Professional Documents
Culture Documents
JKT PST
Penulis :
Ir. Mohammad Iqbal
Dr. Maqdir Ismail SH. & Partners
PENGANTAR
Dalam hal materi perkara, pleidooi ini juga secara jelas akan
menunjukkan adanya pemaksaan dakwaan dan tuntutan oleh
Penuntut Umum, karena fakta dan bukti dipersidangan justru
membuktikan sebaliknya, yakni :
I
Pengantar
II
Pengantar
Dari seluruh fakta, bukti, temuan, saksi dan ahli yang ditampilkan di
proses persidangan, maka sangatlah penting bagi majelis hakim
untuk bertindak dan memberi keputusan yang adil dengan cara yang
benar, yakni :
III
DAFTAR ISI
PENGANTAR I
DAFTAR ISI IV
IV
Dalam Perkara
Nomor : 04/PID.B/TPK/2009/PN.JKT PST
oleh :
Tim Penasehat Hukum :
Dr. Maqdir Ismail, S.H., LL.M
M. Rudjito, S.H., LL.M
Dr. S.F. Marbun, S.H., M.Hum
Dasril Affandi, S.H., M.H
Andi Abdurrahman Nawawi, S.H
Masayu Donny Kertopati, S.H
Pengantar Nota Pembelaan
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang tidak habis-
habisnya melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
masih diberi kekuatan mengemban tanggung jawab profesi sebagai
Advokat untuk menyampaikan Pembelaan tidak saja bagi
kepentingan klien kami, Ir. H. Mohammad Iqbal, namun lebih dari itu
tugas kami untuk menguak kebenaran dan memperoleh keadilan
dalam perkara ini.
Terima kasih kami haturkan kepada Majelis Hakim yang mulia yang
telah memimpin persidangan perkara ini dan telah memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada kami untuk mengajukan
pertanyaan baik kepada saksi maupun kepada Terdakwa juga
mengajukan keberatan-keberatan ataupun memeriksa barang bukti.
Kepada Sdr. Panitera Pengganti, kami berharap tidak ada bagian yang
tertinggal ketika mencatat keterangan para saksi yang nantinya akan
dipergunakan sebagai bahan yang sangat berarti bagi Yang Mulia
Majelis Hakim dalam membuat putusan.
1
Pengantar Nota Pembelaan
2
I. Pendahuluan
I. PENDAHULUAN
Sikap menganggap diri sudah ahli ini, bagi kami sungguh membuat
kami yang tidak mempunyai keahlian ini menjadi kecil hati. Sikap
merasa ahli tanpa mau mendengar orang lain, tanpa mau belajar dari
hasil penelitian para peneliti bagi kami adalah sikap tinggi hati yang
tidak beralasan.
3
I. Pendahuluan
4
I. Pendahuluan
Namun, malang tak dapat ditolak dan untung tak dapat diraih,
ternyata satu bulan sebelum Tadjoedin Noersaid meminta kesediaan
Terdakwa untuk bertemu dengan Billy Sindoro, Komisi
Pemberantasan Korupsi, telah secara sengaja melakukan penyadapan
terhadap nomor telpon genggam Terdakwa dan Billy Sindoro.
5
I. Pendahuluan
Yang menjadi masalah bagi kami, kalau seandainya benar cerita yang
berkembang bahwa penyadapan yang dilakukan terhadap Billy
Sindoro ini pada awalnya berhubungan dengan kegiatan Sdr. Billy
Sindoro ditempat lain dan agar supaya masalahnya tidak terlalu
besar maka akan dicarikan pasangannya. Pasangan yang paling tepat
untuk digiring dan mempunyai nilai berita yang besar adalah perkara
yang sedang berlangsung di KPPU. Perkara liga Inggris yang sangat
menarik perhatian orang banyak, karena melibatkan para penggemar
sepak bola yang luar biasa fanatiknya.
Kalau seandainya cerita ini benar, maka inilah salah satu bentuk dari
penggunaan kekuasaan untuk mengalihkan masalah besar dengan
biaya besar, menjadi masalah besar dengan biaya kecil. Malang nian
nama baik dan nasib klien kami Mohammad Iqbal ini, hanya
dimanfaatkan untuk mengalihkan cerita yang tidak berkaitan
langsung dengan dirinya. Tidak ada niat kami untuk mencari-cari
masalah, apalagi menyusahkan orang yang tidak bersalah. Apa yang
kami kemukakan sejak dalam eksepsi kami, adalah upaya kami
mencari kebenaran materiil dalam perkara ini.
6
I. Pendahuluan
pemegang saham PT. Direct Vision, yaitu kelompok usaha Lippo. Hal
ini tentu berkaitan dengan sengketa pemegang saham PT. Direct
Vision melawan Astro Malaysia. Suatu persengketaan besar yang
melibatkan konglomerat Indonesia dan Malaysia. Persengketaan yang
terkait dengan gengsi dan nama besar dalam dunia usaha di Asia
Tenggara.
Dari catatan Erwin Darwis Purba yang disita oleh penyidik KPK,
dapat dikatakan bahwa skenario yang disusun oleh saksi Erry
Bundjamin, S.H. dan saksi Erwin Darwis Purba, S.H. telah berhasil
meyakinkan Tadjudin Noersaid untuk mempengaruhi Terdakwa
Mohammad Iqbal. Hal ini dapat kita lihat dari keterangan yang
disampaikan oleh saksi Tadjudin Noersaid dihadapan sidang, bahwa
dia-lah yang meminta Terdakwa untuk menerima permintaan Billy
Sindoro untuk melakukan pertemuan. Pertemuan yang menjadi
pangkal terjebaknya Terdakwa Mohammad Iqbal dalam kumparan
persengkokolan untuk mempengaruhi KPPU tidak bakalan terjadi jika
KPK segera melakukan penangkapan terhadap Billy Sindoro
berdasarkan Surat Perintah Penangkapan Nomor: Sprin.Kap-
09/01/VII/2008 tanggal 1 Juli 2008. Kecerobohan KPK yang tidak
segera melakukan penangkapan terhadap Billy Sindoro yang sudah
disiapkan surat perintah penangkapannya tersebut menjadi faktor
yang sangat menentukan untuk terjadinya perkara ini.
