You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

UJI ZAT MAKANAN

Disusun Oleh :

Muhammad Balyan

XI – IPA4

Kamis /10-Februari-2011

T.P 2010-2011

MAN 1 Medan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat ridho dan karunia –
Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan lancar dan tidak lupa saya mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Adil selaku guru pembimbing saya.

Di dalam karya ilmiah ini saya menyajikan laporan dari perobaan uji zat makanan. Saya
menyelidiki dan melakukan observasi secara ilmiah dengan menggunakan berbagai bahan makanan yang
masing – masing akan diuji kadar amilum, karbohidrat, protein, dan lemak.

Saya harap laporan praktikum ini dapat menambah wawasan teman – teman yang membacanya.
Walau demikian Saya menyadari kekurangan dari makalah ini seperti ada tertulis pada pepatah, “Tak ada
gading yang tak retak”. Saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun laporan praktikum
saya.

Terima kasih dan selamat membaca!

Medan, 20 Februari 2011

Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang

Yang melatarbelakangi penelitian kami adalah karena kami ingin mengetahui secara
langsung zat makanan apakah yang terdapat dari berbagai bahan makanan yang akan
kami uji coba.

Tujuan

1. Untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat dalam bahan makanan.


2. Untuk mengetahui adanya kandungan amilum dalam bahan makanan
3. Untuk mengetahui adanya kandungan protein dalam bahan makanan
4. Untuk mengetahui adanya kandungan lemak dalam bahan makanan

Permasalahan

Apa bukti kalau suatu makanan mengandung zat makanan seperti amilum, glukosa,
protein, atau lemak? Indikator apa yang dapat digunakan?

Sistematika

Cover
Kata pengantar
Bab I Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Tujuan
3.Permasalahan
4. Sistematika
5. Variabel

Bab II Tinjauan Pustaka/literature


Bab III Pembahasan masalah
Bab IV Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
3. Daftar Pustaka

Variabel

 Objek yang akan diteliti yaitu beberapa bahan makanan seperti : nasi, larutan
gula, sirup, putih telur, kuning telur, mentega, susu, dan larutan kanji.

 Variabel bebas: semua bahan makanan tersebut, karena kondisinya semua sama.

 Variabel terikat : semua bahan makanan, karena mandapatkan perlakuan yang


khusus.
BAB II LITERATUR
Tinjauan Pustaka/literature

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Molekul karbohidrat terdiri
atas unsur – unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus CH2O. Karbohidrat
terdiri atas monosakarida, disakarida, dan polisakarida berdasarkan susunan molekulnya.
Terdapat 4.1 kkal energi tiap gram. Selain sumber energi utama, fungsi karbohidrat yang lain
yaitu: memberi rasa manis pada makanan, menghemat penggunaan protein, mengatur
metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses.

Protein disusun oleh unsur – unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen
(N), dan kadang – kadang terdapat belerang (S) dan fosfor (P). Protein terbagi menjadi asam
amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial diperlukan oleh tubuh tetapi
tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Asam amino non esensial dapat dibuat oleh tubuh.
Terdapat 4.1 kkal energi tiap gram.Fungsi utama protein yaitu untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh. Fungsi yang lain yaitu untuk mengatur keseimbangan air,
memelihara netralitas tubuh, membentuk antibodi, mengangkut zat – zat gizi, biokatalisator, dan
sumber energi.

Lemak disusun oleh unsur – unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), tapi kadang –
kadang juga terdapat fosfor (P) dan nitrogen (N). Lemak dibagi menjadi tiga macam: lemak
sederhana (minyak), lemak campuran (fosfolipid dan lipoprotein), dan lemak asli (asam lemak dan
sterol). Berdasarkan tingkat kejenuhannya, asam lemak dibagi menjadi 2, yaitu asam lemak jenuh
dan asam lemak tak jenuh. Terdapat 9.3 kkal energy tiap gram lemak. Fungsi lemak yaitu
penghasil energi terbesar bagi tubuh, memelihara suhu tubuh, melindungi tubuh, memberi rasa
kenyang dan kelezatan, mengangkut vitamin larut lemak, sebagai sumber asam lemak esensial,
dan sebagai bahan penyusun membran sel.

