Professional Documents
Culture Documents
PADA
KASUS BANK BRI
Oleh :
Agus Mulyawan (0904505021)
1.3 Pemasaran
Perekonomian Indonesia selama 4 tahun terakhir ini dalam kondisi yang tidak
menguntungkan. Krisis yang terjadi sangat luas akibatnya sehingga
menyebabkan terpuruknya berbagai sektor usaha, baik sektor riil maupun
sektor keuangan/perbankan. Kondisi demikian telah menciptakan lingkungan
persaingan yang ketat dalam dunia perbankan. Selain itu persaingan ketat
terjadi pula pada kemajuan teknologi informasi yang mendorong inovasi
produk jasa perbankan yang menawarkan kecepatan, ketepatan, kenyamanan
dan kemudahan pelayanan. Tidak lama lagi pada tahun 2003 komitmen
AFTA dan APEC dalam membuka pasar domestik, khususnya pasar
perbankan, untuk pesaing Internasional yang secara teknis dan finansiil lebih
baik dari perbankan nasional.
Kantor Cabang BRI Bogor merupakan salah satu Kantor Cabang BRI yang
memiliki pertumbuhan dana yang cukup tinggi pada tahun 1998, namun pada
tahun 1999 dan tahun 2000 mengalami pertumbuhan yang sangat kecil.
Dilihat dari komposisi dananya, maka nampak bahwa sebelum krisis tahun
1996 simpanan Girobri mempunyai kontribusi sebesar 31,39 persen dari total
simpanan, tetapi setelah krisis melanda dimana suku bunga deposito sangat
tinggi maka berdampak kontribusi simpanan Girobri mengalami penurunan
hingga tahun 2000 hanya mencapai 18,25 persen dari total simpanan. Hal ini
juga nampak dari biaya dana yang didominasi oleh bunga dana deposito
hingga tahun 2000 masih mendominasi 62,40 persen, dengan demikian
nampak bahwa biaya dana Kanca BRI Bogor didominasi oleh dana mahal
yang dampaknya akan berpengaruh pada tingginya suku bunga pinjaman.
Oleh karena itu alangkah baiknya jika mulai memikirkan untuk dapat
memberikan suku bunga pinjaman yang lebih rendah agar produk pinjaman
kita dapat bersaing dengan bank-bank lainnya. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengatur kembali komposisi dana dengan berkonsentrasi pada
peningkatan jenis simpanan giro yang merupakan sumber dana masyarakat
yang paling murah.
Bertolak dari latar belakang tersebut penulis merumuskan permasalahan,
yaitu (1) Faktor-faktor apa saja yang berperan dalam penyusunan strategi
pemasaran Girobri berdasarkan analisis terhadap faktor-faktor kritis
lingkungan internal dan eksternal. (2) Bagaimana formulasi strategi
pemasaran yang harus diterapkan oleh Kanca BRI Bogor untuk meningkatkan
kinerja Girobri, yang akhirnya akan mampu menurunkan suku bunga
pinjaman. Penelitian dilakukan dengan tujuan : (1) Untuk mengevaluasi
strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Kanca BRI Bogor dalam upaya
pengembangan Girobri. (2) Menganalisis faktor internal dan eksternal Kanca
BRI Bogor yang berperan terhadap keberhasilan pemasaran Girobri. (3)
Memberikan masukan tentang formulasi strategi pemasaran yang dapat
diterapkan Kanca BRI Bogor guna meningkatkan simpanan Girobri
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus di perusahaan dengan
Kanca BRI Bogor sebagai unit kasus dan metode survey kepada
nasabah/konsumen. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2001 sampai
dengan bulan Juni 2001. Data yang diperlukan meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan manajemen
perusahaan dan pengumpulan kuesioner terhadap pakar-pakar terkait. Selain
itu juga meneliti persepsi konsumen berdasarkan jawaban kuesioner yang
diedarkan kepada para responden yang terdiri nasabah Girobri sebanyak 94
responden, nasabah non-Girobri sebanyak 100 responden maupun nasabah
non-BRI (bank pesaing) sebanyak 25 responden. Untuk data sekunder penulis
peroleh dari hasil studi pustaka dan data tertulis internal perusahaan.