7
I. Pendahuluan
Kalau dikaji ulang secara lebih baik dan teliti, tidak ada alasan yang
masuk diakal dan dapat dijadikan argumen untuk membenarkan
ketidak-hadiran saksi Erry Bundjamin, S.H. dan saksi Erwin Darwis
Purba, S.H. untuk bersaksi dalam perkara ini. Ketidak-hadiran kedua
8
I. Pendahuluan
9
I. Pendahuluan
10
I. Pendahuluan
Seandainya tulisan tangan Erwin Darwis Purba ini tidak benar, maka
bisa jadi dia orang yang sedang sakit atau sengaja melamun untuk
memfitnah orang. Akan tetapi kalau rencana ini benar adanya, maka
berarti mereka secara sengaja hendak merusak dan
meluluhlantakkan nama baik dari orang-orang yang selama ini tidak
penah dikenal sebagai orang yang biasa berbuat apa saja untuk
kenikmatan materi.
11
I. Pendahuluan
12
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
Hal yang pasti bahwa penyadapan ini dilakukan oleh penyelidik KPK
satu bulan sebelum Terdakwa Mohammad Iqbal dipertemukan
dengan jasa baik dari saksi Tadjudin Noersaid. Sebab pertemuan
tersebut baru terjadi pada tanggal 21 Juli 2008. Ini suatu tindakan
yang luar biasa. Tindakan yang berada diluar batas kepatutan dan
tindakan yang melanggar hak asasi manusia.
13
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
Alasan yang kita dengar karena tidak ada perintah. Meskipun tanpa
perintah juga toh tetap dilakukan penyadapan terhadap pengiriman
SMS dan telpon Terdakwa kepada isterinya. Hubungan telpon antara
Terdakwa dengan saksi Benny Pasaribu; Terdakwa dengan saksi
Anna Maria Tri Anggraeni dan antara Terdakwa dengan Tadjudin
Noersaid. Apa yang menjadi alasannya, sekali lagi hanya Ketua Tim
Penyelidik atau penyidik saja yang tahu. Tidak ada penjelasan dan
tidak ada argumennya yang masuk diakal.
14
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
15
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
Kejanggalan sikap ini, bisa jadi adalah upaya untuk tidak transparan
atau bisa juga karena surat perintah tersebut sebenarnya tidak ada
bahkan baru diadakan sesudah penyelidikan perkara ini dilakukan.
Kalupun tidak, bisa saja surat perintah penyelidikan sebenarnya
bukan untuk Terdakwa Mohammad Iqbal, tetapi untuk yang lain. Hal
ini kita bisa lihat dari cara penomoran surat perintah penyelidikan
ini. Pencangkokan huruf A dalam nomer Surat Perintah bukanlah
sesuatu yang lazim. Penambahan huruf A ini adalah upaya untuk
menjelaskan sesuatu yang tidak biasa atau untuk membedakan
penggunaan nomer surat perintah untuk kepentingan lain.
16
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
Kalau kita ikuti pemberitaan surat kabar, ada masalah kasus suap
pajak yang dihubungkan dengan PT. First Media Tbk. Berita Harian
Kontan tanggal 10 Mei 2008, dengan judul berita, “Polisi Segera
Melimpahkan Suap Pajak First Media ke Jaksa”, dinyatakan,
“Pekan lalu, Polda Jabar telah menangkap tiga pegawai Direktorat
Jenderal Pajak yang diduga berkongkalingkong dengan First Media
untuk memanipulasi pajak. Polisi menciduk ketiga aparat pajak yang
bertugas di kawasan Industri Jababeka Bekasi itu, saat melayani
transaksi pajak First Media”.
17
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
Masalah pajak PT. First Media Tbk menurut berita Surat kabar
diambil alih oleh KPK pengusutannya. Namun hingga kini kita tidak
pernah mendengar kabar baik atau kabar buruk dari penanganan
masalah pajak PT. First Media Tbk, yang diambil alih oleh KPK
tersebut. Yang menjadi fakta adalah bahwa Mohammad Iqbal
didakwa menerima uang sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah), dari Billy Sindoro.
Tidak ada niat kami untuk menuduh dan merusak harkat dan
martabat para penyelidik atau penyidik dalam perkara ini. Namun,
kalau kita ikuti dan cermati keterangan saksi Hendy F Kurniawan
18
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
Selain itu mereka juga dibekali cerita bahwa akan ada penyerahan
uang. Meskipun kita semua dalam persidangan ini tidak pernah
mendengar tentang kesahihan sumber dan cerita penyerahan uang
tersebut. Bahkan saksi Rani Anindita Tranggani yang bertugas secara
khusus untuk mendengar percakapan Terdakwa dengan Billy Sindoro
dan juga bertugas secara terus menerus memantau isi dan bunyi
SMS dari Billy Sindoro kepada Terdakwa Mohammad Iqbal, atau dari
Mohammad Iqbal kepada Billy Sindoro, tidak pernah menemukan
atau mendengar percakapan akan adanya penyerahan uang tersebut.
19
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
20
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
21
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
Kalau kita kembali pada pokok masalah yang kami kemukan pada
bagian ini bahwa Terdakwa Mohammad Iqbal adalah korban
penangkapan tanpa surat perintah, maka adalah layak untuk
menelisik secara cermat keterangan ahli Dr. Rudy Satriyo
Mukantardjo. Sebagaimana telah kita dengarkan secara saksama
dihadapan sidang yang mulia ini, Ahli Dr. Rudy Satriyo Mukantardjo,
telah menerangkan bahwa untuk satu penugasan tertentu
memerlukan surat penugasan tertentu pula, karena surat yang
secara khusus diperlukan untuk melakukan suatu tugas yang
tertentu. Sebagai contoh, kata ahli ini surat tugas tertentu itu adalah
surat penangkapan, penahanan, penggeledahan ataupun penyitaan.
