Professional Documents
Culture Documents
KONSEP ELIMINASI
ELEMINASI URINE
Eleminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses pengeluaran ini sangat bergantung pada
fungsi-fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra.Ginjal memindahkan air
dari darah dalam bentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke bladder. Dalam bladder urine ditampung
sampai mencapai batas tertentu yang kemudian dikeluarkan melalui uretra.
Refleks Miksi
Kandung kemih dipersyarafi oleh saraf sacral 2 (S-2) dan sacral 3 (S-3). Saraf sensorik dari kandung
kemih dikirim ke medula spinalis bagian sacral 2 sampai sacral 4 kemudian diteruskan ke pusat miksi
pada susunan saraf pusat. Pada miksi mengirimkan sinyal kepada otak kendung kemih (detrusor) agar
berkontraksi. Pada saat detrusor berkontraksi spinter interna relaksasi dan spinter eksterna yang
dibawah control kesadaran akan berperan. Apakah mau miksi atau ditahan. Pada saat miksi otot
abdominal berkontraksi bersama meningkatnya otot kandung kemih.
ELEMINASI BOWEL
Eleminasi bowel adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yang tidak
dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses). Organ-organ yang berperan dalam pembuangan
eleminasai bowel adalah Saluran Gastrointestinal yang dimulai dari mulut sampai anus.
Anatomi dan Fisiologi
1. Saluran Gastrointestinal Bagian Atas
Makanan yang masuk akan dicerna secara mekanik dan kimiawi dimulut dan di lambung dengan
bantuan enzim, asam lambung. Selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk chyme didorong ke
usus halus.
Proses Defekasi
Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan flatus yang
berasal dari saluran pencernaan melaului anus. Dalam proses Defekasi terjadi dalam 2 macam refleks
yaitu :
1. Refleks Defekasi Intrinsik
Refleks ini berawal dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi distensi rectum, yang kemudian
menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltic. Setelah feses
tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah defekasi.
2. Reflek Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord. Dari
spindal cord kemudian dikembalikan ke colon desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan
intesifnya peristaltik, relaksasi spinter internal maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan diafragma, dan kontraksi otot
elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok. Gas yang dihasilkan dalam
proses pencernaan normalnya 7 – 10 liter/ 24 jam. Jenis gas yang dikeluarkan adalah CO2, Metana,
H2S dan Nitrogen.
Feses terdiri atas 75 % air dan 25% materi padat. Feses normalnya berwarna coklat karena pengaruh
dari mikroorganisme. Konsistensinya lembek namun berbentuk.