Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Muhammad Balyan
XI – IPA4
Kamis /10-Februari-2011
T.P 2010-2011
MAN 1 Medan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat ridho dan karunia –
Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan lancar dan tidak lupa saya mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Adil selaku guru pembimbing saya.
Di dalam karya ilmiah ini saya menyajikan laporan dari perobaan uji zat makanan. Saya
menyelidiki dan melakukan observasi secara ilmiah dengan menggunakan berbagai bahan makanan yang
masing – masing akan diuji kadar amilum, karbohidrat, protein, dan lemak.
Saya harap laporan praktikum ini dapat menambah wawasan teman – teman yang membacanya.
Walau demikian Saya menyadari kekurangan dari makalah ini seperti ada tertulis pada pepatah, “Tak ada
gading yang tak retak”. Saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun laporan praktikum
saya.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Yang melatarbelakangi penelitian kami adalah karena kami ingin mengetahui secara
langsung zat makanan apakah yang terdapat dari berbagai bahan makanan yang akan
kami uji coba.
Tujuan
Permasalahan
Apa bukti kalau suatu makanan mengandung zat makanan seperti amilum, glukosa,
protein, atau lemak? Indikator apa yang dapat digunakan?
Sistematika
Cover
Kata pengantar
Bab I Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Tujuan
3.Permasalahan
4. Sistematika
5. Variabel
Variabel
Objek yang akan diteliti yaitu beberapa bahan makanan seperti : nasi, larutan
gula, sirup, putih telur, kuning telur, mentega, susu, dan larutan kanji.
Variabel bebas: semua bahan makanan tersebut, karena kondisinya semua sama.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Molekul karbohidrat terdiri
atas unsur – unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus CH2O. Karbohidrat
terdiri atas monosakarida, disakarida, dan polisakarida berdasarkan susunan molekulnya.
Terdapat 4.1 kkal energi tiap gram. Selain sumber energi utama, fungsi karbohidrat yang lain
yaitu: memberi rasa manis pada makanan, menghemat penggunaan protein, mengatur
metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses.
Protein disusun oleh unsur – unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen
(N), dan kadang – kadang terdapat belerang (S) dan fosfor (P). Protein terbagi menjadi asam
amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial diperlukan oleh tubuh tetapi
tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Asam amino non esensial dapat dibuat oleh tubuh.
Terdapat 4.1 kkal energi tiap gram.Fungsi utama protein yaitu untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh. Fungsi yang lain yaitu untuk mengatur keseimbangan air,
memelihara netralitas tubuh, membentuk antibodi, mengangkut zat – zat gizi, biokatalisator, dan
sumber energi.
Lemak disusun oleh unsur – unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), tapi kadang –
kadang juga terdapat fosfor (P) dan nitrogen (N). Lemak dibagi menjadi tiga macam: lemak
sederhana (minyak), lemak campuran (fosfolipid dan lipoprotein), dan lemak asli (asam lemak dan
sterol). Berdasarkan tingkat kejenuhannya, asam lemak dibagi menjadi 2, yaitu asam lemak jenuh
dan asam lemak tak jenuh. Terdapat 9.3 kkal energy tiap gram lemak. Fungsi lemak yaitu
penghasil energi terbesar bagi tubuh, memelihara suhu tubuh, melindungi tubuh, memberi rasa
kenyang dan kelezatan, mengangkut vitamin larut lemak, sebagai sumber asam lemak esensial,
dan sebagai bahan penyusun membran sel.
Makanan yang dibutuh manusia biasanya dibuat melalui bertani atau berkebun yang
meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk memakan makanan
dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang tidak suka memakan daging
dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan sayuran sebagai
makanan pokok mereka.
Alat
Tabung Reaksi
Penjepit tabung reaksi
Mortal
Lilin / lampu spritus
Pipet tetes
Kertas
* Bahan
Lugol
Larutan biuret
Fehling A dan Fehling B
Larutan benedict
Larutan NAOH 0,1 mol
Tepung terigu, gula, minyak dan putih telur
Cara kerja :
1. Siapkan 12 tabung reaksi dan 8 cawan porselin.
2. Lakukan tahap-tahap berikut:
Tahap 2 (Biuret)
a. Siapkan 2 tabung reaksi
b. Beri nama masing-masing reaksi dengan huruf A dan B.
Tabung A diberi sedikit potongan tahu
Tabung B diberi sedikit potongan tempe
Tahap 3 (Lugol)
a. Siapkan 1 tabung reaksi
b. Beri nama masing-masing reaksi dengan huruf A.