22
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
23
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
24
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
Tentu bukan hanya arogansi kekuasaan saja yang ada. Ini juga
ditopang oleh pengabaian etika hidup berbangsa dan bernegara yang
terhormat. Dan tentu saja ini adalah cermin dari anggapan bahwa
hanya mereka saja yang bisa menjadikan Negara ini sebagai Negara
yang baik dan beradab. Padahal dalam faktanya tidak akan pernah
ada satu lembaga yang bisa mengatur Negara tanpa ada keikut
sertaan dari lembaga yang lain. Egoisme sektoral ini tidak akan
pernah menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Bahkan
egoisme sektoral ini tidak akan pernah menyelesaikan apapun
persoalan bangsa ini.
25
II. KPK Melanggar Hak Asasi Terdakwa
26
III. Terdakwa Korban Penyalahgunaan Kekuasaan Pengadilan
27
III. Terdakwa Korban Penyalahgunaan Kekuasaan Pengadilan
28
III. Terdakwa Korban Penyalahgunaan Kekuasaan Pengadilan
29
III. Terdakwa Korban Penyalahgunaan Kekuasaan Pengadilan
Berlanjutnya proses peradilan ini bagi kami adalah satu bentuk dari
penyalahgunaan lembaga peradilan dalam mengadili suatu perkara.
Dan secara kebetulan yang tidak beruntung diadili oleh pengadilan
Tindak Pidana Korupsi ini dengan melanggar kewenangan yang
diberikan oleh undang-undang ini adalah Terdakwa Mohammad
Iqbal.
30
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
1. DAKWAAN PRIMAIR
31
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
32
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
Bahwa dikaitkan dengan asas hukum Actus Non Facit Reum atau
tiada pidana tanpa kesalahan, Unsur Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara bukan merupakan unsur yang menentukan
adanya kesalahan dari terdakwa, oleh karena itu maka lebih tepat
jika fokus analisa atau pembahasan ditujukan unsur delik inti
(bestanddeel delict), yang terdiri dari: menerima hadiah atau janji dan
diketahui atau patut diduga bahwa janji atau hadiah tersebut
diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya,
karena unsur-unsur inilah yang mejadi pintu masuk apakah
terdakwa dapat dinyatakan bersalah dan oleh karenanya patut
dipidana?
33
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
salah satu saja. Apabila salah satu unsur telah terbukti maka unsur
berikutnya tidak perlu dibuktikan lagi.
Bahwa kata “menerima” dalam unsur ini harus diberi pengertian
tidak sebatas pada menerima secara faktuil sebagai akibat dari
penyerahan atas obyek atau barang dari penguasaan si pemberi
kepada si penerima; tetapi lebih daripada itu bahwa maksud unsur
“menerima” harus diartikan sebagai akibat dari penyerahan sesuatu
yang didasarkan pada niat atau kehendak bersama, yang berarti pula
adanya kesengajaan baik dari si pemberi, dalam hal ini Billy Sindoro,
maupun si penerimanya, dalam hal ini Terdakwa Mohammad Iqbal,
agar dimiliki dan dinikmati oleh si penerimanya.
34
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
35
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
36
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
37
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
38
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
39
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
40
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
41
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
42
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
Para tokoh masyarakat itu adalah: Prof. DR. H.M Amien Rais, MA,
pejuang dan tokoh reformasi mantan Ketua MPR RI tahun 1999-
2004, DR Iur. Adnan Buyung Nasution pejuang Hak Asasi
Manusia dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Republik
Indonesia, Syuhada Bahri Ketua Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia, DR. Muslimin Nasution mantan Menteri Kehutanan
dan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Adi
Sasono mantan Menteri Koperasi dan UKM RI, DR. Sukarmi, SH.
MH Anggota KPPU dan Ir. M. Nawir Messi, MSc Anggota KPPU,
43
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
44
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
45
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
46
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
47
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
48
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
49
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
50
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
51
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
52
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
53
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
54
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
55
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
56
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
57
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
58
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
59
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
Barang Bukti berupa hasil penyadapan atas SMS serta suara no.
phone 628128064800 dan 6281586400429.
60
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
61
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
62
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
63
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
64
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
65
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
secara jelas juga tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, dengan
alasan:
kata “sepatutnya” bukan merupakan kaedah hukum positif yang
menunjuk pada Peraturan KPPU yang secara tegas mengatur
bahwa setiap Staf ataupun Komisioner KPPU termasuk Terdakwa
untuk wajib menjaga, menyimpan, dan merahasiakan informasi
dan atau dokumen yang berhubungan dengan perkara serta
informasi dan atau dokumen lain milik Komisi yang dirahasiakan,
kepada pihak yang berperkara dan atau pihak manapun yang
tidak berkepentingan;
kata “sepatutnya” tidak relevan lagi untuk dipergunakan untuk
menyatakan bahwa perbuatan Terdakwa tersebut melawan
hukum, karena kata “sepatutnya” itu menunjuk pada sifat
melawan hukum yang materiil, yang diketemukan dalam
penjelasan Pasal 2 ayat (1) UU No. 31/1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, hal mana berdasarkan
66
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
67
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
2. DAKWAAN SUBSIDAIR
Bahwa pengertian atau materi unsur ini adalah sama persis dengan
unsur menerima hadiah atau janji dalam Dakwaan Primair yaitu
pasal 12 huruf b Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor: 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Mengingat materinya sama,
maka pembahasan atau analisa terhadap unsur ini tidak berbeda
ketika kami membahas atau menganalisa unsur menerima hadiah
68
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
69
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
70
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
Bahwa pengertian atau materi unsur ini adalah sama persis dengan
unsur menerima hadiah atau janji dalam Dakwaan Primair yaitu
pasal 12 huruf b Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor: 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Mengingat materinya sama,
maka pembahasan atau analisa terhadap unsur ini tidak berbeda
ketika kami membahas atau menganalisa unsur menerima hadiah
atau janji dalam Dakwaan Primair tersebut di atas, yang mana,
sebagaimana kesimpulan kami dalam membahas unsur menerima
hadiah atau janji, pada bagian ini kami juga berkesimpulan unsur
menerima hadiah atau janji yang diuraikan dalam Surat Dakwaan
bahwa: Terdakwa Ir. H. MOHAMMAD IQBAL, pada tanggal 16
September 2008 sekira jam 18.45 Wib atau setidak-tidaknya pada
suatu waktu dalam bulan Juli sampai dengan bulan September tahun
2008, bertempat di lantai 17 Hotel Aryaduta JI. Prapatan No.44-48
71
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
72
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
73
IV. Analisa Yuridis terhadap Pasal-Pasal Yang Didakwakan
74
V. Tanggapan Terhadap Analisa Fakta Surat Tuntutan
75
V. Tanggapan Terhadap Analisa Fakta Surat Tuntutan
76
V. Tanggapan Terhadap Analisa Fakta Surat Tuntutan
77
V. Tanggapan Terhadap Analisa Fakta Surat Tuntutan
78
V. Tanggapan Terhadap Analisa Fakta Surat Tuntutan
79
V. Tanggapan Terhadap Analisa Fakta Surat Tuntutan
80
VI. Tanggapan Terhadap Analisa Yuridis Surat Tuntutan
81
VI. Tanggapan Terhadap Analisa Yuridis Surat Tuntutan
82
VI. Tanggapan Terhadap Analisa Yuridis Surat Tuntutan
83
VI. Tanggapan Terhadap Analisa Yuridis Surat Tuntutan
baik yang dilandasi oleh kejujuran, sikap yang selama ini menjadi
rujukan bagi Terdakwa dalam menjalani kehidupan.