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan


oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Cairan dipakai untuk maksud
ini sering disebut minuman, tetapi kata 'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-
kadang dipakai dengan kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan makanan
dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri

Makanan yang dibutuh manusia biasanya dibuat melalui bertani atau berkebun yang
meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk memakan makanan
dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang tidak suka memakan daging
dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan sayuran sebagai
makanan pokok mereka.

Setiap makanan pasti berasal dari hewan dan tumbuhan. Untuk makanan yang


berasal dari hewan disebut makanan hewani. Sedangkan yang berasal dari tumbuhan
disebut makanan nabati.

Makanan pasti dimakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Kebutuhan makanan


setiap orang di dunia ini berbeda. Orang yang tinggal di Kutub Utara dan Kutub Selatan,
membutuhkan banyak makanan untuk membantu menghangatkan dirinya agar suhu
tubuhnya tetap normal. Sedangkan bagi orang yang tinggal di daerah tropis, mereka justru
membutuhkan banyak minuman dibandingkan dengan makanan. Selera makanan orang di
setiap negara pasti berbeda, sehingga setiap negara mempunyai makanan khas sendiri.

Di Amerika Serikat, rata-rata penduduknya memakan pizza,hamburger dan hot


dog sebagai makanan pokok mereka. Di Indonesia, rata-rata penduduknya
memakan nasi sebagai makanan pokok mereka disamping beberapa bahan makanan
alternatif yang banyak juga dijumpai di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Sagu,
Jagung dan Ketela. Begitupun dengan Eropa dan negara-negara lainnya. Jadi, dapat
dipastikan, bahwa setiap negara mempunyai makanan khas masing-masing.

Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa


seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain-lain.

Makanan yang biasa dikonsumsi oleh Manusia


Sumber tumbuhan Sumber Hewan
 Buah  Daging
 Sayuran  Telur
 Biji Padi-padian  Produk-produk
 Biji Perusahaan Susu
 Tumbuhan Polong (Buncis,kacang ijo, miju-
miju, dan lain-lain.)
 Tumbuhan-tumbuhan bumbu
 Bumbu
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup
akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita
dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan
yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun badan. Setiap makanan
mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah
salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan.

Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat


merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang
mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu
pertumbuhan kita, baik otak maupun tubuh kita. Lemakdigunakan oleh tubuh kita
sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat
tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat
berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi.

BAB III PEMBAHASAN MASALAH


Alat dan Bahan

 Alat
 Tabung Reaksi
 Penjepit tabung reaksi
 Mortal
 Lilin / lampu spritus
 Pipet tetes
 Kertas
 * Bahan
 Lugol
 Larutan biuret
 Fehling A dan Fehling B
 Larutan benedict
 Larutan NAOH 0,1 mol
 Tepung terigu, gula, minyak dan putih telur

Cara kerja :
1. Siapkan 12 tabung reaksi dan 8 cawan porselin.
2. Lakukan tahap-tahap berikut:

 Tahap 1 (larutan benedict)


a. Siapkan 4 tabung reaksi.
b. Beri nama masing-masing tabung reaksi dengan huruf A,B,C, dan D.
 Tabung A diberi 6 tetes gula pasir
 Tabung B diberi 6 tetes tepung terigu
 Tabung C diberi 6 tetes putih telur
 Tabung D diberi 6 tetes minyak goreng
c. Tambahkan masing-masing tabung reaksi dengan 6 tetes
d. Setelah semua selesai,panaskanlah campuran larutan yang ada ditabung
reaksi tersebut dengan lilin spritus.
e. Amatilah perubahan warna yang terjadi pada tabung reaksi tersebut.