Teknik pengambilan contoh untuk nasabah Girobri adalah stratified purposive
sampling, sedangkan untuk nasabah non-Girobri sample diambil sesuai
dengan proporsi terhadap populasi yang dihitung dengan rumus Slovin
(1960), sedangkan untuk nasabah non-BRI subyek sample diambil secara
incidental dengan menetapkan jumlah sampel masing-masing bank 5 sampel
dan diambil secara acak dan kebetulan kepada 5 bank kompetitor yaitu BNI,
BCA, Bank Mandiri, NISP dan BPD. Selanjutnya untuk analisis persepsi
konsumen digunakan analisis deskriptif. Untuk mengetahui factor-faktor
kritis internal dan eksternal perusahaan yang berkaitan dengan produk Girobri
dilakukan dengan analisis internal dan eksternal selanjutnya ditentukan posisi
produk Girobri dengan menggunakan model IE-Matrik. Untuk mempertajam
analisis selanjutnya dipergunakan Space Matrik untuk melihat posisi
perusahaan serta melihat arah perkembangan selanjutnya. Kemudian
dilakukan perumusan alternatif strategi berdasarkan model TOWS-Matrik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan nampak bahwa nasabah Girobri
didominasi oleh kaum laki-laki-laki yaitu 74 %, dengan usia terbesar pada
komposisi usia antara 36 - 45 tahun, begitu pula untuk nasabah non-Girobri
dan non-BRI, sehingga dapat dikatakan bahwa perbankan saat ini telah
didominasi oleh para nasabah yang berada pada usia produktif. Sebagian
besar nasabah Girobri berlatar belakang pendidikan Sarjana Muda 67 %,
sedangkan nasabah non-Girobri dan non-BRI didominasi pendidikan SLTA
dan Sarjana, dengan demikian perbankan saat ini telah didominasi oleh para
nasabah yang berpendidikan cukup tinggi. Jika dilihat dari jenis pekerjaannya
nasabah BRI terbesar mempunyai pekerjaan pegawai negeri/TNI (44 %),
sedangkan responden non-BRI mempunyai pekerjaan terbesar sebagai
wiraswasta (40 %).
Berdasarkan analisis deskriptif atas persepsi konsumen dapat diidentifikasi
bahwa nasabah Girobri tertarik menjadi nasabah BRI adalah adanya jaminan
aman (81 %), begitu pula nasabah non-Girobri (54 %) dengan demikian
nasabah mempunyai keyakinan bahwa menyimpan uangnya di BRI akan
lebih aman dibandingkan disimpan dirumah maupun di bank lain. Selain
alasan aman nasabah non-Girobri juga punya alasan lain yaitu petugasnya
ramah (46 %). Namun demikian responden non-BRI menyatakan bahwa
mereka tidak tertarik menjadi nasabah BRI dikarenakan teknologinya kurang
baik (32,61 %), produknya tidak menarik dan pelayanannya lambat (21,74
%). Dengan demikian produk Girobri perlu dilakukan repositioning/harus
diposisikan ulang bukan hanya sebagai simpanan yang aman tetapi juga
disertai produk yang menarik, praktis dan dengan pelayanan prima. Produk
simpanan yang baik saat ini paling disukai nasabah adalah suatu produk
simpanan yang dilengkapi dengan fasilitas on-line dan kartu ATM, sementara
fasilitas on-line dan ATM ini merupakan kelemahan bagi simpanan Girobri,
karena produk Girobri saat ini baru dapat dilayani dengan on-line pada
penyetorannya saja, sedangkan pengambilannya belum dapat dilayani dan
belum dilengkapi dengan fasilitas ATM. Perihal suku bunga Girobri ternyata
76,60 % nasabah Girobri tidak pernah memperhitungkan suku bunganya
karena mereka lebih terfokus pada fungsi giro itu sendiri merupakan sarana
yang mendukung usahanya. Namun dermikian masih ada 14,89 % nasabah
Girobri yang tidak puas atas suku bunga giro yang diberikan oleh BRI.
Mengenai lokasi kantor BRI juga banyak dikeluhkan oleh nasabah Girobri
karena letak kantor cabang BRI tersebut dilokasi yang terjepit dan dikelilingi
oleh jalan yang selalu macet, sehingga 52,58 % nasabah BRI menyarankan
untuk memindahkan lokasi kantor cabangnya. Promosi Girobri belum pernah
dilakukan baik oleh Kanca BRI Bogor maupun Kantor Pusat BRI.