Kepercayaan kepada Terdakwa itu tumbuh bukannya tanpa
alasan. Ada latar belakang yang menjadi dasar perlunya itikad
baik yang dilandasi oleh kejujurannya itu sangat pantas untuk
dipercaya, yaitu ketaatan Terdakwa dalam menjalankan ibadah
sesuai dengan agama yang dianutnya, adanya sejumlah tokoh
masyarakat yang secara sukarela menaruh kepercayaan kepada
Terdakwa yaitu ketika Terdakwa mengajukan permohonan
penangguhan penahanan kepada Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi mereka tidak berkeberatan untuk menjadi penjamin yang
menanggung seluruh akibat hukum dari perbuatan Terdakwa jika
Terdakwa mempersulit jalannya pemeriksaan perkara ini.
Para tokoh masyarakat itu adalah: Prof. DR. H.M Amien Rais, MA,
pejuang dan tokoh reformasi mantan Ketua MPR RI tahun 1999-
2004, DR Iur. Adnan Buyung Nasution pejuang Hak Asasi
Manusia dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Republik
Indonesia, Syuhada Bahri Ketua Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia, DR. Muslimin Nasution mantan Menteri Kehutanan
dan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Adi
Sasono mantan Menteri Koperasi dan UKM RI, DR. Sukarmi, SH.
MH Anggota KPPU dan Ir. M. Nawir Messi, MSc Anggota KPPU,
tidak ada keraguan pada kredibilitas Terdakwa selaku Anggota
KPPU selama dua periode mulai tahun 2000 bahkan pernah
menjadi Ketua KPPU, suatu tahap pencapaian yang tidak mudah
karena harus dilalui dengan proses seleksi yang ketat;
bahwa Terdakwa tidak mengetahui apa maksud dari Saksi Billy
Sindoro meletakkan tas yang ternyata berisi uang Rp. 500 juta di
lantai lift ketika Terdakwa sudah berada di kamar lift dan pintu
lift menjelang tertutup;
bahwa Terdakwa tidak mengetahui apa isi dari tas yang
diletakkan oleh Billy Sindoro di lantai lift tersebut.
84
VI. Tanggapan Terhadap Analisa Yuridis Surat Tuntutan
85
VI. Tanggapan Terhadap Analisa Yuridis Surat Tuntutan
86
VI. Tanggapan Terhadap Analisa Yuridis Surat Tuntutan
87
VI. Tanggapan Terhadap Analisa Yuridis Surat Tuntutan
88
VII. Tanggapan Terhadap Tuntutan Pidana Surat Tuntutan
Kalau hal ini yang menjadi alasannya, ini adalah tidak masuk akal
sehat kami. Kalau ini yang menjadi dasarnya, berarti Sudara
Penuntut Umum menghendaki agar Terdakwa ini tidak menggunakan
akal budinya. Terdakwa tidak boleh menggunakan rahmat Tuhan
berupa kecerdasan otak. Hal ini menghina orang-orang berakal dan
mempunyai kecerdasan. Menghina kemanusiaan, karena yang
membedakan manusia dengan bukan manusia itu adalah akalnya.
Inilah yang dilakukan oleh Terdakwa menggunakan akal sehatnya.
Orang yang tidak boleh dibantah dan selalu benar itu adalah perilaku
orang yang otoriter. Orang-orang yang menganggap kebenaran itu
hanya milik mereka. Orang lain adalah salah dan kalau orang
89
VII. Tanggapan Terhadap Tuntutan Pidana Surat Tuntutan
Banyak perilaku Penuntut Umum ini yang tidak masuk akal sehat
kami dalam mengajukan perkara ini dihadapan persidangan. Sebagai
contoh yang paling kasat mata selain tidak ingin menghadirkan saksi
Erwin Darwis Purba dan Erry Bundjamin, adalah menghadirkan
Terpidana Billy Sindoro untuk menjadi saksi dalam perkara ini.
Tanpa ba-bi-bu, tiba-tiba Billy Sindoro dihadirkan dihadapan
persidangan. Kehadiran yang tidak pernah disampaikan dihadapan
sidang yang mulia ini sebelumnya. Apa penyebab hadirnya Billy
Sindoro sebagai saksi tanpa pemberitahuan ini, hanya Saudara
Penuntut Umum yang bisa menjawabnya. Mudah-mudahan
jawabannya sesuai dengan kata hatinya, bukan karena diperintah
90
VII. Tanggapan Terhadap Tuntutan Pidana Surat Tuntutan
tanpa ada alasan hukum dan argumen yang jelas dan menurut
hukum.
Sebagai penasehat hukum yang beriktikad baik dan tanpa prasangka
buruk, kami selalu mencoba memahami diskresi dari Penuntut
Umum, kami tidak berkeberatan terhadap kehadiran Billy Sindoro
tanpa direncanakan terlebih dahulu. Meskipun dalam benak kami,
timbul pertanyaan apa niat tersembunyi dari Penuntut Umum tidak
memberitahukan kepada kami untuk memeriksa Billy Sindoro
sebagai saksi.
