You are on page 1of 26

LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT

DIFINISI

Pengertian Zakat Dan Perbedaannya Dengan Infaq dan Shadaqah

Zakat

Secara Bahasa (lughat), berarti : tumbuh; berkembang dan berkah (HR. At-Tirmidzi)
atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10).
Seorang yang membayar zakat karena keimanannya nicaya akan memperoleh
kebaikan yang banyak. Allah SWT berfirman : “Pungutlah zakat dari sebagian
kekayaan mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”.
(QS : At-Taubah : 103).[1]

Sedangkan menurut terminologi syari’ah (istilah syara’), zakat berarti kewajiban


atas harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu
dalam waktu tertentu.

Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqh, mengatakan bahwa
sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah dinamakan infaq.
Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq
sunnah dinamakan shadaqah.

DASAR HUKUM ZAKAT

Kewajiban Zakat tertera didalam (QS. Al Baqarah : 43).

Hukum Zakat dari Hadits

Zakat adalah kewajiban dan satu dari rukun Islam yang lima rukun seperti dalam
hadits Rasulullah saw., “Islam didirikan di atas lima hal, yaitu bersaksi bahwa tiada
Tuhan kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, membayar
zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan haji ke Baitullah jika mampu.” (muttafaq
alaih)[2]

Sejarah

Zakat menjadi kewajiban secara utuh di Madinah dengan ditentukan nishab,


ukuran, jenis kekayaan, dan distribusinya. Negara Madinah juga telah mengatur dan
menata sistem zakat dengan mengirim para petugas untuk memungut dan
mendistribusiannya. Sebenarnya, prinsip zakat sudah diwajibkan sejak fase Makkah
dengan banyaknya ayat-ayat yang menerangkan sifat-sifat orang beriman dan
menyertakan “membayar zakat” sebagai salah satunya. Misalnya seperti ayat yang
menjadi dalil kewajiban zakat tanaman, “Makanlah dari buahnya ketika berbuah,
dan berikan haknya pada hari panennya; Dan jangan berlebihan, sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.” (Al-An’am: 141). Ayat ini adalah ayat
Makkiyah

Penyebutan Zakat dan Infaq dalam Al Qur-an dan As Sunnah

a. Zakat (QS. Al Baqarah : 43)

b. Shadaqah (QS. At Taubah : 104)

c. Nafaqah (QS. At Taubah : 35)

d. Haq (QS. Al An’am : 141)

e. Al ‘Afuw (QS. Al A’raf : 199)

Macam-macam Zakat
1. Zakat Nafs (Jiwa) atau Zakat fitrah: Zakat fitrah adalah kewajiban setiap individu
untuk membersihkan dan mensucikan jiwa yang dibayarkan setelah ummat islam
melaksanakan ibadah puasa ramadhan dan dikuluarkan paling lambat sebelum
shalat idul fitri dimulai. Besarnya zakat yang dikeluarkan adalah2,5 kg atau 3,5 liter
beras yang dikonsumsi.

2. Zakat Maal (Harta)

SYARAT-SYARAT WAJIB ZAKAT

· Muslim

· Aqil

· Baligh

· Milik Sempurna

· Cukup Nisab

· Cukup Haul

Syarat-syarat Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya

Persyaratan harta yang menjadi sumber atau obyek zakat:


Pertama, harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang halal.
sebagaimana yang tersebut dalam QS Al Baqarah 267 menyatakan :

“ Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan
darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.”

Kedua, harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk dikembangkan, seperti


melalui kegiatan usaha atau perdagangan atau diinvestasikan, baik oleh diri sendiri
atau orang lain.

Ketiga, milik penuh, yaitu harta tersebut berada di bawah kontrol dan dalam
kekuasaan pemiliknya..

Keempat, harta tersebut menurut jumnhur ulama, harus mencapai nisab. Hal ini
berdasarkan berbagai hadist yang berkaitan dengan standard minimal kewajiban
zakat, misalnya hadist riwayat Bukhari dan Abi Said bahwa Rasulullah saw bersabda
:

“Tidaklah wajib sedekah (zakat) pada tanaman kurma yangkurang dari lima ausaq.
Tidak wajib sedekah (zakat) pada perak yang kurang dari lima awaq. Tidak wajib
sedekah (zakat) pada unta yang kurang dari lima ekor.” [3]

Kelima, berlalu satu tahun (haul) Ini berdasarkan hadist riwayat Abu Dawud dari Ali
bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda :

“ Jika Anda memiliki dua ratus dirham dan telah berlalu waktu satu tahun, maka
wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak lima dirham. Anda tidak mempunyai
kewajiban apa-apa sehingga Anda memiliki dua puluh dinar dan telah berlalu waktu
satu tahun, dan Anda harus berzakat sebesar setengah dinar. Jika lebih, maka
dihitung berdasarkan kelebihannya. Dan tidak ada zakat pada harta sehingga
berlalu waktu satu tahun.

Keenam, sebagian ulama mahzab Hanafi mensyaratkan kewajiban zakat setelah


terpenuhi kebutuhan pokok, atau dengan kata lain zakat dikeluarkan setelah
terdapat kelebihan dari kebutuhan hidup sehari-hari.

