You are on page 1of 16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teknik Substrat

Teknik substrat merupakan teknik dasar sistem bercocoktanam secara

hidroponik. Teknik ini tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan

media padat selain tanah (batu apung, pasir, serbut gergaji atau gambut) untuk

menyerap, menyediakan nutrisi air dan oksigen, serta untuk mendukung akar

tanaman (sumber : Jean Baussingault, Budidaya Tanaman Dengan Pasir Dan

Arang, Perancis).

Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan sistem ini adalah :

a) Ukuran partikel dan jenis substrat harus disesuaikan dengan jenis tanaman

yang akan dibudidaya.

b) Sterilisasi substrat yang akan digunakan.

c) Sistem irigasi yang mendukung substrat (ebb and flow atau dropper) dan

harus memiliki saluran drainase yang baik.

Teknik hidroponik substrat juga dapat digunakan untuk penyemaian tahap 2 (dari

kecambah sepanjang 2 cm sampai ke tunas sepanjang 5cm).Perhatikan gambar 2.1

dibawah ini:

6
7

Gambar 2.1 Teknik Hidroponik Substrat


Sumber : Imai, Non Circulating Hidroponic System, Tainan, TAIWAN AVRDC, 1986

Teknik hidroponik substrat dengan irigasi dropper telah diuji oleh Norters

Regional Agricultural Engineering Service (NRAES) sejak tahun 1980. Dalam

pengujian ini disebutkan bahwa keuntungan yang didapat dalam penggunaan

teknik ini meliputi :

a) Ideal digunakan untuk lahan tidak rata tanaman dapat memperoleh air

sesuai kebutuhan

b) Daun tanaman tidak basah sehingga mengurangi serangan cendawan

c) Biaya operasional dan pemeliharaan relatif rendah karena otomatisasi

penuh.

d) Pengelolaan lahan atau tanaman dapat terus berlangsung, karena sistem

irigasi yang digunakan terfokus pada setiap tanaman.

e) Distribusi nutrisi dan air berlangsung disekitar zona tanaman, sehingga

penggunaannya sangat effisien.

f) Tidak terjadi kehilangan air akibat aliran permukaan maupun pengaruh

angin.
8

B. Teknik NFT

Teknik NFT (Nutrient Film Technique) merupakan budidaya tanaman

secara hidroponik yang meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal,

tersirkulasi (drain to wash atau aquaponic) dan mengandung nutrisi sesuai

kebutuhan tanaman. Dengan demikian akar tanaman dapat berkembang dalam

larutan nutrisi tersebut. Mengingat bahwa kelebihan air dan nutrisi dalam talang

NFT dapat mengurangi jumlah oksigen diseliling akar tanaman, maka lapisan

nutrisi dalam sistem NFT ditentukan maksimal setinggi 3-4 mm

Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan sistem ini adalah :

a) Kemiringan talang NFT disemua lajur tanam harus seragam (sumber acuan

: 1-50).

b) Kecepatan aliran air dan nutrisi yang masuk melalui saluran inlet tidak

boleh terlalu cepat karena harus disesuaikan dengan kemiringan talang

(sumber acuan : emmiter dalam faucet irrigate dapat diganti dengan kran

tipe ballvalve untuk inlet dan kran tipe backwash untuk outlet)

c) Acrylic tempat tanaman cukup tebal dan harus mudah dibersihkan.

Adapun gambar teknik hidroponik dengan menggunakan NFT dan Aquaponik

seperti gambar 2.2.

Gambar 2.2 Teknik Hidroponik NFT Dan Aquaponik


Sumber : Pinus Lingga, Desain Hidrophonik NFT, Penebar Swadaya, Jakarta, 2003
9

Teknik hidroponik NFT tidak dapat digunakan untuk penyemaian tahap 1

maupun tahap 2, dan hanya digunakan untuk pembudidayaan saja.

Teknik hidroponik NFT dengan irigasi drain to wash telah diuji oleh Cooper,

Allen.Dr dan dipublikasikan melalui Growers Book pada tahun 1982. Dalam

pengujian ini disebutkan bahwa keuntungan yang didapat dalam penggunaan

teknik ini meliputi Kemiringan talang NFT disemua lajur tanam harus seragam

(sumber acuan : 1-50).