91
VII. Tanggapan Terhadap Tuntutan Pidana Surat Tuntutan
92
VII. Tanggapan Terhadap Tuntutan Pidana Surat Tuntutan
93
VII. Tanggapan Terhadap Tuntutan Pidana Surat Tuntutan
94
VIII. Penutup dan Permohonan
95
VIII. Penutup dan Permohonan
96
VIII. Penutup dan Permohonan
Hormat kami,
97
98
Dalam Perkara
Nomor : 04/PID.B/TPK/2009/PN. JKT PST
disampaikan oleh :
Ir. Mohammad Iqbal
100
Pengantar Tanggapan dan Pembelaan
Pada persidangan hari Senin tanggal 1 Juni 2009 yang lalu, Penuntut
Umum telah membacakan Surat Tuntutannya yang materinya
mencakup 7 (tujuh) Bab, yaitu : Bab I : Pendahuluan, Bab II : Surat
Dakwaan, Bab III : Fakta-fakta Persidangan, Bab IV : Analisa Fakta,
Bab V : Analisa Yuridis, Bab VI : Kesimpulan dan Bab VII : Tuntutan
Pidana.
101
Pengantar Tanggapan dan Pembelaan
Oleh karena itu, dalam Tanggapan dan Pembelaan saya hari ini, saya
akan sampaikan dengan sistimatika sebagai berikut :
I. Pendahuluan
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum yang salah
III. Korban Skenario Jahat terhadap KPPU
IV. Pertanggungjawaban Publik sebagai Anggota KPPU
V. Penutup
102
I. Pendahuluan
I. PENDAHULUAN
Oleh karena itu, hati kecil saya tidak dapat menerima bila dalam
persidangan ini, saya melihat ada saksi yang berkata bohong dan
berubah-ubah. Begitu pula saya agak emosional bila melihat cara
103
I. Pendahuluan
kerja dan tindakan KPK yang tidak terbuka dan penuh dengan
kebohongan serta rekayasa. Dalam persidangan ini beberapa kali
saya memohon kepada Penuntut Umum agar KPK bertindak jujur
dalam mengungkap persoalan yang sebenarnya dari Perkara saya ini.
Bukankah selama ini sebagai institusi penegak hukum dalam
pemberantasan korupsi, KPK selalu aktif mempromosikan kepada
masyarakat akan pentingnya sifat-sifat kejujuran? Mengapa dalam
Perkara saya ini, KPK malah berupaya untuk menutup-nutupi fakta
yang sebenarnya, dan memunculkan alat bukti yang sudah
direkayasa.
104
I. Pendahuluan
Jadi ada dua orang petugas KPK yang ditugaskan untuk membuat
transkrip percakapan dan SMS antara nomor telepon saya dengan
Billy Sindoro. Namun yang dijadikan alat bukti dalam Perkara saya,
dan yang dimuat dalam lampiran berkas Perkara, adalah catatan dan
transkrip yang dibuat oleh Iman Santoso. Akibatnya, dalam
105
I. Pendahuluan
106
I. Pendahuluan
107
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
108
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
109
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
110
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
Pada persidangan saya tanggal 2 April 2009, saksi Anna Maria Tri
Anggraini mengakui adanya fakta yang saya ungkapkan di atas, dan
secara eksplisit saksi mengakui:
• Bahwa benar dalam masa sidang Majelis, diperoleh bukti atau
fakta baru mengenai pindahnya siaran Liga Inggris dari Astro TV
(PT. Direct Vision) ke Aora TV, yang juga dimuat oleh hampir
semua koran.
• Bahwa benar karena adanya bukti baru tersebut, kami membuka
Sidang Majelis ke II dan III untuk melakukan klarifikasi. Dalam
Sidang Majelis II Terlapor membenarkan adanya permasalahan
antar terlapor. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada sidang Majelis
II, kemudian juga dipicu oleh adanya ‘notice’ yang diperoleh, maka
saksi melakukan Sidang Majelis III tanggal 27 Agustus 2008
• Bahwa benar yang merumuskan draft Putusan tanggal 27 Agustus
2008 adalah saksi bersama investigator dan Panitera.
• Bahwa benar Diktum 5 yang disepakati dalam musyawarah
Majelis Komisi tanggal 28 Agustus 2008 adalah sama dengan
rumusan rekomendasi butir 8.1.2 pada draft Putusan tanggal 27
Agustus 2008.
• Bahwa benar pada tanggal 29 Agustus 2008, saksi dan Benny
Pasaribu yang mengubah rumusan diktum 5 dari Putusan tanggal
28 Agustus 2008, ketika Mohammad Iqbal sedang sholat Jum’at.
111
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
Kesaksian Anna Maria Tri Anggraini ini juga diakui oleh saksi Benny
Pasaribu, ketika saksi didengar kesaksiannya pada persidangan saya
tanggal 16 April 2009.
• Ketika ditanya oleh Penasehat Hukum: “Apa yang diusulkan
secara khusus oleh Mohammad Iqbal pada waktu musyawarah
pembuatan Putusan”, saksi menjawab: “Saya kira yang banyak
bicara waktu itu saya. Malah saya tidak dengar apa yang
diusulkan oleh Pak Iqbal”
• Begitu pula, ketika Penasehat Hukum bertanya kepada saksi
Benny Pasaribu: “Apakah Mohammad Iqbal pernah mengusulkan
supaya ada ‘injunction’ yang dibuat oleh Majelis Komisi”, saksi
menjawab: “Saya malah kata-kata ‘injunction’ itu tidak pernah
dengar. Tidak pernah pak Iqbal mengusulkan seperti itu.”
• Selanjutnya, ketika ditanya oleh Hakim: “Apakah Mohammad Iqbal
pernah bercerita kepada saksi, bahwa Mohammad Iqbal ada
menerima masukan dari pihak ketiga”, saksi menjawab : “Tidak
pernah”. Juga ketika Hakim bertanya kepada saksi : “Apakah
Mohammad Iqbal pernah mengusulkan secara spesifik agar AAMN
tetap mempertahankan Siaran Liga Inggris dalam musyawarah
majelis Komisi”, saksi menjawab: “Saya pribadi tidak pernah
mendengar.”