 Tahap 2 (Biuret)
a. Siapkan 2 tabung reaksi
b. Beri nama masing-masing reaksi dengan huruf A dan B.
 Tabung A diberi sedikit potongan tahu
 Tabung B diberi sedikit potongan tempe

c. Tambahkan masing-masing tabung reaksi dengan larutan Biuret


sebanyak 6 tetes.
d. Amatilah perubahan warna yang terjadi.

 Tahap 3 (Lugol)
a. Siapkan 1 tabung reaksi
b. Beri nama masing-masing reaksi dengan huruf A.
 Tabung A diberi sedikit tepung terigu
c. Tambahkan masing-masing tabung reaksi dengan larutan lugol
sebanyak 6 tetes.
d. Amatilah perubahan warna yang terjadi.

 Tahap 4 (Kertas)
a. Siapkan dua lembar kertas
b. Taburkanlah kacang tanah yang telah dihaluskan dan minyak makan
pada masing-masing kertas.
c. Amatilah yang terjadi.

Soal Beserta Jawaban


1. Buatlah tabel pengamatan dari hasil praktikum zat makanan!

Tabel pengamatan

Indikator Ket
No Bahan
Lugo Hasi Biure hasi hasi hasi
Benedict Kertas
l l t l l l

Gula pasir
1 _ _ _ _ √ MB _ _ Karbohidrat
halus

Tepung
2 BK _ _ √ KK _ _ Amilum
terigu √

Minyak
3 _ _ _ _ √ H √ T + Lemak
makan

Putih telur
4 _ _ _ _ √ MB _ _ Protein
rebus

5 Tahu _ _ √ U _ _ _ _ Protein

6 Tempe _ _ √ U _ _ _ _ Protein

Kacang
7 _ _ _ _ _ _ √ T + Lemak
tanah

Keterangan :
 MB = Merah bata . H = Hijau
 KK = Kuning kehijauan . U = Ungu
 BK = Biru kehitaman .T = Transparan

2. Buatlah Kriteria dalam penggunaan zat adiktif !


MACAM-MACAM ZAT ADITIF
1. Zat Pewarna
Adalah bahan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan agar menarik. Zat
pewarna dibedakan atas zat pewarna alami dan zat pewarna buatan.
a. Zat Pewarna Alami
Contoh :
- Daun pandan dan suji pemberi warna hijau
- Kunyit pemberi warna kuning
- Coklat pemberi warna coklat
- Wortel pemberi warna kuning merah
- Karamel pemberi warna hitam coklat
b. Zat Pewarna Buatan
Contoh:
- Eritrosin pemberi warna merah
Misal: untuk minuman ringan dan makanan cair
- Hijau FCF
Misal: untuk pemberi warna es krim, buah pir kalengan, jem, jelly, saus apel dan udang
kalengan.
- Kuning FCF pemberi warna kuning
Misal: untuk es krim, yoghurt, jem, jelly.
Hasil penelitian FAO/WHO tidak menetapkan ambang batas pemakaian zat warna tetapi
ambang batas konsumsi perhari yang diperkenankan yang dikenal dengan singkatan ADI
(Acceptable Daily Intake). Penetapan itu dilakukan setelah terjadi kasus keracunan zat
pewarna pada kembang gula dan “popcorn” dengan dosis yang terlalu tinggi. Akibat
keracunan itu, anak menderita diare.