Berdasarkan jawaban responden bahwa sebagian besar nasabah sering
melihat iklan (86,60 %), dan iklan yang paling disukai dimedia Televisi,
Koran dan Radio. Selanjutnya mengenai yang mempengaruhi nasabah
memilih produk BRI ternyata sebagian besar (68,04 %) masih atas kemauan
sendiri, sehingga nampak bahwa kinerja Funding Officer belum berjalan
sesuai yang diharapkan. Kemudian mengenai pendapat nasabah tentang nama
Girobri, sebagian besar menyarankan untuk mengganti nama produk Girobri.
Berdasarkan analisis TOWS, data yang berhubungan dengan kondisi internal
perusahaan (kekuatan dan kelemahan yang ada) maupun eksternal perusahaan
(peluang dan ancaman yang dihadapi) maka dapat dipadukan dengan hasil
pengumpulan kuesioner dari pakar-pakar yang terkait. Selanjutnya dilakukan
analisis melalui matriks IFE - EFE dengan metode Paired Comparison untuk
mengetahui kondisi produk Girobri. Hasil perhitungan bobot dan peringkat
diperoleh nilai bobot pada faktor internal sebesar 2,4, sedangkan nilai bobot
pada faktor eksternal sebesar 3,08, sehingga hasil tersebut terletak pada
matriks Internal - Eksternal yang menunjukkan posisi Kuadran II, yang
berarti produk Girobri termasuk produk dalam kondisi Pertumbuhan. Pada
kondisi tersebut maka strategi yang dapat direkomendasikan adalah
Pengembangan Pasar dan Pengembangan Produk.. Berdasarkan hasil analisis
Space Matrik ternyata menunjukkan garis vector yang bersifat
positif/agresive baik untuk Financial Strenght maupun Industry Strenght
sehingga dapat dikatakan bahwa BRI secara keuangan relatif cukup kuat serta
didukung dengan kesejahteraan pegawai dan potensi SDM yang cukup baik
sehingga diharapkan mampu mendayagunakan secara optimal keuntungan
kompetitifnya dengan cara melaksanakan tindakan yang cukup agresif untuk
merebut pasar.
Kemudian berdasarkan nilai terboboti yang diperoleh pada masing-masing
faktor kritis kemudian dapat dihitung prioritas nilai pada masing-masing
faktor. Selanjutnya dapat diperoleh prioritas alternatif strategi untuk
pengembangan dan pemasaran Girobri di Kanca BRI Bogor. Dari hasil
analisisi tersebut maka urutan prioritasnya, dapat disusun sebagai berikut : (I)
Memperbaiki kinerja BRI dengan nilai 2,964, (II) Menggalang kepercayaan
dan loyalitas nasabah melalui pembinaan hubungan baik dengan nilai 2,691
(III) Meningkatkan kualitas produk on-line dan ATM dengan nilai 2,298, (IV)
Meningkatkan mutu pelayanan dengan nilai 1,974 (V) Meningkatkan kualitas
teknologi BRI dengan nilai 1,858 (VI) Memperluas jaringan kerja dengan
melakukan on-line dengan BRI Unit nilai 1,219 (VII) Meningkatkan kualitas
fungsi ATM dengan nilai 1,014, (VIII) Melakukan pendekatan dengan
instansi terkait untuk merubah arus lalu-lintas disekitar kantor BRI dengan
nilai 0,937 (IX) Melakukan kegiatan promosi dengan nilai 0,711.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi
pemasaran Girobri yang dilaksanakan oleh manajemen Kanca BRI Bogor saat
ini belum berhasil dengan baik karena Girobri yang diharapkan sebagai
sumber dana yang dominan karena merupakan sumber dana murah belum
dapat terwujud. Selain itu posisi produk Girobri pada saat ini masih tergolong
pada posisi pertumbuhan sehingga masih perlu upaya untuk meningkatkan
kinerja Girobri dengan strategi yang layak dilakukan yaitu pengembangan
pasar dan pengembangan produk. Faktor-faktor penentu yang berperan
terhadap keberhasilan pemasaran Girobri antara lain faktor rekapitalisasi BRI
guna memeperbaiki kualitas teknologi BRI, kualitas produk Girobri, kualitas
pelayanan, selanjutnya faktor jaminan keamanan dan reputasi BRI, serta
adanya peluang pasar sasaran potensial. Dengan analisis matriks TOWS maka
berdasarkan kekuatan dan peluang yang dimiliki BRI serta kelemahan dan
ancaman yang dihadapi dapat disusun suatu formulasi strategi pemasaran
Girobri sesuai dengan yang diinginkan nasabah, sehingga diharapkan BRI
akan mampu mengembangkan pasar dan pengembangkan produk yang
akahirnya akan mampu meningkatkan kinerja Girobri.