112
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
113
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
• Ketika ditanya oleh Hakim Ketua, Masalah tas itu apa maksudnya,
Billy Sindoro menjawab: “Masalah tas itu, tadi seperti yang saya
jelaskan, waktu Pak Mohammad Iqbal keluar, saya pikir itu tasnya
Pak Mohammad Iqbal, karena saya masuk ke dalam ruangan tidak
bawa tas. Dan tas itu ada di dekat kakinya Pak Mohammad Iqbal.”
• Ketika ditanya oleh Hakim Ketua, apakah tas itu diletakkan di lift,
Billy Sindoro menjawab:“di lantai.”
114
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
115
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
116
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
117
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
Itu yang menjadi concern kita. Jadi kalau itu ditinggalkan, kita
nggak akan bisa melarang, tapi yang tanggung jawab terhadap
kesejahteraan pelanggan ini siapa? Saya kira itu yang benar-benar
saya kejar dan kelihatannya alasannya karena Astro dan LIPPO
tidak bisa lagi bersepakat. Jadi jangan jangan karena gajah sama
gajah berkelahi, posisi pelanduk terjepit. Jadi saya minta gajah
sama gajah ini kita panggil aja kesini, siapa yang harus
bertanggungjawab terhadap pelanggaran itu.”
• Ketika ditanya oleh saya, apakah pada Sidang Majelis II tanggal 22
Agustus 2008, saksi juga mengusulkan agar pihak LIPPO dan
Astro bertemu di Sidang Komisi lagi, saksi Benny Pasaribu
menjawab: “Iya, kita kita masuk Sidang Majelis lagi.”
• Ketika ditanya oleh saya tentang siapa yang hadir pada sidang
Majelis Komisi tanggal 27 Agustus 2008, saksi Benny Pasaribu
menjawab: “Iya, waktu sidang Majelis komisi tanggal 22 Agustus
2008, kita ngomong kepada orang AAMN, dan waktu itu dia sudah
janji mau hadir. Lalu kita undanglah LIPPO dengan AAMN. Ternyata
malah AAMN-nya nggak hadir, malah LIPPO-nya yang hadir. Nah
disitulah LIPPO ngomong bahwa ada lagi 5 (lima) surat selain yang
satu surat yang kita terima itu. Saya bilang ini sudah nggak bisa
komunikasi lagi.”
• Ketika ditanya oleh Penasehat Hukum, siapakah yang membuat
draft putusan tanggal 27 Agustus 2008, saksi Benny Pasaribu
menjawab: “Sepengetahuan saya yang membuat adalah Bu Anna
Maria Tri Anggraini bersama tim investigator.”
• Ketika ditanya oleh Penuntut Umum, apakah ada permintaan
khusus dari Mohammad Iqbal untuk memasukkan salah satu
klausul dalam amar putusan, khususnya butir lima, saksi Benny
Pasaribu menjawab: “Tidak ingat, karena tidak terlalu ada
perdebatan. Butir lima sudah ada dalam draft putusan tanggal 27
Agustus 2008. Tinggal apakah kita nyatakan Terlapor itu bersalah
atau tidak. Ternyata kita sepakat menyatakan bersalah. Setelah
dinyatakan bersalah, lalu saya tanya, yang menyangkut konsumen
itu baiknya tetap direkomendasi atau dipindah ke amar putusan?
Bisa tidak itu dipindah? Mana yang lebih kuat? Menurut kawan-
118
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
119
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
120
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
disitu. Tapi yang jadi putusan itu lagi-lagi yang telah diketik, bukan
coretan saya. Kebetulan aja digeledah, lalu ketemu lah yang gini-
gini. Tapi menurut saya di publik itu seolah-olah kita ini membuat
skenario jahat terhadap Putusan itu. Saya kira nggak ada. Saya
tidak tahu apakah yang diketik dan dibacakan itu sama dengan
yang saya coret. Tapi yang jadi Putusan adalah yang diketik dan
di-print out, itulah yang kita baca bersama.”
• Ketika ditanya oleh saya tentang pernyataan saksi dalam Majalah
Tempo edisi tanggal 26 Januari-1 Februari 2009, saksi Benny
Pasaribu menjawab: “Saya kira intinya sama itu. Saya kira, dengan
apa yang saya kemukakan itu, menurut saya nggak salah dong
kalau membela kepentingan rakyat, ya kan. Nah, saya kira kata-
kata memojokkan itu dari mereka lah ya. Saya memang agak
sensitif apa namanya itu, waktu Sidang Majelis, setelah saya
dengar ada diputuskan hubungan itu, apa Siaran itu diputuskan.”
121
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
122
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
123
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
124
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
125
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
126
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
127
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
128
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
Selain itu bahwa pada pertemuan saya dengan Billy Sindoro tanggal
21 Juli 2008 tidak ada pembicaraan mengenai sengketa Hak Siar Liga
Utama Liga Inggris yang sedang ditangani oleh KPPU, juga diperkuat
dengan adanya SMS saya kepada Billy Sindoro pada tanggal 25 Juli
2008 (empat hari setelah pertemuan), yang memberitahu bahwa LHPL
sudah dikirim ke Terlapor, termasuk ke PT. Direct Vision: tidak
ditemukan bukti yang cukup adanya pelanggaran oleh PT. Direct
Vision, adanya bukti pelanggaran oleh AAMN, Terlapor diberikan
kesempatan untuk mengajukan pembelaan sebelum diputus oleh
Majelis Komisi.