Tabung A diberi sedikit tepung terigu
c. Tambahkan masing-masing tabung reaksi dengan larutan lugol
sebanyak 6 tetes.
d. Amatilah perubahan warna yang terjadi.
Tahap 4 (Kertas)
a. Siapkan dua lembar kertas
b. Taburkanlah kacang tanah yang telah dihaluskan dan minyak makan
pada masing-masing kertas.
c. Amatilah yang terjadi.
Tabel pengamatan
Indikator Ket
No Bahan
Lugo Hasi Biure hasi hasi hasi
Benedict Kertas
l l t l l l
Gula pasir
1 _ _ _ _ √ MB _ _ Karbohidrat
halus
Tepung
2 BK _ _ √ KK _ _ Amilum
terigu √
Minyak
3 _ _ _ _ √ H √ T + Lemak
makan
Putih telur
4 _ _ _ _ √ MB _ _ Protein
rebus
5 Tahu _ _ √ U _ _ _ _ Protein
6 Tempe _ _ √ U _ _ _ _ Protein
Kacang
7 _ _ _ _ _ _ √ T + Lemak
tanah
Keterangan :
MB = Merah bata . H = Hijau
KK = Kuning kehijauan . U = Ungu
BK = Biru kehitaman .T = Transparan
2. Zat Pemutih
Selain zat pewarna makanan kita mengenal zat pemutih makanan. Misalnya: oksidaklor,
hydrogen peroksida, benzoil peroksida, dll. Zat pemutih ini baik untuk memperbaiki
warna bahan makanan tanpa merusak komposisi bahan makanan. Contoh: tepung yang
masih baru biasanya berwarna kuning kecoklat-coklatan atau kuning keabu-abuan. Zat-
zat pemutih tersebut dapat digunakan untuk memutihkan tepung tadi. Hidrogen
peroksida biasa digunakan untuk memutihkan warna susu yang digunakan untuk
membuat keju.
Ada zat pemutih yang memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemutih warna zat makanan
juga sebagai pereaksi untuk menjadikan bahan makanan itu larut dalam air. Misalnya:
natrium hipoklorit digunakan agar pati yang tidak larut dalam air menjadi larut dalam
air.
3. Zat Penyedap Rasa dan Pemberi Aroma
Ini sering disebut sebagai zat cita rasa makanan. Misalnya, bumbu-bumbuan yang
berasal dari alam, contoh: pala, merica laos, dll.
a. Zat Penyedap Rasa
Zat penyedap rasa makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium
glutamat) atau sering disebut Vetsin dan asam cuka. MSG dibuat dari fermentasi tetes
tebu dengan bantuan bakteri Micrococcus glutamicus.
Zat penyedap rasa jika penggunaannya berlebihan maka menimbulkan penyakit. Contoh
penggunaan MSG di restoran Cina dan Jepang, jika penggunaan MSG berlebihan maka
menimbulkan penyakit yang dikenal dengan nama Sindrom Restoran Cina (Chinese
Restaurant Syndrome) dengan gejalanya pusing, lelah atau sesak napas.
Contoh penyedap rasa lainnya: natrium/kalium guanilat dan natrium/kalium inosinat.
4. Zat Pemanis
Pemanis buatan adalah zat aditif yang dapat menyebabkan rasa manis pada
makanan, tetapi bahan ini tidak mempunyai nilai gizi. Zat manis tidak berkalori dan
tidak ikut dalam proses metabolisme tubuh. Oleh Karena itu, bahan ini digunakan
sebagai bahan pengganti gula pada penderita kencing manis.
Gula baik yang terbuat dari tebu maupun dari enau atau kelapa diuraikan oleh zat
dalam tubuh manusia menjadi glukosa. Glukosa ini dioksidasi oleh oksigen menjadi
gas CO2 dan H2O disertai dengan kalor atau tenaga.