2. Zat Pemutih

Selain zat pewarna makanan kita mengenal zat pemutih makanan. Misalnya: oksidaklor,
hydrogen peroksida, benzoil peroksida, dll. Zat pemutih ini baik untuk memperbaiki
warna bahan makanan tanpa merusak komposisi bahan makanan. Contoh: tepung yang
masih baru biasanya berwarna kuning kecoklat-coklatan atau kuning keabu-abuan. Zat-
zat pemutih tersebut dapat digunakan untuk memutihkan tepung tadi. Hidrogen
peroksida biasa digunakan untuk memutihkan warna susu yang digunakan untuk
membuat keju.
Ada zat pemutih yang memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemutih warna zat makanan
juga sebagai pereaksi untuk menjadikan bahan makanan itu larut dalam air. Misalnya:
natrium hipoklorit digunakan agar pati yang tidak larut dalam air menjadi larut dalam
air.
3. Zat Penyedap Rasa dan Pemberi Aroma

Ini sering disebut sebagai zat cita rasa makanan. Misalnya, bumbu-bumbuan yang
berasal dari alam, contoh: pala, merica laos, dll.
a. Zat Penyedap Rasa
Zat penyedap rasa makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium
glutamat) atau sering disebut Vetsin dan asam cuka. MSG dibuat dari fermentasi tetes
tebu dengan bantuan bakteri Micrococcus glutamicus.

Zat penyedap rasa jika penggunaannya berlebihan maka menimbulkan penyakit. Contoh
penggunaan MSG di restoran Cina dan Jepang, jika penggunaan MSG berlebihan maka
menimbulkan penyakit yang dikenal dengan nama Sindrom Restoran Cina (Chinese
Restaurant Syndrome) dengan gejalanya pusing, lelah atau sesak napas.
Contoh penyedap rasa lainnya: natrium/kalium guanilat dan natrium/kalium inosinat.

b. Zat Pemberi Aroma


Zat pemberi aroma banyak digunakan dari golongan ester dengan rasa atau aroma
buah. Kebanyakan zat pemberi aroma digunakan dalam minuman.
Contoh :
1. Benzaldehida untuk pemberi aroma buah lobi-lobi
2. Etil butirat untuk pemberi aroma buah nanas
3. Amil asetat untuk pemberi aroma buah pisang
4. Amil valerat untuk pemberi aroma buah apel
5. Isoamil asetat untuk pemberi aroma buah pisang ambon
6. Isobutil propionat untuk pemberi aroma buah rum
7. Oktil asetat untuk pemberi aroma buah jeruk
8. Metil salisilat untuk pemberi aroma minyak gandapura (wintergreen).
9. Propil asetat untuk pemberi aroma buah pir.

4. Zat Pemanis
Pemanis buatan adalah zat aditif yang dapat menyebabkan rasa manis pada
makanan, tetapi bahan ini tidak mempunyai nilai gizi. Zat manis tidak berkalori dan
tidak ikut dalam proses metabolisme tubuh. Oleh Karena itu, bahan ini digunakan
sebagai bahan pengganti gula pada penderita kencing manis.
Gula baik yang terbuat dari tebu maupun dari enau atau kelapa diuraikan oleh zat
dalam tubuh manusia menjadi glukosa. Glukosa ini dioksidasi oleh oksigen menjadi
gas CO2 dan H2O disertai dengan kalor atau tenaga.
Zat pemanis yang tidak menghasilkan kalori ini misalnya:
a. Sakarin
Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 500 kali lebih manis dari gula. Rumus
strukturnya sebagai berikut:
O
C
N–H
SO2
b. Natrium Siklamat
Natrium siklamat mempunyai tingkat kemanisan 50 kali lebih manis dari gula. Zat
pemanis jenis ini dicurigai sebagai penyebab kanker Karena hasil metabolisme
siklamat merupakan senyawa yang bersifat karsinogen. Adapun hasil penelitian
pada tikus menunjukkan ada kemungkinan besar bahwa pembuangan senyawa ini
melalui urine dapat merangsang tumbuhnya tumor dalam kemih. Rumus struktur
natrium siklamat sebagai berikut :
NH – SO3Na
c. Sorbitol
Sorbitol merupakan suatu senyawa polihidroksi yang mengandung kalori sama
dengan gula. Zat pemanis jenis ini digunakan sebagai pemanis permen. Sorbitol
tidak terurai dalam mulut sehingga tidak merusak gigi. Namun, pemakaian yang
berlebihan dapat menimbulkan diare. Rumus struktur sorbitol sebagai berikut:
CH2OH
H – C – OH
C
HO – C – H
H – C – OH
H – C – OH
CH2OH
d. Dulsin
Dulsin adalah zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 250 kali lebih manis
dari gula. Pemanis ini dilarang penggunaannya oleh Depkes RI. Rumus strukturnya
sebagai berikut:
O – CH2 – CH2
HN – C – NH2
O