MACAM-MACAM HARTA YANG WAJIB DIKELUARKAN

Pada masa Rasulullah kelompok harta yang ditetapkan menjadi obyek zakat
terbatas pada:

1. hewan ternak

2. emas dan perak

3. tumbuh-tumbuhan

4. harta perdagangan (tijarah)

5. harta kekayaan yang ditemukan dalam perut bumi (rikaz)[4]

Seiring perkembangan zaman, jenis obyek zakat terus berkembang. Para ahli fiqih
terus mengadakan pengkajian, melakukan ijtihad untuk menentukan harta-harta
obyek zakat yang belum dikenal di zaman Rasulullah. Imam Syafi’i, Imam Maliki,
Imam Hambali & Imam Hanafi banyak memberikan tambahan harta obyek zakat.
Pada zaman Umar bin Abdul Azis, sudah dikenal zakat penghasilan yaitu zakat dari
upah karyawannya. Didin Hafidhuddin menjelaskan bahwa sektor-sektor ekonomi
modern juga merupakan obyek zakat yang potensial. Misalnya penghasilan yang
diperoleh dari keahlian, peternakan ayam, lebah, perkebunan, usaha-usaha
properti, dan surat-surat berharga seperti saham, dan lainnya.

Dasar hukum harta yang wajib dikeluarkan


1. Emas, perak dan uang

Dalil atas diwajibkannya zakat terhadap emas dan perak adalah sebagai berikut :

”Dan orang-orang yang membendaharakan emas dan perak dan mereka tidak
membelanjakannya di jalan Allah, maka kabarkanlah kepada mereka bahwa mereka
akan menderita azab yang pedih. (QS At Taubah : 34)

Hal lain yang berdekatan dengan zakat emas dan perak adalah zakat uang. Zakat
uang nisab dan kadar zakatnya nya sama atau setara dengan nisab emas yaitu 85
gram emas dan kadarnya 2,5%.

2. Zakat Hasil Pertanian

Para ulama sepakat tentang kewajiban zakat hasil pertanian, sesuai dengan
perintah Allah pada QS Al Baqarah ayat 267 dan QS Al An’am ayat 141 :

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu………”

Syarat zakat pertanian

Pertama, berupa tanaman atau buah-buahan yang dapat berkembang.

Kedua, nisabnya 5 ausaq berdasarkan hadist Nabi : ”Harta yang kurang dari 5
ausaq tidak wajib zakat.” Sedangkan kadar zakat, menurut ketentuannya tanaman
yang bergantung kepada tadah hujan, maka kadar zakatnya sebanyak 8%,
sedangkan tanaman yang mempergunakan alat-alat yang memerlukan biaya
termasuk pemeliharaannya, kadar zakatnya 5%.

3. Zakat Peternakan

Dalam berbagai hadis dikemukakan bahwa hewan ternak yang wajib dikeluarkan
zakatnya setelah memenuhi persyaratan tertentu ada tiga jenis hewan ternak yaitu
unta, sapi dan domba. Sedangkan di luar ketiga jenis tersebut, para ulama berbeda
pendapat. Abu Hanifah berpendapat bahwa pada binatang kuda dikenakan
kewajiban zakat, sedangkan Imam Maliki dan Imam Syafi’i tidak mewajikannya,
kecuali bila kuda itu diperjualbelikan.

4. Zakat Perdagangan

Hampir seluruh ulama sepakat bahwa perdagangan itu setelah memenuhi syarat
tertentu harus dikeluarkan zakatnya. Yang dimaksud harta perdagangan adalah
semua harta yang bisa dipindah untuk diperjualbelikan dan bisa mendatangkan
keuntungan Kewajiban zakat harta perdagangan ini berdasarkan nash Al Qur’an,
hadist dan ijma’. Firman Allah :

”…Dan keluarkan zakat dari hasil usahamu yang baik-baik…..” QS 2 : 267

5. Zakat Barang Temuan dan Hasil Tambang

Meskipun para ulama telah sepakat tentang wajibnya zakat pada barang tambang
dan barang temuan, tetapi mereka berbeda pendapat tentang makna barang
tambang (ma’din), barang temuan (rikaz), atau harta simpanan (kanz), jenis-jenis
barang tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya dan kadar zakat untuk setiap
barang tambang dan temuan.

Kewajiban zakat atas rikaz, ma’din dan kekayaan laut ini dasar hukumnya adalah
keumuman nash dalam QS Al Baqarah, 2 : 83, 267. Rikaz menurut jumhur ulama
adalah harta peninggalan yang terpendam dalam bumi atau disebut harta karun.
Rikaz tidak disyaratkan mencapai haul, tetapi wajib dikeluarkan zakatnya pada
saat didapatkan. Kadar zakat rikaz yaitu seperlima (20%). Hal ini dijelaskan di
dalam Hadist Nabi s.a.w :Artinya :

Dari Abu Hurairah, telah berkata Rasullullah s.a.w : ”zakat rikaz seperlima” (HR
Bukhari dan Muslim).