129
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
130
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
SMS di atas saya kirim kepada Billy Sindoro karena pada tanggal 15
Agustus 2008, Ketua Majelis Komisi Anna Maria Tri Anggraini
memberitahu saya melalui telepon bahwa ada bukti baru berupa
pengalihan Siaran Liga Inggris dari Astro TV/PT. Direct Vision ke
Aora TV, dan menanyakan bagaimana kalau Aora TV dipanggil /
diperiksa. Tetapi rencana untuk memanggil Aora TV tidak jadi
dilakukan. Yang kemudian dilakukan adalah memanggil kembali
para Terlapor pada Tanggal 19 Agustus 2008 untuk menghadiri
Sidang Majelis II, guna mendengar keterangan dari Terlapor tentang
adanya perkembangan yang terjadi pada saat Sidang Majelis, yaitu
adanya pengalihan Siaran Liga Inggris dari Astro TV/PT. Direct Vision
ke Aora TV.
Oleh karena itu, komunikasi yang terjadi antara saya dengan Billy
Sindoro tanggal 19 Agustus 2008, adalah komunikasi yang terkait
tentang adanya fakta baru berupa dialihkannya Siaran Liga Inggris
dari PT. Direct Vision/Astro TV kepada Aora TV. Bukan komunikasi
mengenai Perkara sengketa antara Pelapor dengan Terlapor,
sebagaimana yang disimpulkan oleh Penuntut Umum dalam analisa
fakta no. 2 di atas.
131
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
Jadi dalam pertemuan ini saya malah mendapat informasi lebih jauh
mengenai sudah buruknya hubungan antara LIPPO sebagai
pemegang saham tidak langsung dari PT. Direct Vision dengan pihak
Astro Malaysia, yang tadinya adalah calon pemegang saham PT.
Direct Vision, sekaligus sebagai pengelola dari Astro TV di Indonesia.
Informasi yang saya peroleh dari Billy Sindoro di atas sangat berguna
bagi Majelis Komisi, karena adanya fakta baru berupa pengalihan
Siaran Liga Inggris dari Astro TV ke Aora TV dan adanya rencana
pemutusan hubungan kerjasama antara LIPPO Group dengan Astro
Malaysia, akan mempengaruhi persaingan usaha TV berbayar di
Indonesia. Oleh karena itulah, kemudian Majelis Komisi mengadakan
Sidang Majelis yang ke II pada tanggal 22 Agustus 2008.
Setelah kemudian diminta kepada PT. Direct Vision copy surat yang
dimaksud, ternyata ada 6 (enam) macam surat yang dikirim oleh
pihak Astro Malaysia kepada PT. Direct Vision dan pihak LIPPO, yang
isinya berupa pemberitahuan tentang akan diputuskannya kerjasama
yang disepakati selama ini.
132
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
133
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
134
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
Terkait dengan SMS dari terdakwa Billy Sindoro kepada saya pada
tanggal 28 Agustus 2008 malam yang isinya antara lain: “Mohon
diberi kesempatan untuk balas budi, ” maka perlu saya tegaskan
bahwa SMS tersebut tidak pernah saya respon.
135
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
136
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
‘Concern’ dari saksi Benny Pasaribu inilah yang kemudian oleh saksi
Anna Maria Tri Anggraini bersama Tim Investigator dan panitera
dirumuskan dalam draft Putusan yang dibuat tanggal 27 Agustus
2008 malam, sebagaimana tercantum pada butir rekomendasi 8.1.2.
137
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
138
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
Oleh karenanya, balasan SMS dari saya kepada Billy Sindoro yang
mengatakan: ‘Substansinya sudah sama’, juga merupakan ‘basa-basi’
dalam berkomunikasi.
139
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
140
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
141
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
142
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
143
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
Penuntut Umum ini bertentangan dengan fakta yang ada. Sejak saya
ditemui oleh Petugas KPK di lobby hotel Aryaduta Tugu Tani tanggal
16 Agustus 2008, sampai saat ini, saya selalu bersikap kooperatif dan
tidak menghambat jalannya penyidikan, penuntutan, dan
persidangan.
Saya juga sempat menyesal, mengapa saya mau bertemu dengan Billy
Sindoro. Saya juga sempat menyesal, mengapa KPK tidak menangkap
Billy Sindoro pada tanggal 1 Juli 2008, padahal KPK sudah
mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan No. Sprin.Kap-
09/01/VII/2008 tanggal 1 Juli 2008. Tapi untuk hal inipun, saya
tidak boleh larut dalam sesal yang mendalam, saya harus juga tetap
sabar dan tawakal. Itulah sikap yang saya ambil selama ini, yang
membuat hati saya menjadi tenteram.
144
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
145
II. Surat Tuntutan Penuntut Umum Yang Salah
146
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
147
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
148
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
149
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
Oleh karena itu, perlu dipertanyakan kepada KPK, apa indikasi dari
tindak pidana korupsi yang telah saya lakukan bersama Billy Sindoro
sebelum tanggal 20 Juni 2008? Padahal, pada saat itu, saya belum
kenal dengan Billy Sindoro. Apakah KPK mendapat petunjuk dari
paranormal atau memperoleh wangsit yang mengatakan bahwa nanti
akan terjadi perkenalan antara saya dengan Billy Sindoro dan dari
perkenalan tersebut akan terjadi tindak pidana korupsi?
150
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
Bila dilihat dari sudut Billy Sindoro, juga timbul pertanyaan, indikasi
tindak pidana korupsi apa yang dilakukan oleh Billy Sindoro sebelum
tanggal 20 Juni 2008 terkait penanganan perkara Liga Inggris di
KPPU? Sebagaimana yang saya jelaskan sebelumnya, dari berkas-
berkas penanganan perkara Liga Inggris di KPPU, tidak tercantum
sama sekali nama Billy Sindoro, baik sebagai pihak terlapor maupun
sebagai pihak pelapor.
151
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
Memang pada sekitar bulan Juni 2008, media massa memuat berita
bahwa KPK sedang menangani perkara dugaan pelanggaran tindak
pidana korupsi dalam kasus ’mark-down’ pembayaran pajak PT. First
Media, dimana Billy Sindoro merupakan Presiden Direkturnya. Oleh
karenanya, apakah dasar dikeluarkannya Surat Perintah
Penangkapan terhadap Billy Sindoro pada tanggal 1 Juli 2008
152
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
153
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
154
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya besar: Mengapa alat bukti
berupa catatan/transkrip rekaman percakapan dan SMS tersebut
hanya menggunakan catatan/transkrip dari hasil penyadapan nomor
telepon (HP) saya saja?