Beberapa saran yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen Kantor Cabang
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Bogor dalam pemasaran Girobri adalah :
(1) Memperbaiki kinerja BRI dengan memberikan bekal pelayanan serta
pengetahuan tentang produk maupun segala jenis usaha perbankan yang
dijalankan oleh BRI agar semua sumber daya manusia mempunyai sikap yang
profesional. (2) Menggalang kepercayaan dan loyalitas nasabah melalui
personal selling dengan membina hubungan baik dengan pimpinan instansi,
perusahaan, badan hukum maupun perorangan dengan cara olah raga bersama
antara lain : Golf, tenis dan sebagainya. (3) Mengusulkan ke Kantor Pusat
BRI untuk meningkatkan fasilitas on-line dan fasilitas ATM pada Girobri. (4)
Melakukan pendekatan dengan instansi terkait untuk menaggulangi
kemacetan lalu lintas, atau membentuk pelayanan antar jemput simpanan
Girobri untuk nasabah potensial.(5) Melakukan kegiatan promosi melalui
iklan di koran maupun dengan sponsorship pada event-event tertentu seperti
ulang tahun PEMDA, PORSENI, dan lain-lain yang melibatkan masyarakat
banyak/pelajar.
1.4 Profil dan Struktur Perusahaan
₋ Nama Perusahaan : BANK BRI
₋ Tanggal Pendirian : 16 Desember 1895
₋ Directors, Officers and Auditors :
₋
1.5 Persaingan
Persaingan utama Bank BRI adalah Bank BCA dan Bank Mandiri dan masih
banyak bank-bank lain yang terus bersaing di dunia pasar.Kini, Bank Mandiri dan
Bank BNI berbagi pasar 91% dengan selisih tipis.
Matrik IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi
strategi berbeda yaitu :
1. Daerah Pertama divisi yang masuk dalam sel I, II dan IV
dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi yang
digunakan adalah strategi intensif ( penetrasi pasar, pengembangan pasar
nasabah, dan pengembangan produk dan layanan) atau integratif (integrasi
ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horisontal).
2. Daerah Ke-dua divisi yang masuk dalam sel III, V dan VII
dapat digambarkan sebagai jaga dan pertahankan. Strategi yang
digunakan adalah penetrasi pasar nasabah dan pengembangan produk dan
layanan.
3. Daerah Ke-tiga divisi yang masuk dalam sel VI VIII dan IX
dapat digambarkan sebagai tuai atau divestasi. Strategi yang digunakan
adalah strategi penghematan, divestasi atau likuidasi.
I II III
Tinggi
3.0 - 4.0
IV V VI
EFE/ Sedang
Daya Tarik
Industri 2.0 - 2.99
VII VIII IX
Rendah
1.0 - 1.99
Berdasarkan Nilai IFE = 3.30 dan Nilai EFE = 3,50, maka BANK BRI
berada pada sel IV dan berada di kuadaran I (pertama). Sehingga dapat dianalisa
bahwa interpretasi posisi Suzuki Corporation menunjukkan kekuatan bisnis yang
kuat dan tingkat daya tarik industri sedang.
2. Pengembangan pasar
Strategi pengembangan pasar merupakan usaha pengenalan produk ke
negara atau daerah-daerah baru. Saluran distribusi harus diperluas
semaksimal mungkin. BANK BRI dapat memanfaatkan perkembangan
teknologi untuk menjangkau daerah-daerah baru yang belum pernah
menjadi sasaran jual melalui web site dan on line store.
3. Pengembangan produk
BANK BRI nampaknya perlu memperhatikan desain dan eksterior
produk, sehingga dapat menyaingi BANK Mandiri dan Bank BNI.
Pengembangan inovasi-inovasi baru juga perlu ditingkatkan agar Bank
BRI dapat memiliki nilai tambah yang positif di pasar global. Dan
konsumen dapat melihat suatu kelebihan yang menonjol untuk lebih
memilih layanan-layanan Bank BRI dibanding layanan lainnya.