Ma’din adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah dalam perut bumi, baik padat
mauun cair seperti emas, perak, tembaga, minyak, gas, besi sulfur dan lainnya.
Besar zakat yang harus dikeluarkannya sama dengan rikaz yaitu seperlima. Namun
mengenai nisabnya ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama.

Pendapat yang lebih kuat dan didukung oleh Yusuf Qardhawi adalah bahwa rikaz
tetap harus memenuhi persyaratan nisab, baik yang dimiliki oleh individu maupun
negara. Demikian juga hasil yang dikeluarkan dari laut seperti mutiara, marjan, dan
barang berharga lainnya, nisabnya dianalogkan dengan zakat pertanian.

Kategori yang kedua adalah zakat berdasarkan modal dan hasil yang didapat dari
modal tersebut. Untuk zakat ini mengikuti persyaratan haul, yaitu berlaku satu
tahun.

Sumber-sumber zakat dalam perekonomian modern

Zakat Profesi
Dasar hukum:

1) (QS.Adz-Dzariyat:19)

2) (QS. Al-Baqarah:267)

3) Hadits Nabi SAW:”Bila zakat bercampur dengan harta lainnya maka ina akan
merusak harta itu.”(HR.Baihaqi)

Zakat profesi merupakan sumber pendapatan yang tidak banyak dikenal di masa
dahulu, meskipun demikian , bukan berarti harta yang didapatkan dari hasil profesi
tersebut bebas dari zakat, sebab zakat pada hakekatnya adalah pungutan harta
yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin
diantara mereka. Dengan demikian seseorang dengan hasil profesinya dapat
menjadi kaya dan mempunyai kelebihan dalam memenuhi kebutahan sehari-
harinya, maka atas kekayaannya itu wajib dizakatkan.

Contoh:

Ali adalah seorang karyawan swata, memiliki sorang istri dan 2 orang anak.
Pengahasilan bersih perbulan Rp.1.500.000,- Bila kebutuhan pokok keluarga
tersebut kurang lebih Rp.625.000,-perbulan, maka kelebihan dari penghasilannya =
(1.500.000-625.000) = Rp.975.000,- perbulan. Apabila saldo rata-rata perbulan
Rp.975.000,- maka jumlah kekayaan yang akan dikumpulkan dalam kurun waktu
satu tahun adalah Rp.11.700.000 (lebih dari nishab) dengan demikian Ali
berkewajiban membayar zakat 2.5% dan saldo.

Zakat Surat-surat Berharga

1. Zakat Saham atau Obligasi


Zakat saham atau obligasi (sertifikat bank) merupakan bentuk penyimpanan harta
yang pontesial berkembang. Oleh karenanya masuk kedalam katagori harta yang
wajib dizakati, apabila telah mencapai nisabnya. Zakatnya sebesar 2,5% dari nilai
komulatif riil bukan nilai nominal yang tertulis pada saham atau obligasi tersebut,
dan zakat itu dibayarkan setiap tahun. Contoh:

Ny.Fatimah memiliki 500.000 lembar saham PT.SEJAHTERA, harga nominal


Rp.5.000/lembar. Dividen pada akhir tahun buku=Rp.300,-per lembar. Jadi total
harta(saham) = Rp.500.000 x Rp.5.300 = Rp.2,6 milyar. Zakat 2,5% x Rp.2,6 milyar
= Rp.66.750.000,-.

HIKMAH ZAKAT

1) Menghindari kesenjangan sosial antara aghniya dan dhu’afa.

2) Pilar amal jama’i antara aghniya dengan para mujahid dan da’i yang berjuang
dan berda’wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.

3) Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk

4) Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.

5) Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan

6) Untuk pengembangan potensi ummat

7) Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam

Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.


Selain itu juga, zakat merupakan ibadah yang memiliki nilai dimensi ganda,
trasendental dan horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam
kehidupan ummat manusia, terutama Islam, Zakat memiliki banyak hikmah.

Antara lain kontribusi Zakat bagi perekonomian umat

1. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah papa
dengan materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan
kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah
SWT.

2. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang di
sekitarnya berkehidupan cukup, apalagi mewah. Sedang ia sendiri tak memiliki apa-
apa dan tidak ada uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya.

3. Menjadi unsur penting dalam mewujudakan keseimbanagn dalam distribusi harta


(sosial distribution), dan keseimbangan tanggungjawab individu dalam masyarakat

4. Dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas


prinsip-prinsip: Ummatn Wahidan (umat yang satu), Musawah (persamaan derajat,
dan dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan Takaful Ijti’ma
(tanggung jawab bersama).

5. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, emurnikan jiwa


(menumbuhkan akhlaq mulia menjadi murah hati, peka terhadap rasa
kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah. Dengan begitu
akhirnya suasana ketenangan bathin karena terbebas dari tuntutan Allah SWT dan
kewajiban kemasyarakatan, akan selalu melingkupi hati.

6. Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial
ekonomi atau pemerataan karunia Allah SWT dan juga merupakan perwujudan
solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusian dan keadilan, pembuktian
persaudaraan Islam, pengikat persatuan ummat dan bangsa, sebagai pengikat
bathin antara golongan kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun jurang
yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dengan yang lemah.

7. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan seseorang


dengan yang lainnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat
menciptakan situasi yang tentram, aman lahir bathin.