C. Mikrokontroler AT89S52

Sesuai dengan namanya, mikrokontroler adalah suatu alat atau komponen

pengendali atau pengontrol yang berukuran kecil (mikro). Mikrokontroler

merupakan bentuk minimum dari komputer pada sebuah IC yang berfungsi

sebagai unit pengontrol suatu aplikasi tertentu. Mikrokontroler terdiri dari dari

perangkat keras dan perangkat lunak. Oleh karena itu agar mikrokontroler dapat

dipakai sebagai unit pengontrol tentunya harus diprogram terlebih dahulu.

Sebelum adanya mikrokontroler, telah terlebih dahulu muncul apa yang

disebut mikroprosessor, namun mikrokontroler jauh lebih unggul. Alasannya

adalah sebagai berikut:

a. Tersedia I/O

Di dalam mikrokontroler I/O sudah tersedia, bahkan untuk AT89S52 ada 32

jalur I/O, sementara pada mikroprosessor dibutuhkan IC tambahan untuk

menangani I/O tersebut (PPI 8255).


10

b. Memori internal

Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga

mutlak harus ada. Sedangkan mikroprosessor belum memiliki memori internal

sehingga memerlukan IC memori eksternal.

Namun demikian, meski memiliki berbagai kelemahan, mikroprosessor

tetap digunakan sebagai dasar dalam belajar mikrokontroler.

a) Fitur-fitur AT89S52

External SPI Serial


Interrupts Interface Timer 2

Timer 1 Counter
Inputs
Interrupt Flash SPI EEPROM RAM Timer 0
Control

CPU

Bus UART
OSC Watchdog Control 4 I/O Ports Port

TXD RXD
P0 P1 P2 P3

Address/Data

Gambar 2.3 Diagram blok arsitektur IC AT89S52

Sumber: Atmel Semiconductor, September 1997, “Data Sheet AT89C52”

Mikrokontroler AT89S52 merupakan produk ATMEL, memiliki memori

dengan teknologi nonvolatile memori, isi memori tersebut dapat diisi ulang

ataupun dihapus berkali-kali. Memori ini biasa digunakan untuk menyimpan

intruksi (perintah) berstandar MCS-51 code sehingga memungkinkan

mikrokontroler ini untuk bekerja dalam mode single chip operation (mode operasi

keping tunggal) yang tidak memerlukan eksternal memori untuk menyimpan

source code tersebut.


11

Adapun fitur-fitur yang dimiliki mikrokontroler AT89S52 adalah:

1. kompatibel dengan MCS-51.

2. 8 Kbyte memori program yang dapat ditulis hingga 1000 kali.

3. 0 kecepatan clock -33 MHz.

4. 128 byte memori RAM internal.

5. 32 jalur input-output (4 buah port paralel I/O).

6. 2 timer/counter 16 bit

7. 2 data pointer.

8. 6 interrupt (2 timer, 2 counter, 1 serial, 1 reset).

9. ISP (In System Programmable) Flash Memory.

10. Port serial full-duplex.

Mikrokontroler AT89S52 memiliki pin berjumlah 40 dan umumnya

dikemas dalam DIP (Dual Inline Package). Pada tiap masing-masing pin

mikrokontroler AT89S52 mempunyai kegunaan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Konfigurasi pin IC AT89S52


12

1. Port 1

Merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general purpose I/O dengan

lebar 8 bit. Sedangkan untuk fungsi lainnya port 1 tidak memiliki.

2. RST

Berfungsi sebagai input untuk melakukan reset terhadap mikro, dan jika RST

bernilai high selama minimal 2 machine cycle, maka nilai internal register

akan kembali seperti awal mulai bekerja.

Terjadinya reset akan berpengaruh pada nilai dari masing-masing SFR

(special Function Register).

3. Port 3

Port yang terdiri dari 8 bit masukan dan keluaran. Di samping berfungsi

sebagai masukan dan keluaran, port 3 juga mempunyai fungsi khusus yang

lain.