e. Aspartan
Aspartan merupakan zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih
manis dari gula. Rumus strukturnya sebagai berikut :
HOHO
H2N – C – C – N – C – C – OCH3
CH3–H–CH2
COOH
Zat pemanis biasanya digunakan pada pembuatan permen, minuman ringan, es
krim, dll.

5. Zat Pengawet
Zat pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman, atau penguraian makanan oleh mikroorganisme, pengawet alami
dapat dilakukan dengan cara memasukan bahan makanan ke dalam garam atau
diasinkan
Zat pengawet yang sering digunakan adalah zat pengawet yang mudah dibuat
misalnya natrium benzoat, natrium nitrat, asam propianat, dan kalium sorbat.
Natrium benzoat digunakan untuk bahan makanan yang mudah basi, benzoat efektif
pada pH 2,5-40.
COONa
CH2 – CH = CH – CH = COOK

Na-Benzoat k-sorbat
Zat pengawet makanan yang dilarang Departemen Kesehatan adalah formalin,
boraks dan asam salisilat
Etilen oksida dan etil format adalah bahan fumigasi yang digunakan untuk
menghilangkan hama dari bumbu-bumbuan, kacang-kacangan, dan buah-buahan
kering.
Terlalu banyak makan-makanan yang mengandung zat pengawet akan mengurangi
daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit.

6. Zat Pengatur keasaman


Zat pengatur keasaman berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan dan
mempertahankan derajat keasaman, contoh asam asetat, asam klorida, asam sitrat,
dan natrium karbonat.
Pemakaian zat-zat aditif pada makanan yang diperbolehkan mempunyai syarat-
syarat sebagai berikut:
a. Mempertahankan kualitas gizi makanan
b. Mempertinggi mutu atau stabilitas dengan mengurangi kerusakan makanan
c. Menambah makanan lebih menarik
d. Diperlukan dalam proses pengolahan bahan makanan
Zat aditif dapat bersifat racun dan merugikan kesehatan apabila penggunaannya
tidak sesuai dengan aturan. Kesalahan yang dapat merugikan berasal dari:
a. Zat aditif yang digunakan tidak tepat sesuai fungsinya
b. Pemakaian zat aditif yang over dosis, dan
c. Pemakaian insektisida di rumah dapat mencemari makanan
7. Sekuantran
Sekuentran adalah bahan aditif dalam makanan yang dapat mengikat ion-ion logam
yang ada dalam makanan dan membentuk senyawa kompleks. Dengan terikatnya
ion-ion tersebut dapat dihambat terjadinya proses oksidasi yang dapat
menimbulkan perubahan warna dan aroma. Bahan aditif yang berfungsi sebagai
sekuantran ialah asam sitrat, asam fosfat dan garamnya, serta kalsium diantrium
EDTA (Ethylene Diamine Tetra Atetic Acid).

8. Anti Oksidan
Minyak dan lemak akan dapat menjadi tengik bila di simpan lama. Ketengikan
minyak disebabkan karena oksidasi dari udara. Untuk mencegah ketengikan minyak
biasanya digunakan anti oksidan. Contoh anti oksidan adalah asam askorbat (bentuk
garam kalium, natrium, dan kalsium) yang digunakan pada daging olahan, kaldu dan
buah dalam keemasan kaleng. Butil Hidroksil Anisol (BHA) digunakan untuk lemak
dan minyak. Butil Hodroksil Toluene (BHT) digunakan untuk lemak, minyak makan,
margarin dan mentega.