Tujuan dan Pengaruh Zakat

tujuan zakat adalah :

(1) mengangkat derajat fakir miskin.

(2) membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil dan mustahik
lainnya.

(3) membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan
manusia pada umumnya.

(4) menghilangkan sifat kikir dan loba para pemilik harta.

(5) menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang
miskin.

(6) menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin di dalam masyarakat.

(7) mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang terutama yang
memiliki harta.
(8) mendidik manusia untuk berdisiplin menunaika kewajiban dan menyerahkan hak
orang lain padanya.

(9) sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.

Berkaitan dengan Muzakki (Pemberi)

· Zakat membersihkan muzakki dari penyakit pelit, dan membebaskannya dari


penyembahan harta. Keduanya adalah penyakit jiwa yang sangat berbahaya, yang
membuat manusia jatuh dan celaka. “Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al Hasyr: 9

· Zakat adalah latihan berinfaq fii sabilillah. Dan Allah swt.

· Zakat adalah aktualisasi syukuri nikmat yang Allah berikan, terapi hati dan
membersihkannya dari cinta dunia. “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103).
Dan sesungguhnya zakat adalah mekanisme membersihkan dan memperbanyak
harta itu sendiri. “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Saba’: 39)

Berkaitan dengan Penerima

· Zakat akan membebaskan penerimanya dari tekanan kebutuhan,

· Zakat membersihkan jiwa penerimanya dari penyakit hasad (iri) dan benci.
Rasulullah saw. memperingatkan, “Telah menjalar di tengah-tengah kalian penyakit
umat sebelum kalian, yaitu iri dan benci. Kebencian adalah pisau penyukur. Aku
tidak mengatakan penyukur rambut, tetapi pencukur agama.” (Al-Bazzar dan
Baihaqi).
Pengaruh Zakat Bagi Masyarakat

Di antara kelebihan zakat dalam Islam adalah ibadah fardiyah (individual) sekaligus
sosial. Zakat sebagai sebuah tatanan sosial dalam Islam yang memiliki manfaat
banyak sekali, di antaranya:

· Zakat adalah hukum pertama yang menjamin hak sosial secara utuh dan
menyeluruh.

· Zakat berperan penting dalam menggerakkan ekonomi

· Zakat memperkecil kesenjangan. Islam mengakui adanya perbedaan rezeki


sebagai akibat dari perbedaan kemampuan, keahlian, dan potensi

· Zakat berperan besar dalam menghapus peminta-minta, dan mendoroang


perbaikan antara sesama.

· Zakat dapat menjadi alternatif asuransi.

· Zakat memberanikan para pemuda untuk menikah.

PRINSIP-PRISIP

Zakat merupakan salah satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena zakat
merupakan salah satu implementasi azas keadilan dalam sistem ekonomi Islam.
M.A Mannan (1993) zakat mempunyai enam prinsip yaitu :
1. prinsip keyakinan keagamaan; yaitu bahwa orang yang membayar zakat
merupakan salah satu manifestasi dari keyakinan agamanya.

2. prinsip pemerataan dan keadilan; merupakan tujuan sosial zakat yaitu membagi
kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil kepada manusia.

3. prinsip produktifitas; menekankan bahwa zakat memang harus dibayar karena


milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu setelah lewat jangka waktu
tertentu.

4. prinsip nalar; sangat rasional bahwa zakat harta yang menghasilkan itu harus
dikeluarkan.

5. prinsip kebebasan; zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas

6. prinsip etika dan kewajaran; yaitu zakat tidak dipungut secara semena-mena

SEJARAH LEMBAGA ZAKAT

Pada masa Islam pertama, yakni masa Rasulullah saw dan para sahabat, prinsip
Islam telah dilaksanakan secara demonstrative, terutama dalam hal zakat yang
merupakan rukun ketiga dalam rukun Islam. Secara nyata, zakat telah
menghasilkan perubahan ekonomi menyeluruh dalam masyarakat muslim.

Hal ini sebagai akibat pembangunan kembali masyarakat yang didasarkan pada
perintah Allah, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Jadi, masyarakat
dibimbing menuju kehidupan yang penuh cinta kasih, persaudaraan dan altruisme.
Pada saat itu, telah lahir generasi tanpa tandingan, tidak hanya dalam sejarah
Islam, namun juga dalam sejarah ummat manusia. Nabi Muhammad saw mendidik
generasi tiada tarany melalui tangannya disatu sisi, dan disisi lain menanamkan
hati dan pikiran mereka ketaatan kepada Allah swt . nabi juga mendidik mereka
agar terbebas dari dominasi dan perbudakan oleh milik pribadi, agar mereka
mempunyai keinginan yang kuat dan mulia untuk gemar bekerja dan memperoleh
keuntungan.