Tabel 2.1 Fungsi khusus port 3

Pin Fungsi

P3.0 RXD masukan port serial


P3.1 TXD keluaran port serial

P3.2 INT0 masukan interupsi 0


P3.3 INT1 masukan interupsi 1

P3.4 T0 masukan timer/Counter 0


P3.5 T1 masukan timer/Counter 1
P3.6 WR pulsa penulisan data memori luar

P3.7 RD pulsa pembacaan data memori luar


13

4. XTAL 1 dan XTAL 2

Merupakan pin inputan untuk kristal osilator

5. GND

Pada kaki berfungsi sbagai pentanahan (ground).

6. Port 2

Port yang berfungsi sebagai general purpose I/O dengan lebar 8 bit. Fungsi

lainnya adalah sebagai high byte address bus (pada penggunaan memori

external).

7. PSEN

PSEN (Program Store Enable) merupakan pulsa pengaktif untuk membaca

progrm memori luar.

8. ALE

Berfungsi untuk demultiplexer pada saat port 0 bekerja sebagai multiplexed

address/data bus (pengaksesan memori eksternal). Pada paruh pertama memori

cycle, pin ALE mengeluarkan signal latch yang menahan alamat ke eksternal

register. Pada paruh kedua memori cycle, port 0 akan digunakan sebagai data

bus. Jadi fungsi utama dari ALE adalah untuk memberikan signal ke IC latch

(bisa 74HCT573) agar menahan menyimpan address dari port 0 yang akan

menuju memori eksternal (address 0-7), selanjutnya memori eksternal akan

mengeluarkan data yang melalui port 0 juga.

9. EA

EA (External Access) harus dihubungkan dengan ground jika menggunakan

program memori luar. Jika menggunakan program memori internal maka EA


14

dihubungkan dengan VCC. Dalam keadaan ini mikrokontroler bekerja secara

single chip.

10. Port 0

Salah port yang juga berfungsi sebagai general purpose I/O (dapat digunakan

sebagai masukan dan juga keluaran) dengan lebar 8 bit. Fungsi lainnya adalah

sebagai multiplexed address/data bus (pada saat mengakses memori

eksternal).

11. VCC

Berfungsi sebagai tempat sumber tegangan sebesar +5 Volt. Untuk besar

tegangannnya harus diusahakan sebesar kurang lebih dari 5 V (4,8 V) agar

mikrokontroler dapat bekerja. Apabila kurang dari itu maka dikhawatirkan

mikrokontroler tidak akan dapat bekerja (diprogram). Atau bisa dikatakan

tegangan berapa saja boleh (mendekati 5 volt) asal pada saat pengisian

berlangsung tidak ada masalah, karena tegangan yang tidak sesuai akan

mengakibatkan proses pengisian program ke IC mikrokontroler menjadi gagal.

Tabel 2.2 Keluarga AT89S52

Device name Program Data memory 16-bit timers technology


memory Bytes
AT89C1051 1K Flash 64 RAM 1 CMOS
AT 89C2051 2K Flash 128 RAM 2 CMOS
AT89C51 4K Flash 128 RAM 2 CMOS
AT89C52 8K Flash 256 RAM 3 CMOS
AT89C55 20K Flash 256 RAM 3 CMOS
AT89S8252 8K Flash 256 RAM 2K 3 CMOS
EEPROM
AT89S53 12K Flash 256 RAM 3 CMOS
Sumber : Atmel Semiconductor, September 1997, “Data Sheet AT89C51”
15

b) Struktur memori

Mikrokontroler AT89S52 mempunyai struktur memori terpisah antara

RAM internal dan flash peromnya, seperti terlihat pada Gambar 2.9. RAM internal

dialamati oleh RAM address register sedangkan flash perom yang menyimpan

perintah perintah MCS-51dialamati oleh program address register. Dengan

struktur memori yang terpisah tersebut walaupun RAM internal dan flash perom

mempunyai alamat awal yang sama namun secara fisik kedua memori tersebut

tidak saling berhubungan.