9. Penambah Gizi dan Vitamin


Zat ini adalah bahan aditif dalam makanan yang berupa asam amino, mineral
ataupun vitamin. Fungsinya untuk memperbaiki gizi makanan contohnya asam
askobat, feri fosfat penyakit tertentu serta pertumbuhan misalnya iodium dan
mineral (Ca2+, Mg2+, dan Fe3+)
3. Sebutkan bungkus makanan kegemaranmu dan sebutkan zat adiktif yang
digunakan dalam makanan tersebut.
Bakso > Penyedap Makanan
Mie Balap > Penyedap Makanan
Okky Jelly Drink > Pemanis Buatan
Nutri Sari > Pemanis Buatan

4. Seorang laki-laki berumur 60 tahun mempunyai berat badan 60 kg. Ketika


berumur 48 tahun berat badannya 80 kg. Berapa kalorikah perubahan BMR
orang tersebut?
Jawab: Perubahan BMR,
1 *80kg*24jam = 1920
0.9 *60kg*24jam = 1296
Maka, perubahan BMRnya = 1920-1296= 624

5. Bagaimana pendapatan anda tentang gaya hidup modern, yang sering


mengkonsumsi makanan cepat saji.

LONDON - Balita yang terbiasa mengkonsumsi makanan cepat saji berpotensi memiliki
IQ lebih rendah saat dewasa. Itu hasil studi para peneliti Inggris sebagaimana disitat Straits
Times, Selasa (8/2/2011). Kesimpulan itu ditarik dari penelitian panjang terhadap 14 ribu orang
yang terlahir di barat Inggris pada 1991 dan 1992. Peneliti memonitor kesehatan mereka pada
usia tiga, empat, tujuh, dan delapan setengah tahun. 
Orangtua masing-masing anak diminta mengisi kuesioner untuk memberikan detil seputar jenis
makanan dan minuman yang dikonsumsi anak mereka. Melalui kuesioner itu, peneliti
menemukan tiga pola makan yang paling umum. Pertama adalah pola makan dengan kandungan
lemak dan gula tinggi, seperti yang kerap ditemukan pada makanan cepat saji. Kedua, pola
makan tradisional yang memiliki kandungan sayur dan daging tinggi. Terakhir, pola makan sehat
dimana sang anak mengkonsumsi banyak sayur, buah, pasta dan nasi.
 
Ketika anak-anak itu mencapai usia delapan setengah tahun, peneliti mengukur tingkat IQ
mereka menggunakan perangkat sederhana yang disebut Wechsler Intelligence Scale. Dari 4.000
anak yang memiliki data lengkap, ditemukan bahwa anak-anak yang kerap mengkonsumsi
makanan cepat saji memiliki IQ sedikit lebih rendah ketimbang mereka yang terbiasa
mengkonsumsi makanan sehat. Setidaknya, 20 persen anak-anak yang mengkonsumsi makanan
cepat saji memiliki rata-rata IQ 101 poin. Sementara, 20 persen anak-anak yang mengkonsumsi
makanan sehat memiliki rata-rata IQ 106 poin. "Ini memang perbedaan yang sangat kecil. Tapi,
konsumsi makanan cepat saji toh membuat mereka sedikit kesulitan menerima pelajaran, begitu
juga dengan beberapa hal lain dalam kehidupan," cetus salah satu peneliti, Pauline Emmet dari
School of Social and Community Medicine di University of Bristol.

Bahaya Makanan Siap Saji

World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural  Organization (FAO)
menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia
dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat
bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan
makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek
imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.

Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung,
dalam jangka pendek maupun  jangka panjang.

Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh
konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas.   Unsur-unsur
bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena  terdapatnya zat plastik 
berbahaya seperti PVC  yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan
Flack, 1992)  kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid
Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan
styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik  (Kompas, 2003).