Allah swt memerintahkan kewajiban zakat dalam kitab suci al-Qur’an pada tahun
kedua hijrah Rasulullah. Gambaran lengkap antara lain :

Nabi saw biasanya mengumpulkan zakat perorangan dan membentuk panitia


pengumpulan zakat dari orang muslim yang kaya, dan dibagikan kepada orang-
orang miskin Rasulullah juga memerintahkan kepada mereka (para
pejabat)bagaimana berperilaku dan mempermudah urusan masyarakat

Ketika Rasulullah saw wafat, zakat menjadi masalah penting, setelah beliau wafat,
khalifah pertama Abubakar diberkahi dengan wawasan mendalam tentang dasar-
dasar dan hukum-hukum Islam. Penerapan hukuman mati bagi orang-orang yang
menolak membayar zakat dinegara Islam merupakan hasil pemikirannya.

LEMBAGA ZAKAT DI INDONESIA

Jika menilik sejarah perkembangan zakat di Indonesia, kita dapat melihat


masyarakat muslim Indonesia menunaikan zakatnya secara individu dan tradisional.
Mereka menyalurkan secara langsung kepada mustahik, kyai, ajengan, masjid dan
pesantren. Kemudian keluar SKB Menteri Agama dan Mendagri yang mengatur
mengenai pengelolaan zakat di Indonesia. Maka berdasarkan SK Gubernur DKI pada
1968, untuk pertama kalinya berdiri BAZIS DKI. Setelah itu, menyusul pendirian
BAZIS di berbagai provinsi lainnya. Mulailah, masyarakat melalui berbagai
organisasi keagamaan ikut terlibat mengelola zakat secara terorganisasi.

Jika menilik sejarah perkembangan zakat di Indonesia, kita dapat melihat


masyarakat muslim Indonesia menunaikan zakatnya secara individu dan tradisional.
Mereka menyalurkan secara langsung kepada mustahik, kyai, ajengan, masjid dan
pesantren. Kemudian keluar SKB Menteri Agama dan Mendagri yang mengatur
mengenai pengelolaan zakat di Indonesia. Maka berdasarkan SK Gubernur DKI pada
1968, untuk pertama kalinya berdiri BAZIS DKI. Setelah itu, menyusul pendirian
BAZIS di berbagai provinsi lainnya. Mulailah, masyarakat melalui berbagai
organisasi keagamaan ikut terlibat mengelola zakat secara terorganisasi.

Pada 1993, Harian Umum Republika membentuk yayasan Dompet Dhuafa


Republika (DD). Kemudian terus mengalami perkembangan dan dukungan
masyarakat secara luas. DD, lantas menjadi Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk
pertama kalinya di Indonesia. Langkah ini pun mendorong tumbuhnya LAZ baru di
Indonesia yang berusaha mengelola zakat secara amanah dan professional.

Pada 1999, lahir UU No. 38 tahun 1999, tentang Pengelolaan Zakat yang
didalamnya menyebutkan, bahwa pengelolaan zakat di Indonesia dilakukan oleh
Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
yang dibentuk masyarakat.

Setelah hampir sepuluh tahun, undang-undang itu berlaku, ada keinginan kuat dari
sebagian kalangan untuk melakukan revisi atas UU tersebut. Beberapa landasan
yang mendasari keinginan merevisi UU itu diantaranya adalah: (1) Penerapan
sanksi atas muzakki yang ingkar membayar zakat, (2) Pelaksanaan zakat sebagai
pengurang pajak dan (3) Melakukan sentralisasi pengelolaan zakat oleh BAZ yang
memiliki cabang dari pusat sampai tingkat kelurahan/desa.

Dari tiga hal yang mendasari revisi UU No. 38/1999 itu, masalah sentralisasi zakat
adalah yang paling banyak menimbulkan pro dan kontra, terutama di kalangan LAZ.
Hal ini dapat dimafhumi, karena dalam gagasan sentralisasi zakat ini terkandung
muatan untuk mengintegrasikan LAZ ke dalam BAZ dan mengubah LAZ menjadi
UPZ (unit Pengumpul Zakat).

BEBERAPA LEMBAGA ZAKAT DI INDONESIA

PROFIL RUMAH ZAKAT INDONESIA

Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang


memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara lebih
profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan
komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.
Memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di Bandung, lembaga yang awalnya bernama
Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) dan dipelopori oleh Ustadz Abu Syauqi ini,
semakin menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil zakat.

Legalitas untuk melakukan ekspansi semakin kuat ketika lembaga ini telah
mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional berdasarkan
SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003.

Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai


gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan
mustahiq. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya (orang kaya)
dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi
jaraknya. Harmoni ini semakin hangat dengan dukungan para muzakki dan mitra
lembaga. Merekalah yang menjadi tiang penyangga lembaga, selain tentu
dukungan doa anak yatim dan para mustahiq yang menyuburkan gerakan sosial ini
dilakukan.

Sepuluh tahun sudah Rumah Zakat Indonesia berdiri menjadi jembatan harmoni
antara para muzakki dan mustahik, menyambungkan empati dalam simpul
pelayanan gratis hingga pemberdayaan. Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa,
didukung simpati sobat zakat sekalian, Rumah Zakat Indonesia telah hadir di 27
jaringan kantor di 22 kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Insya
Allah mulai November 2008 Rumah Zakat akan hadir di Pontianak dan Jayapura,
Papua. Dengan dukungan teknologi informasi, Alhamdulillah semua kantor (pusat-
regional-cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan
lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat.