Mikrokontroler AT89S52 mempunyai struktur memori yang terdiri atas

beberapa bagian:

1. RAM internal

2. Special Function Register

3. Flash PEROM

c) SFR (Special Fungsion Register)

Merupakan suatu alamat pada memori RAM internal yang memiliki fungsi

khusus. Dalam mempelajari mikrokontroler, khususnya tipe AT89S52, kita harus

dapat memahami fungsi dan pemakaian dari tiap-tiap SFR karena bila kita tidak

bisa memahami maka kita akan kesulitan dalam pemakaian fitur-fitur yang

dimiliki oleh mikrokontroler tersebut (Port, Interrupt, Timer/Counter, Serial, dll.).

Berikut penjelasan singkat tentang SFR yang dimiliki AT89S52:


16

1. Akumulator

ACC atau akumulator digunakan sebagai register utama dalam proses

aritmatik dan penyimpanan data sementara. Akumulator dalam instruksi

pemrograman dituliskan sebagai A.

2. Register B

Digunakan selama operasi perkalian dan pembagian. Untuk instruksi lain bisa

diperlakukan sebagai scratch-pad.

3. Stack Pointer

Register SP adalah register penunjuk alamat dari stack. Pada operasi PUSH

dan POP serta CALL dan Ret maka nilainya akan berubah sesuai dengan

alamat stack saat itu.

4. Data Pointer

Register DPTR (Data Pointer) merupakan register 16 bit yang digunakan

sebagai penyimpan alamat data. Terdiri dari DPH sebagai penyimpan High

byte dan DPL sebagai penyimpan low byte.

5. Port 0, Port 1, Port 2 dan Port 3

Merupakan latches yang digunakan untuk menyimpan data yang akan ditulis

dari/ke masing-masing port.

6. Serial Data Buffer

SBUF (Serial Data Buffer) terdiri dari dua register yang terpisah, yaitu register

penyangga pengirim (transmit buffer) dan penyangga penerima (receive

buffer). Pada saat data disalin ke SBUF maka data sesungguhnya dikirim ke
17

penyangga pengirim sedangkan pada saat data disalin dari SBUF maka

sebenarnya data tersebut berasal dari penyangga penerima.

7. Control Register

Register-register IP, IE, TMOD, SCON, TCON dan PCON berisi bit-bit

kontrol dan status untuk sistem interupsi, timer, counter, dan port serial.

d) Flash PEROM

Dengan kapasitas 4Kb flash perom (programmable and erasable read only

memory) atau dikenal dengan program yang dapat ditulis ulang atau dihapus

menggunakan perangkat programmer. Dalam flash perom menggunakan Atmel

High-Density Non Volatile Technology yang mempunyai kemampuan untuk

ditulis ulang hingga 1000 kali dan berisikan perintah standart AT89S52.

Program yang ada pada flash perom akan dijalankan jika pada saat sistem

direset, pin EA berlogika satu sehingga mikrokontroler aktif berdasarkan yang

pada flash peromnya. Namun jika pin EA berlogika nol maka mikrokontroler aktif

berdasarkan program yang ada pada memori eksternal.

D. ADC0808

ADC0808 adalah IC pengubah analog menjadi digital dengan masukan

berupa 8 kanal input yang dapat dipilih. ADC0808 yang didesain terhubung

dengan modul mikrokontroller dikhususkan untuk melakukan proses konversi

secara terkontrol, yaitu sebuah proses konversi perubahan tegangan dari analog ke

digital berdasarkan perintah dari mikrokontroller. ADC ini mempunyai ketelitian

sebesar ½ bit LSB dengan resolusi 8 bit dan waktu konversi 100 uS.
18

Gambar 2.5 Blok diagram ADC

Sumber: data sheet National Semiconductor

Seperti yang terlihat pada gambar 2.5, ADC ini mempunyai 8 kanal saklar

analog multipleks yang diatur oleh Address Latch and Decoder di mana

multiplexer ini akan meneruskan sinyal analog tersebut ke bagian konversi

tegangan. Pada mode terkontrol, proses konversi dilakukan setelah perintah start

yaitu logika 1 pada kaki START diberikan. Kecepatan konversi tergantung dari

frekuensi clock yang diberikan oleh rangkaian eksternal. Sedangkan hasil

konversi dikirimkan ke Tri State Output Latch Buffer yang kompatibel dengan

level TTL, yaitu sebuah buffer penahan yang bersifat tiga tingkat di mana tingkat

pertama terjadi pada saat data hasil konversi masuk ke input dari bagian ini.