Zat pemanis yang tidak menghasilkan kalori ini misalnya:
a. Sakarin
Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 500 kali lebih manis dari gula. Rumus
strukturnya sebagai berikut:
O
C
N–H
SO2
b. Natrium Siklamat
Natrium siklamat mempunyai tingkat kemanisan 50 kali lebih manis dari gula. Zat
pemanis jenis ini dicurigai sebagai penyebab kanker Karena hasil metabolisme
siklamat merupakan senyawa yang bersifat karsinogen. Adapun hasil penelitian
pada tikus menunjukkan ada kemungkinan besar bahwa pembuangan senyawa ini
melalui urine dapat merangsang tumbuhnya tumor dalam kemih. Rumus struktur
natrium siklamat sebagai berikut :
NH – SO3Na
c. Sorbitol
Sorbitol merupakan suatu senyawa polihidroksi yang mengandung kalori sama
dengan gula. Zat pemanis jenis ini digunakan sebagai pemanis permen. Sorbitol
tidak terurai dalam mulut sehingga tidak merusak gigi. Namun, pemakaian yang
berlebihan dapat menimbulkan diare. Rumus struktur sorbitol sebagai berikut:
CH2OH
H – C – OH
C
HO – C – H
H – C – OH
H – C – OH
CH2OH
d. Dulsin
Dulsin adalah zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 250 kali lebih manis
dari gula. Pemanis ini dilarang penggunaannya oleh Depkes RI. Rumus strukturnya
sebagai berikut:
O – CH2 – CH2
HN – C – NH2
O
e. Aspartan
Aspartan merupakan zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih
manis dari gula. Rumus strukturnya sebagai berikut :
HOHO
H2N – C – C – N – C – C – OCH3
CH3–H–CH2
COOH
Zat pemanis biasanya digunakan pada pembuatan permen, minuman ringan, es
krim, dll.
5. Zat Pengawet
Zat pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman, atau penguraian makanan oleh mikroorganisme, pengawet alami
dapat dilakukan dengan cara memasukan bahan makanan ke dalam garam atau
diasinkan
Zat pengawet yang sering digunakan adalah zat pengawet yang mudah dibuat
misalnya natrium benzoat, natrium nitrat, asam propianat, dan kalium sorbat.
Natrium benzoat digunakan untuk bahan makanan yang mudah basi, benzoat efektif
pada pH 2,5-40.
COONa
CH2 – CH = CH – CH = COOK
Na-Benzoat k-sorbat
Zat pengawet makanan yang dilarang Departemen Kesehatan adalah formalin,
boraks dan asam salisilat
Etilen oksida dan etil format adalah bahan fumigasi yang digunakan untuk
menghilangkan hama dari bumbu-bumbuan, kacang-kacangan, dan buah-buahan
kering.
Terlalu banyak makan-makanan yang mengandung zat pengawet akan mengurangi
daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit.
8. Anti Oksidan
Minyak dan lemak akan dapat menjadi tengik bila di simpan lama. Ketengikan
minyak disebabkan karena oksidasi dari udara. Untuk mencegah ketengikan minyak
biasanya digunakan anti oksidan. Contoh anti oksidan adalah asam askorbat (bentuk
garam kalium, natrium, dan kalsium) yang digunakan pada daging olahan, kaldu dan
buah dalam keemasan kaleng. Butil Hidroksil Anisol (BHA) digunakan untuk lemak
dan minyak. Butil Hodroksil Toluene (BHT) digunakan untuk lemak, minyak makan,
margarin dan mentega.
LONDON - Balita yang terbiasa mengkonsumsi makanan cepat saji berpotensi memiliki
IQ lebih rendah saat dewasa. Itu hasil studi para peneliti Inggris sebagaimana disitat Straits
Times, Selasa (8/2/2011). Kesimpulan itu ditarik dari penelitian panjang terhadap 14 ribu orang
yang terlahir di barat Inggris pada 1991 dan 1992. Peneliti memonitor kesehatan mereka pada
usia tiga, empat, tujuh, dan delapan setengah tahun.
Orangtua masing-masing anak diminta mengisi kuesioner untuk memberikan detil seputar jenis
makanan dan minuman yang dikonsumsi anak mereka. Melalui kuesioner itu, peneliti
menemukan tiga pola makan yang paling umum. Pertama adalah pola makan dengan kandungan
lemak dan gula tinggi, seperti yang kerap ditemukan pada makanan cepat saji. Kedua, pola
makan tradisional yang memiliki kandungan sayur dan daging tinggi. Terakhir, pola makan sehat
dimana sang anak mengkonsumsi banyak sayur, buah, pasta dan nasi.