Jenis Zat Aditif dan Kemasan  Makanan

Konsumsi makanan cepat saji meningkatkan risiko sindrom metabolik


Secara umum, pola diet Barat terasa berat pada butir halus, daging olahan, makanan yang
digoreng, daging merah, telur dan soda, dan cahaya pada ikan, buah, sayuran dan produk
gandum.

Pola diet Prudent makan, sebaliknya, disukai sayuran (misalnya, kubis, lobak dan
brokoli), sayuran karotenoid (misalnya, wortel, labu, lada merah,, kubis brokoli dan bayam),
buah, ikan dan makanan laut, unggas dan biji-bijian , bersama dengan susu rendah lemak.

Para peneliti juga dinilai asosiasi dengan makanan individu: makanan yang digoreng,
minuman manis (soda reguler dan minuman buah), diet soda, kacang dan kopi. Setelah sembilan
tahun masa tindak lanjut, 3782 (hampir 40 persen) dari peserta memiliki tiga atau lebih dari
faktor risiko sindroma metabolik.

Pada awal, peserta 45 hingga 64 tahun - usia di mana banyak orang berat badan. Steffen
mengatakan bahwa berat badan selama bertahun-tahun masa tindak lanjut dapat menjelaskan
beberapa kasus sindrom metabolik. Tapi "setelah disesuaikan untuk faktor demografi, merokok,
aktivitas fisik dan asupan energi, konsumsi pola diet sebuah 'Barat' adalah negatif dikaitkan
dengan sindrom metabolik," katanya.

"Salah satu temuan mengejutkan adalah saat itu tidak meningkatkan risiko sindrom
metabolik, tidak ada bukti efek yang menguntungkan dari mengkonsumsi diet bijaksana baik.
Aku mengharapkan menemukan efek yang menguntungkan karena kita telah melihat bahwa
dalam penelitian lain. "

Ketika Steffen dan rekan menganalisis hasil dengan makanan tertentu, mereka
menemukan bahwa daging, makanan yang digoreng dan diet soda semuanya signifikan terkait
dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, tetapi konsumsi produk susu sangat bermanfaat.

Studi ini tidak membahas mekanisme yang terlibat dalam peningkatan risiko sindrom
metabolik dilihat dengan makanan tertentu, tetapi Steffen berspekulasi bahwa "ini mungkin
merupakan mekanisme asam lemak karena lemak jenuh link umum dan tentu kelebihan berat
badan dan obesitas yang memberikan kontribusi bagi pengembangan sindrom metabolik "Dia.
juga mengatakan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara diet soda dan asosiasi untuk
sindrom metabolik diperlukan.

Kenyataan bahwa 60,5 persen dari populasi ARIC telah sindrom metabolik pada awal
penelitian atau dikembangkan itu selama sembilan tahun follow-up yang mengganggu, kata para
peneliti. Steffen mengatakan hasil penelitian adalah jelas: Terlalu banyak daging, makanan yang
digoreng dan soda diet, jangan menambahkan hingga hidup sehat. American Heart Association
diet pedoman bagi orang Amerika sehat umur 2 dan lebih tua meliputi:

 Batasi lemak jenuh, lemak kolesterol, trans dan natrium dalam makanan.
 Minimalkan asupan makanan dan minuman dengan gula ditambahkan.
 Makanlah makanan yang kaya dalam sayuran, buah-buahan dan makanan gandum.
 bebas lemak dan susu rendah lemak Pilih.
 Makan ikan minimal dua kali per minggu.
 Tekankan aktivitas fisik dan mengendalikan berat badan.
 Hindari penggunaan dan paparan produk tembakau.
 Mencapai dan menjaga kesehatan kolesterol, tekanan darah dan kadar glukosa darah.

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Daftar Pustaka
Bagod Sudjadi, Siti Laila. 2003. Biologi Sains dalam Kehidupan 2B. Jakarta: Yudhistira.

DIMENSI BIOLOGI, LKS siswa kelas XI SMA semester genap, penerbit Swadaya Murni

You might also like