Tingkat kedua saat data tersebut di latch (terjadi secara otomatis dalam IC ini

setiap kali konversi) ke dalam buffer internalnya dan tingkat ketiga saat sinyal OE

yang berlogika 1 diberikan ke kaki OE IC ini sehingga data yang ada dalam buffer

internal dikirim ke bagian output (D0….D7). Selama kaki OE masih berlogika 0


19

maka jalur output (D0…D7) bersifat high impedance (impedansi tinggi) dan

belum mengeluarkan hasil konversi.

ADC0808 mempunyai 8 buah kanal input yang diatur oleh kaki A0, A1

dan A2 sesuai dengan tabel berikut:

Tabel 2. Pemilihan masukan ADC0808

Kanal masukan Kaki Alamat


yang dipilih AD2 AD1 AD0
IN0 L L L
IN1 L L H
IN2 L H L
IN3 L H H
IN4 H L L
IN5 H L H
IN6 H H L
IN7 H H H

Gambar 2.6 Diagram pewaktuan ADC0808 data sheet National Semiconductor


Sumber: data sheet National Semiconductor

Pada timing diagram di atas, tampak proses konversi mulai terjadi saat sinyal

ALE dan Start muncul. Sinyal analog di kanal sesuai yang ditunjukkan
20

berdasarkan kaki A0, A1 dan A2 akan dikonversi menjadi digital. Akhir proses

konversi terjadi dengan adanya perubahan dari logika 0 ke logika 1 pada kaki

EOC. Data hasil konversi akan muncul di Data Bus (D0…D7) saat sinyal OE

berlogika 1 muncul.

E. LCD

LCD dibuat dari kristal cair yang merespon adanya medan listrik. Cristal

tersebut terdiri atas molekul seperti batang yang apabila tekena medan listrik akan

menyusun diri agar melewatkan atau menahan cahaya yang mengenainya. Oleh

karena itu diperlukan sumber cahaya lain agar tampilan LCD dapat terlihat.

Lapisan film yang berisikan cristal cair diletakan diantara dua lempeng

kaca yang telah ditanami elektroda logam transparan, seperti terlihat pada Gambar

2.7. saat tegangan dicatukan pada beberapa pasang elektroda, molekul-molekul

cristal cair akan menyusun diri agar cahaya yang mengenainya akan dipantulkan

atau diserap. Dari hasil pemantulan atau penyerapan cahaya tersebut akan

terbentuk pola huruf, angka, atau gambar sesuai bagian yang diaktifkan.

Gambar 2.7 Liquid Cristal Display


Sumber : Liquid Crystal Display Module, Seiko Instrument Inc, Jepang

LCD membutuhkan tegangan dan daya yang kecil sehingga sangat popular

untuk aplikasi pada kalkulator, arloji digital, dan instrumen elektronik lain seperti
21

Global Positioning System (GPS), bargraph display, dan multimeter digital. LCD

umumnya dilemas dalam bentuk. Dual in-line package (DIP) dan mempunyai

kemampuan untuk menampilkan beberapa kolom dan baris dalam satu panel.

Untuk membentuk pola, baik karakter ataupun gambar, pada kolom dan baris

secara bersamaan digunakan metode screening. Metode screening adalah

mengaktifkan daerah perpotongan statu kolom dan statu baris secara bergantian

dan cepat sehingga seolah-olah aktif semua. Penggunaan metode ini dimaksudkan

untuk menghemat jalar yang digunakan untuk mengaktifkan panel LCD.

Sekarang ini, berbagai jenis LCD telah dikembangkan. Dari jenis LCD biasa,

Passive-Matrix LCD (PMLCD), hingga Thin-Film Transistor Active-Matrix LCD

(TFT-AMLCD). Kemampuan LCD juga telah ditingkatkan, dari yang monokrom

hingga yang mampu menampilkan ribuan warna.

You might also like