Ketika anak-anak itu mencapai usia delapan setengah tahun, peneliti mengukur tingkat IQ
mereka menggunakan perangkat sederhana yang disebut Wechsler Intelligence Scale. Dari 4.000
anak yang memiliki data lengkap, ditemukan bahwa anak-anak yang kerap mengkonsumsi
makanan cepat saji memiliki IQ sedikit lebih rendah ketimbang mereka yang terbiasa
mengkonsumsi makanan sehat. Setidaknya, 20 persen anak-anak yang mengkonsumsi makanan
cepat saji memiliki rata-rata IQ 101 poin. Sementara, 20 persen anak-anak yang mengkonsumsi
makanan sehat memiliki rata-rata IQ 106 poin. "Ini memang perbedaan yang sangat kecil. Tapi,
konsumsi makanan cepat saji toh membuat mereka sedikit kesulitan menerima pelajaran, begitu
juga dengan beberapa hal lain dalam kehidupan," cetus salah satu peneliti, Pauline Emmet dari
School of Social and Community Medicine di University of Bristol.
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO)
menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia
dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat
bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan
makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek
imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung,
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh
konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas. Unsur-unsur
bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik
berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan
Flack, 1992) kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid
Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan
styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik (Kompas, 2003).
Pola diet Prudent makan, sebaliknya, disukai sayuran (misalnya, kubis, lobak dan
brokoli), sayuran karotenoid (misalnya, wortel, labu, lada merah,, kubis brokoli dan bayam),
buah, ikan dan makanan laut, unggas dan biji-bijian , bersama dengan susu rendah lemak.
Para peneliti juga dinilai asosiasi dengan makanan individu: makanan yang digoreng,
minuman manis (soda reguler dan minuman buah), diet soda, kacang dan kopi. Setelah sembilan
tahun masa tindak lanjut, 3782 (hampir 40 persen) dari peserta memiliki tiga atau lebih dari
faktor risiko sindroma metabolik.
Pada awal, peserta 45 hingga 64 tahun - usia di mana banyak orang berat badan. Steffen
mengatakan bahwa berat badan selama bertahun-tahun masa tindak lanjut dapat menjelaskan
beberapa kasus sindrom metabolik. Tapi "setelah disesuaikan untuk faktor demografi, merokok,
aktivitas fisik dan asupan energi, konsumsi pola diet sebuah 'Barat' adalah negatif dikaitkan
dengan sindrom metabolik," katanya.
"Salah satu temuan mengejutkan adalah saat itu tidak meningkatkan risiko sindrom
metabolik, tidak ada bukti efek yang menguntungkan dari mengkonsumsi diet bijaksana baik.
Aku mengharapkan menemukan efek yang menguntungkan karena kita telah melihat bahwa
dalam penelitian lain. "
Ketika Steffen dan rekan menganalisis hasil dengan makanan tertentu, mereka
menemukan bahwa daging, makanan yang digoreng dan diet soda semuanya signifikan terkait
dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, tetapi konsumsi produk susu sangat bermanfaat.
Studi ini tidak membahas mekanisme yang terlibat dalam peningkatan risiko sindrom
metabolik dilihat dengan makanan tertentu, tetapi Steffen berspekulasi bahwa "ini mungkin
merupakan mekanisme asam lemak karena lemak jenuh link umum dan tentu kelebihan berat
badan dan obesitas yang memberikan kontribusi bagi pengembangan sindrom metabolik "Dia.
juga mengatakan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara diet soda dan asosiasi untuk
sindrom metabolik diperlukan.
Kenyataan bahwa 60,5 persen dari populasi ARIC telah sindrom metabolik pada awal
penelitian atau dikembangkan itu selama sembilan tahun follow-up yang mengganggu, kata para
peneliti. Steffen mengatakan hasil penelitian adalah jelas: Terlalu banyak daging, makanan yang
digoreng dan soda diet, jangan menambahkan hingga hidup sehat. American Heart Association
diet pedoman bagi orang Amerika sehat umur 2 dan lebih tua meliputi:
Batasi lemak jenuh, lemak kolesterol, trans dan natrium dalam makanan.
Minimalkan asupan makanan dan minuman dengan gula ditambahkan.
Makanlah makanan yang kaya dalam sayuran, buah-buahan dan makanan gandum.
bebas lemak dan susu rendah lemak Pilih.
Makan ikan minimal dua kali per minggu.
Tekankan aktivitas fisik dan mengendalikan berat badan.
Hindari penggunaan dan paparan produk tembakau.
Mencapai dan menjaga kesehatan kolesterol, tekanan darah dan kadar glukosa darah.
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
Bagod Sudjadi, Siti Laila. 2003. Biologi Sains dalam Kehidupan 2B. Jakarta: Yudhistira.
DIMENSI BIOLOGI, LKS siswa kelas XI SMA semester genap, penerbit Swadaya Murni