Sebagai bentuk profesionalitas dan keamanahan, Rumah Zakat Indonesia


mengembangkan empat rumpun program, yaitu HealthCare, EduCare, EcoCare, dan
YouthCare. Implementasi setiap core program pun diupayakan agar terarah,
terpadu, dan terintegrasi di wilayah Integrated Community Development (ICD) yang
tersebar di seluruh kantor dan jaringan Rumah Zakat Indonesia. Untuk setiap ICD
dikelola oleh satu orang atau lebih Mustahik Relation Officer (MRO) yang tinggal di
tengah-tengah masyarakat yang dibinanya sehingga pemantauan dan
keberlangsungan program lebih terjaga. Untuk memaksimalkan pemberdayaan
masyarakat, telah berdiri unit-unit layanan sebagai sentra optimalisasi 4Care : 4
Sekolah Juara, 5 Rumah Bersalin Gratiis, 13 Layanan Bersalin Gratiis, 17 Lembaga
Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Mozaik, dan 2 Youth Development Centre (YDC).
Hingga Juni 2008, tercatat 64.222 donatur bergabung, didukung 656 amil dengan
fungsi mulai dari back office, tenaga funding, hingga personil program. EcoCare
melalui LKMS Mozaik telah mampu membukukan 5.550 orang anggota, dengan 912
orang peserta KUKMI (Kelompok Usaha Kecil Mandiri) dan dana bergulir senilai Rp
6,4 M. Begitu juga YouthCare telah mencatat 1.153 relawan bergabung dengan 914
relawan aktif. Aktivitas Kampus Relawan yang berjalan di 10 Kota, menggulirkan
kurikulum Community Development, Emergency Resque Team, dan Pendampingan
Masyarakat yang memberi nilai manfaat bagi 2112 warga.

Tidak ketinggalan HealthCare dengan 32 armada ambulans & mobil jenazah, 6


armada mobil klinik keliling, telah merekam 94.397 peserta aksi Siaga Sehat.

Sedangkan Rumah Bersalin Gratis telah memberikan 36.730 layanan dari


pemeriksaan umum hingga persalinan dan ragam tindakan medis lainnya. Terakhir
namun tetap salah satu yang utama, EduCare telah merangkul 16.311 anak asuh
melalui dana beasiswa KSAB (Kembalikan Senyum Anak Bangsa). Potensi anak
Indonesia juga semakin diasah melalui Pusat Pengembangan Potensi Anak (P3A) di
13 Kota dengan 408 anak asuh terlibat, serta Kids Learning Centre menjadi ajang
pembinaan bagi 9.431 anak lainnya didampingi oleh 698 pementor. Belum lagi
pendidikan formal gratis berbasis multiple intellegence kini memiliki 270 siswa dan
40 guru sesuai disiplin ilmunya.

DOMPET PEDULI UMAT

DAARUT TAUHID

Dompet Peduli Ummat adalah Lembaga Amil Zakat yang merupakan Lembaga
Nirlaba yang bergerak di bidang Penghimpunan (fundraising) dan Pendayagunaan
dana Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf (ZISWa). Didirikan 16 Juni 1999 oleh KH.
Abdullah Gymnastiar sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid dengan tekad
menjadi LAZ yang Amanah, Profesional dan Jujur berlandaskan pada Ukhuwah
Islamiyah. DPU-DT secara efektif menjalankan aktifitasnya pada bulan Juni 2000.
DPU-DT dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Daerah Jawa Barat oleh Gubernur
Jawa Barat tanggal 19 Agustus 2002. Di tahun 2004 DPU-DT berhasil menjadi
Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) pada tanggal 13 Oktober 2004 sesuai
dengan SK Menteri Agama No. 410 tahun 2004.

Berdirinya DPU-DT, dengan dilatari karena melihat kondisi Indonesia sebagai negara
dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi zakat yang
amat besar. Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih belum memiliki
kesadaran untuk berzakat sesuai dengan ketentuannya serta pengelolaan dan
pendistribusian pun belum optimal. Umumnnya, penyaluran dana zakat hanya
sebatas pada pemberian bantuan saja tanpa memikirkan kelanjutan dari kehidupan
si penerima dana.

VISI: Menjadi model Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang amanah,
terpecaya dan terkemuka dengan daerah operasi yang merata.

MISI: Menumbuhkan kesadaran dan kepekaan ummat dalam mempersatukan


potensi melalui dan ZISWa (Zakat, Infaq, Shadaqah dan Wakaf).

Pendirian DPU-DT berusaha untuk mengatasi hal-hal tersebut.

PROGRAM KEGIATAN

DPU-DT memiliki beberapa program kegiatan yang diharapkan dapat


membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap zakat dan menyalurkan dana
tersebut secara optimal kepada mereka yang benar-benar berhak, dengan tujuan
akhir kita mengubah mereka yang sebelumnya menerima zakat (mustahik) menjadi
pemberi zakat (muzaki). Adapun programnya terbagi atas 3 bidang kerja yaitu:

1. Pemberdayaan Ummat

Bertujuan membentuk pemberdayaan ekonomi yang produktif yang dikelola secara


sistematis, intensif dan berkesinambungan bagi para pedagang, peternak, atau
petani. Contoh programnya Microfinance Berbasis Masyarakat (MiSykat) dan Desa
Ternak Mandiri

2. Pendidikan dan Pelatihan Ummat

Bertujuan membina dan mengembangkan pendidikan bagi masyarakat dhuafa.


