amil Zakat yang merupakan Lembaga
Nirlaba yang bergerak di bidang Penghimpunan (fundraising) dan Pendayagunaan
dana Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf (ZISWa). Didirikan 16 Juni 1999 oleh KH.
Abdullah Gymnastiar sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid dengan tekad
menjadi LAZ yang Amanah, Profesional dan Jujur berlandaskan pada Ukhuwah
Islamiyah. DPU-DT secara efektif menjalankan aktifitasnya pada bulan Juni 2000.
DPU-DT dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Daerah Jawa Barat oleh Gubernur
Jawa Barat tanggal 19 Agustus 2002. Di tahun 2004 DPU-DT berhasil menjadi
Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) pada tanggal 13 Oktober 2004 sesuai
dengan SK Menteri Agama No. 410 tahun 2004.
Berdirinya DPU-DT, dengan dilatari karena melihat kondisi Indonesia sebagai negara
dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi zakat yang
amat besar. Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih belum memiliki
kesadaran untuk berzakat sesuai dengan ketentuannya serta pengelolaan dan
pendistribusian pun belum optimal. Umumnnya, penyaluran dana zakat hanya
sebatas pada pemberian bantuan saja tanpa memikirkan kelanjutan dari kehidupan
si penerima dana.
VISI: Menjadi model Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang amanah,
terpecaya dan terkemuka dengan daerah operasi yang merata.
PROGRAM KEGIATAN
1. Pemberdayaan Ummat
3. Lingkungan Barokah
PROGRAM REGULER
Adalah kegiatan rutin yang dijalankan oleh DPU-DT setiap tahunnya di waktu-waktu
tertentu. Kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kaum Mustahik ini meliputi:
Ramadhan Peduli Negeri (RPN) Tebar Paket Lebaran untuk kaum dhuafa,
Bersahabat (Berbuka bersama sahabat-sahabat cilik) dan Pujaramah yaitu program
bergulir untuk para pedagang kecil di Bulan Ramadhan sehingga usahanya di bulan
suci Ramadhan terus meningkat. Kurban Peduli Negeri (KPN) pendistribusian daging
qurban yang menjangkau hingga pelosok negeri.
PELAYANAN ZISWA
Potensi Zakat
Secara nasional potensi zakat Indonesia per tahun mencapai Rp20 triliun
berdasarkan penelitian PIRAC (organosasi sumber daya nirlaba dan independen).
b. Hukuman duniawi yang telah Allah tetapkan, seperti dalam hadits Nabi, “Tidak
ada suatu kaum yang menolak zakat, pasti Allah akan uji mereka dengan paceklik
(kelaparan dan kekeringan). (Al-Hakim, Baihaqi, dan Thabrani). Dalam hadits yang
lain, “… dan mereka menolak zakat hartanya kecuali para malaikat akan mencegah
hujan dari langit, dan jika tidak karena hewan ternak mereka tidak akan diberi
hujan.” (Al-Hakim, Ibnu Majah, Al-Bazzar, dan Baihaqi)
Sedangkan jika penolakan dilakukan oleh sekelompok kaum muslimin, maka negara
wajib memeranginya dan mengambil zakat mereka dengan paksa. Inilah yang
dilakukan Abu Bakar r.a. ketika ada kabilah-kabilah yang menolak membayar zakat.
Kata Abu Bakar, “Demi Allah, aku akan memerangi orang yang membedakan antara
shalat adan zakat. Karena sesungguhnya zakat itu adalah hak harta kekayaan.
Demi Allah jika mereka menolak memberikan seekor hewan kepadaku, yang pernah
mereka berikan kepada Rasulullah saw., pasti akan aku perangi karena
penolakannya itu.” (Al-jama’ah, kecuali Ibnu Majah).
Beberapa problematika atau kendala masyarakat yang disorot oleh Yusuf Al-
Qaradhawy dimana zakat seharusnya dapat banyak berperan adalah sbb:
2. Problematika Meminta-minta.
Islam mendidik ummatnya untuk tidak meminta-minta, dimana hal ini akan menjadi
suatu yang haram bila dijumpai si peminta tsb dalam kondisi berkecukupan (ukuran
cukup menurut hadits adalah mencukupi untuk makan pagi dan sore). Disisi lain
Islam berusaha mengobati orang yang meminta karena kebutuhan yang mendesak,
yaitu dengan dua cara;
(1) menyediakan lapangan pekerjaan, alat dan ketrampilan bagi orang yang mampu
bekerja, dan
Persaudaraan adalah tujuan Islam yang asasi, dan setiap ada sengketa hendaknya
ada yang berusaha mendamaikan (49:9-10). Rintangan dana dalam proses
pendamaian tsb seharusnya dapat dibayarkan melalui zakat, sehingga orang yang
tidak kaya pun dapat berinisiatif sebagai juru damai.
4. Problematika Bencana
Orang kaya pun suatu saat bisa menjadi fakir karena adanya bencana. Islam
melalui mekanisme zakat seharusnya memeberikan pengamanan bagi ummat yang
terkena bencana (sistem asuransi Islam), sehingga mereka dapat kembali pada
suatu tingkat kehidupan yang layak.
5. Problematika Membujang
6. Problematikan Pengungsi
Jika kita hendak mengurai, masalah utama apa saja sesungguhnya yang
menggayuti perzakatan di Indonesia, maka kita dapat menyebutkan antara lain:
(1) masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang jenis harta yang
dikenai zakat (objek zakat)
(3) masih banyak masyarakat yang belum percaya kepada pengelola zakat
(4) masih banyak potensi zakat yang belum termobilisasi atau teroptimalkan
(5) masih banyak pengelola zakat yang belum menampilkan kinerja yang amanah
dan profesional
(6) belum efektifnya fungsi regulasi, koordinasi, sinergi dan pengawasan OPZ
(7) belum ada standar manajemen OPZ, sebagai panduan pengelolaan sekaligus
sebagai acuan pengawasan
(9) zakat belum signifikan dalam membantu masyarakat miskin, sehingga memberi
dampak dalam pengentasan kemiskinan.
http://hendrakholid.net/blog/2009/04/20/lembaga-pengelolaan-zakat-2/