155
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
Pernyataan ini tentu menimbulkan tanda tanya yang lebih besar lagi:
Mengapa terjadi perbedaan perlakuan terhadap saya dengan Billy
Sindoro oleh KPK?
Hal itu dapat dibuktikan dari rekaman video CCTV yang digunakan
oleh Penuntut Umum dalam persidangan saya yang lebih banyak
menampilkan kedatangan saya, dan keberadaan saya ketika di dalam
lift. Itupun rekaman video CCTV yang sudah direkayasa. Tidak ada
sama sekali rekaman yang menunjukkan kedatangan Billy Sindoro
maupun keberadaan Billy Sindoro ketika di dalam lift.
156
III. Korban Skenario Jahat Terhadap KPPU
157
158
IV. Pertanggungjawaban Publik Sebagai Anggota KPPU
159
IV. Pertanggungjawaban Publik Sebagai Anggota KPPU
160
V. Penutup
V. PENUTUP
161
V. Penutup
Saya khawatir bila tidak ada upaya pembenahan internal serta tidak
adanya kontrol terhadap institusi ini, maka KPK akan menjadi alat
dari mereka yang punya kekuasaan, apakah itu mereka yang
mempunyai kekuasaan politik atau uang, untuk mendikte institusi
ini.
162
V. Penutup
163
V. Penutup
164
V. Penutup
Tak lupa pula, saya ucapkan terima kasih kepada Tim Penasehat
Hukum saya Dr. Maqdir Ismail, SH, Llm. & Partners yang telah
mendampingi saya sejak proses penyelidikan sampai dengan
proses peradilan ini. Juga, semua pihak yang telah membantu
baik moril maupun materiil dalam menyiapkan pembelaan ini.
“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya
aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.”
(Q.S. At-Taubah ayat 129).
165
V. Penutup
166
AKHIR KATA
167
hitam berisi uang 500 juta di lantai lift (dimana petugas KPK dan
wartawan sudah ‘kadung’ ramai-ramai menunggu di lantai dasar
Aryaduta), menguatkan dugaan bahwa Billy Sindoro dilibatkan dalam
‘skenario penjebakan terhadap Mohammad Iqbal’ dan bisa jadi
sebagai imbalannya melepaskan Billy Sindoro dari tuntutan tindak
pidana yang mendasari dikeluarkannya Surat Perintah Penangkapan
tanggal 1 Juli tersebut.
168
***) Kutipan dokumen barang bukti no 27, Berita Acara Penyitaan 18 September 2008
yang disita penyidik KPK dari Erwin Darwis Purba berupa catatan pembicaraan antara
Erwin Darwis Purba dan Erry Bundjamin tanggal 17 Oktober 2007.
..ooOoo..
169
Lampiran 1
LAMPIRAN 1
S.P.T. PENGAMBILAN DATA ELEKTRONIK
TIDAK TERDAPAT NAMA IMAN SANTOSO
L 1-1
Lampiran 1
L 1-2
Lampiran 1
L 1-3
Lampiran 2
LAMPIRAN 2
L 2-1
Lampiran 3
LAMPIRAN 3
L 3-1
Lampiran 4
LAMPIRAN 4
( Sumber : Video Transkrip Persidangan Billy Sindoro 15 Desember 2008 pada timer:
00:23:24 )
L 4-1
Lampiran 4
Dari dua bukti rekaman CCTV yang diajukan di persidangan, terlihat dengan
jelas bahwa kedua rekaman CCTV tersebut tidak sama. Artinya, kedua
rekaman CCTV tersebut telah mengalami proses EDITING/MANIPULASI.
Dengan demikian, rekaman CCTV tersebut tidak dapat dijadikan barang
bukti perkara, karena tidak dapat dibuktikan keabsahan datanya oleh
Penuntut Umum.
L 4-2
Lampiran 5
LAMPIRAN 5
KEJANGGALAN LABEL WAKTU
L 5-1
Lampiran 5
L 5-2
Lampiran 6
LAMPIRAN 6
PERBEDAAN DIKTUM 5
Draft Keputusan yang dibuat Keputusan yang disepakati Keputusan yang dirubah redaksionalnya
Anna Maria Tri Anggraini tanggal 28-Agt-2008 malam: oleh Anna Maria Tri Anggraini dan / atau
tanggal 27-Agt-2008 Benny Pasaribu, saat Mohammad Iqbal
(yang menjadi rekomendasi sedang melaksanakan Sholat Jumat
Majelis Komisi) tanggal 29-Agt-2008,
(yang menjadi dasar Penuntut Umum
dalam perkara Mohammad Iqbal)
L 6-1
Lampiran 7
LAMPIRAN 7
LIGA INGGRIS DARI KPPU KE KPK
• Kesepakatan putusan :
ada 5 Diktum
• Rapat Majelis
PROSES PENANGANAN PERKARA “LIGA INGGRIS” DI KPPU
20/06 01/07 18/07 20/07 21/07 07/08 15/08 22/08 27/08 28/08 29/08 15/09 16/09
• Sprin Lid: 62/01/VI/2008 Sprin Kap: 09/01/VII/2008 • Mulai dibuatnya Sprin Lid: 62A/01/IX/2008 Penangkapan
tanggal 20 Juni 2008 tanggal 1 Juli 2008 transkrip penyadapan oleh KPK
tanggal 15 September 2008
terhadap BS • Perkenalan MI dan BS
• Sprin Dap: 70A/01/22/VI/2008
tanggal 20 Juni 2008
Keterangan :
• LHPL : Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan
• MI : Mohammad Iqbal
• BC : Billy Sindoro
• AMTA : Anna Matia Tri Angraeni
• BP : Benny Pasaribu
L 7-1
Lampiran 8
LAMPIRAN 8
SURAT PERMOHONAN BARANG BUKTI
L 8-1
Lampiran 8
L 8-2
Lampiran 8
L 8-3
Lampiran 9
LAMPIRAN 9
MAJELIS HAKIM DAN PENUNTUT UMUM
PERKARA NOMOR: 04/PID.B/TPK/2009/PN. JKT PST
Majelis Hakim:
Penuntut Umum:
L 9-1