Terwujud dalam Adzkia Islamic School (pendidikan sekolah gratis), Pendidikan Luar
Sekolah Islam Terpadu (PLS – IT), Beasiswa Prestatif dan Mahakarya dari tingkat SD
sampai perguruan tinggi, PEKA-Pelatihan Kemandirian untuk dhuafa, Pelatihan Baby
Sitter Mitra Ibu, Santri Dai Mandiri.

3. Lingkungan Barokah

Program yang menitikberatkan pada pemberian bantuan sosial. Realisasi program


berupa Layanan Sosial bersifat cepat tanggap darurat, Rescue dan Recovery
(Penanggulangan Bencana), Layanan Mobil Peduli Kemanusiaan fasilitas
transportasi untuk membantu kaum dhuafa.

PROGRAM REGULER

Adalah kegiatan rutin yang dijalankan oleh DPU-DT setiap tahunnya di waktu-waktu
tertentu. Kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kaum Mustahik ini meliputi:
Ramadhan Peduli Negeri (RPN) Tebar Paket Lebaran untuk kaum dhuafa,
Bersahabat (Berbuka bersama sahabat-sahabat cilik) dan Pujaramah yaitu program
bergulir untuk para pedagang kecil di Bulan Ramadhan sehingga usahanya di bulan
suci Ramadhan terus meningkat. Kurban Peduli Negeri (KPN) pendistribusian daging
qurban yang menjangkau hingga pelosok negeri.

PELAYANAN ZISWA

Untuk memudahkan masyarakat dalam menyalurkan dananya, DPU DT melayani


dengan cara Jemput Zakat (Tim Silaturahmi) dilakukan dengan cara diambil oleh tim
DPU yang disebut Tim Silaturahim (TimSil), Pembayaran via Transfer Bank, SMS
Donasi Nasional bekerjasama dengan beberapa operator selular di Indonesia.

Ramadhan Peduli Negeri – Raih Cinta-Nya dengan Zakat

Potensi Zakat

Secara nasional potensi zakat Indonesia per tahun mencapai Rp20 triliun
berdasarkan penelitian PIRAC (organosasi sumber daya nirlaba dan independen).

Potensi tersebut, belum seluruhnya terserap oleh semua stakeholder zakat di


Indonesia, baik lembaga yang memiliki orientasi untuk mengumpulkan, serta
mendistribusikannya, maupun para mustahik (penerima zakat) yang memerlukan
bantuan dana tersebut. Namun yang baru di dapat oleh BAZNAS kurang lebih
sekitar 1,1 trilun saja.

Ancaman Bagi Yang Menolak Zakat

Allah swt. memperingatkan orang yang menolak membayar zakat dengan


berfirman, “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu
dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung, dan
punggung mereka, (lalu dikatakan) kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang
kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa
yang kamu simpan itu’.” (At-Taubah: 34-35)

Rasulullah saw. bersabda, “Tidak seorangpun yang memiliki simpanan, kemudian ia


tidak mengeluarkan zakatnya, pasti akan dipanaskan simpanannya itu di atas
jahanam, dijadikan cairan panas yang diguyurkan di lambung dan dahinya,
sehingga Allah berikan keputusan di antara para hamba-Nya di hari yang lama
seharinya sekitar lima puluh ribu tahun, sampai diketahui ke mana perjalanannya,
ke surga atau neraka.” (Asy-Syaikhani).

Hukuman Orang yang Menolak zakat


Orang yang menolak membayar zakat diganjar dengan tiga jenis hukuman, yaitu:

a. Hukuman akhirat, seperti hadits yang telah disebutkan di atas.

b. Hukuman duniawi yang telah Allah tetapkan, seperti dalam hadits Nabi, “Tidak
ada suatu kaum yang menolak zakat, pasti Allah akan uji mereka dengan paceklik
(kelaparan dan kekeringan). (Al-Hakim, Baihaqi, dan Thabrani). Dalam hadits yang
lain, “… dan mereka menolak zakat hartanya kecuali para malaikat akan mencegah
hujan dari langit, dan jika tidak karena hewan ternak mereka tidak akan diberi
hujan.” (Al-Hakim, Ibnu Majah, Al-Bazzar, dan Baihaqi)

c. Hukuman duniawi yang diberikan oleh pemerintahan muslim. Rasulullah saw.


bersabda tentang zakat, “Barangsiapa yang memberikannya untuk memperoleh
pahala dari Allah, maka ia akan memperoleh pahala. Dan barangsiapa yang
menolaknya, maka kami akan mengambil separuh hartanya, dengan kesungguhan
sebagaimana kesungguhan Rabb kami. Tidak halal bagi keluarga Muhammad
sedikitpun darinya.” (Ahmad, An-Nasa’i, Abu Daud, dan Baihaqi)

Sedangkan jika penolakan dilakukan oleh sekelompok kaum muslimin, maka negara
wajib memeranginya dan mengambil zakat mereka dengan paksa. Inilah yang
dilakukan Abu Bakar r.a. ketika ada kabilah-kabilah yang menolak membayar zakat.
Kata Abu Bakar, “Demi Allah, aku akan memerangi orang yang membedakan antara
shalat adan zakat. Karena sesungguhnya zakat itu adalah hak harta kekayaan.
Demi Allah jika mereka menolak memberikan seekor hewan kepadaku, yang pernah
mereka berikan kepada Rasulullah saw., pasti akan aku perangi karena
penolakannya itu.” (Al-jama’ah, kecuali Ibnu Majah).

Beberapa problematika atau kendala masyarakat yang disorot oleh Yusuf Al-
Qaradhawy dimana zakat seharusnya dapat banyak berperan adalah sbb:

1. Problematika Perbedaan Kaya-Miskin.

Zakat bertujuan untuk meluaskan kaidah pemilikan dan memperbanyak jumlah


pemilik harta (…”Supaya harta itu jangan hanya berputar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu”, QS 59:7).
Islam mengakui adanya perbedaan pemilikan berdasarkan perbedaan kemampuan
dan kekuatan yang dimiliki manusia. Namun Islam tidak menghendaki adanya
jurang perbedaan yang semakin lebar, sebaliknya Islam mengatur agar perbedaan
yang ada mengantarkan masyarakat dalam kehidupan yang harmonis, yang kaya
membantu yang miskin dari segi harta, yang miskin membantu yang kaya dari segi
lainnya.

2. Problematika Meminta-minta.

Islam mendidik ummatnya untuk tidak meminta-minta, dimana hal ini akan menjadi
suatu yang haram bila dijumpai si peminta tsb dalam kondisi berkecukupan (ukuran
cukup menurut hadits adalah mencukupi untuk makan pagi dan sore). Disisi lain
Islam berusaha mengobati orang yang meminta karena kebutuhan yang mendesak,
yaitu dengan dua cara;

(1) menyediakan lapangan pekerjaan, alat dan ketrampilan bagi orang yang mampu
bekerja, dan

(2) jaminan kehidupan bagi orang yang tidak sanggup bekerja.

3. Problematika Dengki dan Rusaknya Hubungan dengan Sesama.

Persaudaraan adalah tujuan Islam yang asasi, dan setiap ada sengketa hendaknya
ada yang berusaha mendamaikan (49:9-10). Rintangan dana dalam proses
pendamaian tsb seharusnya dapat dibayarkan melalui zakat, sehingga orang yang
tidak kaya pun dapat berinisiatif sebagai juru damai.

4. Problematika Bencana

Orang kaya pun suatu saat bisa menjadi fakir karena adanya bencana. Islam
melalui mekanisme zakat seharusnya memeberikan pengamanan bagi ummat yang
terkena bencana (sistem asuransi Islam), sehingga mereka dapat kembali pada
suatu tingkat kehidupan yang layak.

5. Problematika Membujang

Banyak orang membujang dikarenakan ketidakmampuan dalam hal harta untuk


menikah. Islam menganjurkan ummatnya berkawin yang juga merupakan benteng
kesucian. Mekanisme zakat dapat berperan untuk memenuhi kebutuhan tsb.

6. Problematikan Pengungsi

Rumah tempat berteduh juga merupakan kebutuhan primer disamping makanan


dan pakaian. Zakat seharusnya menjadi unsur penolong pertama dalam menangani
masalah pengungsi ini.
Masalah dan Solusi

Jika kita hendak mengurai, masalah utama apa saja sesungguhnya yang
menggayuti perzakatan di Indonesia, maka kita dapat menyebutkan antara lain:

(1) masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang jenis harta yang
dikenai zakat (objek zakat)

(2)masih sangat banyak masyarakat yang belum membayarkan zakat melalui


lembaga

(3) masih banyak masyarakat yang belum percaya kepada pengelola zakat

(4) masih banyak potensi zakat yang belum termobilisasi atau teroptimalkan

(5) masih banyak pengelola zakat yang belum menampilkan kinerja yang amanah
dan profesional

(6) belum efektifnya fungsi regulasi, koordinasi, sinergi dan pengawasan OPZ

(7) belum ada standar manajemen OPZ, sebagai panduan pengelolaan sekaligus
sebagai acuan pengawasan

(8) zakat belum menjadi pengurang pajak, dan

(9) zakat belum signifikan dalam membantu masyarakat miskin, sehingga memberi
dampak dalam pengentasan kemiskinan.

SOLUSI PEMBERDAYAAN ZAKAT:


1. Mensosialisasikan zakat kepada masyarakat secara lebih merata, baik itu tingkat
kecamatan, kelurahan, rukun warga, atau rukun tetangga.

2. Mengarahkan dan menjelaskan kepada masyarakat untuk membayarkan


zakatnya ke lembaga zakat atau badan zakat.

3. Dan adanya dukungan dari pemerintah mengenai pendayagunaan zakat dan


penyalurannya.

http://hendrakholid.net/blog/2009/04/20/lembaga-pengelolaan-zakat-2/

You might also like